• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MENUMBUHKAN HUBUNGAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK DARI KELUARGA SINGLE PARENT

DI SMAN 1 VII KOTO SUNGAI SARIK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Febri Widia Wahyuni, Rila Rahma Mulyani, Citra Imelda Usman Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

His research is based on the existence of learners who come from single parent family have a less cheerful attitude, sometimes ignorant, never do the task, often out during lesson, the achievement is quite low, against the teacher, the existence of learners who like to disturb the friend inside class, and the presence of students who speak dirty. This study aims to describe: (1) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families seen from the attitude of trust. (2) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families seen from supportive attitude. (3) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families viewed from open attitude.The type of this research is quantitative descriptive study of population of class XI students at SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik which amounts to 35. Samples of research are 35 people taken from total population (total sampling).The tools used for collecting data are questionnaires. Result of data analysis from attitude of trust with percentage 60,00%, support attitude 60,00%, open attitude 51,43%.The research findings show that: (1) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families seen from the beliefs are categorized less. (2) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families seen from supportive attitude categorized less.

(3) Factors that foster interpersonal relationships of learners from single parent families viewed from open attitude are categorized quite a lot. Research results can be recommended to learners of single parent families to be able to understand how to establish good interpersonal relationships.

Keywords: Interpersonal Relations, Single Parent

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa yang sangat labil, karena sedang terjadi suatu perubahan fisik maupun psikis yang menyebabkan timbulnya kegoncangan dan kekacauan dalam pikirannya sehingga tingkah laku

yang muncul kurang terpuji dan tidak dapat diterima oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat umum.

Tingkah laku yang ditampilkannya sering bertentangan dengan norma- norma yang berlaku di lingkungan 1

(2)

2 tersebut, yang menjelaskan bahwa remaja belum mampu mencapai tugas perkembangannya.

Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mampu membina interaksi sosial dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, sehingga dalam kehidupan sehari-hari para remaja dapat seimbang dalam interaksi baik di lingkungan sekitar mereka dan pergaulan di sekolah.

Pergaulan remaja merupakan salah satu bentuk komunikasi yang nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan interpersonal. Menurut Desmita (2011:219) Hubungan interpersonal dapat diartikan sebaga i hubungan antar pribadi. Peserta didik sebagai pribadi yang unik adalah makhluk individu, sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, peserta didik senantiasa melakukaninteraksisosialdengan orang lain. Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi.

Menurut Knapp (Desmita, 2011:219) Interaksi sosial dapat menyebabkan seseorang menjadi dekat dan merasakan kebersamaan,

namun sebaliknya dapat pula menyebabkan seseorang menjadi jauh dan tersisih dari suatu hubungan interpersonal. Bagi peserta didik, interaksi sosial terjadi pertama kali didalam keluarga, terutama dengan orang tua. Seiring dengan perkembangan lingkungan sosial seseorang, interaksi sosial meliputi lingkungan sosial yang luas, seperti sekolah dan dengan teman-teman.

Menurut Pieter (2012:124) faktor- faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yaitu:

1. Sikap percaya adalah mengandalkan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko.

2. Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri dalam komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial.

3. Sikap terbuka amat besar

pengaruhnya dalam

berkomunikasi yang efektif.

Komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal guru dan peserta didik. Dalam menumbuhkan

(3)

3 minat peserta didik, guru harus mengadakan relasi yang lebih dekat dengan peserta didik. Relasi yang dekat ini dapat didukung dengan adanya komunikasi yang baik.

Berusaha untuk mengerti terhadap peserta didik yang saat ini sedang labil merupakan bentuk hubungan yang baik terhadap peserta didik dan mengerti dengan keadaan dirinya, karena guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didikdi sekolahnya apalagi terhadap pesertadidik yang kehilangan salah satuorang tuanya.

Bagi peserta didikyang berasal dari keluarga utuh hal itu bukanlah menjadi masalah. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa pada masa- masa perkenalan perasaan malu ataupun minder seringkali muncul, namun hal tersebut lambat laun akan hilang dengan sendirinya.Sehingga dalam bergaul pun mereka merasa

tidak ada yang perlu

dipermasalahkan, sebab mereka memiliki semuanya, dalam hal ini adalah keluarga yang utuh dengan adanya ayah dan ibu. Keadaan itu berbeda pada peserta didik yang berasal dari keluarga single parent, mereka bisa tinggal bersama ayah atau ibunya saja, ataupun dengan sanak saudaranya.

Menurut Suhendi dan Ramdani (2011:140) Single berarti satu atau sendiri dan parent berarti orang tua.

Single parent adalah keluarga yang terdiri dari orang tua tunggal baik ayah atau ibu sebagai akibat perceraian dan kematian. Single parent dapat terjadi pada lahirnya seorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab ibu.

Keluarga single parent dapat diakibatkan oleh perceraian, kematian, orang tua angkat, orang tua yang berpisah tempat tinggal (belum bercerai). Single parent yang diakibatkan oleh kematian salah satu orang tua menimbulkan krisis yang dihadapi anggota keluarga, keluarga single parent akan mendapatkan tugas ganda. Apabila yang terjadi adalah ketiadaan ayah, peran ibu menjadi bertambah sebagai pencari rezeki dan pengasuh anak.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 14 Agustus 2017 di SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik bahwa adanya peserta didik yang memiliki sikap yang kurang ceria, kadang jahil, tidak pernah mengerjakan tugas, sering keluar saat pelajaran, dan prestasinya cukup rendah dan melawan kepada guru, adanya peserta didik yang suka

(4)

4 mengganggu teman di dalam kelas, adanya peserta didik yang tidak mau bergaul.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru pada tanggal 15 Agustus 2017 di SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik diperoleh informasi bahwa adanya peserta didik yang berasal dari keluarga single parent yang bingung dalam mengemukakan pendapat di dalam kelas, peserta didik yang ditinggalkan salah satu orang tuanya akibat perceraian memiliki sikap emosi dan temperament lebih tinggi.

Selain itu juga, peserta didik kurang terbuka untuk berbicara mengenai permasalahan di sekolah, seperti berkelahi dengan teman, jahil dengan teman sekolahnya, sering bolos, pengacau, sok jagoan, malas belajar, dan prestasinya rendah. Pasca perceraian orang tua, peserta didik mengalami perubahan sikap secara drastis. Perubahan-perubahan yang terjadi antara lain adalah perubahan pribadi dari ceria menjadi pemurung dan sensitif. Selain itu perubahan lain ditunjukkan dengan menurunnya dalam bidang akademis.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Faktor yang

Menumbuhkan Hubungan

Interpersonal Peserta Didik dari Keluarga Single Parent di SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 25-26 Januari 2018.

Peneliti melaksanakan penelitian di SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena masalah yang ditemukan berada di SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman, mengenai faktor yang menumbuhkan hubungan intererpersonal peserta didik dari keluarga single parent.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian pada masa sekarang. Menurut Sugiyono (2009:31) “Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor dan sifat populasi

tertentu atau mencoba

menggambarkan fenomena secara detail”.

Menurut Yusuf (2005:179) bahwa “Populasi adalah keseluruhan

(5)

5 atribut yang berupa manusia, objek atau kejadian yang menjadi fokus penelitian”. Menurut Riduwan (2010:54) “Populasi merupakan objek atau subjek yang berbeda pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen angket. Menurut Sugiyono (2009:142) “Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Jenis angket yang akan digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup atau terstruktur. Angket ini berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. Jadi angket ini sudah menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih dengan memberi tanda checklist.

Setelah mendapatkan kriteria penilaian melalui rumus di atas peneliti dapat mengolah data dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:50) persentase dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

P = Angka Persentase f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

n = Jumlah frekuensi/banyaknya individu

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, maka hubungan kematangan emosi dengan kemampuan bersosialisasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal Peserta Didik dari Keluarga Single Parent Secara Umum

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat gambaran secara umum mengenai faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik dapat dilihat dari 35 peserta didik terdapat 2 peserta didik dengan persentase 5,71% berada pada kategori banyak, 18 peserta didik dengan persentase 51,43% berada pada kategori sedikit, 15 peserta didik dengan persentase 42,86% berada pada kategori sangat sedikit, dan tidak terdapat peserta didik yang berada

(6)

6 pada kategori sangat banyak dan banyak.

Berdasarkan hasil persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik secara umum berada pada kategori sedikit yakni 18 peserta didik dengan persentase 51,43%.

Menurut Desmita (2011:219) hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antar pribadi. Peserta didik sebagai pribadi yang unik adalah makhluk individu, sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, peserta didik senantiasa melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi. Menurut Pieter (2012:115) hubungan interpersonal orang bukan sekadar menyampaikan isi pesan melainkan juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.

Ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan isi, tetapi juga menentukan relationship.

Menurut Jhonson (Pieter, 2012:116) hubungan interpersonal adalah sebagai hubungan erat yang

terjadi antara dua orang atau lebih, untuk menciptakan, mengembangkan, dan mempertahankan hubungan.

Hubungan interpersonal terdapat empat area kemampuan yang harus dimiliki setiap individu, yaitu adanya rasa percaya dan mau mengenal satu sama lain, komunikasi yang baik, kemampuan untuk menerima dan memberi dukungan, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan baik, termasuk dalam mengendalikan emosi.

Jadi, hubungan interpersonal yaitu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh setiap individu didalam sebuah keluarga antara orang tua dan anak supaya menjaga keharmonisan saat berinteraksi.

Selain itu, hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling berkaitan dalam melakukan interaksi sosial.

2. Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal Peserta Didik Dilihat dari Sikap Percaya

Hasil analisis penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor yang

menumbuhkan hubungan

interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di Kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik dapat dilihat dari 35 peserta didik, terdapat 1 peserta didik dengan persentase

(7)

7 2,86% berada pada kategori sangat banyak, 2 peserta didik dengan persentase5,71% berada pada kategori banyak, 9 peserta didik dengan persentase25,71% berad apa pada kategori cukup banyak, dan tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori sangat sedikit.

Berdasarkan hasil persentase diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di Kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarikdilihat dari sikap percaya berada pada kategori sedikit yakni 23 peserta didik dengan persentase 65.71%.

Menurut Pieter (2012:124) Percaya adalah mengandalikan perilaku seseorang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Sejak tahap awal dalam hubungan interpersonal sampai akhir, percaya menentukan efektivitas hubungan interpersonal.

Bila klien sudah percaya kepada konselor, maka dia akan lebih siap dan bersikap terbuka. Keuntungan rasa percaya kepada orang lain akan meningkatkan hubungan interpersonal terutama dalam membuka saluran hubungan interpersonal, memperlancar, memperjelas

pengiriman, penerimaan informasi dan memperluas peluang untuk mencapai maksud dan tujuannya, serta mengurangi hambatan-hambatan hubungan interpersonal.

Pieter(2012:124) mengemukakan faktor-faktor yang menumbuhkan rasa percayadiantaranya:

a. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa melihat dan berusaha mengendalikan.

Menerima adalah sikap seseorang dalam memandang orang lain sebagai manusia yang harus dihargai.

Menerima berarti tidak semata menilai pribadi orang lain berdasarkan pada unsur perilaku baik tidaknya, tetapi menilai berbagai sudut pandang.

b. Empati merupakan pemahaman seseorang kepada orang lain dengan cara membayangkan keterlibatan diri kita kepada suatu kejadian yang dialami orang tersebut.

c. Kejujuran merupakan seseorang akan menaruh percaya kepada orang yang bersikap terbuka.

Jadi, sikap percaya sangatlah penting bagi peserta didik untuk melakukan hubungan interpersonal,.

dengan adanya sikap percaya dalam diri peserta didik, maka peserta didik akan berani berbicara didepan kelas maupun dimuka umum.

(8)

8 2. Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal Peserta Didik dari Keluarga Single Parent Dilihat dari Sikap Suportif

Hasil analisis penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor yang

menumbuhkan hubungan

interpersonal peserta didik dari keluarga single parentdi Kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik dapat dilihat dari 35 peserta didik terdapat 3 peserta didik dengan persentase 8,57% berada pada kategori sangat banyak, 4 peserta didik dengan persentase 11,43% berada pada kategori banyak, 4 peserta didik dengan persentase 11,43% berada pada kategori cukup banyak, 23 peserta didik dengan persentase 65,71% berada pada kategori sedikit, dan 1 peserta didik dengan persentase 2,86% berada pada kategori sangat sedikit.

Berdasarkan hasil persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa Faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di Kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik dilihat dari sikap suportif berada pada kategori sedikit dengan persetase 65,71%.

Menurut Pieter (2012:124) Sikap suportif adalah sikap yang

mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam hubungan interpersonal yang terjadi dalam interaksi sosial. Adapun seseorang yang bersikap defensif mencerminkan sikap penolakan, tidak jujur, dan tidak memiliki rasa empati. Adanya sikap detensif menyebabkan terjadinya kegagalan dalam berinteraksi, karena mereka selalu melindungi dirinya dari

ancaman-ancaman yang

ditanggapinya dalam komunikasi dari pada memahami pesan yang disampaikan.

3. Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal Peserta Didik dari Keluarga Single Parent Dilihat dari Sikap Terbuka

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel di atas mengenai faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik dapat dilihat dari 35 peserta didik terdapat 6 peserta didik dengan persentase 17,14% berada pada kategori banyak, 6 peserta didik dengan persentase 17,14% berada pada kategori cukup banyak, 15 peserta didik dengan persentase 42,86% berada pada kategori sedikit, dan tidak terdapat

(9)

9 peserta didik yang berada pada kategori sangat banyak.

Berdasarkan hasil persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent di kelas XI SMAN 1 VII Koto Sungai Sarik berada pada kategori sedikit yakni dengan persentase 42,86%.

Menurut Pieter (2012:124) Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan hubungan interpersonal yang efektif.

Karakteristik orang yang bersikap terbuka:

a. Menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajekan logika.

b. Membedakan dengan mudah dan melihat suasana.

c. Berorientasi pada isi pesan.

d. Mencari informasi dari berbagai sumber.

e. Bersifat profesionalisme dan bersedia mengubah kepercayaan.

f. Mencari pengertian pesan bilamana pengertian pesan tersebut tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan..

Jadi, sikap terbuka sangatlah besar pengaruhnya bagi peserta didik untuk melakukan hubungan

interpersonal. Dengan adanya sikap terbuka maka peserta didik akan mudah berinteraksi dengan orang lain dan mudah dalam menjalin pertemanan dilingkungan sekitarnya.

KESIMPULAN

1. Faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent dilihat dari sikap percaya berada pada kategori sedikit.

2. Faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent dilihat dari sikap suportif berada pada kategori sedikit.

3. Faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal peserta didik dari keluarga single parent dilihat dari sikap terbuka berada pada kategori sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Pieter.2012. PengantarKomunikasi dan Konseling.Jakarta : Media Group.

Riduwan. 2010. Metode dan teknik menyusun proposal penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metode statistik.

Bandung:RemajaRosdakarya.

(10)

10 Sugiyono. 2009. Metode penelitian

kuantitatif kualitatif, R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suhendi, Hendi&Ramdani, Wahyu.

2011. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung : Pustaka Setia.

Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Pendidikan (Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah).

Padang: UNP.

Referensi

Dokumen terkait

d Assessment of actual plant growth against the total nutrient plant uptake; The total nutrient loading to the irrigation area through wastewater application was very low, and in

Faktor Eksternal Faktor eksternal peserta didik tinggal kelas faktor yang berasal dari luar diri peserta didik diantaranya: 1 Faktor Keluarga Berdasarkan hasil penelitian yang