DAMPAK STKIP PGRI SUMATERA BARAT BAGI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN KAMPUNG
OLO KECAMATAN NANGGALO Handika Putri Ayu1, Slamet Rianto2, Yuherman2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
Handika Putri Ayu, (NPM 10030040) Impact of STKIP PGRI West Sumatra for Socio-Economic Community in Village Olo Village Nanggalo District. Geography Education Studies Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2017. This study aims to describe Impact of STKIP PGRI West Sumatra for socio-economic community in Olo Village Village District Nanggalo. The purpose of the study is to describe the economic impact and social impact of the community. The type of this research is qualitative research using descriptive method. This research is just trying to describe, make a description and explain the facts about a situation. The selection of informants was done using purposive sampling technique. The type of research data is primary data and secondary data collected through observation, interview and document study. The results showed that the community in the village of Olo Village Nanggalo district that STKIP PGRI Sumatra west impact to the community because it can help improve the economy of the community. The public can open various businesses such as kos- kosan, fotocopy and restaurant. In addition, the pattern of community interaction also changed. They can communicate with new pandatang who come to their territory as well as emerged nightly duty rule for renters.
Keywords : Social Economic
PENDAHULUAN
Dengan keberadaan STKIP PGRI Sumatera Barat yang terletak di Kelurahan Kampung Olo Kecamatan Nanggalo membuat keadaan masyarakat sekitar yang semakin berkembang menjadi lebih baik lagi, khususnya pada bidang sosial dan ekonomi. Masyarakat yang ada dilingkungan sekitar dapat
melakukan interaksi dengan mahasiswa. Hal ini tentu akan membawa pengaruh bagi masyarakat dilingkungan tersebut baik dari segi pola pikir masyarakat itu sendiri yang menjadi lebih terbuka wawasannya karena sering berinteraksi dengan mahasiswa.
Perubahan ekonomi pun tidak dapat terlepas dari adanya kos-kosan, masyarakat yang semula mayoritas
penduduknya mempunyai mata pencarian petani sekarang sebagian besar menjadi wiraswasta.
Masyarakat yang ada dilingkungan itu pun tidak ketinggalan menjadi usaha kos-kosan sebagai mata pencarian. Dengan adanya kampus STKIP PGRI Sumatera Barat tentu akan membuat usaha kos-kosan akan terus meningkat dari tahun ketahun.
Ditinjau dari dampak ekonomi maka hal ini juga akan sangat menguntungkan para pedagang dan menjadi kesempatan besar baginya untuk berjualan disekitar area STKIP PGRI Sumatera barat. Jadi, bukan hanya masyarakat sekitar saja yang merasa diuntungkan, tetapi juga para pedagang luar maupun dalamnya.
Sedangkan dampak sosialnya adalah dengan adanya STKIP PGRI Sumatera barat ini maka kehidupan sosial masyarakat sekitar juga berubah karena daerah sekitar yang biasanya sepi karena merupakan hamparan sawah penduduk, namun menjadi ramai apalagi ketika adanya acara yang sedang berlangsung maka akan padat dan macet sekali tentunya.
Fenomena ini pun menarik untuk mengetahui sejauh mana Dampak keberadaan kampus STKIP PGRI Sumatera Barat terhadap lingkungan disekitarnya sehingga yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah dengan judul “Dampak STKIP PGRI Sumatera Barat bagi sosial ekonomi masyarakat Di Kelurahan Kampung Olo Kecamatan Nanggalo”.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan batasan masalah, maka jenis penelitiaan ini adalah penelitiaan kualitatif. Arikunto dalam Sumanto (2006), menyatakan jenis penelitiaan kualitatif merupakan salah satu bentuk penelitiaan yang bertujuan untuk mendeskripsikan penelitiaan dan mencari hubungan dengan sifat data yang murni kualitasnya.
menerangkan yang telah diajukan dengan maksud memberikan gambaran mengenai keadaan pada daerah penelitiaan.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini di Lakukan di Kelurahan Olo, Kecamatan Nanggalo dengan penelitian yaitu Dampak STKIP PGRI Sumatera Barat bagi sosial ekonomi masyarakat Di Kelurahan Kampung Olo Kecamatan Nanggalo.
Informan penelitian
Informan adalah orang yang diperkirakan yang mampu memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian ( Maleong,2010).
Dalam hal ini adalah individu- individu tertentu diwawancarai untuk keperluan informasi agar memberikan keterangan data yang diperlukan peneliti. Dalam penelitian kualitatif informan adalah sejumlah objek yang akan diteliti atau diambil dan dijadikan prameter dalam pengambilan data informan yang dapat memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelah Utara Kampung Olo berbatasan dengan kelurahan Surau Gadang dan sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan
Tabiang Banda Gadang, sebelah Timur Kelurahan Kampung Olo berbatasan dengan Gurun Laweh dan sebelah Barat berbatasan dengan Kampun/g Lapai. Kelurahan Kampung Olo memiliki luas 101 Ha/𝑀2. Suhu di wilayah ini berkisar antara 22 0C sampai 31.7
0𝐶curah hujan tergolong ringan yaitu 384,88 mm/bulan. Dan tinggi wilayah di atas permukaan laut yaitu 3 sampai 8 Meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki.
Jumlah penduduk perempuan lebih kurang 3398 jiwa sedangkan jumlah penduduk laki-laki lebih kurang 3329 jiwa. Jumlah penduduk secara keseluruhan di Kelurahan Kampung Olo yaitu 6727 jiwa.
Diketahui bahwa masyarakat di Kelurahan Kampung Olo lebih banyak menekuni pekerjaan sebagai PNS yaitu sebanyak 290 orang dan pekerjaan yang paling sedikit yaitu sebagai nelayan sebanyak 3 orang.
Sedangkan bidang lain yaitu ABRI sebanyak 3 orang, kepolisisn
sebanyak 7 orang, wiraswasta sebanyak 175 orang, tani sebanyak 37 orang, jasa sebanyak 83 orang, dan pensiunan sebanyak 228 orang.
Sisanya adalah anak-anak sekolah dan pengangguran sebanyak 5898 orang.
Diketahui bahwa mayoritas masyarakat di Kelurahan Kampung Olo memeluk agama Islam yaitu lebih kurang 6566 jiwa sedangkan pemeluk agama Protestan yaitu 22 jiwa, pemeluk agama Katolik 19 jiwa dan pemeluk agama Hindu 30 jiwa.
Meskipun agama Islam adalah agama mayoritas namun kerukunan antar umat beragama masih terjaga di Kelurahan Kampung Olo.
STKIP PGRI Sumatera Barat dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Pembangunan STKIP PGRI memberi peluang kepada masyarakat dalam meningkatkan pendapatannya dan memberi peluang bagi masyarakat di Kampung Olo untuk menciptakan lapangan kerja atau usaha. Selain itu interaksi sosial masyarakat juga akan berubah.
Pertama, STKIP PGRI dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Masyarakat yang pada awalnya hanya bekerja sebagai petani atau buruh kini beralih profesi menjadi pengusaha rumah kos, pengusaha warung makan dan pengusaha fotocopi. Usaha tersebut dinilai sangat menguntungkan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di sekitar lingkungan STKIP PGRI banyak terdapat rumah-rumah kos yang dibangun oleh masyarakat.
Masyarakat terus berupaya menambah dan membangun rumah kos. sebab usaha rumah kos mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. rumah kos di nagari Kampung Olo biasanya berisi 2 orang perkamar dengan biaya perorang 250 ribu sampai 300 ribu.
Jika isi berdua maka satu kamar bisa di sewa dengan harga 500 sampai 600 ribu perkamar selama satu bulan.
Selanjutnya usaha fotocopi juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Masyarakat banyak membuka usaha fotocopi di sekitar STKIP PGRI. Usaha fotocopi yang
pada awalnya hanya bisa menghasilkan 200 ribu sampai 300 ribu sehari kini pendapatan masyarakat bisa mencapai 700 sampai 800 ribu sehari. Selain itu rumah makan juga meraih omset yang sangat menguntungkan.
Pedagang yang berjualan di sekitar kampus STKIP PGRI pendapatannya juga meningkat.
Kedua, Dampak STKIP PGRI interaksi sosial masyarakat di nagari Kampung Olo yaitu tercipta hubungan antara masyarakat dengan pendatang atau mahasiswa serta terciptanya peraturan baru bagi penyewa kos. Pendatang yang datang ke Kampung Olo adalah mahasiswa yang mencari tempat tinggal atau kontrakan. Penyewa kos yang pada umumnya adalah mahasiswa secara tidak langsung akan berkomunikasi dengan masyarakat sebab mereka telah tinggal dilingkungan Kampung Olo.
Sehingga tercipta interaksi dan komunikasi dengan masyarakat.
Hal tersebut dikatakan oleh Soerjono Soekamto (2009) di dalam pengantar sosiologi, interaksi social
merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi atau interaksi antara satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok social yang dapat saling berinteraksi.
Ketiga, Dampak STKIP PGRI bagi mata pencarian masyarakat yaitu masyarakat memiliki mata pencarian seperti pengusaha rumah kos, membuka warung makan dan membuka usaha fotocopi.
Di nagari Kampung Olo banyak masyarakat yang membuka usaha kos-kosan hal tersebut disebabkan karena usaha rumah kos lebih menguntungkan. Dan untung yang diperoleh juga lumayan besar.
Usaha rumah kos dimulai ketika banyaknya permintaan dari kalangan pendatang atau mahasiswa yang terus datang ke nagari Kampung Olo untuk kuliah. Permintaan akan rumah kos juga semakin bertambah.
Sehingga masyarakat membuka
usaha rumah kos. Dengan demikian membuka usaha rumah kos merupakan salah satu mata pencarian masyarakat di nagari Kampung Olo.
Dengan demikian hal itu berarti bahwa STKIP PGRI secara tidak langsung telah membantu masyarakat untuk mencari nafkah.
Masyarakat mampu menghasilkan uang dengan cara membuka berbagai usaha yang menjadi mata pencariannya. Sehingga mampu menopang perekonomian keluarga.
bahwa mata pencarian merupakan pekerjaan yang menghasilkan uang untuk hidup. Pekerjaan itu adalah mata pencarian seseorang untuk mendapatkan nafkah demi kelangsungan hidup demi mencapai kesejahteraan keluarga.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa dampak STKIP PGRI di Kelurahan Kampung Olo Kecamatan Nanggalo memberikan dampak pendapatan, interaksi sosial dan mata pencarian:
1. STKIP PGRI Sumatera Barat memberikan dampakyang sangat luar biasa terhadap pendapatan masyarakat. masyarakat yang pada awalnya hanya bekerja sebagai petani atau buruh kini berubah menjadi pengusaha rumah kos, rumah makan dan fotocopi. Hal tersebut mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. usaha tersebut terus tumbuh seiring dengan banyaknya pendatang baru yang kuliah di STKIP PGRI sehingga kebutuhan akan rumah kos, rumah makan serta kebutuhan fotocopi juga semakin banyak.
2. Dampak STKIP PGRI membawa perubahan dalam interaksi sosial masyarakat. masyarakat cenderung lebih terbuka kepada pendatang baru. Mereka bisa menerima kehadiran pendatang baru dilingkungannya.
Masyarakat berusaha membangun interaksi dan komunikasi. Hal tersebut tampak dari cara masyarakat memperlakukan pendatang baru. Dampak yang lain dari pembangunan STKIP PGRI terhadap interaksi sosial
yaitu terciptanya sebuah peraturan baru di mana bagi penyewa rumah kos hanya boleh bartamu sampai jam 9 malam. Setiap tamu kos harus pulang sebelum jam 9 malam. Selain itu penyewa kos tidak boleh membawa pasangan yang bukan muhrim ke dalam kos.
jika penyewa kos melanggarnya makan mereka akan dijatuhkan sanksi seperti pemanggilan kedua orangtua atau diusir dari rumah kos.
3. STKIP PGRI juga berdampak pada mata pencarian masyarakat.
sejak STKIP PGRI adabanyak bermunculan rumah-rumah kos, rumah makan dan fotocopi. Usaha tersebut semakin manjamur dan terus tumbuh. Hampir di sepanjang jalan atau di sekitar area kampus STKIP PGRI
dipenuhi usaha semacam itu.
Masyarakat memanfaatkan pembangunan STKIP PGRI sebagai salah satu peluang untuk membuka usaha. Ada yang membuka rumah kos, rumah makan dan fotocopi. Usaha tersebut telah menjadi mata pencarian bagi masyarakat karena dinilai sangat menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Sumanto.2006. Produser Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
Maleong. 2010, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya.
Soemarwoto, O, 2001. Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.
Djambatan, Jakarta.