• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fluktuasi Perekonomian - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Fluktuasi Perekonomian - Spada UNS"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Fluktuasi Perekonomian

Dr. Agr. Sc. Ernoiz Antriyandarti, SP, MP, M.Ec

(2)

Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek

• Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun.

– Dalam beberapa tahun sebagian besar produksi barang dan jasa naik.

– Dalam beberapa tahun pertumbuhan normal tidak

terjadi, menyebabkan resesi.

(3)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

-15 -10 -5 0 5 10 15

GDP Growth (annual %) Source: World Bank, 2016

(4)
(5)

Model Dasar Fluktuasi Ekonomi

Model Dasar Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

• Model permintaan agregat dan penawaran

agregat digunakan untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi jangka panjang nya

• Kurva permintaan agregat menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah

tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga.

• Kurva penawaran agregat menunjukkan jumlah

barang dan jasa yang dipilih perusahaan untuk

diproduksi dan dijual pada setiap tingkat harga.

(6)

Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Quantity of Output Price

Level

0

Aggregate supply

Aggregate demand

Equilibrium output Equilibrium

price level

Copyright © 2004 South-Western

(7)

KURVA PERMINTAAN AGREGAT

• Empat komponen PDB (Y) berkontribusi pada permintaan agregat untuk barang dan jasa.

Y = C + I + G + NX

• Tingkat Harga dan Konsumsi: Efek Kekayaan

• Tingkat Harga dan Investasi: Efek Suku Bunga

• Tingkat Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai

Tukar

(8)

Kurva Permintaan Agregat

Quantity of Output Price

Level

0

Aggregate demand P

Y Y2

P2 1. A decrease in the price level . . .

2. . . . increases the quantity of goods and services demanded.

Copyright © 2004 South-Western

(9)

Mengapa Kurva Permintaan Agregat Dapat Bergeser

• Kemiringan ke bawah dari kurva permintaan agregat menunjukkan bahwa penurunan

tingkat harga meningkatkan jumlah

keseluruhan barang dan jasa yang diminta.

• Banyak faktor lain, bagaimanapun,

mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta pada setiap tingkat harga tertentu.

• Ketika salah satu dari faktor-faktor lain ini

berubah, kurva permintaan agregat bergeser.

(10)

Mengapa Kurva Permintaan Agregat Dapat Bergeser

• Pergeseran muncul dari

– Konsumsi – Investasi

– Pembelian pemerintah

– Ekspor Neto

(11)

Pergeseran pada Kurva Permintaan Agregat

Quantity of Output Price

Level

0

Aggregate demand, D

1

P

1

Y

1

D

2

Y

2
(12)

KURVA PENAWARAN AGREGAT

• Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat vertikal.

• Dalam jangka pendek, kurva penawaran

agregat miring ke atas.

(13)

KURVA PENAWARAN AGREGAT

• Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang

– Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa suatu perekonomian tergantung pada pasokan atas tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam dan teknologi yang tersedia yang digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa.

– Tingkat harga tidak mempengaruhi variabel-

variabel ini dalam jangka panjang.

(14)

Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang

Quantity of Output Natural rate

of output Price

Level

0

Long-run aggregate

supply

P2 1. A change in the price level . . .

2. . . . does not affect the quantity of goods and services supplied in the long run.

P

Copyright © 2004 South-Western

(15)

KURVA PENAWARAN AGREGAT

• Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang

– kurva penawaran agregat jangka-panjang adalah vertikal pada tingkat output alamiah.

– Tingkat produksi ini juga disebut sebagai output

potensial atau output dengan full-employment

(16)

Mengapa Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang Dapat Bergeser

• Setiap perubahan dalam perekonomian yang mengubah tingkat output alamiah menggeser kurva penawaran agregat jangka-panjang.

• Pergeseran tersebut dapat dikategorikan

sesuai dengan berbagai faktor dalam model

klasik yang mempengaruhi output. Pergeseran berasal dari

– Tenaga kerja – Modal

– Sumber Daya Alam

– Pengetahuan Teknologi

(17)

Pertumbuhan Jangka Panjang dan Inflasi

Quantity of Output Y 1980

AD 1980

AD 1990

Aggregate Demand, AD 2000 Price

Level

0

Long-run aggregate

supply, LRAS 1980

Y 1990 LRAS 1990

Y 2000 LRAS 2000

P 1980

1. In the long run, technological progress shifts long-run aggregate supply . . .

4. . . . and

ongoing inflation.

3. . . . leading to growth in output . . .

P 1990 P 2000

2. . . . and growth in the money supply shifts aggregate demand . . .

Copyright © 2004 South-Western

(18)

Cara Baru untuk Menggambarkan Pertumbuhan Jangka Panjang dan Inflasi

• Fluktuasi jangka pendek dalam output dan tingkat harga harus dipandang sebagai

penyimpangan dari trend jangka panjang

• Dalam jangka pendek, peningkatan tingkat harga dalam perekonomian cenderung

meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

• Penurunan tingkat harga cenderung

mengurangi jumlah barang dan jasa yang

ditawarkan.

(19)

Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Quantity of Output Price

Level

0

Short-run aggregate

supply

1. A decrease in the price level . . .

2. . . . reduces the quantity of goods and services supplied in the short run.

Y P

Y2 P2

Copyright © 2004 South-Western

(20)

DUA PENYEBAB FLUKTUASI EKONOMI

• Pergeseran pada Permintaan Agregat

– Dalam jangka pendek, pergeseran permintaan agregat menyebabkan fluktuasi dalam output barang dan jasa suatu perekonomian.

– Dalam jangka panjang, pergeseran permintaan

agregat mempengaruhi tingkat harga keseluruhan

tetapi tidak mempengaruhi output.

(21)

DUA PENYEBAB FLUKTUASI EKONOMI

• Pergeseran yang merugikan dalam Penawaran Agregat

– Penurunan salah satu penentu dari penawaran agregat menggeser kurva ke kiri :

• Output turun di bawah tingkat alamiah pekerja

• pengangguran meningkat.

• Tingkat harga naik.

(22)

Pergeseran yang merugikan dalam Penawaran Agregat

Quantity of Output Price

Level

0

Aggregate demand 3. . . . and

the price level to rise.

2. . . . causes output to fall . . .

1. An adverse shift in the short- run aggregate-supply curve . . .

Short-run aggregate supply, AS Long-run

aggregate supply

Y A P

AS2

B

Y2 P2

Copyright © 2004 South-Western

(23)

Efek Pergeseran Pada Penawaran Agregat

• Kebijakan untuk Merespon Resesi

– Para pembuat kebijakan dapat merespon resesi dengan salah satu cara berikut ini :

• Tidak melakukan apa-apa dan menunggu harga dan upah menyesuaikan.

• Mengambil tindakan untuk meningkatkan permintaan

agregat dengan menggunakan kebijakan moneter dan

fiskal.

(24)
(25)
(26)

• Masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah terjadinya Resesi (periode pengangguran tinggi,

pendapatan rendah, dan tekanan ekonomi meningkat)

• Kebijakan moneter dan fiskal dapat mencegah resesi dengan merespons guncangan ekonomi>>>>instrumen kebijakan untuk menstabilkan perekonomian.

• Ekonom lain berpendapat pemerintah seharusnya

melakukan pendekatan lepas-tangan pada kebijakan

makroekonomi .

(27)

Terdapat dua tipe kelambanan yang relevan untuk melakukan kebijakan stabilisasi: kelambanan dalam (inside lag) dan kelambanan luar (outside lag).

Kelambanan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekono- mian dan tindakan kebijakan dalam menanggapinya.

Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya pada perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan dan kesempatan kerja.

(28)

Stabilisator otomatis (automatic stabilizers) dirancang untuk

mengurangi kelambanan yang terkait dengan kebijakan stabilisasi.

Stabilisator otomatis adalah kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang disengaja. Misalnya:

- sistem pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian menuju resesi, tanpa perubahan hukum pajak

- sistem asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika resesi, karena lebih banyak orang yang meminta tunjangan.

Stabilisator otomatis ini bisa dipandang sebagai sebagai jenis kebijakan fiskal tanpa kelambanan dalam.

(29)

Stabilisasi yang sukses memerlukan kemampuan memprediksi kondisi ekonomi masa depan.

Salah satu cara peramal melihat ke depan adalah dengan indikator utama (leading indicators). Indikator utama adalah serangkaian data yang ber- fluktuasi pada perekonomian. Penurunan besar dalam indikator utama mengisyaratkan bahwa resesi mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Cara lain peramal melihat ke depan adalah dengan model makroekonomi, dengan mencoba memprediksi variabel seperti pengangguran dan

inflasi dan variabel endogen lain.

(30)

Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasi masa depan. Ekspektasi memainkan peran krusial karena mempengaruhi semua perilaku ekonomi. Baik rumah tangga dan

perusahaan memutuskan konsumsi dan investasi berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan. Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan pemerintah. Ia berpendapat bahwa metode

tradisional dari evaluasi kebijakan seperti yang bergantung pada model makroekonometrik standar—tidak dapat memperhitungkan

ekspektasi secara tepat . Kritik evaluasi kebijakan kebijakan tradisional dikenal sebagai Kritik Lucas.

(31)

Kebijakan dilakukan menurut aturan jika pembuat kebijakan

mengumumkan sebelumnya bagaimana kebijakan akan merespons berbagai situasi dan berkomitmen untuk menjalankannya.

Kebijakan dilakukan dengan kebijaksanaan jika pembuat kebijakan bebas menanggapi peristiwa dan memilih apapun kebijakan yang danggap perlu pada waktu itu. Perbedaan antara aturan vs kebijakan berbeda dari

perdebatan antara kebijakan pasif vs aktif. Kebijakan dapat dilakukan menurut aturan dan bisa pasif atau aktif.

(32)

Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan pembuat kebijakan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagaian ekonom khawatir bahwa politisi hanya peduli dengan kemenangan pemilu, dan karenanya memilih kebijakan yang meraih dukungan publik.

Presiden bisa menyebabkan resesi tak lama setelah memerintah dengan menurunkan inflasi dan lalu mendorong perekonomian menjelang pemilu berikutnya untuk menurunkan pengangguran;

ini memastikan bahwa baik inflasi dan pengangguran adalah rendah pada masa kampanye.

Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu disebut siklus bisnis politik (political business cycle).

(33)

Pembuat kebijakan oportunis mengambil keuntungan dari kurva Phillip yang dapat dieksploitasi dan menghadapi pemilih naif yang melupakan masa lalu, tidak sadar akan insentif pembuat

kebijakan, dan tidak memahami bagaimana perekonomian bekerja. Biasanya, politisi tidak memperhitungkan

tradeoff antara inflasi dan pengangguran ketika perolehan politis mereka dalam masalah.

(34)

Pembuat kebijakan mengumumkan kebijakan yang akan mereka ikuti untuk mempengaruhi ekspektasi pembuat keputusan swasta.

Namun, setelah pembuat kebijakan swasta telah bertindak berdasarkan ekspektasi, pembuat kebijakan ini bisa tergoda untuk melanggar peraturan/kebijakan yang mereka buat.

(35)

1) Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan Mengenakan pajak pendapatan pada modal. Tapi, setelah pabrik

dibangun, pemerintah tergoda menaikkan pajak.

2) Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberi monopoli sementara pada perusahaan yang menemukan obat baru. Tapi, setelah obat ditemukan, pemerintah tergoda untuk mencabut paten.

3) Untuk mendorong kerja keras, seorang Dosen mengumumkan kuliah ini akan berakhir dengan ujian. Tapi, setelah mahasiswa belajar semua bahan kuliah, dosen tersebut itu tergoda untuk membatalkan ujian sehingga ia tidak harus menilainya.

(36)

P

Y P*

AD Y

LRAS

Y''

Monetaris (monetarists) adalah ekonom yang menganjurkan agar mempertahankan

pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan. Monetaris percaya fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab

atas kebanyakan fluktuasi besar dalam perekonomian.

Y'

AD'

Perekonomian tumbuh (LRAS bergeser ke kanan), sehingga terjadi peningkatan terus-menerus pada jumlah

uang beredar (lewat +DAD). Namun, tidak Berarti ada kenaikan inflasi.

AD''

(37)

Aturan kebijakan kedua yang banyak dianjurkan ekonom adalah menargetkan GDP nominal. Jika GDP nominal naik, Pemerintah

mengurangi pertumbuhan uang untuk menekan permintaan agregat.

Jika GDP nominal turun di bawah target, pemerintah meningkatkan pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat.

Karena target GDP nominal menungkinkan kebijakan moneter untuk menyesuaikan terhadap perubahan perputaran uang, sebagian besar ekonom percaya bahwa target nominal mengarah pada stabilitas output dan harga yang lebih besar daripada aturan kebijakan moneter.

(38)

Kita telah melihat apakah kebijakan sebaiknya berperan aktif atau pasif dalam merespons fluktuasi ekonomi, dan apakah kebijakan sebaiknya dilakukan dengan aturan atau kebijaksanaan.

Meskipun ada perdebatan terus-menerus antara kedua sisi, ada satu kesimpulan jelas : tidak ada kasus yang sederhana dan memuaskan

untuk tiap pandangan kebijakan makroekonomi tertentu yang telah dibuat.

Pada akhirnya, kita harus mempertimbangkan berbagai pendapat politik

dan ekonomi dan memutuskan peran apa yang pemerintah mainkan dalam menstabilkan perekonomian.

(39)

Pada akhir 1980-an, banyak bank sentral di dunia mengadopsi bentuk

penargetan inflasi (inflation targeting) dan diumumkan maksud kebijakannya.

(40)

40

Tekanan Nilai Tukar Rupiah

(41)

2,431

16,525

9,335 12,700

9,770

14,693

2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 15,000 16,000 17,000

Dec-95 Dec-96 Dec-97 Dec-98 Dec-99 Dec-00 Dec-01 Dec-02 Dec-03 Dec-04 Dec-05 Dec-06 Dec-07 Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14

Krisis Asia 97/9

Pergerakan Nilai Tukar

12 bln

580%

36%

2 bln

50%

28 bln

Fed Tapering 22 Mei’15 Kejatuhan Lehman

Brothers 15 Sep ‘08

Sumber: Bloomberg Data 25 Sep’15

(42)

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

42

Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sejalan dengan kuatnya tekanan eksternal...

 Sumber tekanan terutama berasal dari dampak devaluasi Yuan oleh Bank Sentral Tiongkok serta kembali meningkatnya ketidakpastian rencana kenaikan suku bunga.

 Sementara dari sisi domestik, tekanan terhadap rupiah didorong oleh permintaan terhadap dolar AS, untuk pembayaran utang luar negeri.

 Depresiasi rupiah sejalan dengan depresiasi mata uang lain di dunia, bahkan lebih rendah dari beberapa negara peers.

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Perbandingan Nilai Tukar Kawasan

(43)

Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

43

 Volatilitas rupiah pada Agustus 2015 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

 Namun, volatilitas rupiah lebih rendah dari Ringgit Malaysia, Real Brasil, Lira Turki, dan Rand Afrika Selatan.

 Bank Indonesia terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. BI juga terus melakukan penguatan operasi moneter guna mengendalikan permintaan memperkuat pasokan valas.

(44)

-3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000

2012-J F M A M J J A S O N D 2013-J F M A M J J A S O N D 2014-J F M A M J J A S O N D 2015-J F M A M J J A

Juta USD

MIGAS NONMIGAS TOTAL

Perkembangan indikator utama ekonomi indonesia

…menunjukan ekonomi Indonesia masih positif didukung dengan pertumbuhan investasi yang positif dan konsisten

-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000

-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012 2013 2014 2015

USD mn USD mn

Goods Income Services

Curr. Trsfs Current Account (RHS)

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2011 2012 2013 2014 2015

PMA PMDN Total

Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Perdagangan

Indonesia Perkembangan Realisasi Investasi Langsung

Sumber: BKPM

2013:

Trade Deficit US$4.08bn

2014:

Trade Deficit US$1.89bn

Jan-Aug 2015:

Trade Surplus US$6,2bn

Cadangan Devisa per Agustus 2015: US$105,3 bn

Q2-2015 Total Investasi Langsung Naik 16,3%

(YoY) PMA Naik 18,2% (YoY) PMDN Naik 16,1% (YoY)

Sumber: BPS, data diolah

Pergerakan Inflasi 2014 vs 2015

Sumber: BPS,

Sumber: Bank Indonesia

Aug Trade Surplus:

US$0,44Bn

Aug Inflation 0,39%

(mtm);

7,18%(yoy);

2,29% (ytd).

Core 4,92% (yoy), Admin P. : 12,32% (yoy), Volatile F. : 9,65% (yoy).

1,07 0,26 0,08 -0,02 0,16 0,43 0,93 0,47 0,27 0,47 1,50 2,46

-0,24 -0,36 0,17 0,36 0,50 0,54 0,93 0,39 0,40 0,40 0,50 0,56

-1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

(mtm, %)

2014 2015 Rerata 5 tahun

Perkiraan

Realisasi diperkirakan 4,21% (yoy, ytd).

2012:

Trade Deficit US$1.66bn

44

(45)

Inflasi: Regional

Sumber: BPS

Peta Inflasi Daerah, Agustus 2015 (% yoy)

Inflasi Nasional:

7,18 % (yoy)

(46)

PASAR UANG & PASAR BARANG

(Keseimbangan Kurva IS-LM)

(47)

Model IS-LM

 Model IS-LM adalah interpretasi terkemuka dari teori Keynes.

 Tujuan dari model ini adalah untuk menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga.

 Ada dua cara pandang terhadap teori ini:

– Model IS-LM sebagai model yang menunjukkan apa yang menyebabakan pendapatan berubah dalam jangka pendek ketika tingkat harga tetap.

– Apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser.

(48)

 IS menyatakan “Investasi” dan “Tabungan” , sedangkan kurva IS menyatakan apa yang terjadi pada pasar barang dan jasa.

 LM menyatakan “Likuiditas” dan “Uang” , serta kurva LM menunjukkan apa yang terjadi pada penawaran dan

permintaan terhadap uang.

 Karena mempengaruhi investasi dan permintaan uang, tingkat bunga merupakan variable yang menghubungkan kedua

bagian dari model IS-LM.

(49)

Pasar Barang & Kurva IS

 Pasar barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa. Pasar barang sering

diistilahkan dengan sektor riil

 Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat suku bunga (i

atau r) serta tingkat pendapatan Nasional (Y) yang muncul di

pasar barang dan jasa.

(50)

Perpotongan Keynesian

• Ekuilibrium dalam perpotongan Keynesian adalah di titik A yaitu pada saat pendapatan (pengeluaran aktual) sama

dengan pengeluaran yang direncanakan.

(51)

The Equilibrium Value Of Income

income, output,

Y

E Planned

expenditure Pengeluaran aktual,

E = C + I + G

Equilibrium income

A

E = Y

(52)

Tingkat Bunga, investasi & Kurva IS

 Perpotongan keynesian membuat asumsi yang menyederhanakan bahwa tingkat investasi yang direncanakan I adalah tetap.

 Investasi yang direncanakan tergantung pada tingkat bunga r dan hubungan diantara keduanya dapat ditulis:

I = I(r)

 Kenaikan tingkat bunga menyebabkan investasi yang

direncanakan turun, sebaliknya menyebabkan pendapatan

turun, maka kurva IS miring ke bawah.

(53)

Kebijakan Fiskal & Kurva IS

 Kurva IS menunjukkan tingkat bunga berapapun, tingkat pendapatan yang mendorong pasar barang menuju ekuilibrium.

 Tingkat pendapatan tergantung pada kebijakan fiskal.

 Kurva IS menujukkan kombinasi dari tingkat bunga dan tingkat

pendapatan yang konsisten dengan ekuilibrium dalam pasar uang dan pasar jasa.

 Kurva IS digambar untuk kebijakan fiskal tertentu.

 Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskalyang meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kanan.

 Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiskal yang mengurangi

permintaan terhadap barang dan jasa menggeser kurva IS ke kiri

(54)

Interpretasi Dana Pinjaman dari Kurva IS

 Kesamaan (equivalent) antara penawaran serta permintaan terhadap barang dan jasa, serta penawaran dan permintaan terhadap dana pinjaman (loanable funds).

 Identitas perhitungan pendapatn nasional:

Y- C - G = I S = I

 Sisi kiri: tabungan nasional S

 Sisi kanan: investasi I

 Tabungan nasional menujukkan penawaran dari dana pinjaman, dan

investasi menujukkan permintaan terhadap dana.

(55)

Kurva LM

 Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang.

 Hubungannya dapat dilihat pada teori tingkat bunga, di

sebut juga teori preferensi likuiditas (theory of liquidity

preference)

(56)

Teori Preferensi Likuiditas

 Keynes “ The General Theory” menjabarkan pandangannya tentang tingkat bunga yang ditentukan dalam jangka pendek likuiditas adalah (teori preferensi likuiditas).

 Teori itu menyatakan “tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid - uang.

 Perpotongan keynesian merupakan kerangka untuk kurva IS

sedankan teori preferensi likuiditas adalah kerangka untuk

kurva LM.

(57)

Teori Preferensi Likuiditas

 Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya keseimbangan uang riil yang tetap, yaitu:

Dimana :

M = Jumlah uang yang beredar P = Tingkat harga

M/P = penawaran keseimbangan uang riil

 Teori prefensi likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang orang.

 Alasannya adalah bahwa tingkat bunga merupakan biaya oportunitas (opportunity cost) dari memegang uang

P M

P

M )

S

/

( 

(58)

Kurva Preferensi Likuiditas

• Penawaran dan permintaan

terhadap keseimbangan uang riil menentukan tingkat bunga

• Kurva penawaran untuk

keseimbangan uang riil adalah vertikal krn penawaran tdk tergantung pada tingkat bunga

• Kurva permintaan miring ke

bawah krn tingkat bunga yg lebih tinggi meningkatkan biaya

memegang uang dan

menurunkan kuantitas yang diminta

• Pd tingkat bunga ekulibrium, jumlah keseimbangan uang riil yg diminta = jumlah penawarannya

Penawaran

Tingkat bunga ekuilibrium

Tingkat bunga, r

Keseimbangan unag riil, M/P Permintaan, L(r)

P M /

(59)

Rumus Keseimbangan

 Rumus keseimbangan:

Dimana:

L (r) : menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat bunga.

 Penawaran dan permintaan akan keseimbangan uang riil menentukan tingkat bunga yang akan muncul

diperekonomian.

 Yaitu tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang.

) ( )

( M P

d

 L r

(60)

Penurunan Jumlah Uang Beredar dlm Teori Preferensi Likuiditas

 Jika tingkat harga tetap, penurunan jumlah uang beredar dari M1 ke M2 mengurangi penawaran keseimbangan uang riil.

 Karena itu, tingkat bunga ekuilibrium naik dari r1 ke r2

Penawaran

Menaikkan tingkat bunga

Tingkat bunga, r

Keseimbangan uang riil, M/P Permintaan, L(r)

P

M2/ M1/P

Penurunan jumlah uang yg beredar

r2 r1

(61)

Pendapatan, Permintaan Uang dan Kurva LM

2. Menaikkan tingkat bunga

Tingkat bunga, r

Keseimbangan uang riil, M/P L(r,Y1)

P M /

1. Kenaikan pendapatan meningkatkan permintaan uang

r2

r1

Tingkat bunga, r

Pendapatan, Output, Y

r2

r1

L(r,Y2)

Y1 Y2 LM

3. Kurva LM meringkas perubahan ekuilibrium pasar uang

b) Kurva LM a) Pasar Untuk Keseimbangan uang Riil

(62)

a) Pasar Untuk Keseimbangan uang Riil

• Menunjukkan pasar keseimbangan uang riil

• Kenaikan pendapatan dari Y

1

ke Y

2

meningkatkan

permintaan uang, dan dengan demikian menaikkan tingkat bunga dari r

1

ke r

2

b) Kurva LM

• Menunjukkan kurva LM yang meringkas hubungan antara tingkat bunga dan

pendapatan

• Semakin tinggi tingkat

pendapatan, semakin tinggi

tingkat bunga

(63)

Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM

 Kurva LM menyatakan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap tingkat pendapatan.

 Tingkat bunga ekuilibrium juga tergantung pada penawaran keseimbangan uang riil, M/P. .

 Kurva LM menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan ekuilibrium dalam pasar keseimbangan uang riil.

 Kurva LM digambar untuk penawaran keseimbangan uang riil tertentu.

 Penurunan dalam penawaran keseimbangan unag riil menggeser kurva LM ke atas.

 Kenaikan dalam penawaran keseimbangan uang riil menggeser kurva LM

ke bawah.

(64)

Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM

2. Menaikkan tingkat bunga

Tingkat bunga, r

Keseimbangan uang riil, M/P L(r,Y)

P

M2/ M1/P

1. Penurunan jumlah uang yg beredar

r2 r1

Tingkat bunga, r

Pendapatan, output, Y 3. Menggeser kurva

LM ke atas

r2 r1

LM2 LM1 a) Pasar Keseimbangan uang Riil b) Kurva LM

(65)

Interpretasi Persamaan-Kuantitas Kurva LM

• Kurva permintaan agregat dari teori kuantitas uang, dengan persamaan kuantitas:

MV = PY

• Dengan asumsi bahwa perputaran uang V adalah konstan

• Artinya untuk setiap tingkat harga P, jumlah uang yang beredar M dengan sendirinya menentukan tingkat

pendapatan Y.

• Karena tingkat pendapatan tidak bergantung pada tingkat

bunga, maka teori kuantitas ekuivalen dengan kurva LM

vertikal.

(66)

Ekuilibrium dalam Model IS-LM

• Perpotongan kurva IS dan LM

menunjukkan ekuilibrium simultan dalam pasar barang dan jasa dalam pasar keseimbangan uang riil

untuk nilai pengeluaran

pemerintah, pajak, jumlah uang beredar dan tingkat harga

tertentu.

• Pada perpotongan, pengeluaran aktual = pengeluaran yang

direncanakan, dan permintaan thdp keseimbangan uang riil = penawarannya.

Tingkat bunga ekuilibrium

Tingkat bunga, r

Pendapatan, output, Y IS

LM

Tingkat pendapatan ekuilibrium

(67)

Teori Fluktuasi Jangka - Pendek

Perpotongan Keynesian

Teori

Preferensi Likuiditas

Kurva IS

Kurva LM

Model IS-LM

Kurva Permintaan

Agregat

Kurva Penawaran

Agregat

Model Penawaran

&

Permintaan Agregat

Penjelasan ttg fluktuasi ekonomi

Jangka-Pendek

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis konsep dasar dan masalah ekonomi, perkembangan ekonomi, kegiatan ekonomi, permintaan dan penawaran, bentuk-bentuk pasar,

Karena kurva AS vertikal dalam jangka panjang, penurunan AD mempengaruhi tingkat harga, tapi tidak tingkat output... Jangka Pendek: Kurva Penawaran