HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
ARTIKEL
Oleh:
SUSI SUSANTI NPM: 12060191
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2016
1
HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh:
Susi Susanti*
Rici Kardo, M.Pd**
Yasrial chandra, M. Pd.,**
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research is motivated because the existence of the implementation of individual counseling services counseling teacher often experience obstacles that teachers BK difficulties in the implementation of individual counseling services that can be viewed in terms of the implementation of individual counseling services. in the form of barriers in terms of implementation planning, evaluation in terms of service, evaluation and analysis of the results in terms of follow-up to individual counseling services provided by the teacher BK. This research is descriptive qualitative research. The key informant research that BK teachers and informants additional subject teachers and learners. Instruments used as interview guides and documentation.
Analysis of the data in the form of data reduction, data presentation and conclusion. Results of the study revealed that BK teachers often experience obstacles in the implementation of service.
Keywords: Barriers teacher BK, individual counseling services.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia melalui pendidikan dapat mengembangkan minat, bakat, dan kepribadian yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan tersebut dapat diperoleh baik itu secara formal di sekolah maupun nonformal yang diperoleh melalui pengalaman pribadi dalam berinteraksi dengan masyarakat. dalam pendidikan formal pendidikan selalu berkaitan dengan proses pembelajaran yang diarahkan untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang terlatih dan terdidik bagi kepentingan bangsa dan negara. Proses pembelajaran dari lembaga pendidikan formal sangat penting untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dalam dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan tersebut adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan seseorang
gunanya adalah untuk mengubah dan mengembangkan perilaku yang diinginkan oleh semua individu.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan sarana dalam membentuk generasi muda yang berilmu pengetahuan tinggi guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
sekolah tersebut tersebut meliputi tiga kawasan yaitu kawasan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Dalam bidang bimbingan yang bertanggung jawab penuh adalah Guru BK yang profesional dalam bidang bimbingan dan konseling. sedangkan dalam bidang pengajaran adalah yang menjadi tanggung jawab dari guru mata pelajaran yang ahli dalam bidangnya masing masing. Dalam bidang pelatihan adalah yang menjadi tanggung jawab oleh guru bidang kesenian dan olahraga.
SK Menpan No. 84/1993 ditegaskan bahwa tugas pokok Guru BK adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia melalui pendidikan dapat
2 mengembangkan minat, bakat, dan kepribadian yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
SK Menpan No. 84/1993 ditegaskan bahwa tugas pokok Guru BK adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Nurihsan (2009:30) Bahwa Guru BK adalah guru yang memiliki kemampuan dan kualitas kepribadian yang baik, memiliki pengetahuan dan keahlian profesional tentang pelayanan bimbingan dan konseling, serta pendidikan psikologi yang sesuai dengan tugas dan profesinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru BK adalah guru yang memiliki kemampuan dan kualitas kepribadian yang baik, memiliki pengetahuan dan keahlian profesional tentang pelayanan bimbingan dan konseling, serta pendidikan psikologi yang sesuai dengan tugas dan profesinya
Tohirin (2008:26) Bimbingan dan Konseling merupakan Proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atas kecakapan melihat dan menentukan masalah serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada konseli (peserta didik) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga mampu melihat masalah sendiri, mampu memecahkan masalah sendiri yang dihadapinya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling tersebut adalah proses pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami masalah sehingga konselor bisa memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya.
Hambatan merupakan kondisi tertentu dimana berbeda dengan kondisi lainnya sehingga mempunyai gejala tersendiri, dan Gejala tersebut adalah adanya kegagalan dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian hambatan adalah segala bentuk kondisi yang tidak mendukung sehingga
menyebabkan tidak terlaksananya atau terselenggaranya dengan baik dan lancar suatu kegiatan yang kita inginkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa hambatan adalah segala sesuatu hal yang dapat menghalagi dan menjadi penghambat bagi guru BK dalam menyelenggarakan layanan konseling perorangan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa karakter adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan seperti, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Menurut Willis (2010: 18) “konseling perorangan adalah upaya bantuan yang diberikan oleh Guru BK yang telah terlatih dan berpengalaman terhadap individu individu yang membutuhkan, agar individu-individu yang membutuhkan terus berkembang potensinya secara optimal maupun menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.
Prayitno (1998:95) mengemukakan
”Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan Guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalahnya. Dapat disimpulkan bahwa layanan konseling perorangan merupakan satu interaksi yang terjadi antara individu yang masing masing disebut Guru BK dan klien dalam rangka mengupayakan pemecahan masalah yang dialami individu tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan konseling perorangan adalah suatu layanan yang yang berupaya untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan tersebut baik itu dilakukan secara langsung atau tidak langsung.
Berdasarkan wawancara yang telah penelti lakukan pada tanggal tanggal 19 Januari 2016 dengan 3 orang Guru BK terungkap bahwa didalam pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan seringkali seorang Guru BK tersebut mengalami berbagai hal yang dapat menghambat atau menghalanginya dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan tersebut.
Hambatan yang dialami oleh Guru BK tersebut dapat berupa Guru BK kesulitan dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan karena peserta didik sering kali
3 ditemukan bahwa awalnya Guru BK sudah melakukan perjanjian untuk melakukan konseling perorangan dengan peserta didik kemudian peserta didik tersebut karena tidak mau untuk melakukan kegiatan konseling tersebut, peserta didik itu kemudian lari dan tidak mau mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling tersebut.
Peserta didik juga kurang mau mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling perorangan karena fasilitas ruangan untuk kegiatan bimbingan dan konseling yang kurang memadai. Adanya peserta didik yang bermasalah malas untuk menceritakan permasalahannya di ruang Bimbingan dan Konseling. Mereka menganggap bahwa konseling perorangan tersebut hanya untuk mereka yang bermasalah saja. Peserta didik beranggapan bahwa Guru BK tersebut adalah polisi sekolah.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap temuan kasus tersebut. Adapun judul penelitian ini adalah “Hambatan yang Dihadapi oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Perorangan di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan terdahulu serta dari wawancara yang peneliti lakukan terhadap 3 orang Guru BK adapun yang yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini:
1. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dilihat dari segi perencanaan pelayanan konseling perorangan?
2. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dilihat dari segi pelaksanaan pelayanan konseling perorangan?
3. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dilihat dari segi evaluasi pelayanan konseling perorangan?
4. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dilihat dari segi analisis hasil evaluasi pelayanan konseling perorangan?
5. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dilihat dari segi tindak lanjut pelayanan konseling perorangan?
Berdasarkan uraian pada fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Hambatan yang Dihadapi oleh Guru BK dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Perorangan di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam pelaksanaan kegiatan layanan Konseling Perorangan jika dilihat dari segi perencanaannya layanan konseling perorangan.
2. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam pelaksanaan kegiatan layanan Konseling Perorangan jika dilihat dari segi pelaksanaannya layanan konseling perorangan.
3. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam pelaksanaan kegiatan layanan Konseling Perorangan jika dilihat dari segi evaluasi layanan konseling perorangan.
4. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam pelaksanaan kegiatan layanan Konseling Perorangan jika dilihat dari segi analis hasil evaluasi layanan konseling perorangan.
5. Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK dalam pelaksanaan kegiatan layanan Konseling Perorangan jika dilihat dari segi tindak lanjut layanan konseling perorangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan Pada tanggal 19-30 Mei 2016. dan lokasi yang peneliti jadikan sebagai sebagai tempat untuk melakukan penelitian tersebut adalah di SMPN 4 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman alasan peneliti menjadikan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah karena di sekolah kasus yang akan peneliti teliti ditemukan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif kualitatif.
Menurut Arikunto (2006:64) Penelitian deskriptif adalah: merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Maleong (2010:6) Penelitian kualitatif adalah: Penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.
Secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian untuk
4 mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dalam bentuk kata-kata atau bahasa
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara dan studi dokumentasi. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi dan mengadakan membercheck, setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data 2) penyajian data dan 3) penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Identifikasi Klien
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu sebelum melakukan konseling guru BK melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan peserta didik yang bermasalah. dan hambatan yaitu kurangnya informasi mengenai permasalahan dari peserta didik yang bermasalah yang diberikan oleh guru wali kelas dan guru guru lainya kepada guru BK tersebut dan hal tersebut mengakibatkan guru BK kesulitan menemukan peserta didik yang bermasalah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dalam mengidentifikasi klien guru BK melakukan pengamatan terlebih dahulu mengenai peserta didik yang bermasalah hal itu mereka lihat dari segi peserta didik selama belajar. Dan adapun hambatan yang dihadapi guru BK dalam mengidentifikasi klien ini yaitu guru BK kesulitan melakukan konseling perorangan kerena sikap sipeserta didik yang tidak mau untuk menceritakan permasalahanya kepada guru BK.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu guru BK melakukan pendekatan dan pengamatan dengan peserta didik yang bermasalah tersebut, kemudian guru BK langsung menanyakan kepada peserta didik yang bermasalah. hambatan yang guru BK temukan adalah peserta didik tidak mau untuk menyampaikan informasi tentang permasalahnya kepada guru BK tersebut.
b. Mengatur Waktu Pertemuan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK
peneliti memperoleh informasi yaitu Guru BK melakukan pendekatan dengan peserta didik yang bermasalah. Kemudian melakukan kontak dengan peserta didik. Hambatan yang dihadapi guru BK yaitu penolakan dari peserta didik untuk mengikuti layanan konseling perorangan mereka menganggap bahwa konseling perorangan tersebut adalah suatu hal yang menakutkan dan menjengkelkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dalam mengatur waktu pertemuan guru BK memanggil peserta didik yang bermasalah tersebut keruangan BK dan guru BK meminta izin kepada guru yang sedang mengajar. dalam hal mengatur waktu pertemuan ini guru BK sering menjumpai hambatan yang dihadapi guru BK yaitu peserta didik yang sudah dipanggil tadi itu kemudian menolak untuk mengikuti kegiatan konseling. Padahal tadinya guru BK sudah membuat perjanjian dengan peserta didik tapi peserta didik tidak mau untuk mengikuti kontak atau perjanjian yang telah dibuat tadi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu sebelum melakukan konseling guru BK mengatur waktu pertemuan terlebih dahulu dengan peserta didik yang bermasalah. berupa kontak perjanjian untuk kegiatan konseling tapi peserta didik juga mengatakan bahwa guru BK sering mengalami hambatan dalam hal mengatur waktu pertemuan dengan peserta didik yang bermasalah tersebut karena dari peserta didik banyak yang tidak mau menempati kontak perjanjian yang telah disepakati tadi mereka tidak mau untuk menceritakan permasalahannya dirungan BK.
Mereka takut dan malu untuk menceritakan permasalahannya diruangan BK tersebut.
c. Mempersiapkan Tempat dan Perangkat Teknis Penyelenggaraan Layanan Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu dimana dalam mempersiapkan tempat dan perangkat teknik penyelenggaraan teknis layanan yaitu guru BK kesulitan dalam menyediakan tempat penyelenggaraan layanan karena tempat yang tersedia tidak memadai yaitu belum tersedianya ruangan khusus untuk pelaksanaan layanan konseling perorangan serta sarana atau media pelaksanaan layanan tidak lengkap.
hal itu mengakibatkan pelaksanaan layanan konseling perorangan kurang berjalan dengann efektif.
5 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu diperoleh informasi bahwa guru BK kesulitan mempersiapkan tempat dan teknik penyelenggaraan layanan hal itu dikarenakan tempat yang tersedia untuk penyelenggaraan layanan konseling perorangan yang kurang memadai. Serta sarana dan prasarana penujang kegiatan layanan konseling perorangan yang kurang memadai sekali di sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu peserta didik kurang merasa nyaman dengan tempat dan penyelenggaraan layanan yang ada. Menurut peserta didik tempat yang tersedia saat sekarang ini kurang bisa menjamin kerahasiaan dari permasalahan yang akan diceritakan oleh peserta didik tersebut.
d. Menetapkan Fasilitas Layanan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu dalam hal menyediakan fasilitas layanan konseling perorangan, ditentukan berdasarkan atau dikondisikan sesuai dengan kebutuhan peserta layanan saat melakukan layanan konseling perorangan. Tapi dalam hal menetapkan fasilitas layanan ini guru BK merasa terhambat karena kurang memadainya fasilitas layanan yang disediakan sekolah tersebut.
Hanya tersedia satu buah ruangan BK dan didalam rungan tersebut semua layanan dilakukan kecuali layanan informasi dan layanan penguasaan konten. Dan didalam ruangan BK itu hanya terdapat beberapa buah kursi saja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dalam hal menyediakan fasilitas layanan konseling perorangan, ditentukan berdasarkan atau Dikondisikan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan layanan konseling perorangan tersebut. Dan dalam hal menyedikan fasilitas layanan ini guru BK sering kali mengalami berbagai macam hambatan hal itu dikarenakan sekolah tersebut belum menyediakan fasiliats layanan yang memadai untuk kegiatan konseling perorangan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu menurut pendapat peserta didik fasilitas layanan yang tersedia kurang memadai hal itu membuat peserta didik kurang nyaman diruangan konseling tersebut.
mereka merasa tidak nyaman berada diruangan BK tersebut.
e. Menyiapkan kelengkapan administrasi Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu Guru BK tidak meminta peserta didik untuk menyediakan kelengkapan administrasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Guru BK tidak meminta peserta didik untuk menyediakan kelengkapan administrasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu dalam pelaksanaan kegiatan konseling perorangan guru BK tidak pernah menyuruh peserta didik untuk menyiapkan kelengkapan administrasi terlebih dahulu
f. Menerima klien
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu terlebih dahulu guru BK menerima klien untuk mengikuti konseling perorangan dengan cara kurang terbuka dan hangat melalui cara yang ditunjukan dari guru BK tersebut ketika akan melakukan konseling perorangan akan mempengaruhi keinginan dari peserta didik.
untuk dalam hal penerimaan terhadap klien ini sering kali seorang guru BK menemukan berbagai hambatan dan rintangan dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan, hambatan tersebut berupa penolakan dari peserta didik untuk mengikuti kegiatan konseling perorangan tersebut, mereka menolak untuk mengikuti kegiatan konseling perorangan karena mereka beranggapan bahwa guru BK tersebut sebagai polisi sekolah dan juga sering menghakimi peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dalam melakukan penerimaan terhadap klien seorang guru BK mengalami berbagai macam hambatan yang dapat menghalanginya untuk melakukan proses konseling, berupa penolakan dari peserta didik untuk mengikuti konseling perorangan tersebut. Mereka kurang mau untuk menceritakan permasalahan diruang konseling atau dengan melalui guru BK yang ada disekolah tersebut
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu dalam penerimaan peserta didik tersebut peserta didik kurang merasa senang karena sering kali peserta didik tersebut diterima dengan cara yang kurang
6 baik. dan cara tersebut membuat peserta didik kurang mau menceritakan permasalahnnya diruang bimbingan dan konseling
g. Menyelenggarakan Penstrukturan Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu Guru BK menyelenggarakan tujuannya supaya permasalahan peserta didik terstruktur dan peserta didik terbuka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Guru BK menyelenggarakan pestruktuan supaya masalah peserta didik terstruktur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu Guru BK menyelenggarakan pestruktuan suapaya permaslahan peserta didik terarah.
h. Membahas Masalah Dengan Teknik Teknik Umum
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu Ketika guru BK menerapkan teknik teknik umum tersebut sering juga ditemui guru BK hambatan berupa kebosanan dari dalam diri peserta didik untuk mengikuti konseling tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu guru BK sering mengalami berbagai kendala atau hambatan yaitu peserta didik kurang konsentrasi mendengarkan apa yang disampaikan guru BK mereka kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru BK tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu dari informasi yang didapat bahwa dengan penerapan teknik teknik umum ini membuat mereka bosan dan kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru BK.
i. Membahas Masalah Dengan Teknik Teknik Khusus
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu informasi bahwa dalam melakukan konseling perorangan guru BK menerapkan teknik teknik khusus dan penerapan teknik khusus tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Peneliti memperoleh informasi bahwa dalam melakukan atau memberikan teknik teknik khusus kepada
peserta didik yang bermasalah misalnya dengan pemberian informasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu peneliti memperoleh informasi bahwa dalam melakukan konseling guru BK menerapkan teknik teknik khusus j. Memantapkan Komitmen Klien dalam
Pengentasan Masalahnya
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu dalam memantapkan komitmen dari peserta didik ini guru BK menghadapi hambatan yaitu sulitnya bagi seseorang guru BK untuk meyakinkan diri klien tersebut untuk menghindari atau tidak mengulangi masalahnya tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu seorang guru BK sering mengalami hambatan yaitu guru BK kesulitan untuk memantapkan komitmen dari klien karena kadang kadang peserta layanan tersebut pertamanya dia mengatakan bahwa dia ingin menyelesaikan permasalahannya tersebut. Kemudian dia mengulangi tindakannya tersebut lagi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu hambatan yang guru BK alami adalah apa yang telah dikatakan oleh guru BK tadi tidak diterapkan benar benar oleh peserta didik yang bermasalah tersebut, bahkan kemudian dia mengulangi perbuatannya tersebut lagi.
k. Melakukan Penilaian Segera
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu hambatan yang guru BK alami adalah Sulit melakukan penilaian segera karena banya dari peserta didik yang tidak mau mengisi format dari laiseg yang telah guru BK sediakan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu hambatannya adalah peserta didik tidak bersedia untuk mengisi format penilaian yang telah disediakan oleh guru BK tersebut
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu peserta didik tidak bersedia untuk mengisi format penilaian yang telah disediakan oleh guru BK tersebut akibatnya guru BK tidak bisa melakukan penilaian terhadap permasalan yang dialmi oleh peserta didik tersebut
l. Melakukan Evaluasi
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK
7 peneliti memperoleh informasi yaitu Guru BK melakukan evaluasi tujuannya adalah untuk bisa mengetahu bagaimana hasil dari konseling yang telah guru BK lakukan dengan peserta didik yang bermasalah tersebut apakah layanan yang dia berikan berhasi atau tidak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Guru BK melakukan evaluasi tersebut adalah supaya guru BK bisa mengetahu bagaimana hasil dari konseling yang telah guru BK lakukan dengan peserta didik yang bermasalah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu Setelah memberikan layanan guru BK melakukan evaluasi terhadap layanan yang telah diberikannya tersebut m. Menafsirkan Hasil Konseling
Perorangan Dengan Hasi Laiseg Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu Dalam menafsirkan masalah yang dialami peserta didik ini seorang guru BK mengalami hambatan yaitu dari hasil layanan konseling perorangan tersebut tidak bisa disimpulkan dari hasil laiseg saja tapi perlu dilakukan penafsiran yang lebih lanjut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu hambatananya adalah Hasil layanan tidak hanya bisa dilihat dari laiseg saja tapi perlu penilaian lebih lanjut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu Hambatanya yaitu guru BK tidak bisa menafsirkan layanan konselin tesebut dari hasil laiseg saja. Tetapi perlu penilaian lanjutannya.
n. Menetapkan Arah Jenis Tindak Lanjut Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu guru BK Membuat kesepakatan atau komitmen dengan dengan peserta didik yang bermasalah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Guru BK meminta kesepakatan dan komitmen dari peserta layanan apakah dia ingin menetapkan arah tindak lanjut dari permasalahanya tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu Terlebih dahulu guru BK menanyakan kepada peserta didik dan mengatur kesepakatan dengan peserta didik.
o. Mengkomsumsikan Rencana Tindak Lanjut Kepada Pihak Terkait
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu Dimana cara guru BK dalam mengkomsumsikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait yaitu guru BK menyampaikannya dengan bahasa dan pendekatan sehingga klien benar benar mau menjalani komitmen tindak yang telah direncanakannya tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dalam mengkomsumsikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait terlebih dahulu guru BK menanyakan kepada peserta didik dan membuat kesepakatan dengan peserta didik tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu dalam mengkomsumsikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait telebih dahulu guru BK menanyakan kepada peserta didik dan mengatur kesepakatan dengan peserta didik.
p. Melaksanakan Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan 2 orang guru BK peneliti memperoleh informasi yaitu adapun dalam malakukan tindak lanjut cara guru BK adalah dengan menyampaikanya dengan bahasa dan pendekatan yang baik sehingga klien benar benar mau menjalani komitmen dari yang telah direncanakannya dengan guru BK tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu dengan cara guru BK menyampaikan dengan bahasa dan pendekatan yang baik peserta didik benar benar mau menjalani komitmen dari yang telah direncanakannya dengan guru BK tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yaitu dengan cara guru BK menyampaikan dengan bahasa dan pendekatan yang baik peserta didik benar benar mau menjalani komitmen dari yang telah direncanakannya dengan guru BK tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang yang dilakukan di lapangan pada tanggal 19 sampai 30 Mei 2016, hasil penelitian ini ditujukan untuk melihat tentang bagaimana hambatan yang dihadapi oleh guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan di SMPN 4 Batang Anai Kabupatan Padang Pariaman dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Perencanaan :
8 1) Mengidentifikasi klien guru BK kesulitan mengidentifikasi klien karena informasi yang kurang didapatkan dan sikap dari peserta didik yang tidak mau untuk mengikuti konseling perorangan. 2) dalam hal mengatur waktu pertemuan guru BK kesulitan mengatur pertemuan karena banyak dari peserta didik menolak untuk melakukan konseling perorangan. 3) dalam hal mempersiapkan tempat dan perangkat teknis penyelenggaraan layanan yaitu guru BK kesulitan untuk menyediakan perangkat teknis penyelenggaraan layanan karena perangkat yang tersedia tidak memadai.4) dalam hal menyediakan fasilitas layanan guru BK kesulitan untuk menyediakan fasilitas layanan karena perangkat yang tersedia tidak memadai. 5) kelengkapan administrasi layanan dalam melaksanakan kegiatan konseling perorangan guru BK tidak Menyiapkan kelengkapan administrasi.
b. Pelaksanaan
1) Pertama menerima klien, guru BK menerima klien dengan kurang terbuka dan hangat dan hambatannya yaitu penolakan dari peserta didik. 2) menyelenggarakan penstrukturan guru BK melakukan penstrukturan supaya permasalahan peserta didik bisa terurut. 3) membahas masalah klien dengan teknik teknik umum, hambatannya yaitu peserta didik bosan saat diterapkan teknik umum. 4) mendorong pengentasan masalah klien dengan menerapkan teknik teknik khusus, 5) memantapkan komitmen klien dalam pengentasan masalahnya sulitnya bagi seseorang guru BK untuk meyakinkan diri klien tersebut untuk menghindari atau tidak mengulangi masalahnya tersebut.
Keenam Melakukan penilaian segera terhadap hasil konseling yang telah dilakukannya tersebut.
c. Evaluasi
guru BK melakukan evaluasi terhadap masalah klien tersebut. supaya dia bisa mengetahui hasil yang didapatkan dari layanan yang telah diberikan .
d. Analisi hasil Evaluasi
hambatanya yaitu hasil layanan konseling perorangan tersebut tidak bisa disimpulkan dari hasil laiseg saja tapi perlu dilakukan penafsiran yang lebih lanjut
e. Tindak lanjut
Hambatannya Pertama menetapkan arah tindak lanjut dari permasalahan yang dialami
klien, kedua dalam hal mengkomsumsikan rencana tindak lanjut tersebut kepada pihak yang terkait dan selanjutnya yaitu ketika seorang guru BK mau melaksanakan rencana tindak lanjut tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:
1. Guru BK diharapkan bisa bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengatasi hambatan yang dihadapi memberikan layanan konseling perorangan.
2. Kepala Sekolah, diharapkan bisa dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan khususnya dalam bagaiman cara guru BK mengatasi hambatan yang dihadapi guru BK tersebut khususnya dalam konseling perorangan 3. Pengelola program studi BK, agar bisa
berguna sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk menyiapkan tenaga-tenaga guru BK di sekolah yang profesional.
4. Peserta didik, diharapkan dapat membantu guru BK dalam hal mengatasi masalah tersebut
5. Peneliti, diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hambatan yang dihadapi guru BK dalam pelaksanaan layanan konseling perorangan.
KEPUSTAKAAN
Maleong, J Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurihsan, Ahmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling (Dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan).
Bandung: Rafika Aditama.
Paraturan Pemerintah. No 74 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok Guru Bimbingan dan Konseling.
Sk. Menpan No 84/1993. Tentang Tugas Pokok Guru Pembimbing.
9 Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Interasi). Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia.
Willis, S Sofyan. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabeta.