• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pengaruh Kemampuan Restoratif Taman Tematik Terhadap Niat Kunjungan Ulang di Kota Bandung

N/A
N/A
BINTANG GADING PRAMADITYA

Academic year: 2025

Membagikan "Evaluasi Pengaruh Kemampuan Restoratif Taman Tematik Terhadap Niat Kunjungan Ulang di Kota Bandung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI HUBUNGAN KEMAMPUAN RESTORATIF TERHADAP REVISIT INTENTION DARI TAMAN TEMATIK DI KOTA BANDUNG

Shafira Ranandya Herawan, Johannes Parlindungan, Wulan Dwi Purnamasari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886 Email: [email protected]

ABSTRAK

Kemampuan restoratif dapat dilihat dari empat aspek menurut Pasini et.al. (2014) yaitu sense of being away, fascination, extent, dan compatibility. Revisit intention menurut Ro (2006) merupakan suatu ekstensi dari rasa kepuasan seorang dan dapat dibagi menjadi dua aspek yaitu intention to recommend dan intention to revisit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa para pengunjung lima taman tematik di Kota Bandung yaitu Taman Alun-Alun Kota Bandung, Taman Balai Kota Bandung, Taman Fotografi, Taman Musik, dan Taman Lalu Lintas cenderung cukup mengalami seluruh aspek aspek kemampuan restoratif dengan Taman Balai Kota memiliki nilai tertinggi untuk sense of being away dan fascination sementara Taman Musik memiliki nilai tertinggi untuk extent dan Taman Alun Alun memiliki nilai tertinggi untuk compatibility. Banyak pengunjung taman yang cenderung lebih memilih untuk hanya merekomendasikan taman dan tidak mengunjungi kembali taman.

Kemampuan restoratif sendiri merupakan faktor utama yang mempengaruhi revisit intention pengunjung dengan aspek fascination dan compatibility aspek yang memiliki hubungan positif dengan intention to revisit dan intention to recommend dari keempat taman taman tematik di Kota Bandung sementara terdapat hubungan negatif antara extent dan kedua aspek revisit intention dari Taman Musik.

Kata Kunci : Taman-Tematik; Kota-Bandung; Kemampuan-Restoratif; Revisit-Intention.

ABSTRACT

Restorative ability can be seen from four aspects according to Pasini et.al. (2014) namely sense of being away, fascination, extent, and compatibility. Revisit intention according to Ro (2006) is an extension of a person's sense of satisfaction and can be divided into two aspects, namely intention to recommend and intention to revisit. Based on the research conducted, it was found that visitors to five thematic parks in Bandung, namely Alun Alun Kota Bandung, Taman Balai Kota Bandung, Taman Fotografi, Taman Musik, and Taman Lalu Lintas tend to moderately experience all aspects of restorative abilities with Taman Balai Kota having the highest score for the sense of being away and fascination while Taman Musik has the highest score for extent and Taman Alun Alun has the highest score for compatibility. Many of the park visitors tend to prefer to only recommend parks and not revisit parks. The restorative ability itself is the main factor influencing visitor's revisit intention with fascination and compatibility aspects which have a positive relationship with intention to revisit and intention to recommend the four thematic parks in Bandung City, while there is a negative relationship between the extent and both aspects of revisit intention of Taman Musik.

Keywords: Thematic-Parks, Bandung-City, Restorative-Capabilities, Revisit-intention.

PENDAHULUAN

Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan kualitas udara terburuk menurut WHO.

Adanya degredasi lingkungan ini diantaranya dikarenakan kegiatan dan pengalihan guna lahan (RDTR Kota Bandung tahun 2011 – 2031). Hal ini, berikut dengan peningkatan heterogenitas dan kompleksitas memicu stress lingkungan bagi penduduk kotanya (Maulana, 2017). Penurunan kualitas fisik inilah yang dapat menyebabkan stress bagi masyarakat perkotaan. Lingkungan alam memiliki kemampuan yang dapat merestorasi fokus yang hilang dikarenakan stress

dengan menyediakan perasaan kekaguman yang dapat dicapai dengan menginkorperasikan elemen alam dan buatan dari suatu ruang publik (Kang, 2019). Salah satu cara mengurangi rasa stress merupakan dengan menyediakan sarana restoratif.

Ruang terbuka adalah ruang yang telah direncanakan dikarenakan adanya kebutuhan atas tempat pertemuan dan aktivitas bersama di ruang terbuka. Dengan keberadaan pertemuan bersama dan relasi antar banyak orang, terdapat kemungkinan timbul berbagai macam kegiatan.

