• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farhan Rahmat Syah -IC (2203101010077)

N/A
N/A
Farhan Rahmat Syah

Academic year: 2023

Membagikan "Farhan Rahmat Syah -IC (2203101010077)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KUHP LAMA DENGAN KUHP BARU TERKAIT PIDANA ATAS PERBUATAN KESUSILAAN

DISUSUN OLEH : FARHAN RAHMAT SYAH NIM/NPM : 2203101010077

MATA KULIAH : HUKUM PIDANA – IC

DOSEN : RIZA CHATIAS PRATAMA, S.H., LLM

PRODI ILMU HUKUM (S1) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH 2023

(2)

PEMBAHASAN PAPER

A. Definisi Kesusilaan 1. Menurut KUHP Lama

Dalam KUHP Lama tidak diatur mengenai definisi apa itu kesusilaan, namun beberapa ahli hukum pidana memberikan doktrin apa yang dimaksud kesusilaan tersebut. Menurut R. Soesilo, kesusilaan adalah perasaan malu yang berhubungan dengan nafsu kelamin. Menurut R. Sianturi, yang dimaksud dengan delik kesusilaan yaitu peristiwa atau tindakan/ perbuatan dan atau kejahatan dibidang kesusilaan adalah bidang kelakuan yang memandang nilai baik dan buruk berkaitan dengan masalah seksual,yang diatur oleh hukum dan mempunyai sanksi.

2. Menurut KUHP Baru

Kemudian pada Pasal 406 KUHP Baru pada bagian penjelasan baru dijabarkan definisi resmi melanggar kesusilaan yaitu perbuatan yang mempertunjukkan ketelanjangan, alat kelamin, dan aktivitas seksual yang bertentangan dengan nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat di tempat dan waktu perbuatan tersebut dilakukan.

B. Perbandingan Sistematika Aturan Kesusilaan dalam KUHP Lama dengan KUHP Baru Terkait perbedaan sistematika pengaturan Kesusilaan antara KUHP Lama dengan KUHP Baru akan Farhan sajikan dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Komparasi Sistematika Pidana Kesusilaan KUHP Lama Vs. KUHP Baru

Peraturan Pasal Materi

A. KUHP Lama

Kejahatan: Buku II – Bab XIV (pasal 281- 303)

a. Pasal 281

b. Pasal 282-283 bis.

c. Pasal 284 d. Pasal 285-288

Kejahatan kesusilaan:

a. Kesusilaan umum b. Pornografi

c. Perzinahan d. Perkosaan e. Percabulan f. Praktek prostitusi

(3)

e. Pasal 289-294 f. Pasal 295-296 g. Pasal 297-298 h. Pasal 299 i. Pasal 300 j. Pasal 301 k. Pasal 302 l. Pasal 303

g. Human trafickking h. Pengobatan utk

pengguguran kandungan i. Pemabukan j. Pengemisan

k. Penganiayaan hewan l. Perjudian

Pelanggaran: Buku III – Bab VI (pasal 532-547) a) Pasal 532-536 b) Pasal 540-542 c) Pasal 544 d) Pasal 545 e) Pasal 546

Pelanggaran kesusilaan a) Pornografi

b) Penganiayaan hewan c) Judi sabung ayam

d) Pencaharian tafsir mimpi e) Praktek perdukunan

B. KUHP Baru

Kesusilaan: Bab XV (Pasal 406-427).

a) Pasal 406 b) Pasal 407 c) Pasal 408-410 d) Pasal 411 e) Pasal 412 f) Pasal 413 g) Pasal 414 h) Pasal 415 - 416 i) Pasal 418 j) Pasal 419-422 k) Pasal 424 l) Pasal 425 m) Pasal 426-427

Tindak Pidana Kesusilaan : a) Kesusilaan umum b) Pornografi

c) Mempertunjukkan alat pencegah hamil dan/atau penggugur kandungan

d) Bersetubuh/zina

e) Kohobitasi/kumpul kebo f) Inses

g) Cabul dgn lawan/sesama jenis h) Cabul thd orang pingsan dan anak-

anak

i) Pencabulan thd anak kandung j) Fasilitator pencabulan

k) Mabuk-mabukan

l) Exploitasi anak utk mengemis m) Perjudian

(4)

Perbedaan paling mendasar antara sistematika pada KUHP Lama dengan KUHP Baru adalah KUHP Lama membedakan antara Pelanggaran Kesusilaan dengan Kejahatan Kesusilaan, akan tetapi pada KUHP Baru hanya mengatur Tindak Pidana Kesusilaan (“tidak ada lagi pembedaan antara kejahatan dengan pelanggaran”). Dalam KUHP Lama tidak diatur masalah Kohobitasi, akan tetapi dikarenakan jiwa dari KUHP Baru adalah nilai dan norma sosial Masyarakat Indonesia (budaya timur), masalah kohobitasi secara tegas dilarang.

