• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat dan Makna Tauhid

N/A
N/A
Dian Okta

Academic year: 2025

Membagikan "Hakikat dan Makna Tauhid"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HAKIKAT DAN MAKNA TAUHID

Pengertian Tauhid

Tauhid berasal dari kata Arab “wahhada-yuwahhidu” yang berarti mengesakan. Secara istilah, tauhid adalah keyakinan yang kokoh tentang keesaan Allah dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya, serta menjadikan-Nya satu-satunya Tuhan yang disembah. Tauhid adalah inti dari ajaran Islam dan landasan bagi seluruh amal ibadah.

Hakikat Tauhid

Hakikat tauhid adalah mengesakan Allah secara mutlak dalam tiga aspek:

1. Rububiyah: Mengakui Allah sebagai satu-satunya pencipta, pemilik, pemelihara, dan pengatur seluruh alam semesta. Tidak ada sekutu bagi Allah dalam hal ini.

o Contoh: Allah yang menciptakan langit, bumi, dan segala isinya.

2. Uluhiyah: Menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah. Seluruh bentuk ibadah, seperti shalat, doa, puasa, dan lainnya, harus ditujukan hanya kepada Allah.

o Contoh: Tidak berdoa atau meminta kepada selain Allah.

3. Asma wa Sifat: Meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama yang indah (al-Asmaul Husna) dan sifat-sifat yang sempurna sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits, tanpa menyerupai makhluk-Nya atau meniadakan sifat-sifat tersebut.

o Contoh: Meyakini Allah Maha Pengasih (Ar-Rahman) dan Maha Kuasa (Al-Qadir).

Makna Tauhid

1. Keimanan Penuh kepada Allah: Meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

2. Kehidupan yang Terarah: Tauhid memberikan panduan hidup agar manusia hanya bergantung kepada Allah, menjaga hubungan baik dengan-Nya, dan menyesuaikan seluruh aktivitas kehidupan dengan aturan-Nya.

3. Penolakan terhadap Syirik: Tauhid menolak segala bentuk

penyekutuan Allah, baik dalam ibadah (syirik uluhiyah), kekuasaan (syirik rububiyah), maupun penyerupaan (syirik asma wa sifat).

(2)

4. Dasar Keimanan dan Ibadah: Tanpa tauhid, seluruh amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: Jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)

Tauhid adalah inti dari iman dan puncak dari ajaran Islam. Dengan memahami hakikat dan makna tauhid, seorang Muslim mampu menjadikan keesaan Allah sebagai landasan hidup, menguatkan keimanan, serta mengarahkan ibadah dan perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan sunnah.

JENIS – JENIS ATAU MACAM -MACAM TAUHID

(3)

Tauhid dalam Islam dibagi menjadi tiga macam utama, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa Sifat. Ketiga jenis tauhid ini saling berkaitan dan

membentuk dasar keyakinan seorang Muslim terhadap Allah.

1. Tauhid Rububiyah (Mengesakan Allah dalam Pengurusan Alam Semesta)

Tauhid Rububiyah adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, dan pengatur alam semesta ini. Semua ciptaan di dunia ini, mulai dari langit, bumi, hingga kehidupan di dalamnya, berada dalam kekuasaan Allah semata. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal ini.

Contoh:

Allah yang menciptakan langit dan bumi.

Allah yang memberikan rizki kepada seluruh makhluk.

Allah yang mengatur perputaran waktu, musim, dan kejadian alam lainnya.

2. Tauhid Uluhiyah (Mengesakan Allah dalam Ibadah)

Tauhid Uluhiyah adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah.

Ibadah, baik yang bersifat ritual seperti shalat, puasa, dan zakat, maupun yang bersifat non- ritual seperti doa, harus hanya ditujukan kepada Allah. Ini mengharuskan seorang Muslim untuk menghindari segala bentuk penyekutuan Allah dalam ibadah.

Contoh:

Shalat hanya dilakukan untuk Allah, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah, bukan kepada selain-Nya.

3. Tauhid Asma wa Sifat (Mengesakan Allah dalam Nama dan Sifat-Nya) Tauhid Asma wa Sifat adalah keyakinan bahwa Allah memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang sempurna, yang semuanya harus diyakini tanpa meragukan atau

menyerupakan-Nya dengan makhluk. Nama-nama dan sifat Allah ini tercantum dalam Al- Qur'an dan hadits, dan harus diterima sebagaimana adanya tanpa penambahan,

pengurangan, atau perubahan.

Contoh:

Allah itu Maha Pengasih (Ar-Rahman) dan Maha Penyayang (Ar- Rahim).

(4)

Allah itu Maha Kuasa (Al-Qadir) dan Maha Mengetahui (Al-‘Alim).

Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya dalam hal apapun.

Kesimpulan

Ketiga jenis tauhid ini saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Seorang Muslim yang sempurna imannya adalah yang meyakini ketiga jenis tauhid ini dengan penuh keyakinan dan mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari.

(5)

KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM, DEFINISI, RUANG LINGKUP, SUMBER, PERAN DAN FUNGINYA, SERTA PRINSIP -PRINSIP AQIDAH

Konsep Aqidah dalam Islam

Aqidah dalam Islam adalah pokok-pokok ajaran atau keyakinan yang harus diyakini dan diterima oleh seorang Muslim dengan sepenuh hati dan tanpa keraguan. Aqidah menjadi landasan kehidupan beragama, yang mencakup keyakinan tentang Allah, malaikat, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir-Nya. Aqidah yang benar akan membentuk dasar amal ibadah seorang Muslim.

Definisi Aqidah

Aqidah berasal dari kata ‘aqada yang berarti mengikat atau memegang dengan kuat. Dalam konteks Islam, aqidah merujuk pada keyakinan yang kokoh terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan iman dan pokok-pokok ajaran agama. Aqidah Islam adalah keyakinan terhadap segala yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Hadits, yang mencakup enam pokok ajaran yang disebut Rukun Iman.

Ruang Lingkup Aqidah

Ruang lingkup aqidah mencakup beberapa aspek penting yang harus diyakini oleh setiap Muslim, antara lain:

1. Iman kepada Allah: Keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, pencipta, pemelihara, dan pengatur alam semesta.

2. Iman kepada Malaikat: Meyakini bahwa Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang tidak tampak oleh manusia, yang memiliki tugas tertentu.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah: Meyakini bahwa Allah

menurunkan wahyu-Nya dalam bentuk kitab-kitab-Nya, seperti Al- Qur'an, Injil, Taurat, dan Zabur.

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah: Meyakini bahwa Allah mengutus rasul-rasul-Nya untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk hidup kepada umat manusia.

5. Iman kepada Hari Kiamat: Keyakinan bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dengan datangnya hari kiamat, di mana setiap amal perbuatan akan dihisab dan mendapat ganjaran atau

hukuman.

6. Iman kepada Takdir: Meyakini bahwa segala yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah, baik yang baik maupun yang buruk.

(6)

Sumber Aqidah

Sumber utama aqidah dalam Islam adalah:

1. Al-Qur'an: Kitab suci umat Islam yang merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang menjadi pedoman utama dalam keyakinan dan amal ibadah.

2. Hadits: Perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad yang menjadi penjelas dan penafsir bagi ajaran-ajaran dalam Al- Qur'an.

Selain itu, Ijma' (kesepakatan para ulama) dan Qiyas (analogi) juga digunakan sebagai sumber dalam beberapa masalah aqidah yang tidak disebutkan secara langsung dalam Al- Qur'an dan Hadits.

Peran dan Fungsi Aqidah

Aqidah memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, antara lain:

1. Landasan Hidup: Aqidah menjadi dasar bagi segala amal

perbuatan dan keputusan hidup seorang Muslim. Setiap tindakan harus didasari oleh keyakinan yang benar.

2. Pembentukan Kepribadian: Aqidah yang benar akan membentuk pribadi yang taat, sabar, tawakal, dan rendah hati, serta menjauhi perbuatan dosa.

3. Pemersatu Umat: Aqidah yang sama menyatukan umat Islam dalam keyakinan yang satu, yaitu iman kepada Allah dan mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ.

4. Penuntun Jalan Hidup: Aqidah memberikan arah hidup yang jelas, dengan tujuan hidup untuk beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Menjaga Kesucian Ibadah: Aqidah yang benar menjaga umat dari penyimpangan dalam beribadah dan menjauhkan segala bentuk syirik atau penyekutuan terhadap Allah.

Prinsip-prinsip Aqidah

Berikut adalah prinsip-prinsip dasar aqidah dalam Islam yang harus diyakini dan diamalkan oleh setiap Muslim:

(7)

1. Keimanan kepada Allah yang Maha Esa: Mengesakan Allah dalam segala aspek, baik dalam penciptaan, pengaturan, maupun dalam ibadah.

2. Iman kepada Rasul dan Wahyu: Meyakini bahwa Nabi

Muhammad ﷺ adalah rasul terakhir, dan Al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan kepada umat manusia sebagai petunjuk hidup yang sempurna.

3. Iman kepada Hari Akhir: Meyakini bahwa kehidupan dunia ini tidak abadi, dan setiap amal perbuatan akan dihisab pada hari kiamat.

4. Iman kepada Takdir: Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh Allah, dan manusia harus

menerima takdir-Nya dengan sabar dan tawakal.

5. Menjaga Kemurnian Ibadah: Ibadah hanya untuk Allah semata dan harus dijauhkan dari segala bentuk penyekutuan (syirik).

6. Kewajiban Menuntut Ilmu: Umat Islam diwajibkan untuk terus menuntut ilmu agar dapat memperkuat iman dan menjalankan ajaran agama dengan benar.

Kesimpulan

Aqidah dalam Islam adalah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Memahami dan meyakini prinsip-prinsip aqidah yang benar akan menjaga kesucian iman dan mengarahkan umat Islam untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Aqidah yang kuat dan murni akan membentuk pribadi yang taat, sabar, dan berakhlak mulia, serta menjaga umat Islam dari penyimpangan dalam beribadah.

Referensi

Dokumen terkait

Ajaran tentang kepercayaan yang teguh tehadap ajaran Islam yang meliputi kemaha esaan Allah (tauhid), dari segala ajaran-Nya merupakan ajaran islam bidang... Aqidah merupakan

Menurut saya, tauhid adalah landasan dari setiap orang yang beragama Islam, bahkan saat kita mengikrarkan diri masuk agama Islam, kita sudah mengucapkan kalimat syahadat

Selanjunya dari awal SAYA selalu dan tidak akan pernah bosan mengingatkan bahwa, Kajian Hakikat Zat Pada Sifat Allah ini adalah sebuah kajian yang bersifat pendalaman dari ilmu tauhid

Al-Qurt ṭubi menafsirkan ayat tersebut bahwa ayat ini berbicara tentang ajaran tauhid, yakni mengesakan Allah agar manusia tidak terjerumus dalam kemusyrikan dan

Ar-rabbu, yaitu Esa dalam penciptaan, pemeliharaan dan pengaturan semua mahluk-Nya. Tauhid dzat, sifat-sifat dan nama-nama-Nya yaitu pembahasaan tentang sifat-sifat dan

Meyakini bahwa Allah itu sebagai satu-satunya zat yang menguasai dan mengatur alam semesta ini...

Muhammad Abduh mengatakan bahwa tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah Swt (Abduh, 1965), yaitu tentang sifat-sifat yang wajib tetap ada

Kesimpulan dari fungsi khusus ajaran tauhid dalam naskah Risālatu `t- Tauhīd ini yaitu Tauhid kepada Allah dengan meyakini bahwa Allah itu Yang Maha Esa, seperti