Ruang terbuka sendiri merupakan bagian dari ruang umum (Budijarjo et.al, 2009). Salah satu

(2)

bentuk dari ruang terbuka yang sering kali digunakan sebagai sarana dimana banyak orang melakukan kegiatan sosial adalah taman kota.

Taman kota selain menjadi sarana yang dapat memenuhi kebutuhan warga suatu kota juga dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi suatu kota. Taman-taman tematik di Kota Bandung merupakan salah satu atraksi wisata dari kota bandung maka perlu dipahami bagaimana cara mengembangkan rasa kepuasan untuk wisatawan sehingga ingin berkunjung kembali (Octaviany, 2017). Baker dan Crompton (2000) menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk mengunjungi ulang suatu tempat merupakan ekstensi dari rasa kepuasan yang dialami dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jin dan Amponstira (2020) menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan restoratif dari sebuah destinasi maka semakin tinggi pula kepuasan yang dialami pengunjung.

Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kepuasan para pengunjung taman terhadap fasilitas taman masihlah rendah namun memiliki tingkat revisit intention yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan keberadaan faktor lain yang lebih mempengaruhi revisit intention. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah kondisi kemampuan restoratif dan revisit intention serta hubungan antar keduanya.

METODE PENELITIAN

Penelitian “Evaluasi Pengaruh Kemampuan Restoratif terhadap Revisit Intention Taman Tematik Kota Bandung” mengkaji taman-taman yang tergolong dan terdaftar sebagai taman tematik menurut Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP3) Kota Bandung yang terletak di PKK Alun Alun dan Gedebage. Dari penyempitan ini, didapatkan lima taman yaitu Taman Alun Alun Kota Bandung, Taman Balai Kota Bandung, Taman Fotografi, Taman Musik, dan Taman Lalu Lintas.

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk mengetahui kondisi kemampuan restoratif dan revisit intention dan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan restoratif dan revisit intention di kelima taman tematik.

Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan survei primer berupa penyebaran kuisioner online dan studi lapangan.

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui persentase tutupan lahan yang

mempengaruhi kemampuan restoratif yaitu luasan lahan yang tertutup kerimbunan pohon, tutupan lahan berupa rumput, vegetasi semak, hamparan bunga, fitur air, dan tutupan lahan lainnya. Kondisi persepsi pengunjung terhadap kemampuan restoratif taman dan kondisi revisit intention pengunjung diketahui melalui penilaian yang dilakukan melalui kuisioner online yang disebar kepada 100 orang responden untuk setiap taman. Hasil penilaian responden untuk setiap indikator akan kemudian dirata-rata untuk mendapat nilai akhir setiap variabel yang akan kemudian dibagi menjadi empat kelas yaitu “tidak mengalami”, “kurang mengalami”, “cukup mengalami”, dan “sangat mengalami”.

Setelah mendapat penilaian untuk setiap aspek kemampuan restoratif dan revisit intention, akan dilakukan analisis regresi linear ganda untuk mengetahui pengaruh dari kedua aspek di setiap taman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuisioner disebar kepada 100 orang berumur 15-65 tahun yang pernah mengunjungi taman di tahun 2019 – 2021. Berikut merupakan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dan umur.

Gambar 1. Komposisi Responden Kuisioner Online

Lokasi studi meliput 5 taman yang terletak di dua kecamatan yang berada di dalam PPK Alun- Alun yaitu Kecamatan Sumur Bandung dan Kecamatan Gedebage. Pemilihan kelima taman ini didasarkan oleh penelitian sebelumnya oleh Wulandari (2019) yang menemukan bahwa terdapat beberapa taman dimana para pengunjungnya merasakan adanya urban stress.

Pemilihan lokasi juga didasarkan oleh lokasi Kecamatan Sumur Bandung dan Gedebage yang merupakan PPK dari Kota Bandung. Taman- taman yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan di atas adalah Taman Alun- alun Kota Bandung, Taman Balaikota, Taman Fotografi, Taman Musik, dan Taman Lalu Lintas.

Kemampuan Restoratif

Persepsi pengunjung terkait tingkat restoratif yang dirasakannya dapat dilihat melalui

(3)

skala persepsi restoratif pengunjung atau precieved restoratif scale (PRS). Terdapat empat variabel yang menunjukkan seberapa restoratifnya suatu lokasi yaitu sense of being away, fascination, extent, dan compatibility.

