• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penyebab Duplikasi Nomor Rekam Medis Terkait Dengan Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul - Repository Unjaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Faktor Penyebab Duplikasi Nomor Rekam Medis Terkait Dengan Sumber Daya Manusia Di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul - Repository Unjaya"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014 pelayanan kesehatan berfungsi menyediakan pelayanan secara lengkap dengan mengutamakan upaya pencegahan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas juga wajib mempunyai rekam medis dan tempat pemnyimpanan berkas Rekam Medis.

Berdasarkan penelitian Hasibuan (2016) Berkas Rekam Medis yang ada akan disimpan ke bagian filing dengan peraturan yang telah ditetapkan. Berkas rekam medis yang berisikan data individual yang bersifat rahasia, maka setiap lembar formulir Berkas Rekam Medis harus dilindungi dengan cara dimasukan ke dalam folder berisi data dan informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu. Jika pasien berobat ulang maka berkas tersebut akan diambil di ruang rekam medis (Barthos, 2009).

Dalam menjaga kelangsungan suatu puskesmas agar bisa menjalankan pelayanan dan pengembangan diperlukan pengelolaan puskesmas yang efisien. Keberhasilan pelayanan medis suatu puskesmas dapat dimulai pada bagian tempat pendaftaran pasien rawat jalan, di mana pasien yang datang ke puskesmas hanya mendapat satu nomor Rekam Medis berperan penting dalam memudahkan pencarian berkas rekam medis, apabila pasien kemudian datang kembali berobat di sarana – sarana pelayanan kesehatan.

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

(2)

2

Berdasarkan penelitian Hasibuan (2016) Pasien lama yang datang untuk berobat perhari tidak membawa kartu KIB sebanyak 15-20 pasien dan dalam melakukan proses pendaftaran petugas melakukan proses rata- rata 15 menit. Petugas melakukan proses pendaftaran awal yaitu menanyakan nomor rekam medis pasien, apabila pasien tidak ingat nomor rekam medisnya maka petugas mencari buku register, apabila pengecekan nomor rekam medis tidak ketemu, petugas mengecek pencarian data pasien, jika belum juga ditemukan maka petugas membuat rekam medis baru, hal tersebut membuat pelayanan menjadi terganggu karena petugas memerlukan waktu lama dalam proses pendaftaran. Di sisi lain penggunaan sistem yang sekarang berlangsung pemrosesan data dan pemrosesan informasi memakan banyak waktu atau berlangsung lama dalam penerapannya sistem manual akan sulit melakukan kontrol karena pemrosesan data dilakukan oleh manusia sehingga terjadi kesalahan semakin besar, terjadi pengulangan pencatatan atau redukasi data dan sistem manual kurang efisien karena perlu melakukan dokumentasi secara manual, data mudah hilang dan terjadi duplikasi nomor rekam medis (Susanto, 2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas rekam medis di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul dalam pengecekan kembali data pasien di aplikasi Microsoft Excel masih banyak ditemukan duplikasi penomoran rekam medis, yang berdampak pada sistem pengambilan kembali berkas rekam medis pasien, dan tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi kesalahan yang dilakukan, seperti tidak mengetahui riwayat penyakit pasien sebelumnya, dan kesalahan dalam melakukan tindakan pelayanan pasien. Untuk sistem penomoran satu pasien mempunyai satu nomor rekam medis, masalah ini terjadi karena kurangnya petugas rekam medis/petugas yang melakukan pendaftaran kepada pasien, faktor penyebab duplikasi nomor rekam medis karena ketidak telitian petugas dalam melakukan identifikasi kepada pasien, selain itu juga petugas tidak mengecek kembali apakah pasien tersebut

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

(3)

3

sudah pernah berkunjung atau tidak, salah satunya juga, kurang pengetahuannya petugas. Petugas rekam medis hanya berjumlah 2 orang 1 berlatar belakang rekam medis dan 1 berlatar belakang SMK dan sejumlah tenaga kesehatan yang membantu serta dalam pemberian penomoran pasien /identifikasi pendaftaran pasien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan msalah dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang menjadi penyebab duplikasi nomor Rekam Medis terkait dengan sumber daya manusia di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui penyebab duplikasi penomoran berkas Rekam Medis terkait dengan SDM di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul

2. Tujuan Khusus

a. Identifikasi jenis sistem penomoran rekam medis yang digunakan b. Mengetahui duplikasi penomoran rekam medis terkait sumber daya

manusia.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Manfaat penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi rumah sakit dalam merancang dan membuat kebijakan mengenai penomoran berkas rekam medis, agar tidak terjadi penomoran ganda.

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

(4)

4

b. Bagi Peneliti

Peneliti diharapakan dapat memberi pengetahuan dan pengembangan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam terkait tentang duplikasi atau penomoran ganda.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan dan panduan untuk mahasiswa yang akan melakukan praktik kerja lapangan yang akan datang dan menambah kerja sama dengan rumah sakit , puskesmas pemerintah maupun suasta.

b. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi atau acuan dalam pengembangan penelitian lain di kemudian hari.

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri perlu melakukan rekrutmen petugas rekam medis agar beban kerja petugas rekam medis tidak melebihi kapasitas dan dapat

PENGERTIAN Pemberian nomor pada berkas rekam medis baru dengan system penomoran Unit Numbering Sistem yaitu pemberian satu nomor rekam medis kepada pasien baru yang berobat ke RS

Dari hasil wawancara kepada petugas yang terkait dengan pelayanan rekam medis terutama kepada petugas filing yang merangkap sebagai pendaftaran bahwa sistem penomoran

Ketidaksesuaian sistem penomoran terjadi karena petugas tidak memahami sistem yang telah diterapkan.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang pelaksanaan sistem

Duplikasi nomor rekam medis di Rumah Sakit X diduga dapat terjadi karena faktor pasien yang tidak membawa kartu identitas berobat (KIB) dan sering kali pasien yang

System penomoran dimana system ini memberikan satu nomor rekam medis pada System penomoran dimana system ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat

Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Tais dan setelah dilakukan wawancara dengan petugas rekam medis bahwa pada sistem

ASPEK KEAMANAN REKAM MEDIS DARI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DI PUSKESMAS SEDAYU II KABUPATEN BANTUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli