PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hal ini terkait dengan peran sastra lisan (folklore) yang diyakini dapat memperkaya kebudayaan dengan memberikan nilai-nilai positif di dalamnya, seperti nilai pendidikan karakter, moralitas dan masih banyak lagi yang lainnya. Pembentukan karakter merupakan suatu proses kedisiplinan yang membangkitkan motivasi dalam diri untuk berperilaku baik. Pernyataan di atas sependapat dengan Suwardani yang mengatakan bahwa pendidikan karakter memberikan pelajaran tentang kebiasaan berpikir dan berperilaku yang baik.
Dalam sebuah karya sastra, nilai dapat ditemukan melalui unsur ekstrinsik, yaitu unsur di luar karya sastra itu sendiri, misalnya nilai pengembangan karakter. Dalam hal ini perlu anda ketahui bahwa terdapat 18 nilai pendidikan karakter yang menjadi suatu disiplin ilmu dalam mengajarkan motivasi diri untuk berperilaku baik. Oleh karena itu, mengkaji nilai pendidikan karakter dapat menjadi parameter pembentukan mental generasi muda dalam menilai baik dan buruknya perilaku sehari-hari.
Untuk mewujudkan pengembangan dan upaya pelestarian cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, perlu dilakukan penelitian ilmiah yang mendalam untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter. Berdasarkan uraian temuan di atas, maka dalam penelitian ini perlu dibahas secara rinci tentang nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerita rakyat Pulau Anambas yang disusun oleh tim komposisi Azman Syah dan Fitrian Amanda.
Fokus Penelitian
Analisis Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kumpulan Cerita Rakyat Kepulauan Anambas Karya Kelompok Komposisi Azman Syah dan Fitrian Amanda.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Hakikat Sastra …
- Sastra Lisan
- Cerita Rakyat
- Nilai Pendidikan Karakter
Penelitian Relevan
Kerangka Berpikir
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
Instrumen Penelitian
Data dan Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Hasil Nilai Pendidikan Karkter Kumpulan Cerita Rakyat
- Cerita Rakyat “Ayah Long dan Tawang Gambus”
- Cerita Rakyat “Asal Usul Nama Siantan”
- Cerita Rakyat “Kolak Pisang”
- Cerita Rakyat “Asal Usul Nama Tanjung Yang”
- Cerita Rakyat “Keramat Siantan yang Beraroma Mistis”
- Cerita Rakyat “Sejarah Desa Munjan”
- Cerita Rakyat “Panglima Awang yang Perkasa”
- Cerita Rakyat “Pulau Lakang”
- Cerita Rakyat “Sejarah dan Asal Usul Tarempa”
- Cerita Rakyat “Asal Mula Nama Tarempa”
Kutipan di atas merupakan kisah dalam cerita rakyat ini yang mencerminkan nilai pendidikan karakter peduli sosial.
Pembahasan
- Pembahasan Nilai Pendidikan Karkter Kumpulan Cerita Rakyat
- Cerita Rakyat “Ayah Long dan Tawang Gambus”
- Cerita Rakyat “Asal Usul Nama Siantan”
- Cerita Rakyat “Kolak Pisang”
- Cerita Rakyat “Asal Usul Nama Tanjung Yang”
- Cerita Rakyat “Keramat Siantan yang Beraroma Mistis”
- Cerita Rakyat “Sejarah Desa Munjan”
- Cerita Rakyat “Panglima Awang yang Perkasa”
- Cerita Rakyat “Pulau Lakang”
- Cerita Rakyat “Sejarah dan Asal Usul Tarempa”
- Cerita Rakyat “Asal Mula Nama Tarempa”
Selanjutnya data dengan kode NPK2-CR1-CTA halaman 46 merupakan nilai pendidikan karakter cinta tanah air. Selanjutnya data dengan kode NPK2-CR2-RIT pada halaman 50 merupakan data tentang nilai pendidikan sifat rasa ingin tahu. Sedangkan data dengan kode NPK4-CR2-TJ halaman 51 merupakan nilai pendidikan karakter bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan karakter terdapat pada cerita rakyat “Asal usul Nama Siantan” yang dikumpulkan dalam Kumpulan Cerita Rakyat Kepulauan Anambas oleh Tim Penyusun Azman Syah dan Fitrian Amanda . Sedangkan data dengan kode NPK3-CR3-KK halaman 59 merupakan nilai pendidikan karakter kerja keras. Sedangkan data dengan kode NPK4-CR4-PS halaman 64 merupakan nilai pelatihan karakter kepedulian sosial.
Sedangkan data dengan kode NPK3-CR5-SKN halaman 67 merupakan nilai pendidikan karakter, semangat kebangsaan, dan nasionalisme. Data dengan kode NPK1-CR6-RIT halaman 69 hasil penelitian merupakan nilai pendidikan sifat rasa ingin tahu. Sedangkan data berkode NPK3-CR6-PS pada halaman 70 merupakan hasil penelitian nilai pelatihan karakter kepedulian sosial.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan karakter terdapat pada cerita rakyat “Kisah Desa Munjan” yang disusun dalam Kumpulan Cerita Rakyat Kepulauan Anambas oleh Tim Penulis Azman Syah dan Fitrian Amanda. Selain itu, data dengan kode NPK2-CR7-TJ halaman 72 hasil penelitian merupakan nilai pendidikan karakter bertanggung jawab. Sedangkan data berkode NPK2-CR8-MP merupakan wujud nilai pendidikan karakter yang menghargai prestasi.
Selanjutnya data yang diberi tanda NPK2-CR9-SKN adalah nilai pendidikan karakter, semangat kebangsaan, dan nasionalisme. Sedangkan data yang diberi tanda NPK3-CR10-TJ merupakan wujud pendidikan nilai karakter. Informasi tentang nilai pendidikan karakter yang disusun oleh kelompok Azman Syah dan Fitrian Amanda dalam kumpulan cerita rakyat Kepulauan Anambas, (1) Setia, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5)) Tekun, ( 6) kreativitas, (7) rasa ingin tahu, (8) semangat kebangsaan, (9) cinta tanah air, (10) menghargai prestasi, (11) ramah/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli lingkungan , (14) kesejahteraan sosial dan (15) tanggung jawab.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kami berharap penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi dan referensi dalam menyebarkan pengetahuan tentang cerita rakyat khususnya tentang cerita rakyat dan nilai pendidikan karakter bagi generasi penerus bangsa. Kami berharap penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran terkait cerita rakyat dan nilai pendidikan karakter. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan dan referensi bagi peneliti lain yang mengkaji cerita rakyat dan nilai pendidikan karakter.
Mug itu memang mug kopi istimewa Ayah Long yang dibuat oleh Mak Ngah sehari sebelum Ayah Long pergi solat Zuhur. Ayah Long mendayung dengan kuat, bergoyang ke kiri dan ke kanan, apabila sampai ke tempat ikan itu pergi, dia melompat ke atas dan ke bawah, melihat gambus rupa Ayah Long lalu berlari ke dasar laut.” Awang Atan merupakan keturunan orang negara Brunei, suami kepada seorang putera Merta dari Kerajaan Brunei, yang mati bersama Kapten Alang ketika memerangi lanun dari Negeri Sulu di Kepulauan Filipina.
Awang Atan tinggal bersama Pak Long di persisiran perkampungan Teluk Batu Tarempak selepas ibu bapanya terkorban ketika bertempur dengan lanun di Laut China Selatan bersama rombongan Nahkoda Alang dan ketika itulah Nahkoda Alang juga meninggal dunia. Oleh itu, Datuk Kaya Dewa Perkasa mengumpulkan lanun-lanun dan penduduk Gunung Kuta di padang terbuka." Awang Atan menyapa gadis asal Cina berambut diikat dua itu, terkejut dan malu melihat Awang Atan yang begitu sopan. dan lembut.”
Begitulah setiap hari gadis itu selalu membeli ikan, dan Awang Atan sekali-sekala hanya memberikan ikan itu sahaja." Tidak hairanlah kawan-kawan di pasar mahupun masyarakat di Kampung Teluk Batu Tarempak berasa sedih dengan Awang Atan." Tapi saya cuma sampaikan pesanan dari ayah Anjang, tunggu sampai Ayah Long tak sentuh barulah suruh Ayah Long bacakan istilah tersebut”.
Ayah Long bangun mandi dan berkemas dan pergi ke masjid kerana azan sudah pun kedengaran. Dengan semangat Ayah Long membacakan doa dan seterusnya dilanjutkan dengan laungan diikuti oleh tetamu yang hadir." Penduduk Gunung Kute sangat gembira, mereka yang dari Semenanjung Tanah Melayu, Tumasik, dan pulau-pulau sekitar Riau -pulau datang yang juga. Muslim, sedangkan Putera Merte diketahui mampu menerangkan dan mengajar agama Islam.
Saran