Penilaian persepsi pengunjung terkait kemampuan restoratif dilakukan dengan dua cara penilaian terhadap setiap subvariabel PRS dan penilaian terhadap nilai keseluruhan per taman.

Kondisi fisik taman juga dapat mempengaruhi kemampuan restoratif suatu taman.

Sebagaimana dijelaskan di penelitian oleh Nordh et. al (2011), besar dan banyaknya komponen suatu taman memiliki pengaruh terhadap persepsi kemampuan restoratif pengunjung.

Komponen-komponen yang dapat mempengaruhi kemampuan restoratif yaitu tutupan lahan berupa pohon, semak, hamparan bunga, fitur air, rumput, serta persepsi keramaian taman, dengan tutupan lahan berupa pohon berupa luasan lahan yang tertutup kerimbunan pohon.

Sense of Being Away

Keberadaan perasaan Sense of Being Away mengindikasikan bahwa pengunjung merasa bahwa mereka dapat seakan menjauh dari perasaan stress kesehariannya. Grafik berikut menunjukkan sense of being away yang dialami para pengunjung taman tematik Kota Bandung.

Gambar 2. Kondisi Sense of Being Away Grafik di atas menunjukkan perbandingan antar hasil penilaian sense of being away dari taman-taman tematik dengan komponen tutupan lahannya. Dapat dilihat bahwa Taman Balai Kota memiliki nilai rata-rata tertinggi nilai rata-rata total 3,89 yang mengindikasikan pengunjung sangat mengalami

sense of being away. Sense of being away Menurut Nordh et.al (2009) terdapat hubungan antara luas taman, luasnya lahan yang tertutup pohon dan luasnya lahan tertutup rumput dengan persepsi pengunjung terkait Sense of being away.

Grafik menunjukkan bahwa Taman Balai Kota Bandung dan Taman Lalu Lintas merupakan du ataman dengan nilai tertinggi dengan nilai masing-masing 3,89 dan 3,5. Dilihat dari komposisi tutupan lahannya, walau kedua taman memiliki luasan lahan yang cukup tinggi, kedua taman bukanlah taman dengan persentase luas lahan yang tertutup rumput tertinggi. Selain itu, persentase lahan tertutup kerimbunan pohon dan luas lahan taman dari Taman Lalu Lintas lebih tinggi dari Taman Balai Kota Bandung walau memiliki nilai sense of being away yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan adanya faktor lain yang berpotensi mempengaruhi persepsi pengunjung taman terkait sense of being away.

Fascination

Aspek fascination dalam kemampuan restoratif taman mengindikasikan adanya rasa kagum dari para pengunjung saat mengunjungi taman. Aspek ini seringkali menjadi aspek utama dalam menilai apakah suatu lokasi memiliki kemampuan restoratif (Hartig, 1997). Grafik berikut menunjukkan kondisi fascination dari Taman-Taman tematik di Kota Bandung.

Gambar 3. Kondisi Fascination

Grafik di atas menunjukkan perbandingan antar hasil penilaian fascination dari taman-taman tematik dengan komponen tutupan lahannya. Dapat dilihat bahwa seperti untuk aspek sense of being away, Taman Balai Kota Bandung dan Taman Lalu Lintas rata-rata nilai fascination tertinggi diantara kelima taman.

Menurut Nordh et.al (2009) terdapat hubungan

3,35

3,89

3,48

3,36

3,53

3,00 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50 3,60 3,70 3,80 3,90 4,00

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas

Sense of being away

63% 68% 72%

68% 72%

37% 35%

59%

50% 47%

5% 6%

0% 0% 0%

2%

11%

20%

6% 5%

0% 0,4% 0% 0% 0%

56%

48%

21%

44% 48%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Alun Alun Kota

Bandung Balai Kota Bandung Taman Fotografi Taman Musik Taman lalu Lintas Komponen Tutupan Lahan Taman Tematik Kota bandung (%)

Pohon Rumput Bunga Semak Fitur Air Lainnya

3,68

4,01

3,59 3,53

3,81

3,20 3,30 3,40 3,50 3,60 3,70 3,80 3,90 4,00 4,10

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas

Fascination

63% 68% 72%

68% 72%

37% 35%

59%

50% 47%

5% 6%

0% 0% 0%

2%

11%

20%

6% 5%

0% 0,4% 0% 0% 0%

56%

48%

21%

44% 48%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Alun Alun Kota

Bandung Balai Kota Bandung Taman Fotografi Taman Musik Taman lalu Lintas Komponen Tutupan Lahan Taman Tematik Kota bandung (%)

Pohon Rumput Bunga Semak Fitur Air Lainnya

(4)

antara fascination dengan komponen-komponen taman yang dapat dilihat sebagai elemen yang menghias atau mempercantik taman yaitu luasnya lahan yang tertutup pohon, luasnya lahan dengan vegetasi berupa semak dan bunga, serta komponen air yang menarik. Dari komponen- komponen yang tela disebutkan, Nordh et.al (2009) mengemukakan bahwa komponen air yang menarik memiliki pengaruh signifikan terhadap fascination.

Dilihat dari komposisi tutupan lahannya, Taman Balai Kota Bandung merupakan satu satunya taman dengan fitur air. Fitur ini berupa air mancur dengan patung badak besar yang terletak di pusat taman. Taman ini juga memiliki gabungan persentase tutupan lahan berupa bunga dan semak terluas dibanding kelima taman lainnya. Di sisi lain, taman lalu lintas hanya memiliki tiga dari kelima komponen yang memiliki pengaruh dengan fascination. Walau dari itu, taman lalu lintas merupakan taman dengan penghias taman yang sesuai dengan tematisasi terbanyak diantara lima taman yang diteliti, dengan beberapa komponen seperti kereta miniatur, hiasan berupa rambu jalan dan yang besar, serta mural yang menggambarkan lalu lintas yang dapat menjadi titik menarik untuk para pengunjungnya, khususnya untuk anak- anak. Melihat fenomena ini, patut dilakukan pengkajian lebih lanjut terkait apakah ada hubungan antara komponen penghias taman dengan fascination.

Extent

Aspek extent dalam kemampuan restoratif dapat merujuk ke kemampuan sebuah taman untuk membiarkan pengunjungnya merasa leluasa merakukan pergerakan secara bebas dan tidak merasa sesak. Aspek ini juga dapat diartikan sebagai kemampuan suatu taman untuk membuat para pengunjungnya merasa satu dengan lingkungan sekitarnya.

Gambar 4. Kondisi Extent

Gambar 4 menggambarkan kondisi persepsi pengunjung terkait extent dari kelima taman. Nordh et.al (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan antara luas taman dengan persepsi keramaian dengan extent yang dialami pengunjung. Dapat dilihat di grafik di atas bahwa Taman Lalu Lintas dan Taman Balai Kota memiliki rata-rata nilai extent tertinggi dengan nilai 4,15 dan 3,76. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung sangat merasa leluasa dan satu dengan taman yang dikunjungi. Jika dilihat dari luas kedua taman ini, Taman Balai Kota dan Taman Lalu Lintas merupakan dua taman terbesar dengan masing-masing memiliki luas 40.841 m2 dan 13.800 m2.

Gambar 5. Persepsi Keramaian Taman Dilihat dari persepsi keramaiannya di Gambar 5, Taman Musik memiliki jumlah pengunjung yang merasa bahwa taman cukup ramai dan sepi terbanyak diantara kelima taman.

Hal ini berpotensi menjadi faktor mengapa taman ini memiliki jumlah pengunjung yang sangat mengalami extent lebih banyak dari Taman Fotografi walau luas tamannya tidak memiliki selisih yang besar.

Compatibility

Penilaian aspek compatibility dalam melihat kemampuan restoratif memperlihatkan melihat apakah tujuan pengunjung ke suatu taman terpenuhi dan apakah pengunjung dapat merasa satu dengan lingkungan sekitar. Dalam kata lain, compatibility menandakan adanya kecocokan antar ekspektasi pengunjung taman dengan fitur, fasilitas, dan penataan taman.

Grafik berikut menggambarkan kondisi compatibility dari taman-taman tematik di Kota Bandung.

Gambar 6. Kondisi Compatibility

3,81

4,15

3,67

3,56

3,76

3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas Extent

12367 13800

2504 2257

40841

0 10000 20000 30000 40000 50000

Taman Alun Alun

Kota Bandung Taman Balai Kota

Bandung Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas Luas Taman (m2)

0 5 0

15 9

53 49 53 63 61

47 48 47

22 28

0 20 40 60 80

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas Persepsi Keramaian Taman (jiwa)

Sepi Cukup ramai Sangat ramai

(5)

Berdasarkan tabel di atas, Taman Balai Kota, Taman Alun Alun, dan Taman Lalu Lintas memiliki rata-rata nilai compatibility tertinggi diantara kelima taman dengan klasifikasi sangat mengalami. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi penataan dan kemampuan taman untuk memenuhi kebutuhan pengunjungnya, ketiga taman ini sudah sangat mampu memenuhi tujuan dan ekspektasi pengunjung sebelum mengunjungi taman. Penemuan ini mengindikasikan adanya perubahan dari pemenuhan ekspektasi terkait fasilitas taman dari penelitian sebelumnya sebagaimana dijelaskan di identifikasi permasalahan penelitian di mana para pengunjung taman belum merasa puas dengan kualitas dan kuantitas dari fasilitas taman yang telah tersedia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2019), ada dua alasan kunjungan yang paling banyak dipilih oleh pengunjung taman-taman tematik di Kota Bandung sebagai alasan mengapa mereka melakukan kunjungan ke taman. Kedua alasan tersebut adalah untuk bersantai atau beristirahat serta untuk menghilangkan penat atau jenuh, dengan sejumlah 50% dari seluruh responden penelitian tersebut memilih kedua alasan tersebut.

Beberapa alasan kunjungan lain meliput sekedar melewati taman dan sekedar menikmati taman dengan persentase 16% dan 11% dari total responden penelitian Wulandari (2019).

Berdasarkan Kaplan & Kaplan (1989) dan Pasini et.al (2014), compatibility adalah perasaan kesesuaian antara ekspektasi pengunjung terhadap suatu destinasi dan apa yang dialami saat melakukan kunjungan. Dengan melihat alasan kunjungan berdasarkan penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penjagaan dan peningkatan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan beristirahat atau penghilangan penat atau jenuh berpotensi untuk meningkatkan rasa compatibility yang dialami pengunjung.

Revisit Intention

Pembahasan Revisit Intention meliput dua aspek yaitu keinginan untuk seseorang melakukan kunjungan Kembali atau intention to revisit dan keinginan seseorang untuk merekomendasi atau intention to recommend, dengan keduanya menjadi sebuah ekstensi dari rasa kepuasan yang dialami seseorang terhadap suatu lokasi, jasa, atau barang (Baker &

Crompton, 2000). Dalam perihal penelitian ini

intention to revisit dan recommend merujuk kepada keinginan para pengunjung untuk melakukan kunjungan kembali atau merekomendasi kelima lokasi studi.

Baker & Crompton (2000) mengemukakan bahwa intention to recommend merupakan suatu tindak lanjut dari intention to revisit. Maka dari itu peneliti akan membandingkan penilaian yang diberi untuk intention to recommend dan intention to revisit untuk melihat ada atau tidaknya keselarasan antar penilaian para pengunjung terhadap kedua variabel tersebut.

Berikut merupakan hasil analisis deskriptif terhadap intention to revisit dan intention to recommend dari taman-taman tematik di Kota Bandung.

Intention to Revisit

Intention to revisit dapat dinilai menggunakan dua parameter yaitu pengunjung berminat untuk mengunjungi kembali taman dan pengunjung berniat menjadikan taman destinasi wisata selanjutnya dalam jangka waktu satu tahun. Berdasarkan hasil rata rata penilaian kedua parameter ini, dilakukan pembagian kelas penilaian sebagaimana dilakukan untuk menilai kemampuan restoratif. Berikut merupakan intention to revisit dari kelima taman-taman tematik di Kota Bandung.

Gambar 7. Kondisi intention to revisit Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa dari kelima taman, Taman Balai Kota memiliki rata-rata nilai intention to revisit tertinggi diantara kelima taman dengan nilai 4,15 yang mengindikasikan para pengunjung taman sangat berminat untuk melakukan kunjungan kembali. Jika dilihat dari kelima taman, Taman Alun Alun dan Taman Lalu Lintas juga memiliki nilai intention to revisit yang masuk kedalam kategori sangat berminat dengan nilai masing- masing 3,81 dan 3,76 sementara Taman Fotografi dan Taman Musik berada dalam rentang nilai cukup berminat dengan nilai masing-masing 3,67 dan 3,56. Hal ini menunjukkan secara

(6)

keseluruhan, pengunjung sangat berminat melakukan kunjungan kembali.

Intention to Recommend

Intention to recommend atau minat untuk merekomendasi dapat disebutkan sebagai kelanjutan dari minat untuk mengunjungi kembali. Hal ini dapat digambarkan sebagai pengalaman seorang pengunjung yang sangat baik sehingga tidak hanya ingin mengunjungi kembali suatu lokasi namun akan merekomendasikannya pula baik ke orang-orang terdekatnya atau ke orang yang butuh saran.

Berikut merupakan kondisi intention to recommend dari taman-taman tematik di Kota Bandung.

Gambar 8. Kondisi intention to revisit

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa sama seperti intention to revisit, Taman Balai Kota memiliki nilai intention to recommend yang tertinggi diantara kelima taman dengan rata-rata pengunjungnya sangat untuk memberi rekomendasi atau menyebar hal positif tentang Taman Balai Kota. Dapat dilihat juga bahwa kelima nilai dari kelima taman hampir sebanding dengan intention to recommend dengan selisih kurang dari 0,1. Hal ini mengkonfirmasi bahwa di kelima taman tematik di Kota Bandung intention to recommend merupakan bentuk lanjut dari intention to revisit.

Hubungan Kemampuan Restoratif dan Revisit Intention

Analisis regresi linear ganda dilakukan untuk mengetahui kondisi dari hubungan kemampuan restoratif dengan intention to revisit dan recommend dari masing-masing taman.

Tabel berikut menunjukkan hasil dari persamaan

yang didapat. Tabel berikut menunjukkan variabel-variabel yang digunakan untuk kedua tahap analisis.

Tabel 1. Variabel Analisis Regresi Linear Ganda

Variabel Terikat (Y) Variabel Bebas (X) Simbol Keterangan Simbol Keterangan

Y1 Intention to Revisit

X1 Sense of Being Away

X2 Fascination

X3 Extent

X4 Compatibility

Y2 Intention to Recommend

X1 Sense of Being Away

X2 Fascination

X3 Extent

X4 Compatibility

Data yang telah lolos uji asumsi klasik lalu kemudian dimasukkan kedalam model regresi linear ganda melalui aplikasi SPSS. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan dua informasi yaitu hubungan variabel X dan Y secara simultan dan secara parsial. Hasil akhir dari analisis ini adalah dua persamaan regresi untuk setiap taman yang menunjukkan hubungan variabel X dengan Variabel Y1 dan Y2. Tabel berikut menunjukkan hasil dari analisis regresi linear ganda secara simultan.

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear Ganda Simultan

Taman Variabel

Y R2 F Hitung Signifikansi Taman Alun

Alun Kota Bandung

Y1 0,432 8,902 0.000

Y2 0,273 18,066 0.000

Taman balai Kota Bandung

Y1 0,636 18,066 0.000

Y2 0,585 41,480 0.000

Taman

Fotografi Y1 0,394 15,448 0.000

Y2 0,208 6,222 0.000

Taman Musik Y1 0,577 34,696 0.000

Y2 0,495 25,293 0.000

Taman Lalu

Lintas Y1 0,570 31,461 0.000

Y2 0,610 37.076 0.000

Tabel diatas menunjukkan hasil analisis simultan untuk setiap variabel X dengan variabel Y1 dan Y2. Dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel X kepada variabel Y untuk setiap taman

< 0,05. Hal ini menujukkan bahwa terdapat hubungan antar kemampuan retsoratif dengan kedua variabel revisit intention. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kemampuan restoratif merupakan faktor utama yang mempengaruhi revisit intention di Taman Balai Kota Bandung, Musik, dan Lalu Lintas dengan nilai R2 diatas 0.5 yang berarti lebih dari 50% faktor yang mempengaruhi keinginan untuk mengunjungi ulang dan merekomendasi kelima taman adalah kemampuan restoratif.

3,81

4,15

3,67

3,56

3,76

3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas

Intention to Revisit Taman Tematik Kota Bandung

3,945

4,21

3,685

3,595

3,735

3,2 3,4 3,6 3,8 4 4,2 4,4

Taman Alun Alun Taman Balai Kota Taman Fotografi Taman Musik Taman Lalu Lintas

Intention to Recommend

(7)

Pembahasan selanjutnya meliput hubungan dari masing-masing variabel X dengan variabel Y secata terpisah sebagaimana dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Ganda Parsial

Taman Variabel

Y Persamaan

Taman Alun Alun Kota Bandung

Y1 Y1 = 1,132 + 0,439 X2 + 0,389 X4

Y2 Y2 = 1,355 + 0,223 X2 + 0,406 X4 Taman balai

Kota Bandung

Y1 Y1 = 1,002 + 0,453 X2 + 0,330 X4

Y2 Y2 = 1,139 + 0,445 X2 + 0,216 X4

Taman

Fotografi Y1 Y1 = 2,535 + 0,408 X2 - 0,233 X3 Y2 Y2 = 3,119 + 0,446 X2 - 0,230 X3

Taman Musik Y1 Y1 = -0,068 + 0,566 X2 + 0,389 X4

Y2 Y2 = 0,655 + 0,389 X2 + 0,502 X4 Taman Lalu

Lintas Y1 Y1 = 0,350 + 0,491 X2 + 0,422 X4

Y2 Y2 = -0,057 + 0,454 X2 + 0,561 X4

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebagaimana dapat dilihat di grafik di atas, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan.

Berdasarkan koefisien regresi, ditemukan bahwa tanpa adanya kemampuan restoratif, Taman Fotografi memiliki nilai dasar revisit intention tertinggi dari kelima taman. Dapat dilihat bahwa kemampuan restoratif memiliki hubungan, baik positif atau negatif, dengan revisit intention di kelima taman.

Dari keempat variabel kemampuan restoratif, tiga variabel memiliki hubungan dengan kemampuan restorative. Fascination merupakan satu satunya variabel yang dapat dilihat memiliki hubungan dengan kelima taman.

Compatibility memiliki pengaruh di Taman Alun- Alun Kota Bandung, Balai Kota Bandung, Musik, dan Lalu Lintas sementara extent memiliki hubungan negatif di Taman Fotografi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil terkait kondisi kemampuan restoratif dan revisit intention dari lima taman tematik di Kota Bandung. Berikut merupakan kesimpulan dari penelitian ini.

1. Dilihat dari rata-rata penilaian setiap subvariabel kemampuan restoratif, Taman Balai Kota memiliki nilai tertinggi untuk sense of being away, fascination, dan compatibility. Hal ini didukung oleh luasnya lahan yang tertutup kerimbunan pohon dan rumput yang membuat taman serasa lebih asri, keberadaan hamparan bunga yang warna warni, semak yang

berfungsi tidak hanya sebagai penghias tapi juga sebagai aktivitas bagi pengunjung, dan keberadaan fitur air berupa air mancur yang tidak dapat ditemukan di kelima taman lain. Nilai extent tertinggi dimiliki oleh Taman Lalu Lintas yang memiliki luas terbesar diantara kelima taman dan 63%

pengunjung yang menganggap taman cukup ramai. Jika diliat dari nilai intention to revisit dan intention to recommend, Taman Balai Kota memiliki nilai tertinggi dengan para pengunjungnya yang sangat berminat untuk melakukan kunjungan kembali dan merekomendasi.

2. Kemampuan restoratif merupakan kontributor utama terhadap faktor yang mempengaruhi revisit intention dari Taman Balai Kota, Taman Musik, dan Taman lalu Lintas. Dilihat dari hasil uji hipotesis simultan kelima taman secara keseluruhan, keempat aspek kemampuan restoratif yaitu sense of being away, fascination, extent, dan compatibility memiliki hubungan positif dengan intention to revisit dan intention to recommend. Jika dilihat dari setiap aspeknya, fascination dan compatibility memiliki hubungan positif dengan intention to revisit dan intention to recommend di Taman Alun Alun Kota Bandung, Taman Balai Kota Bandung, Taman Musik, dan Taman Lalu Lintas.

Khusus untuk Taman Musik, terdapat dua aspek yang memiliki hubungan dengan kedua subvariabel revisit intention yaitu fascination dan extent. Ditemukan hubungan positif antara fascination dengan intention to revisit dan intention to recommend sementara hubungan negatif ditemukan antara extent dengan intention to revisit dan intention to recommend. Diurutkan dari variabel yang paling mempengaruhi intention to revisit, fascination memiliki pengaruh terbesar terhadap apakah seseorang akan berminat untuk melakukan kunjungan kembali di semua taman. Untuk intention to recommend, compatibility memiliki pengaruh terbesar di Taman Alun Alun, Taman Musik, dan Taman Lalu Lintas sementara fascination memiliki pengaruh terbesar di taman Balai Kota Bandung dan Taman Fotografi. Secara

(8)

keseluruhan, ditemukan bahwa walau memiliki bobot yang berbeda, variabel kemampuan restoratif yang mempengaruhi intention to recommend dan intention to revisit sama untuk setiap taman.

DAFTAR PUSTAKA

Baker, D, and J. Crompton. 2000. Quality, satisfaction, and behavioral intentions.

Annals of Tourism Research.

BAPEDA Kota Bandung. 2011. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031. Kota Bandung.

Bigne, J.E., L. Andreu, and J Gnoth. 2005. The Theme Park Experience: An Analysis of Pleasure, Arousal and Satisfaction.

Tourism Management.

Bintarti, Surya, and Ergo Nurpatria Kurniawan.

2017. A Study of Revisit Intention:

Experiential Quality and Image of Muara Beting Tourism Site in Bekasi District.

European Research Studies Journal.

Budijarjo, Eko, and Djoko Sujarto. 2009. Kota Berkelanjutan. Bandung: PT Alumni.

Dines, Nicholas, Vicky Cattell, Wil Gesler, and Sarah Curtis. 2006. Public Spaces and Social Relations in East London. Bristol:

The Policy Press.

Hartig, Terry. 1997. A Measure of Restorative Quality in Environments. Scandinavian Housing and Planning Research.

Hartig, Terry, Kalevi Korpela, Gary W Evans, and Tommy Garling. 1997. A Measure of Restorative Quality in Environments.

Scandinavian Housing & Planning Research.

Jani, D., and H Han. 2011. Investigating the Key Factors Affecting Behavioral Intentions.

Emerald Insight.

Jin, Lu, and Fuangfa Amponstira. 2020. The Effect of Perceived Environment Restorative

Qualities on Chinese visitors’ Satisfaction in Rural Destination. Management Science Letters.

Kang, Youngeun. 2019. Differences of Restorative Effects While Viewing Urban Landscapes and Green Landscapes. Sustainability 2019.

Kaplan, R., and S Kaplan. 1989. The Experience of Nature: A Psychological Perspective. New York: Cambridge University Press.

Kaplan, Rachel. 1984. Impact of urban nature: A theoretical analysis.Urban Ecology 189- 197.

Lin, Chung-Hsien. 2012. Effects of Cuisine Experience, Psychological Well-Being, and Self-Health Perception on the Revisit Intention of Hot Springs Tourists. Journal of Hospitality & Tourism Research.

Nordh, H., T.Hartig, C.M. Hagernhall, and G. Fry.

2009. Components of Small Urban Parks that Predict the Possibility for Restoration. Urban Forestry & Urban Greening.

Nordh, Helena. 2011. Assessing Restorative Components of Small Urban Parks Using Conjoint Methodology. Urban Forestry &

Urban Greening.

Octaviany, Vany. 2017. Revisit Intention Wisatawan di Taman Tematik Kota Bandung. The Journal: Tourism and Hospitality Essentials Journal.

Pasini, Margherita. 2014. How to Measure The Restorative Quality of Environments: The PRS-11. Procedia Social and Behavioral Science.

Ro, YoungHee. 2006. Antecedents of Revisit Intention. Annals of Tourism Research.

Wulandari, Esterlina. 2019. Pengaruh Kepuasan Taman terhadap Respon Urban Stress Pengunjung Taman di Kota Bandung.

Skripsi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya.

Referensi

Dokumen terkait

Taman Balai Kota menunjukkan bahwa persepsi pengunjung mengenai kekurangan pengelola dalam mengelola Taman Balai Kota yang tertinggi 32.05 % (25 orang) menyatakan belum

PENGARUH FASILITAS INTERPRETASI NON-PERSONAL TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI TAMAN HUTAN RAYA Ir.. DJUANDA

Taman-taman di Kota Bandung tersebut sudah mulai dapat digunakan oleh masyarakat baik itu yang berasal dari Kota Bandung maupun luar Kota Bandung seperti Taman

56 Taman Tematik merupakan taman yang sangat unik dan sangat berbeda dengan taman lainnya, akan tetapi keunikannya tidak dibarengi dengan pengelolaan tempat yang rutin dan

Dalam penelitian ini penulis mencoba menghitung manfaat ekonomi Taman Alun-alun Kota Bandung, yang dibangun kembali (revitalisasi) oleh Pemerintah Kota dengan biaya

Ini artinya tingkat aksesibilitas taman tematik Kota Bandung cukup baik, baik berupa dari faktor jarak tempuh, waktu tempuh perjalanan, moda transportasi yang digunakan serta

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN FISIK-MOTORIK DENGAN KESIAPAN SEKOLAH ANAK DI KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG : Penelitian Korelasional Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di

Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Taman Kota di Kota Bandung Studi di Taman Ganesha, Taman Tegalega, Taman Lansia, dan Taman Balai Kota.. Wacana KerjaFakultas Ilmu Sosial dan