• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frederyck Ferguson Ngero LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI BBLK MAKASSAR

N/A
N/A
Muhammad Fajar Zahwan

Academic year: 2025

Membagikan "Frederyck Ferguson Ngero LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI BBLK MAKASSAR"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KESEHATAN MAKASSAR

“Analisis Kualitas Air Metode Fisika Non Instrumen, Gravimetri, Volumetri, Spektrofotometri Uv-Vis, dan AAS”

DISUSUN OLEH:

Frederyck Ferguson Ngero 196017

Muhammad Syamsul Ma’arif 196080

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK – SMAK MAKASSAR

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan praktek kerja industri

Disetujui oleh,

Ka. Instalasi Kimia Kesehatan Seksi Bimbingan Teknis

(Joharsan, S.Farm) (Hasni Latif, SKM) NIP. 19680261988031002 NIP. 1969120519900321

Mengetahui oleh, Sriwati, S.Si

NIP. 198201182006042018 Pembimbing

(3)

LEMBAR PENERIMAAN

Dibuat dan disusun sebagai syarat guna menyelesaikan Pendidikan pada SMK SMAK makassar.

Nama : Frederyck Ferguson Ngero (196017)

Muh. Syamsul Ma Arif (196080)

Tempat Prakerin : Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar

Judul Laporan : Analisis Kualitas Air Metode Fisika Non Instrumen, Gravimetri, Volumetri, Spektrofotometri Uv-Vis dan AAS

Telah diterima oleh : Bapak Kepala SMK SMAK Makassar

Makassar, Maret 2023

Kepala sekolah SMK-SMAK Makassar

Drs. Bakhtiar Rahmani, M.Si NIP. 196812311993031025

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan Laporan Praktek Kerja Industri yang disusun untuk memenuhi syarat ujian akhir siswa(i) pada sekolah kejuruan – SMAK Makassar.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek yang telah penulis lakukan selama melaksanakan Praktek Kerja Industri pada BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan- SMAK Makassar. Adapun isi dari Laporan Praktek Kerja Industri ini adalah

“Analisis Kualitas Air Metode Fisika Non Instrumen, Gravimetri, Volumetri, Spektrofotometri Uv-Vis, dan AAS”.

Terselesaikannya Laporan ini tidak lepas dari bantuan dari beberapa pihak.

Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat Rahmat dan Karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua.

2. dr. Mujaddid,M.Kes,(MMR), selaku Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.

3. Ibu Hasni Latif, SKM, selaku seksi bimbingan teknis.

4. Bapak Joharsan, S.Farm, selaku Kepala Instalansi Kimia Kesehatan.

5. Bapak Bakhtiar Rahmani, M.Si , selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan- SMAK Makassar.

6. Ibu Sriwati,S.Si, selaku pembimbing Pengawas Senior dan pembimbing PRAKERIN di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.

7. Bapak Andi Alvin Paty, Amd.KL, Ibu Andi Idma Susiawati, Ibu Asnita, SKM, Ibu Dewisetyowati, SKM, Ibu Nirmawati Sijalling, AMAK, Ibu Nurul Fitria, S.Tr.AK, Bapak Maximus Frumensius Mally, AMAK, Bapak Rustam, SKM, Ibu St. Maani, Amd.AK, Ibu Hamsina, S.ST, Ibu Zainab, S.ST dan Ibu Triliyana, AMAK, selaku Pembimbing Laboratorium Instalasi Kimia Kesehatan.

(5)

8. Seluruh karyawan dan karyawati Balai Besar Laboratorium Keseshatan Makassar, terlebih khusus kepada para Analis dan Operator di Laboratorium Kimia dan Instrumen yang telah membantu dan mengajar kami selama melaksanakan Praktek Kerja Industri di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.

9. Para Guru dan Staff Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Makassar atas pengorbanan waktu dan tenaga yang telah diberikan untuk mengajar kami.

10. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan berupa Doa yang tulus dan pengorbanan yang tiada taranya sehingga kami dapat menyelesaikan PRAKERIN.

11. Anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Industri di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.

12. Teman-teman angkatan 55 atas kerjasamanya selama 4 tahun yang telah berbagi suka maupun duka.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan Praktek Kerja Industri ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik maupun saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Praktek Kerja Industri.

Penulis berharap kiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya khususnya siswa – siswi SMK-SMAK Makassar serta dapat meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan Analis Kimia.

Makassar, Maret 2023

Penulis

(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LEMBAR /PEMERIKSAAN PENGESAHAN...i

LEMBAR PENERIMAAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan...3

1. Tujuan Umum...3

2. Tujuan Khusus...4

C. Manfaat Praktek Kerja Industri...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

A. Balai Besar Laboratorium Kesehatan...6

1. Sejarah Perusahaan...6

2. Visi dan Misi Perusahaan...7

3. Jaminan Mutu Perusahaan...7

4. Struktur Organisasi Perusahaan...8

B. Air... 10

1. Pengertian Air...10

2. Sifat Umum Air...10

3. Sumber-sumber Air...12

C. Parameter Analisa kualitas Air...13

1. Warna...14

2. Derajat Keasaman (pH)...14

3. Kekeruhan...14

4. Total Suspendded Solid (TSS)...15

5. Kesadahan...16

6. Nitrit (NO2-)...19

7. Nitrat (NO3-)...19

8. Fluorida (F-)...21

9. Besi...22

D. Kompleksometri...23

E. Spektrofotometri UV-Vis...26

1. Pengertian Spektrofotometer...26

2. Komponen pada Spektrofotometer...28

F. Spektrofotometri Serapan atom (SSA)...30

1. Pengertian Spektrofotometer...30

2. Komponen pada Spektrofotometer...31

BAB III METODE PENELITIAN...34

A. Waktu Dan Tempat Pelaksaan Prakerin...34

B. Metode Analisis...34

1. Parameter Secara Fisika Non Instrumen...34

(7)

b. Penentuan Derajat Keasaman (pH)...36

c. Penentuan Tingkat Kekeruhan...37

2. Parameter Secara Gravimetri...38

a. Penentuan Kadar Total Suspended Solid (TSS)...38

3. Parameter Secara Volumetri...40

a. Penentuan Kadar Kesadahan Total...40

4. Parameter Secara Spektrofotometri UV-Vis...43

a. Penentuan Kadar Nitrat...43

b. Penentuan Kadar Nitrit...45

c. Penentuan Kadar Flourida...47

5. Parameter Secara Spektrofotometri AAS...51

a. Penentuan Kadar Besi (Fe)...51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...53