1. Perbandingan Subtansi Kesusilaan dalam KUHP Lama

Dalam KUHP Lama, pengaturan kesusilaan terbagi dalam dua kategori sesuai dengan Buku II dan Buku III. Terkait Kejahatan Kesusilaan diatur dalam Buku II Bab XIV dari Pasal 281 – Pasal 303 Bis dan terkait Pelanggaran Kesusilaan diatur dalam Buku III Bab XV dari Pasal 532 – 547. Akan tetapi demi menyingkat jumlah kata, penulis akan membandingkan pasal kesusilaan di depan umum pada KUHP Lama dengan KUHP Baru.

a. Kejahatan Kesusilaan di depan umum

Secara spesifik diatur dalam Pasal 281 yaitu:

“Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:

1) barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan;

2) barang siapa dengan sengaja dan di depan orang lain yang ada di situ bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan.”

Terkait penjabaran komprehensif daripada pasal 281 KUHP Lama dapat dilihat pada tabel 1.a berikut:

Tabel 1.a Deskripsi Subtansi Pasal 281 KUHP Lama

Pasal Angka Substansi Unsur-unsur

Sanksi Subjektif Objektif

281

1

Kejahatan terhadap Kesusilaan depan umum

• Sengaja • Barang siapa

• Melanggar kesusilaan

• Dimuka umum

Pidana Penajara Paling Lama 2 tahun 8 bulan atau

2 • Sengaja • Barang siapa

(5)

• Melanggar kesusilaan

• Di depan orang yang

bertentangan dengan kehendaknya

pidana denda paling banyak Rp 4,5 juta

Menurut Drs.P.A.F.Lamintang perbuatan yang dimaksudkan seperti diatas itu, karena yang sifatnya yang bertentangan dengan kepribadian, rasa susila bangsa Indonesia , perlu dilarang dan diancam dengan pidana didalam KUHP yang baru, yaitu dengan merubah rumusan yang terdapat didalam pasal 281 KUHP hingga berbunyi:

a) Barangsiapa dengan sengaja melakukan suatu perbuatan melanggar kesusilaan ditempat umum atau disuatu tempat yang bisa dilihat oleh umum,atau bukan ditempat umum atau disuatu tempat yang dapat dilihat oleh umum akan tetapi kemudian bapat dilihat oleh umum.

b) Barangsiapa dengan sengaja melakukan suatu perbuatan melanggar kesusilaan didepan orang lain, baik yang kehadiraannya untuk melihat ataupun yang kehadirannya bukan untuk melihat perbuatan tersebut.

c) Barangsiapa dengan sengaja merekam suatu perbuatan melanggar kesusilaan dengan maksud agar perbuatan tersebut dapat dilihat oleh orang lain.

b. Pelanggaran terhadap Kesusilaan di depan umum

Pelanggaran atas kesusilaan di depan umum diatur pada Pasal 532, di mana sifat dari pidananya tergolong pelanggaran sehingga sanksinya pun juga lebih ringan, Adapun isi pasal a-quo adalah sebagai berikut:

“Diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga hari atau pidana denda paling banyak dua ratus dua puluh lima rupiah:

1. barang siapa di muka umum menyanyikan lagu-lagu yang melanggar kesusilaan;

2. barang siapa di muka umum mengadakan pidato yang melanggar kesusilaan;

3. barang siapa di tempat yang terlihat dari jalan umum mengadakan tulisan atau gambaran yang melanggar kesusilaan.”

Untuk menggambarkan lebih jelas ketentuan, unsur-unsur, subtansi, dan sanksi daripada Pasal 532 KUHP Lama dapat dilihat pada tabel 1.b berikut:

(6)

Tabel 1.b Deskripsi Subtansi Pasal 532 KUHP Lama

Pasal Angka Substansi Unsur-unsur

Sanksi Subjektif Objektif

532

1

Pelanggaran terhadap Kesusilaan depan umum

• Sengaja

• Barang siapa

• Melanggar kesusilaan

• Dimuka umum

• Menyanyikan lagu

pidana kurungan paling lama tiga hari atau pidana denda paling banyak Rp.

225.000

2 • Sengaja

• Barang siapa

• Melanggar kesusilaan

• Di muka umum

• Mengadakan Pidato

3 • Sengaja

• Barang siapa

• Melanggar kesusilaan

• Di tempat yang terlihat dari jalan umum

• Mengadakan tulisan atau gambar

Menurut R. Surianti, pengaturan delik menurut Pasal 532 KUHP adalah perbuatan yang dilakukan yaitu menyanyikan lagi, berpidato dan menulis atau menggambar yang melanggar kesusilaan. Sedangkan pengertian kesusilaan dalam Pasal ini yaitu kesopanan yang berhubungan dengan kekelaminan dan/atau bagian perasaan malu, perasaan jijik atau terangsangnya nafsu birahi dari orang lain.

2. Perbandingan Subtansi Kesusilaan dalam KUHP Baru

Menurut UU No. 1 tahun 2023 (KUHP Baru) pengaturan terhadap tindak pidana kesusilaan diatur dalam Bab XV yang terdiri dari 8 bagian dan 21 pasal (Pasal 406 - Pasal 427). Untuk menyesuaikan jumlah kata, penulis akan membandingkan kesusilaan

(7)

di depan umum antara KUHP Lama dengan KUHP Baru, yang diatur dalam Pasal 410, yakni:

“Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak kategori II, Setiap Orang yang:

a) melanggar kesusilaan Di Muka Umum; atau

b) melanggar kesusilaan di muka orang lain yang hadir tanpa kemauan orang yang hadir tersebut.”

Terkait dengan penyajian subtansi, unsur dan sanksi daripada Pasal 406 dapat dilihat pada tabel 1.c berikut:

Tabel 1.c Deskripsi Subtansi Pasal 406 KUHP Baru

Pasal Huruf Substansi Unsur-unsur

Sanksi Subjektif Objektif

410

a

Kejahatan terhadap Kesusilaan depan umum

• Sengaja • Setiap orang

• Melanggar kesusilaan

• Dimuka umum

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak kategori II (paling banyak Rp.

10 juta)

b • Sengaja

• Barang siapa

• Melanggar kesusilaan

• Di muka orang lain yang hadir tanpa kemauam mereka

Pada bagian penjelasan Pasal 406 KUHP Baru dijabarkan definisi resmi melanggar kesusilaan yaitu perbuatan yang mempertunjukkan ketelanjangan, alat kelamin, dan aktivitas seksual yang bertentangan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat di tempat dan waktu perbuatan tersebut dilakukan.

Bahwa pada penjelasan Pasal 36 ayat (2) dijelaskan frasa-frasa lain yang bermakna sengaja dalam peraturan perundang-undangan a-quo yang menggunakan istilah

"dengan maksud", "mengetahui', "yang diketahuinya", "padahal diketahuinya", atau

(8)

"sedangkan ia mengetahui". Namun dalam pasal a-quo tidak disebutkan secara expressive verbis frasa-frasa yang menunjukkan unsur kesengajaan, hal ini tentunya diperlukan penafsiran hukum (law interpretation), sehingga berakiba pada sumirnya suatu peraturan karena tidak memenuhi kepastian hukum peraturan perundang- undangan yang tidak sesuai dengan prinsip lex stricta, lex certa, dan lex scripta.

Berdasarkan artikel pada Hukum Online dengan judul “Tentang Tindak Pidana Asusila:

Pengertian dan Unsurnya”, menjelaskan bahwa baik itu pada KUHP Lama maupun KUHP Baru, perbuatan pidana kesusilaan didepan umum secara unsur subjektif dilakukan secara sengaja (dolus). Kemudian terhadap unsur-unsur Objektif lain tidak ditemukan adanya perbedaan, hanya saja frasa atau kata yang digunakan terkesan lebih sesuai jaman saat ini.

Perbedaan paling mencolok dapat terlihat ketika sanksi dari Pasal 281 KUHP Lama dibandingkan dengan sanksi pada Pasal 406 KUHP Baru, yakni dengan komparasi yang dapat dilihat pada tabel 1.d berikut:

Tabel 1.d Perbedaan Sanksi Kesusilaan KUHP Lama Vs. KUHP Baru Sanksi Pasal 281 KUHP Lama Sanksi Pasal 406 KUHP Baru a. Pidana Penjara: Paling lama 2 tahun

8 bulan

a. Pidana Penjara: Paling lama 1 tahun

b. Pidana Denda: Paling banyak Rp. 4,5 juta

b. Pidana Denda: paling banyak kategori II (Rp. 10 juta)

Sanksi yang diberikan lebih berat pada KUHP Baru yang didasarkan pada perkembangan hukum yang mengikuti perkembangan Masyarakat, dimana berdasarkan statistic dari Bareskrim POLRI pelanggaran kesusilaan terus terjadi lonjakan setiap tahunnya akibat perkembangan teknologi, oleh karenanya dibutuhkan sanksi yang berat dan sesuai agar hukum pidana dapat berfungsi sebagai upaya preventif dan represif, penekanan sanksi yang lebih berat pada pengaturan kesusilaan di KUHP Baru sesuai dengan Adagium hukum het recht hinkt achter de feiten aan memiliki arti bahwa hukum selalu tertatih-tatih mengejar perubahan zaman. Dengan adanya sanksi tegas terhadap aturan a-quo diharapkan dapat menciptakan rasa aman kepada masyarakat sesuai dengan postulat “Salus Populis Lex Suprema Esto

keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak enam ratus rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus maupun

Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus maupun untuk

Dalam hal iuran, telah terdapat sanksi pidana bagi perusahaan yang menunggak iuran BPJS Ketenagakerjaan yaitu diancam 8 (delapan) tahun kurungan penjara atau denda sebesar

20 Tahun 2001, tindak pidanakorupsi diancam pidana penjara, pidana tambahan dan pidana denda yang tinggi.Akan tetapi, formulasi pidana denda yang tinggi tidak

Sanksi pidana menyiarkan kebencian di media sosial menurut Pasal 157 KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak

Pasal 283 ayat (3) “ Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah,