PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
- Klasifikasi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
- Bibir
- Lip balm
- Bahan Baku Formulasi Lip balm
- Lanolin
- Cera Alba/Beeswax
- Propylen Glikol
- Antioksidan
Selain itu, salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan rumput laut adalah dengan menggunakan larutan POC Basmingro, yaitu larutan yang diformulasikan oleh Rully Tuiyo dan diuji pada rumput laut Kappaphycus alvarezii di perairan pesisir Desa Ilangata dan Helpo, Kuantan. Rumput laut Kappaphycus alvarezii mempunyai thallus berbentuk silinder dengan permukaan licin berwarna hijau, kuning-hijau, abu-abu, coklat dan merah. Komposisi kimia rumput laut bervariasi menurut spesies, laju pertumbuhan (umur) dan kondisi pertumbuhan (Peranginangin et al., 2013).
Kappaphycus alvarezii merupakan rumput laut penghasil karagenan yang dapat digunakan sebagai suspensi, penstabil dan daya retensi air, sehingga digunakan sebagai humektan dalam industri kosmetik. Karagenan dari rumput laut Kappaphycus alvarezii mempunyai daya difusi dan water holding capacity (WHC), sehingga dapat digunakan sebagai humektan (Suparmi dan Sahri, 2009). Nurjanah et al., (2017) menjelaskan bahwa senyawa hidrokuinon, flavonoid dan triterpen fenolik yang terkandung dalam rumput laut Kappaphycus alvarezii berpotensi digunakan sebagai bahan baku tabir surya.
Aktivitas antioksidan rumput laut Kappaphycus alvarezii yang diekstraksi dengan pelarut metanol pada sampel segar dilaporkan sebesar 45,60 ppm dan 64,80 ppm pada sampel kering (Suryaningrum et al., 2006). Lemahnya aktivitas antioksidan rumput laut Kappaphycus alvarezii diungkapkan oleh beberapa peneliti dengan nilai aktivitas antioksidan (IC50) di atas 100 ppm yaitu 106,021 ppm dan 127,23 ppm (Maharany et al., 2017; Luthfiyana et al., 2016). Aktivitas antioksidan rumput laut Kappaphyccus alvarezii dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain proses pengeringan pada suhu tinggi, desalinasi yang tidak memadai, dan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh pada rumput laut Kappaphyccus alvarezii (Lantah et al., 2019; Suryaningrum et al. ., 2006). ).
METODOLOGI PENELITIAN
- Waktu dan Tempat
- Alat dan Bahan
- Metode dan Prosedur Penelitian
- Pembuatan Bubur Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
- Formulasi Sediaan Lip balm Modifikasi
- Pengujian Mutu Fisik Sediaan Lip balm Bubur Rumput Laut Kappaphycus
- Uji Homogenitas
- Uji Suhu Lebur
- Uji pH
- Uji Iritasi
- Penentuan Profil Tekstur Sediaan Lip balm
- Uji Antioksidan
- Uji Stabilitas Sediaan
- Analisi Data
Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan berdasarkan lembar evaluasi SNI uji stabilitas sediaan lip balm, dapat dilihat pada lampiran 1. Perlakuan yang dilakukan dalam pengujian ini adalah uji pH dan uji suhu leleh. pelembab bibir. sediaan dengan penambahan 0 ml, 1 ml sari rumput laut Kappaphycus alvarezii, 1,5 ml dan 2 ml. Data uji stabilitas sediaan lip balm rumput laut Kappaphycus alvarezii menggunakan lembar evaluasi organoleptik berdasarkan SNI, kemudian hasil uji organoleptik ditabulasi dan ditentukan nilai mutunya dengan mencari rata-rata skor masing-masing panelis.
Hasil uji tambahan Duncan setiap perlakuan dengan penambahan sari ampas rumput laut Kappaphycus alvarezii terhadap suhu leleh sediaan lip balm menunjukkan terdapat perbedaan nyata pada semua perlakuan mulai dari F0, F1, F2 dan F3. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lip balm yang diproduksi terbukti tidak menyebabkan iritasi sehingga aman dan layak digunakan. Pada Tabel 8 terlihat bahwa nilai Kohesivitas sediaan lip balm mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya konsentrasi sari rumput laut.
Formulasi lip balm terbaik adalah formulasi F1 dengan penambahan 1 ml sari rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan suhu leleh 53,67oC, pH 5,53 dan aktivitas antioksidan 13,1606 serta nilai uji stabilitas skor pada hari ke 28 sebesar 3,82. Aktivitas antioksidan pada lip balm rumput laut Kappaphycus alvarezii ini mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Formulasi lip balm yang mengandung minyak buah merah sebagai pelembab bibir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Homogenitas
Uji homogenitas sediaan lip balm dilakukan dengan meletakkan sediaan pada kaca objek kemudian diamati menggunakan mikroskop digital dengan perbesaran 500 untuk melihat apakah masih terlihat butiran kasar pada sediaan lip balm. Hasil uji homogenitas sediaan lip balm menunjukkan komposisi homogen, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya butiran kasar pada saat sediaan diamati menggunakan mikroskop digital. Menurut Direktorat Jenderal Badan POM (1985) suatu sediaan dikatakan homogen apabila tidak terdapat butiran kasar bila diamati dengan menggunakan kaca transparan.
Uji Suhu Lebur
Terlihat rata-rata nilai hasil uji suhu leleh sediaan meningkat seiring dengan besarnya konsentrasi penambahan sari ampas rumput laut, hal ini mungkin disebabkan karena adanya zat hidrokoloid pada rumput laut Kappaphycus alvarezii yang menyebabkan komponen air pada lip balm. sediaan dapat diserap dan menjadi komponen bahan yang terikat sehingga menghasilkan sediaan yang lebih keras dan kuat (Noorrohman, 2018), hal ini menyebabkan konsentrasi sari rumput laut yang ditambahkan pada sediaan lip balm semakin banyak sehingga membuat sediaan menjadi lebih keras dan kuat. , yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu leleh sediaan lip balm.
Uji pH
F0: Tambahkan 0ml jus rumput laut F1: Tambahkan 1ml jus rumput laut F2: Tambahkan 1,5ml jus rumput laut F3: Tambahkan 2ml jus rumput laut. Uji pH sediaan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan pada setiap sampel sediaan, hasil pengujian sediaan lip balm menunjukkan bahwa pH sediaan menunjukkan angka 5,4-5,7 yang merupakan pH dalam kategori aman untuk digunakan karena mendekati pH. dengan nilai pH fisiologis pada kulit bibir. Hasil analisis anova satu arah menunjukkan nilai signifikansi uji pH pada sediaan lip balm menunjukkan nilai sebesar 0,53 lebih besar dari nilai alpha yang digunakan yaitu 0,05 sehingga dapat disimpulkan konsentrasi yang berbeda bahwa penambahan sari rumput laut tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pH sediaan lip balm.
Uji Iritasi
Hasil uji iritasi menunjukkan tidak ditemukannya tanda-tanda reaksi iritasi seperti eritema, papula, vesikel dan edema pada kulit relawan selama 2 jam penggunaan sediaan lip balm.
Uji Profile texture analysis
Daya rekat dapat diartikan sebagai nilai daya rekat suatu bahan, pada tabel 8 terlihat bahwa nilai daya rekat meningkat sebanding dengan penambahan konsentrasi sari ampas rumput laut Kappaphycus alvarezii. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kandungan gel pada rumput laut Kappaphycus alvarezii sehingga pada saat pengolahan lip balm akan terbentuk gel yang kuat yang dapat meningkatkan kelengketan sediaan lip balm, kabarnya rumput laut Kappaphycus alvarezii mempunyai kekuatan gel sebesar 207,50 gr. /cm2 (Kumayanjati dan Dwimayasanti, 2018). Kohesi dapat diartikan sebagai nilai keutuhan suatu bahan dengan melihat sejauh mana suatu bahan dapat berubah bentuk sebelum pecah (Fitriyani et al., 2017).
Menurunnya nilai kohesi ini disebabkan oleh adanya kandungan karaginan pada rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dapat mengubah wujud cair menjadi padat maupun mengubah wujud padat menjadi gel, sehingga semakin tinggi konsentrasi cairan rumput laut laut maka semakin sedikit pula proses sediaan yang mengalaminya. perubahan bentuk terlebih dahulu. persiapannya rusak. Akseptabilitas adalah sejauh mana sampel dapat kembali ke bentuk aslinya, permen karet adalah energi yang diperlukan untuk menghancurkan makanan semi-padat, sedangkan kunyahan adalah parameter kohesi sekunder yang didefinisikan sebagai hasil perhitungan nilai permen karet dikalikan dengan tingkat kelengketan.
Uji Aktivitas Antioksidan
Vitamin C dilaporkan memiliki nilai aktivitas antioksidan sebesar 14,79 μg/mL yang tergolong aktivitas antioksidan sangat kuat. F1: tambahkan 1 ml jus rumput laut F2: tambahkan 1,5 ml jus rumput laut F3: tambahkan 2 ml jus rumput laut. Nilai aktivitas antioksidan pada sediaan lip balm ini tergolong sangat kuat, menurut Molyneux (2004), aktivitas antioksidan tergolong sangat kuat jika mempunyai nilai IC50 kurang dari 50 ppm.
Tingginya nilai aktivitas antioksidan ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan bahan baku rumput laut Kappaphycus alvarezii segar yang diambil langsung dari tempat budidaya, sehingga zat bioaktif rumput laut tersebut terlindungi dari kerusakan akibat kontaminasi dan panas. Penambahan pupuk organik pada budidaya rumput laut dapat meningkatkan kandungan fosfat dan nitrat media budidaya sebesar 6 kali lipat dibandingkan tanpa pupuk.Penggunaan pupuk organik menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup rumput laut Kappaphycus alvarezii 69% lebih baik bila ditanam di dalam ruangan (Fadilah dan Pratiwi, 2017). Tingginya laju pertumbuhan harian tersebut dipengaruhi oleh kandungan Pupuk Organik Cair DI Grow yang mengandung beberapa unsur yang dibutuhkan rumput laut antara lain N; C.org; P2O2; mg; K20; Ca; S; Kl; M N;.
Nilai antioksidan tertinggi terdapat pada sampel F1 yaitu dengan penambahan 1 ml sari ampas rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan nilai IC50 sebesar 13,1606 ppm, sedangkan nilai aktivitas antioksidan terdapat pada sampel F2 dan F3 dengan penambahan rumput laut Kappaphycus alvarezii. jus masing-masing. 1,5 ml dan 2 ml memiliki nilai IC50 lebih rendah masing-masing sebesar 18,5063 dan 16,4650 ppm. Lamanya waktu homogenisasi fasa air dan minyak pada saat sediaan disebabkan oleh tingginya kapasitas gel karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii masing-masing g/cm2 (Arzani et al., 2020) yang menjadikan sediaan lebih kuat sehingga lebih kuat. memerlukan waktu lebih lama. untuk proses homogenisasi. Lamanya waktu homogenisasi fasa air dan minyak pada produksi lip balm sampel F2 dan F3 juga menyebabkan waktu kontak sediaan dengan suhu panas hot plate menjadi lebih lama. Suryaningrum dkk., 2006) yang dapat menyebabkan aktivitas antioksidan sediaan lip balm menurun.
Uji Stabilitas Sediaan
Gambar 5 menunjukkan sediaan lip balm dengan kode sampel F0 dan F3 mengalami penurunan mutu secara bertahap sesuai dengan lama penyimpanan, dengan nilai skoring pengujian pada hari ke 28 masing-masing sebesar 3,41 dan 3,61. Sediaan lip balm dengan kode sampel F1 mengalami peningkatan nilai uji pada hari ke 7 dan 14 kemudian mengalami penurunan mutu pada hari ke 21 dan 28 sesuai dengan lama penyimpanan. Pada sediaan lip balm dengan kode F2 sampel menunjukkan peningkatan pada hari ke 7, setelah itu terjadi penurunan nilai skor tes pada hari ke 14 sampai ke 28 sesuai dengan lama penyimpanan.
Dari data hasil uji kestabilan lip balm dapat disimpulkan bahwa sediaan lip balm dengan tingkat kestabilan terbaik adalah sediaan lip balm dengan label sampel F1 yaitu perlakuan dengan penambahan sari ampas rumput laut dengan konsentrasi 1ml. Rumput laut Kappaphycuss alvarezii telah terbukti dapat diformulasi menjadi lip balm dengan nilai uji fisik dan kimia yang memenuhi SNI produk lipstik sehingga aman digunakan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai produksi sediaan lip balm dengan mengontrol lama produksi dan mengontrol suhu produksi agar diperoleh produk lip balm dengan hasil pengujian yang lebih optimal.
Kandungan senyawa bioaktif pada daging buah rumput laut Sargassum plagyophyllum dan Eucheuma cottonii dimanfaatkan sebagai bahan baku krim pemutih kulit. Kandungan senyawa bioaktif pada rumput laut Padina australis dan Eucheuma cottonii sebagai bahan baku tabir surya. Prediksi komposisi gliseril monostearat dan setil alkohol sebagai bahan pengemulsi menggunakan aplikasi desain faktorial pada sediaan lip balm dengan pewarna ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus Web).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Pengaruh Perbedaan Bobot Awal Biji Terhadap Tingkat Pertumbuhan dan Kapasitas Tanaman Coklat Varietas Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Dengan Metode Vertikultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Formulasi ekstrak daun cincau hijau (Premna oblongifoolia merr) dan rumput laut Eucheuma cottonii terhadap mutu bubuk cincau hijau. Kajian kandungan kurkuminoid, total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada berbagai teknik pengeringan dan proporsi larutan.
Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan
Formulasi Sediaan Lip balm
Hasil Pengujian Homogenitas
Hasil Pengujian Suhu Lebur
Hasil Uji pH
Hasil Uji Iritasi
Hasil Uji Profile texture analysis sediaan lip balm
Nilai Kandungan Antioksidan Sediaan Lip balm
Score Sheet Uji Skoring
Standar Nasional Indonesia Produk Lip balm
Lembar Uji Iritasi
Hasil Uji Oneway Anova dan Uji Lanjut Duncan
Perhitungan Pembuatan Larutan Stock dan Pengencerannya
Perhitungan persen inhibis dan IC 50
Grafik IC 50
Dokumentasi penelitian