A. Hasil...53

B. Pembahasan...56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...69

A. Kesimpulan...69

B. Saran...71

DAFTAR PUSTAKA... 72

LAMPIRAN... 74

A. Lampiran 1...75

B. Lampiran 2...85

C. Riwayat Hidup...89

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Fisik Air...10

Tabel 2.2 Absorpsi Sinar Uv λ maks dari beberapa polar...26

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Warna, pH dan Kekeruhan...53

Tabel 4.2 Hasil Pengujian TSS (Total Suspended Solid)...53

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kesadahan Total...54

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Nitrat (NO3-)...54

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Nitrit (NO2-)...55

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Fluorida (F)...55

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Fe...56

Tabel 5.1 Kesimpulan Parameter Fisika Non Instrumen...69

Tabel 5.2 Kesimpulan Parameter Gravimetri...69

Tabel 5.3 Kesimpulan Parameter Volumetri...70

Tabel 5.4 Kesimpulan Parameter Spektrofotometer Uv-Vis...70

Tabel 5.5 Kesimpulan Parameter SSA...70

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar...6

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BBLK Makassar...9

Gambar 2.3 Air...10

Gambar 2.4 Spektrofotometer Uv-Vis...26

Gambar 2.5 Bagian Bagian Alat Spektrofotometer Uv-Vis...29

Gambar 2.6 Spektrofotometer Serapan Atom...30

Gambar 2.7 Skema Umum Pada Alat AAS...33

Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Pengujian Nitrat...54

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Pengujian Nitrit...55

Gambar 4.3 Kurva kalibrasi Pengujian Fluorida...55

Gambar 4.4 Kurva kalibrasi Pengujian Fe...56

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan- SMAK Makassar merupakan sekolah yang memiliki program keahlian Kimia Analisis dengan masa pendidikan 4 tahun dan berada dibawah naungan Kementrian Perindustrian. Sebagai sekolah menengah kejuruan, siswa-siswi SMAK Makassartelah dididik secara cermat dan berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang berprofesional dab bermartabat sehingga mampu memenuhi dunia usaha industri.

Karena sektor industri yang terus berkembang, maka kebutuhan industri akan tenaga analis kimia yang berkualitas dan terampil pun meningkat. Akan tetapi, tenaga analis kimia yang terampil tidak bisa dihasilkan hanya dengan pembelajaran teori maupun praktikum di lingkungan sekolah, melainkan harus dibekali dengan pengalaman dan gambaran seputar dunia industri. Oleh karena itu SMK- SMAK Makassar memprogramkan suatu kegiatan yang diberi nama Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk siswa- siswi tingkat akhir, yaitu kelas XIII pada semester VIII.

Praktek Kerja Industri ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa-siswi agar memperoleh pengalaman kerja/praktik sesuai dengan bidang minat/keilmuan yang digelutinya. Dengan demikian, para siswa-siswi memperoleh gambaran mengenai dunia kerja yang akan dihadapinya diwaktu mendatang. Pelaksanaan Prakerin tidak terbatas pada praktik laboratorium saja tetapi juga praktik pengenalan lingkungan kerja yang sesungguhnya. Sebagai penerapan dari program PRAKERIN tersebut, maka kami memilih Laboratorium BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN

MAKASSAR sebagai tempat pelaksanaan PRAKERIN. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan laboratorium rujukan untuk wilayah Indonesia Bagian Timur (Sulawesi,

(11)

laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat, juga untuk

(12)

pemantapan mutu, jejaring kerja dan kemitraan, rujukan, pendidikan dan pelatihan teknis serta penelitian dan pengembangan dan sudah terakreditasi ISO/IEC 17025:2005.

Beberapa parameter uji kualitas air yang telah dilakukan di Instalasi Kimia Kesehatan pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar : TSS, Nitrat, Nitrit, pH, Kekeruhan, Warna, TDS, Klorida (Cl-), Kesadahan, Flourida, Amonia, Sulfat, Sianida (CN-) dan Besi. Dalam rangka peningkatan pengetahuan siswa dan juga untuk menyelesaikan program pendidikan di SMK-SMAK Makassar, maka sebelum menyelesaikan PRAKERIN, kami membuat sebuah laporan yang berisikan “Analisis Kualitas Air Metode Fisika Non Instrumen, Gravimetri, Volumetri, Spektrofotometri Uv-Vis, dan AAS”.

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Bagi manusia, kebutuhan air adalah mutlak karena 70% zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. Kebutuhan air untuk keperluan sehari- hari berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum termasuk untuk memasak (Elfi, 2017)

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal.

Pertama, air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati. Kedua, air untuk kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Oleh karena itu, baik kuantitas maupun kualitas air harus dapat memenuhi kebutuhan kita.

(Mukarromah, 2016).

Pengujian kualitas air berasal dari masalah lingkungan dan kesehatan yang berkaitan dengan air. Selain itu, pengujian kualitas air juga dapat mengindentifikasi adanya pencemaran atau kerusakan lingkungan, dapat membantu dalam pengembangan dan implementasi strategi untuk mengatasi masalah tersebut.

(13)

Air dapat tercemar oleh bahan kimia dan limbah, seperti pestisida, logam berat, dan limbah industri, serta polusi organik dan mikroba yang berasal dari limbah manusia dan hewan. Konsumsi air yang tercemar dapat menyebabkan masalah Kesehatan serius, seperti penyakit kulit, diare, kerusakan hati, dan bahkan kematian.

Pengujian kualitas air mencakup pengukuran berbagai parameter, seperti kandungan kimia, biologi, dan fisik, seperti pH, suhu, kekeruhan, kandungan logam dan banyak lagi. Oleh karena itu, pengujian kualitas air dilakukan untuk memastikan bahwa air yang digunakan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan aman dan sehat serta layak untuk dikonsumsi.

Untuk memastikan bahwa air aman dan sehat, banyak negara dan organisasi internasional telah menetapakan standar kualitas air dan mengharuskan pengujian kualitas secara teratur. Pengujian kualitas dilakukan oleh Lembaga pemerintah, organisasi lingkungan, perusahaan air dan laboratorium swasta. Hasil pengujian kualitas air digunakan untuk memastikan bahwa air aman untuk dikonsumsi, untuk mengembangkan kebijakan dan peraturan lingkungan, dan untuk mengembangkan strategi pengelolaan air yang berkelanjutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul “Analisis Kualitas Air Metode Fisika Non Instrumen, Gravimetri, Volumetri, Spektrofotometri Uv-Vis, dan AAS”. Yang mana isi dari laporan ini mencakup beberapa parameter yang mengwakili dari setiap metode analisa yang digunakan.

B. TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.

b. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan sikap profesionalisme dalam rangka memasuki lapangan kerja sebagai analis kimia.

(14)

c. Meningkatkan wawasan pada aspek – aspek potensial di dunia kerja, antara lain : struktur organisasi, disiplin, lingkungan dan sistem kerja.

d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal penggunaan Instrumen kimia analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di Sekolah, terutama dalam kesempatan praktek yang diberikan oleh lembaga penelitian dan perusahaan industri.

e. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan teknologi baru dalam lapangan kerja.

f. Memperoleh umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di SMK-SMAK Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter uji secara fisika non instrumen yang sudah ditetapkan yaitu Warna, pH dan Kekeruhan

b. Untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter uji secara Gravimetri yaitu TSS (Total Suspended Solid)

c. Untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter uji secara Volumetri yaitu Kesadahan Total

d. Untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter uji secara Spektrofotometri Uv-Vis yaitu Nitrat (NO3-), Nitrit (NO2-) dan Fluorida (F)

e. Untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter uji AAS yaitu Logam Besi (Fe)

C. MANFAAT PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Adapun manfaat dari pelaksanaan PRAKERIN pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh pengalaman kerja di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar sehingga mampu menerapkan dan mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di sekolah.

2. Belajar secara langsung mengenai pemeriksaan kualitas air dengan ahli

(15)
(16)

3. Mendapatkan keterampilan ilmu pengetahuan, dan wawasan guna meningkatkan kompetensi sehingga nantinya mampu diimplementasikan di dunia kerja.

4. Memberikan informasi baru mengenai perkembangan ilmu kimia khusus dalam bidang analis kimia.

5. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia terhadap lembaga penelitian dan perusahaan industri tempat pelaksanaan PRAKERIN.

6. Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program belajar pada institusi pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Makassar.

7. Menambah rujukan perpustakaan Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Makassar.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR 1. Sejarah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

Gambar 2.1 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

Balai Pada tahun 1929 oleh Pemerintah Belanda, Laboratorium kesehatan didirikan dengan nama Laboratorium Kesehatan Daerah yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No. 5 Makassar. Pada saat itu, Laboratorium Kesehatan Daerah merupakan klinik pertama di daerah Makassar yang kemudian pada tahun 1946 diserahkan ke Pemerintahan di bawah pimpinan Dr. Woworuntu.

Seiring dengan adanya peningkatan dan perkembangan di bidang kesehatan, maka pada tahun 1986, Laboratorium Kesehatan Daerah berubah nama menjadi Balai Laboratotium Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 1995 menempati gedung baru yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan Km. 11 di sebelah utara pusat kota Makassar dan termasuk dalam wilayah kecamatan Biringkanaya,Kelurahan Tamalanrea. Luas lahan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar ± 8.800 m2 dengann fasilitas lebih memadai.

Balai Laboratorium Kesehatan Makassar Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada tanggal 31 Juli 2006 berdasarkan PERKEMENKES No.

558/MENKES/PER/VII2006, ditetapkan sebagai “Balai Besar

(18)

Laboratorium Kesehatan Makassar”, dan merupakan UPT Vertikal dan menjadi laboratorium rujukan untuk Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar memperoeh sertifkat ISO 17025 sebagai laboratorium penguji dari Komite Akreditasi Nasional(KAN) pada tanggal 25 September 2008. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar memperoleh sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) pada tanggal 19 januari 2015.

2. Visi dan Misi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar a. Visi :

Menjadi pusat rujukan dan uji kualitas laboratorium yang andal di kawasan timur Indonesia.

b. Misi :

1) Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan melalui jejaring dan kemitraan.

2) Melaksanakan uji kualitas pelayanan laboratorium kesehatan di wilayah binaan.

3) Meningkatkan profesionalisme da kualitas sumber daya laboratorium.

3. Jaminan Mutu Balai Besar Laboratorium kesehatan Makassar a. Terakreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2017

b. Terakreditasi SNI ISO 15189 : 2012 c. Terakreditasi SNI ISO/IEC 17043 : 2010 d. Terakreditasi KALK

e. Peningkatan kualitas SDM f. Kalibrasi peralatan

g. K3 Laboratorium

(19)

h. Pemantapan mutu eksternal (Sebagai Peserta & penyelenggaraan PN- PME)

i. Uji banding

j. Audit internal dan eksternal

4. Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar

(20)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi BBLK Makassar

(21)

B. AIR

1. Pengertian Air

Gambar 2.3 Air

Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O.

Karena air mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan manusia) sampai saat ini selain matahari yang merupakan sumber energi. (Yulianti, 2015). Air juga dikatakan sebagai benda mutlak dalam kehidupan manusia. Air terdiri dari unsur kimia, yaitu ion hydrogen dan ion oksigen. Unsur-unsur inilah yang kemudian membentuk H2O (air). Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60- 70% air. (Puspitasari, 2015)

2. Sifat Umum Air

Sifat air yang penting dapat digolongkan kedalam sifat fisis, sifat kimiawi dan sifat biologis.

a. Sifat Fisik

Informasi dan sifat-sifat

Nama sistematis Air

Nama alternative aqua, dihidrogen monoksida, Hidrogen hidroksida

Rumus molekul H2O

Massa Molar 18.0153 g/mol

(22)

Densitas dan fase 0.998 g/cm³ (cairan pada 20°C) 0.92 g/cm³ (padatan)

Titik Beku 0 °C (273.15 K) (32°F) Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F) Kalor jenis 4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)

Tabel 2.1 Sifat Fisik Air

Sifat fisik dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk yang akan didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat.

b. Sifat kimia

Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut (=DO) jenuh pada 9 mg/L. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua organisme. Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, beberapa jenis dan banyak macam molekul organik. (Susana, 2003).

c. Sifat biologi

Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu didapat kehidupan, fauna dan flora. Didalam suatu lingkungan air, terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi lingkungan tersebut. Benda hidup di perairan karenanya dibagi ke dalam organisme yang alami dan yang tidak alami bagi lingkungan tersebut. Organisme alami dalam badan air biasanya merupakan organisme yang tidak patogen terhadap manusia sedangkan organisme tidak alami dapat berasalkan air limbah, air hujan, debu dan lain-lain. (Hasni, 2018),

(23)

3. Sumber-Sumber Air

Sumber Air dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Air Hujan

Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diuapkan oleh sinar matahari. Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau dan air laut. Sinar matahari menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat di dalam air. Setelah proses penguapan, air mengalami proses kondensasi, dimana air yang menguap tersebut berubah menjadi air. Hingga terbentuklah awan.

Lama kelamaan, awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan (Suryana, Rifda. 2013).

b. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Contoh-contoh yang bisa disebutkan antara lain adalah air di dalam sistem sungai, air di dalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau, kolam retensi. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan domestik, irigasi atau pertanian, pembangkit listrik, pelayaran, industri, wisata dll (Munfiah S.2013).

Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah (Sutrisno, Totok. 2004).

c. Air Tanah

(24)

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah dibagi menjadi dua, air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal merupakan air yang berasal dari air hujan yang diikat oleh akar pohon. Air tanah ini terletak tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air. Sedangkan air tanah dalam adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih dalam lagi melalui proses adsorpsi serta filtrasi oleh batuan mineral di dalam tanah. Sehingga berdasarkan prosesnya air tanah dalam lebih jernih dari air tanah dangkal. Air tanah ini bisa didapatkan dengan cara membuat sumur (Effendi, H. 2003)

d. Air Mata Air

Pada dasarnya air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh batuan dan mineral dalam tanah. Air mata air yang baik berasal dari pegunungan vulkanik karena mineral-mineral yang terkandung didalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air dan bakteri. Selain itu, kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan mengandung kadar O2 yang tinggi. Oleh karena itu, air dari mata air terasa lebih segar dikonsumsi dari pada air yang berasal dari sumber lainnya (Effendi, H. 2003)

C. PARAMETER KUALITAS AIR

Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan, meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan ransportasi. Kualitas air

(25)

mencakup tiga karakteristik, yaitu fisik, kimia, dan biologi (Joko, T. 2010).

Dibawah ini adalah beberapa parameter uji kualitas air.

1. Warna

Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air.

Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembususkan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air.

Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/L dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/L sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan.(dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada perairan. Bahan- bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.

2. Derajat Keasaman (pH)

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indicator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan. Defenisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. pH adalah singkatan dari power of Hydrogen.

pH = -log[H+]

(26)

3. Kekeruhan

Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air. Kekeruhan mempengaruhi kecerahan air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus) maupun bahan anorganik dan organik berupa plankton dan mikroorganisme lain (Efendi Helfi, 2003). Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi kualitas air itu sendiri. Air yang memiliki kekeruhan yang tinggi dan dipergunakan sebagai bahan baku, maka air tersebut dinyatakan tidak layak konsumsi, karena tidak memenuhi baku mutu atau persyaratan yang ada. Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan- bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan, artinya nilai padatan terlarut tinggi, tidak berarti memiliki kekeruhan yang tinggi (Efendi Helfi, 2003)

Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi menjadi tidak disenangi karena rupanya atau akan mengurangi penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Sehingga usaha penghilangan secara hampir sempurna bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan adalah penting. Kekeruhan dalam air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air, mengingat kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika dan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2006).

4. Total Suspended Solid (TSS)

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel

(27)

maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan- bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008).

TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003). TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Oleh karena itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS.

5. Kesadahan

a. Pengertian Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion Kalsium dan Magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat (Wikipedia, 2011).

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila di campur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion- ion Ca2+ dan Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe,

(28)

Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003).

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk di minum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian.

Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia (Wikipedia, 2011).

b. Jenis -jenis Kesadahan

Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:

1) Kesadahan sementara

Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2) Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel (Wikipedia, 2011).

Reaksinya :

Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3

(endapan)

Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) MgCO3

(endapan) 2) Kesadahan Tetap

Kesadahan

tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3-

(29)

dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.

Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.

Reaksinya:

CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut) CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut) MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2

(larut) MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut).

Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada.

Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan perlakuan dimana air telah subjeknya (Wikipedia, 2011).

(30)

6. Nitrit ((NO2-)

Nitrit (NO2-) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) danantara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.

Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitritsekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah (Sanusi,2006 dalam Hendrawati, 2009).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menilai dampak nitrit pada kesehatan manusia dan lingkungan. Studi yang dilakukan oleh National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) menemukan bahwa paparan nitrit dalam air minum dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker pada saluran kemih, meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Selain itu, nitrit dalam air juga dapat menghasilkan senyawa lain yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti senyawa trihalomethane (THM) yang dapat terbentuk saat nitrit bereaksi dengan klorin dalam air yang telah diolah.

Untuk mencegah terjadinya masalah terkait nitrit dalam air, beberapa tindakan dapat dilakukan, seperti melakukan pengelolaan limbah yang tepat, menghindari penggunaan pupuk yang berlebihan, dan melakukan pengelolaan air yang tepat sebelum dikonsumsi. Selain itu, pemerintah dan badan-badan pengawas lingkungan juga harus memantau kualitas air secara teratur untuk memastikan bahwa tingkat nitrit dalam air tetap aman untuk dikonsumsi.

7. Nitrat (NO3-)

Nitrat (NO3-) adalah senyawa kimia yang terdiri dari atom nitrogen, oksigen, dan tiga atom oksigen yang terikat. Nitrat sering ditemukan di alam sebagai senyawa anorganik yang sangat larut dalam air dan merupakan salah satu bentuk utama nitrogen dalam tanah.

Senyawa

(31)

ini juga sering digunakan sebagai pupuk dalam pertanian karena dapat memberikan nutrisi penting bagi tanaman.

Di dalam tubuh manusia, nitrat dapat terjadi melalui asupan makanan atau produksi oleh bakteri di dalam mulut. Setelah masuk ke dalam tubuh, nitrat akan diubah menjadi nitrit oleh bakteri di saluran pencernaan.

Nitrat juga dapat ditemukan dalam air tanah dan permukaan sebagai hasil dari aliran air dari lahan pertanian, system septik, dan limbah industry. Kadar nitrat dalam air dapat menjadi indicator pencemaran lingkungan dan dapat mempengaruhi kualitas air dan kehidupan akustik.

Peningkatan kadar nitrat dalam air dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan pada manusia, terutama pada bayi dan anak-anak.

Peningkatan kadar nitrat dalam air minum dapat menyebabkan methemoglobinemia, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, nitrat juga dapat merangsang pertumbuhan alga didanau dan sungai, mengganggu keseimbangan ekosistem air dan mengurangi kadar oksigen dalam air, yang dapat menyebabkan kematian ikan dan organisme akuatik lainnya.

Peningkatan kadar nitrat dalam air juga dapat mengindikasikan adanya pencemaran bahan kimia lainnya, seperti pestisida dan limbah industry. Oleh karena itu, pengukuran kadar nitrat dalam air sangat penting dalam menjaga kualitas air dan melindungi Kesehatan manusia dan lingkungan.

Pengukuran kadar nitrat dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, termasuk tes kertas, spektrofotometri, dan kromatografi ion. Nilai ambang batas nitrat yang aman dalam air bervariasi tergantung pada regulasi local dan nasional, tetapi biasanya berkisar antara 10-50 mg/L. Jika kadar nitrat dalam air melampaui batas aman, perlu dilakukan Tindakan pengelolaan air dan pengendalian pencemaran untuk mengurangi paparan nitrat dalam air dan melindungi kualitas air dan Kesehatan manusia.

(32)

8. Fluorida

Fluorida adalah salah satu senyawa yang terbukti dapat menyebabkan efek terhadap kesehatan melalui air minum. Fluorida memiliki efek yang bermanfaat terhadap pencegahan karies gigi pada konsentrasi tertentu, namun pada keterpaparan yang berlebihan dapat meningkatkan terjadinya efek yang tidak diinginkan. Salah satu sumber asupan fluorida yaitu berasal dari air yang dikonsumsi. Air merupakan salah satu sumber asupan fluorida cukup tinggi, dengan demikian kadar fluorida dalam air yang digunakan untuk dikonsumsi haruslah diperhatikan agar tidak berlebihan. Air minum dengan kadar fluorida

±0,4 ppm pada daerah tropis sudah dapat menimbulkan fluorosis, terkait dengan konsumsi air yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Mariati, 2010).

Fluorida (F) berada pada golongan halogen VII A pada tabel periodik unsur dan termasuk kelompok halogen, juga merupakan unsur paling reaktif, oksidator paling kuat serta memiliki elektro negativitas paling tinggi dan dapat bereaksi cepat dengan zat yang paling mudah teroksidasi pada suhu kamar. Fluor mudah membentuk senyawa dengan hamper semua unsur lainnya, bahkan dengan gas mulia seperti krypton, xenon dan radon. Sangking reaktifnya, kaca, logam bahkan air serta zat lain akan terbakar dan menyala terang saat direaksikan dengan gas fluor.

Fluor biasanya terbentuk sebagai ion fluorida (F-) dalam larutan. Fluorida (F-) terbentuk dari interaksi antara ion fluoride dengan unsur lain yang bermuatan positif (Putri dkk, 2015).

Sumber- Sumber Fluorida a. Lithosphere

Kandungan fluorida dalam tanah bergantung dari kedalaman tanah tersebut. Di daerah pengunungan yang sangat tinggi kandungan fluoride di dalam tanah biasanya rendah.

b. Fluorida dalam air

(33)

Kandungan Fluorida di dalam air berbeda-beda bergantung dari keadaan hidrogeologis daerahnya. Kandungan fluorida di dalam air laut sekitar 1,2 – 1,4 mg/L, di dalam air tanah konsentrasinya mencapai lebih dari 67 mg/L, diatas permukaan air konsentrasinya kurang dari 0,1 mg/L.

c. Fluorida di Udara

Polusi fluorida di udara dapat disebabkan oleh proses industri, pertambangan, pembakaran batu bara, serta pupuk dan pestisida yang btidak disertai perlindungan. pertambangan dan industri adalah sumber utama polusi fluorida di udara.

d. Fluorida di dalam makanan dan minuman

Kandungan Fluorida di dalam makanan dan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan bergantung pada konsentrasi fluorida dalam air tanah tempat tumbuh-tumbuhan tersebut ditanam, selain itu kandungan fluorida dalam air yang digunakan untuk mengolah makanan dan minuman juga ikut mempengaruhi kadar fluorida di dalam makanan dan minuman tersebut.

9. Besi (Fe)

Besi adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/l. Sifat kimia perairan pada besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolism oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fasa cair dan fasa padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfida.

Besi (III) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis besi yang terdapat dalam air tanah. Karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organic dalam media mokroorganisme sehingga menghasilkan keadaan

(34)

reduksi dalam air tanah. Oleh karena itu, besi dengan bilangan oksidasi rendah yaitu Fe (II) umum ditemukan dalam air tanah dibandingkan Fe (III).

Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 – 10 mg/l, namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/l dapat juga ditemukan dalam air tanah ditempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi sebagi berikut :

4 Fe2+ O2 + 10 H2O → 4 Fe (OH)3 8 H+

dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang tidak terlarut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu.

D. Kompleksometri

1. Titrasi Kompleksometri

Kompleksometri adalah suatu analisis volumetri berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks (ligan) atau ligan adalah suatu unsur yang memiliki pasangan elektron bebas untuk di donorkan pada logam. Ligan yang banyak digunakan adalah Dinatrium Etilen Diamin Tetra Asetat (Na2EDTA).

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), kompleksometri merupkan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling menkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama- tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :

Ag+ + 2 CN- → Ag(CN)2

(35)

Hg2+ + 2 Cl- → HgCl2

(Khopkar, 2002) Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa sperti diatas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, sperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :

M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O

(Khopkar, 2002) Asam Etilen Diamin Tetra Asetat atau yang lebih dikenal dengan

EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarbosilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut dengan ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom berkoordinasi per molekul, misalnya asam 1,2- diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen-penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul (Rival, 1995).

Indikator yang digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah zar warna organik yang dapat membentuk kompleks yang cukup stabil dengan ion logam. Indikator jenis ini disebut indicator metalokromik.

Kompleks logam-indikator harus memberikan warna yang berbeda dengan indicator sebelum terkomplekskan guna memudahkan deteksi titik akhir titrasi. Selain itu, konstanta pembentukan komplekas logam- indikator juga harus lebih rendah daripada konstanta pembentukan logam dan ligan utamanya (misal EDTA).

2. Jenis-Jenis Titrasi Kompleksometri

(36)

Titrasi kompleksometri terbagi atas : a. Titrasi Langsung

Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan, dibufferkan sampai pH yang dikehendaki dan titrasi langsung dengan larutan baku EDTA. Untuk mencegah pengendapan hidroksida logam (garam basa) dengan menambahkan sedikit zat pengkompleks pembantu seperti tartratatau sitrat atau trietanolamin.

Pada titik equivalen, besarnya konsentrasi ion logam yang sedang ditetapkan turun mendadak. Ini umumnya ditetapkan dari perubahan warna dari indicator logam yang berespons (Bassett, dkk., 1994).

b. Titrasi Kembali (Titrasi Langsung)

Karena berbagai alasan, banyak logam tak dapat dititrasi langsung, mereka mungkin mengendap dari dalam larutan dalam jangkauan pH yang perlu untuk dititrasi, atau mereka mungkin membentuk kompleks-kompleks yang inert, atau indicator logam yang sesuai tidak tersedia. Dalam hal-hal demikian, ditambahkan larutan EDTA standard berlebih, larutan yang dihasilkan dibufferkan sampai ke pH yang dikehendaki, dan kelebihan reagensia dititrasi- balik, dengan suatu larutan ion logam standar, larutan zink klorida atau sulfat atau magnesium klorida, atau sulfat sering digunakan unyuk tujuan ini. Titik akhir dideteksi dengan bantuan indikator logam yang berespons terhadap ion logam yang ditambahkan pada titrasi-balik (Bassett, dkk., 1994).

Titrasi tidak langsung terutama dilakukan untuk ion logam yang bereaksi lambat dengan Na2EDTA atau tidak adanya indicator logam yang sesuai apabila titrasi dilakukan secara langsung dan apabila ikatan antara ion logam dan indicator sangat kuat dan fungsi indicator terganggu. Contoh titrasi kembali misalnya pada penetapan kadar Al(OH)3, Tawas KAl(SO4)2 (Alamsyah, 2014).

c. Titrasi subtitusi

(37)

Titrasi ini dilakukan untuk ion logam yang tidak dapat bereaksi dengan indicator logam atau ion logam yang mebentuk kompleks EDTA yang lebih stabil dibandingkan dengan ion logam magnesiumdan kalsium. Ion logam ini dapat ditentukan dengan penambahan kompleks Mg-EDTA (Bassett, dkk., 1994).

d. Titrasi Alkalimetri

Bila suatu larutan dinatrium etilendiamintetraasetat, Na2H2Y2, ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion- ion, terbentuklah kompleks-kompleks dengan disertai pembebasan dua equivalen dan hydrogen:

Mn + H2Y2- ↔ (MY)(n-4) + 2H+

Ion hydrogen yang dibebaskan demikian dapat dititrasi dengan laritan natrium hidroksida standar dengan menggunakan indicator asam-basa, atau titk akhir secara potensiometri, pilihan lain, suatu campuran iodat-iododa ditambahkan disamping larutan EDTA, dan iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan thiosulfate standar (Bassett, dkk,. 1994).

E. Spektrofotometer Uv-Vis

1. Pengertian Spektrofotometer UV-Vis

Gambar 2.4 Spektrofotometer Uv-Vis

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotmeter. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi relatif jika energi

(38)

tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dengan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis.

Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) merupakan pengukuran energi cahaya dari suatu sistem kimia pada panjang gelobang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang 200-400 nm, dan sinar tampak (Visible) mempunyai panjang gelombang sebesar 400-750 nm. Spektrofotometri digunakan untuk mengukur besarnya energi yang diabsorbsi atau diteruskan. Sinar radiasi monokromatik akan melewati larutan yang mengandung zat yang dapat menyerap sinar radiasi tersebut.

Spektrofotometri UV-Visible dapat digunakan untuk penentuan terhadap sampel berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih. Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai antara lain :

a. Harus melarutkan sampel dengan sempurna

b. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna (tidak boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel

c. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis

Pelarut λ maks, nm Pelarut λ maks, nm

Asetronitril 190 n-heksana 201

Kloroform 240 Metanol 205

Sikloheksana 195 Isooktana 195

1-4 dioksan 215 Air 190

Etanol 95% 205 Aseton 330

Benzena 285 Piridina 305

Tabel 2.2 Absorpsi sinar UV pada λ maks dari beberapa polar

(39)

2. Komponen- Komponen Spektrofotometer UV- Vis a. Sumber Cahaya

Sumber cahaya untuk spectrophotometer UV digunakan lampu D2 (Deutrium) atau lampu hidrogen. Untuk Sumber cahaya untuk spectrophotometer UV digunakan lampu D2 (Deutrium) atau lampu hidrogen. Untuk spectrophotometer visible dapat digunakan lampu wolfram. Dan untuk spectrophotometer infra red dapat digunakan lampu Nernst Lampu Deutrium (Hidrogen) menghasilkan spectrum kontinyu dalam daerah Ultraviolet (UV) yang dihasilkan oleh eksitasi elektrik dari deuterium atau hidrogen pada tekanan rendah.

b. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik. Monokromator adalah peralatan optik yang dapat mengisolasi suatu berkas sinar dari sumber kontinyu dengan kemurnian spekralyang tinggi untuk semua panjang gelombang. Unsur terpenting pada sebuah monokromator adalah sistem celah masuk, kemudian dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar pararel jatuh pada prisma atau kisi fraksi, selanjutnya melalui jalan optik monokromatis melewati contoh yang diperiksa.

c. Kuvet

Menurut Day and underwood, larutan yang akan diperiksa dengan spectrofotometer ditempatkan di dalam tempat contoh (cuvet). Tempat contoh tersebut harus terbuat dari bahan yang dapat meneruskan sinar. Syarat syarat terpenting untuk sebuah cuvet, yaitu 1) Mempunyai ketebalan permukaan yang sama

2) Harus transparan sehingga dapat mentransmisikan sinar dengan baik

3) Tahan terhadap senyawa kimia d. Detektor

(40)

Detektor berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik.

Detektor yang biasa digunakan adalah Foto tube dan Layar Cell.

Prinsip kerja detektor pada spektrofotometer adalah energi foton yang jauh mengenai dan mengubah energi tersebut menjadi suatu besaran yang dapat diukur. Sifat sifat detektor yang ideal harus mempunyai kepekaan yang tinggi, perbandingan sinya dan niose tinggi dan mempunyai respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.

e. Amplifier

Amplifier di sini gunanya untuk menguat nilai tegangan yang diberikan detektor.

f. Sistem Pembacaan

Dalam system pembacaan terdiri dari 3 blok di antara nya ADC, mikrokontroler, dan display. Tapi biasa diganti system dengan digital. Fungsinya sebagai system pemrograman suatu alat.

Gambar 2.5. Bagian- Bagian Alat Spektrofotometer

(41)

F. Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

1. Pengertian Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Gambar 2.6. Spektrofotometri serapan atom

Spektrofotometri serapam atom (SSA) merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari Hukum Lambert-Beer.

Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh Walsh Alkamede, dan Metals (1995). SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik di dalam sampel yang dianalisis.

Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas. Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sedangkan untuk non logam jarang sekali, mengingat unsur non logam dapat terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat unsur terionisasi. Metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat SSA selanjutnya diiubah ke dalam bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala. Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi

(42)

maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi.

Jika suatu atom diber energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom- atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

Metode SSA berprinsip pada absorbansi cahaya oleh atom.

Atom- atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, system pengukur fotometrik. Teknik SSA menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur denagn kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. SSA dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

2. Komponen – komponen Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) a. Sumber radiasi resonasi

Sumber radiasi spektroskopi serapan atom (SSA) adalah Hellow Cathode Lamp. Setiap pengukuran dengan SSA harus menggunakan Hollow Cathode Lamp khusus, misalkan untuk menentukan konsentrasi merkuri dari suatu cuplikan, maka harus digunakan Hollow Cathode Lamp merkuri. Hollow Cathode Lamp akan memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi electron atom. Suatu sumber cahaya dalam Spektrofotometer Serapan Atam (SSA) dipilih kerena garis pancaran unsur katoda lebih sempit daripada garis absorpsi atom padanannya

(43)

dalam nyala dan tanur. Lampu katoda yang digunakan mempunyai katoda pemancar yang terbuat dari unsur yang sama. Katoda tu berbentuk silinder dan elektroda ditarus dalam selubung kaca borosilikat ataupun kuarsa yang berisi gas lamban (neon dan argon) pada tekanan.

Suatu sumber cahaya dalam Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dipilih karena garis pancaran unsur katoda lembih sempit daripada garis absorpsi atom padanannya dlam nyala dan tanur. Lampu katoda yang digunakan mempunyai katoda pemancar yang terbuat dari unsur yang sama. Katoda itu terbentuk silinder dan elektroda ditaruh dalam selubung kaca borosilikat ataupun kuarsa yang berisi gas lamban (neon dan argon) pada tekanan.

b. Atomaizer

Pada spektrofotometri nayala serapan atom, atomaizer terdiri dari nebulizer (system pengabut), spray chamber, dan burner.

1) Nebulizer, berfungsi untuk mengubah larutan menjadi butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15-20 ppb (aerosol) dengan menarik larutan melalui kapiler mellaui pengisapan gas bahan bakar dan oksidan, disemprotkan ke dalam ruang pengabut.

2) Spray chamber, berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung contoh sebelum memasuki burner

3) Burner, merupakan suatu system yang didalamnya terjadi atomisasi yaitu oengubahan kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal dalam nyala.

c. Monokromator

Monokromator berfungsi untuk memisahkan garis resonansi dari semua garis yang tak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah sempit dan difokuskan menggunakan cermin menuju

(44)

monokromator memisahkan radiasi resonansi yang telah mengalami absorbsi tersebut dari radiasi radiasi lainnya.

d. Detektor

Detektor merupan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, yang memberikan satu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka. Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik. Detector yang biasa digunakan yaitu ialah tabung pengganda foton ( photomultiplier tube). Terdiri dari katoda yang dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu mengumpulkan electron.

e. Rekorder

Sinyal listrik yang keluar dari detector diterima oleh piranti yang dapat menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi (kalibrasi) yang akan terbaca di PC.

Gambar 2.7. Skema Umum Komponen pada Alat SSA

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSAAN PRAKERIN 1. Lokasi Pengujian

Pemeriksaan Kualitas Air dilakukan di BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN (BBLK) MAKASSAR, yang berada di Jl. Perintis Kemerdekaan KM.11, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Pengujian

Pengujian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2023

B. METODE ANALISIS

1. PARAMETER SECARA FISIKA NON INSTRUMEN a. Penetapan Warna pada Air secara Visual

1) Alat :

a) Tabung Nessler 50 mL b) Gelas ukur 50 mL

c) Labu ukur 50 mL, terkalibrasi d) Buret 10 mL, terkalibrasi e) pH meter

f) Penyaring dan alat penyaring g) Rak tabung

2) Bahan : a) Air suling

b) Padatan Kalium Kloroplatinat, K2PtCl6 pa c) Padatan Kobalt Klorida, CoCl2.6H2O pa d) Larutan Natrium Klorida, HCl pa e) Padatan Natrium Hidroksida, NaOH pa 3) Prinsip kerja :

(46)

Membandingkan warna dari contoh uji dengan warna larutan baku yaitu larutan platina kobalt dengan mata.

4) Cara kerja :

a) Pembuatan Larutan Induk Warna 500 PtCo

(1) Larutkan 1,246 gram Kalium Kloroplatinat (K2PtCl6) dan 1 gram Kobalt Klorida (CoCl2.6H2O) dalam aquadest dan 100 mL HCl pekat, diencerkan menjadi 1000 mL dengan aquadest.

b) Pembuatan Larutan Kerja Warna

(1) Dipipet masing-masing 0,5 mL; 0,75 mL; 1 mL; 1,25 mL; 1,5 mL; 1,75 mL; dan 2 mL dari Larutan Induk Warna 500 PtCo dan dimasukkan ke dalam Tabung Nessler 50 mL.

(2) Kemudian diencerkan dengan aquadest hingga mendekati tanda tera, diimpitkan lalu dihomogenkan.

Larutan ini masing-masing berkonsentrasi 5 PtCo; 7,5 PtCo; 10 PtCo;

12,5 PtCo; 15 PtCo; 17,5 PtCo dan 20 PtCo.

c) Pengukuran Sampel

(1) Sampel air dimasukkan ke dalam Tabung Nessler hingga volume 50 mL kemudian dibandingkan dengan larutan deret standar yang telah dibuat didalam Tabung Nessler dengan melihat vertikal lurus tabung yang diberi alas warna putih.

5) Perhitungan:

Unit Warna 𝐴 ×50 𝐵

A = Perkiraan dari warna yang diencerkan B = Volume Sampel yang diencerkan (mL)

(47)

b. Penentuan pH pada Air menggunakan pH Meter 1) Alat :

a) pH meter b) Elektroda gelas c) Pengaduk magnetik d) Gelas piala 250 mL e) Botol semprot 2) Bahan :

a) Larutan Standar pH b) Larutan buffer 4 c) Larutan buffer 7 d) Larutan buffer 10 e) Sampel Air f) Air suling 3) Prinsip kerja :

Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara potensiometri/elektrokmetri dengan menggunakan pH meter

4) Cara kerja :

a. Persiapan Pengujian

(1) Dilakukan kalibrasi alat pH meter dengan menguji pH larutan penyangga (dilakukan sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran

(2) Seluruh sampel uji dikondisikan pada suhu kamar.

b. Pengujian Contoh Uji

(1) Detektor pH meter dikeringkan dengan kertas tissue lalu dibilas dengan aquadest.

(2) Elektroda yang telah dibersihkan dengan aquadest, dicelupkan ke dalam sampel air yang akan diukur pH- nya.

(3) Ditunggu hingga alat pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.

(48)

(4) Dicatat hasil pembacaan angka pada tampilan dari pH meter.

c. Pemeriksaan Kekeruhan pada Air menggunakan Turbidimeter 1) Alat :

a) Turbidimeter (Nefelometer) b) Tabung nefelometer

c) Labu ukur 100 mL, terkalibrasi d) Neraca Analitik, terkalibrasi

e) Pipet volume 1 mL; 5 mL dan 10 mL, terkalibrasi f) Botol semprot

g) Gelas piala 300 mL 2) Bahan :

a) Air suling b) Larutan I:

(1) Larutan Baku Kekeruhan

Larutkan 1 gram Hidrazin Sulfat (NH2)2. H2SO4

dengan air suling, dan diencerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.

c) Larutan II:

Larutkan 10 gram heksa metilen tetramin (CH2)6N4

dengan air suling dan diencerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.

d) Suspensi induk kekeruhan 4000 NTU:

Dicampurkan 5 mL larutan I dengan 5 mL larutan II ke dalam labu ukur 100 mL. Didiamkan selama 24 jam pada suhu (25 ± 3)°C.

e) Suspensi baku kekeruhan 40 NTU:

Diencerkan10 mL suspensi induk kekeruhan 4000 NTU menjadi 1000 mL dengan air suling.

3) Prinsip kerja :

(49)

Intensitas cahaya contoh uji yang diserap dan dibiaskan, dibandingkan terhadap intensitas cahaya suspensi baku.

4) Cara Kerja :

a) Kalibrasi Turbidimeter (Nefelometer)

(1) Dioptimalkan alat nefelometer sesuai petunjuk penggunaan alat.

(2) Dimasukkan suspensi baku kekeruhan ke dalam tabung pada nefelometer dan tutupnya dipasang.

(3) Dibiarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil.

b) Pengukuran contoh uji

(1) Tabung Nefelometer dibilas dengan menggunakan aquadest.

(2) Contoh uji dikocok dan dimasukkan ke dalam tabung pada nefelometer. Tutupnya dipasang.

(3) Dibiarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil (4) oDicatat nilai kekeruhan contoh yang teramati.

5) Perhitungan :

𝑘𝑒𝑘𝑒𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 (𝑁𝑇𝑈) = 𝐴 × 𝑓𝑝

A = Kekeruhan dalam NTU contoh yang diencerkan Fp = Faktor pengenceran

2. PARAMETER SECARA GRAVIMETRI

a. Penetapan Kadar Total Suspended Solid (TSS) dalam Air secara Gravimetri

1) Alat :

a) Neraca Analitik b) Cawan Petri c) Oven d) Desikator e) Gelas Ukur

f) Seperangkat alat penyaring

(50)

g) Pinset 2) Bahan :

a) Kertas saring Whatman Grade 934 AH b) Sampel air

c) Air suling 3) Prinsip kerja :

Contoh uji yang telah homogen disaring dengan media penyaring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada media penyaring dikeringkan pada kisaran suhu 103°C sampai dengan 105°C hingga mencapai berat tetap. Kenaikan berat saringan mewakili Padatan Tersuspensi Total (TSS).

4) Cara kerja :

a) Disiapkan kertas saring yang telah diketahui bobotnya lalu dipasang pada alat penyaring.

b) Sampel air dihomogenkan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam alat penyaring. (Banyaknya sampel yang diambil disesuaikan dengan konsentrasi residu tersuspensi sehingga bobot residu tersuspensi antara 2,5 mg sampai 200 mg).

c) Sampel disaring, kemudian residu tersuspensi dibilas dengan aquadest sebanyak 10 mL dan dilakukan 3 kali pembilasan.

d) Dikeringkan dalam oven pada temperature 103°C-105°C selama 1 jam.

e) Didinginkan dalam desikator selama 30 menit

f) Kertas saring berisi residu ditimbang pada neraca analitik.

g) Diulangi pengerjaan 4 hingga 6, hingga diperoleh bobot tetap.

5) Perhitungan : 𝑚𝑔 𝑇𝑆𝑆 (

𝐿) = (𝐴 − 𝐵) ×

1000 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙𝑉𝑜𝑙.

× 1000

Keterangan:

A= Berat kertas saring + residu kering (mg)

(51)

B= Berat kertas saring (mg) V = Volume sampel air (mL)

3. PARAMETER SECARA VOLUMETRI

a. Penentuan Kadar Kesadahan Total dalam Air secara Titrasi Kompleksometri

1) Alat :

a) Erlenmeyer b) Gelas ukur 50 mL c) Pipet volume 10 mL d) Pipet skala 10 mL e) Sendok tanduk f) Bulb filter g) Buret h) Klem statif

i) Gelas piala 300 mL 2) Bahan :

a) Aquadest b) Sampel Air

c) Larutan EDTA 0,01 M d) Buffer Amoniak

e) Indikator EBT

f) Larutan standar CaCO3 1000 mg/L g) Larutan Standar CaCO3 2000 mg/L h) Sampel Air

3) Prinsip kerja :

Garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) akan bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks yang larut. Pada pH 10.0 ± 0.1, ion-ion Ca2+

dan Mg2+ dalam contoh uji akan bereaksi dengan indicator Eriochrom Black T (EBT) dan membentuk larutan berwarna merah keunguan. Jika

Referensi

Dokumen terkait

Balai Besar Karantina Pertanian Makassar memiliki beberapa bagian yaitu bagian umum fungsinya adalah melaksanakan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata

Kegiatan yang dilakukan selama PKP di Industri antara lain membuat catatan kegiatan harian yang berisi absensi, pengamatan kegiatan produksi, Laboratorium Quality Control (QC),

penghasil obat, memiliki peran strategis dalam usaha pelayanan kesehatan kepada..

Dalam upaya mewujudkan visi dan misi Balai Diklat Industri Makassar dengan memanfaatkan serta mengoptimalkan sarana dan prasarana yang telah ada serta mengadakan

Visi tersebut mengandung makna bahwa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar akan lebih menitikberatkan pelayanan rujukan dan Uji kualitas (Quality Control)

Dalam penelitian ini peneliti menemukan upaya/ solusi yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar atas kendala dalam mengimplementasikan SAP berbasis

Laporan praktik kerja klinik II mahasiswa program Studi D-III Analis Kesehatan Stikes Panrita Husada Bulukumba di Rumah Sakit Bhayangkara

Laporan Kerja Praktek Devy Nurfitriana Qadarsih di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D)