STUI}I TENTAhIG PELAKSANAAhI BIMBINGA}I DAN KONSELING DI
SMPF[f,GERI2 LEMBAH GUMANTI
KABUPATEN.SOLOK
JT]NNAL
Iliajukan
Sebagai Salah SatuSyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik*n (STRATA
1)HABIS WARI}I NPM.11060228
PROGRAM STUDI BIMBINGAN NA SEKOLAH TINGGI KEGT]RIiA]\I DAN
(STKIP) PGRI SUMATE,RA PAI)AI\IG
2016
le,
Y\ 1g1'
P$&h\
*(aae
G IDIKAI\I
-.
4**:.*#i:3:."
,**a*,STUDI TENTANG PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI
KABUPATEN SOLOK
Oleh:
Haris Wardi *
Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si **
Rici Kardo, M.Pd ***
* Mahasiswa
** Pembimbing I
*** Pembimbing II
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
This research is motivated by the implementation of the guidance and counseling have not been implemented to the maximum and effective. This study aimed to describe. (1) implementation guidance and counseling visits of teachers guidance and counseling. (2) the implementation of the guidance and counseling visits to facilities and infrastructure. (3) the implementation of the guidance and counseling visits from program planning guidance and counseling (4) the implementation of the guidance and counseling visits from the implementation of the guidance and counseling program (5) implementation guidance and counseling visits from the evaluation of the guidance and counseling program.
This research is a qualitative descriptive study, which consisted of two key informants and informant teachers and additional guidance that principals and vice-curriculum. Data were collected through interviews with the guidelines for data analysis, namely data reduction, data presentation, and verification
The results of the study reveal that: (1) Implementation of guidance and counseling visits of guidance and counseling teachers, the number of teachers guidance and counseling that is not in accordance with the applicable employment regulations. (2) Implementation of guidance and counseling visits of facilities and infrastructure, supply facilities and infrastructure there is very minimal and not in accordance with what is needed. (3) Implementation of guidance and counseling visits from program planning guidance and counseling, counseling teacher has to carry out planning guidance and counseling program based on the needs of learners. (4) Implementation of guidance and counseling visits from the implementation of the guidance and counseling program, not everything is accomplished in accordance with well-designed in the program. (5) The guidance and counseling visits from the evaluation of guidance and counseling, guidance and counseling teachers have carried out the evaluation of the guidance and counseling program.
Based on the results of research is recommended to guidance and counseling teachers, principals and school personnel were there, to help and pay attention to the implementation of guidance and counseling in order to run in accordance with the applicable rules and regulations.
implementation guidance and counseling
Keyword: Implementation guidance and counseling Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan disetiap Negara, Menurut Undang-undang No 20 tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat bangsa dan Negara.
Menurut Prayitno dan Amti (2004 : 94) bimbingan atau guidence pada prinsipnya adalah sebagai bantuan untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau
dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik, siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik.
Menurut Sukardi dan Kusumawati (2008 : 96) kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru Bimbingan dan Konseling sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas guru mata pelajaran, maka beban tugas tersebut meliputi: (a) kegiatan penyusunan program pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi- sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, serta semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam, (b) kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam, (c) kegiatan evaluasi pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam, (d) Sebagaimana guru mata pelajaran, guru BK yang membimbing 150 orang peserta didik dihargai sebanyak 18 jam, selebihnya dihargai sebagai bonus dengan ketentuan sebagai berikut: 10–15 orang= 2 jam, 16 – 30 orang= 4 jam, 31–45 orang= 6 jam 46– 60 orang= 8 jam, 61–75 orang= 10 jam, 76 –atau lebih= 12 jam.
Menurut Nurihsan (2009:44) Setiap guru BK berkewajiban dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sekurang- kurangnya 150 orang peserta didik, selanjutnya jumlah peserta didik tersebut dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing beranggotakan 10-15 orang untuk keperluan kegiatan bimbingan kelompok dalam bimbingan dan konseling (seperti bimbingan kelompok dan konseling kelompok).
Menurut Sukardi dan Kusumawati (2008:39) kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat berupa sarana fisik dan sarana teknis seperti:
ruangan kerja konselor, ruang administrasi, ruang pertemuan, ruangan tunggu, ruangan
penyimpanan data/catatan, tempat penyimpanan data (lemari, locker, rak-rak), papan tulis dan papan pengumuman serta alat-alat penghimpun data dan juga anggaran biaya untuk kelancaran program bimbingan dan konseling.
Menurur Tasrif, (2011:
164)Program bimbingan yang baik adalah program yang apabila dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memiliki ciri–ciri sebagai berikut: disusun secara berkembang sesuai dengan kebutuhan siswa, diatur menurut skala prioritas, dikembangkan secara berangsur – angsur dengan melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah, memiliki tujuan yang ideal, tetapi realistik dalam pelaksanaannya, mencerminkan komunikasi yang berkesinambungan, menyediakan fasilitas yang diperlukan, dan disesuaikan dengan program pendidikan di sekolah.
Menurut Tohirin (2011:267) penyusunan program BK umumnya mengikutti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan, dan penilaian kegiatan. Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling harus dilibatkan berbagai pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, para guru, tenaga administrasi, orang tua, komite sekolah, identifikasi kebutuhan dalam program hendaknya sesuai kebutuhan peserta didik, oleh karena itu program BK hendaknya didasarkan atas analisis kebutuhan, kearifan dan keluasan wawasanya guru pembimbing diharap mampu mengakses, memadukan, menganalisis berbagai imformasi dan konsep yang relevan.
Menurut Tohirin (2011:267) dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang harus diperhatikan (1) penyusunan rencana kegiatan disusun atas jenis-jenis prioritas kebutuhan, baik kebutuhan peserta didik maupun kebutuhan sekolah secara umum, rencana kegiatan harus disesuaikan dan diintregasikan satu kegiatan dengan yang lain dan tujuan yang hendak dicapai harus dirumuskan secara jelas, (2) Pelaksanaan kegiatan ini guru BK dapat merealisasikan program yang telah dirancang dan menjadi monitoring dalam proses kegiatan, apakah hal-hal yang diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan sudah dapat direlisasikan, baik situasi dan kondisi, teknik yang digunakan,
serta waktu pelaksanaan maupun keikut sertaan siswa dan personil lainya, (3) Penilaian kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kegiatan bimbinggan dan konseling yang telah dilaksanakan, hal ini untuk melihat gambaran tentang proses sejauh mana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
.
Hasil observasi yang penelitian lakukan selama Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling Sekolah dan Pendidikan (PPLBK) di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti, yang di laksanakan 7 Agustus 2014 sampai 20 Desember 2014, peneliti melihat fenomena di lapangan bahwasanya jumlah peserta didik dibanding dengan tenaga guru BK kurang seimbang, jumlah peserta didik 620 orang sedangkan guru BK hanya 2 orang saja.
Berhubungan dengan sarana prasarana atau fasilitas yang ada, terlihat bahwasanya ruangan BK yang ada belum memadai untuk pelaksanaan konseling, baik itu untuk pelaksanaan layanan maupun untuk penyimpanan data dan penabministrasian, karena ruangan BK berada di sebelah pustaka tidak ada dinding pembatas antara ruangan BK dengan pustaka, dan disatu ruangan BK tersebut berfungsi untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan layanan bimbingan dan konseling, tidak ada ruangan tertentu yang tersedia untuk proses kegiatan, seperti ruang khusus untuk kerja guru BK, ruangan administrasi/tata usaha bimbingan dan konseling, ruang pertemuan, ruangan tunggu, ruangan tempat penyimpanan data/catatan dan juga papan tulis, papan pengumuman, selain itu belum ada alat-alat penghimpunan data seperti: angket, tes inventory, dan juga daftar cek, mengenai fasilitas lainya tidak ada terdapat komputer untuk pengolahan dan penyimpanan data, serta tidak ada tempat penyimpanan catatan penting peserta didik yang memilki masalah seperti : locker, lemari, rak-rak, dan mengenai anggaran biaya terlihat belum ada angaran biaya yang jelas untuk proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Mengenai perencanaan program masih belum terdapat kerja sama antara guru BK dengan personil sekolah untuk merancang perencanaan program, sehingga masih ada program yang kurang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, baik itu program harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. begitu juga mengenai pelaksanaan program yang sudah dirancang untuk kegiatan bimbingan dan konseling, masih ada juga yang belum terlaksana sesuai jadwal dan waktu yang telah ditentukan di dalam program, dan masih ada juga layanan yang belum terlaksana berdasarkan layanan-layanan yang akan diberikan sesuai dengan program yang telah dirancang, begitu juga mengenai evaluasi layanan yang telah diberikan, masih belum terlihat sejauh mana keberhasilan layanan yang telah diberikan kepada peserta didik, karena dalam penilaian tidak jelas mana pelaksanaan layanan yang akan diberikan penilaian segera, jangka pendek, jangka panjang. Untuk lebih terarahnya penelitian ini maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Fokus masalah umum
Studi tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok.
2. Fokus masalah khusus
Fokus masalah khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang:
a. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari tenaga guru BK.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari sarana prasarana.
c. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari penyusunan program BK.
d. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari pelaksanaan program BK.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari evaluasi pelaksanaan program BK.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling. Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada 25 Januari sampai 1 Februari 2016, di sekolah tempat peneliti Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah dan
Pendidikan (PPLBK) yaitu di SMP Negeri 2 Sungai Nanam, Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu:
wawancara dan studi dokumentasi.
wawancara dilakukan kepada 2 orang Guru BK, kepala sekolah dan wakil kurikulum.
Menurut Emzir (2012 : 129) teknik analisis data yang digunakan yaitu : redukdi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan Penelitian
Secara umum hasil penelitian studi tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok dilihat dari tenaga guru BK yang ada, sarana dan prasarana, perencanaan program BK, pelaksanaan program BK, eavaluasi pelaksanaan program.
1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Tenaga Guru
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan 2 orang guru BK yang berinisial SWP dan BG wakil kurikulum dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa pelaksanaan BK berdasarkan tenaga guru BK di SMP Negeri 2 lembah Gumanti Kabupaten Solok belum berjalan dengan efektif, karena tenaga guru BK yang ada saat ini dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang akan dibimbing jauh tidak seimbang, peserta didik berjumlah 625 orang sedangkan tenaga guru BK yang ada hanya 2 orang saja, begitu juga dengan pembagian peserta didik yang akan dibimbing untuk satu orang guru BK berkewajiban membimbing 310 orang peserta didik lebih kurang dengan 9 lokal binaan, hal ini tentu tidak sesuai dengan pembagian peserta didik diatur oleh sekolah masing-masing dengan pertimbangan pemerataan, kemudahan, dan keefektifan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Apabila ada guru BK yang jumlah peserta didik asuhnya kurang dari 150 orang maka diusahakan untuk memenuhi kekuranganya dengan kegiatan-kegiatan menurut ketentuan yang diatur dalam SK Mendikbud No. 025/0/1995.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Muawanah dan Hidayah (2009:99) pelaksanaan
bimbingan dan konseling diperlukan tenaga propesional, yakni konselor, dan petugas administrasi. Satu tenaga propesional sebaiknya menangani 4 kelas atau sejumlah 150 peserta didik, dengan demikian, apabila disuatu sekolah mempunyai 20 kelas maka diperlukan 5 konselor proposional.
2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan 2 orang guru BK yang berinisial SWP dan BG, wakil kurikulum dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa pelaksanaan BK berdasarkan sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2 lembah Gumanti Kabupaten Solok sangat minim sekali dan belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan BK, persedian sarana dan prasarana fisik maupun teknis yang tersedia hanya ada 1 ruangan BK yang berfungsi untuk semua kegiatan BK, 2 buah kursi, 1 meja, sofa tamu, dan lemari tempat penyimpanan data.dan mengenai Sarana dan prasarana teknis terdapat angket, catatan anekdok, alat ungkap IKMS, map pribadi, buku permasalahan peserta didik, berdasarkan sarana dan prasarana yang tersedia tersebut jelas terlihat bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling belum berjalan dengan efektif seperti yang direncanakan dan belum melengkapi apa yang dikemukakan menurut pendapat ahli di bawah ini
Menurut Hamdani (2012 : 47) sarana dan prasarana sangat membantu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling seperti :
a. Sarana yaitu: alat pengumpul data baik tes maupun non tes (angket,blangko observasi, anekdot, format-format stuan layanan, satuan kegiatan, data- data peserta didik, absensi peserta didik, prestasi hasil belajar peserta didik). Alat penyimpanan data dalam bentuk himpunan data, kelengkapan penunjang kelas seperti data informasi, perlengkapan administrasi, seperti alat-alat tulis, format satuan
layanan, serta blangko laporan kegiatan.
b. Prasarana seperti : ruangan bimbingan dan konseling serta perabotan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan layanan BK, ruangan BK, ruangan konseling, satu set kursi tamu, tiga set meja kursi guru BK dan satu set meja bimbingan kelompok/individual, satu jam dinding, satu set papan tulis untuk keperluan program kegiatan organigram.
3. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Perencanaan Program BK
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan 2 orang guru BK yang berinisial SWP dan BG, wakil kurikulum dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa pelaksanaan BK berdasarkan perencanaan program BK di SMP Negeri 2 lembah Gumanti Kabupaten Solok, guru BK telah ada merencanakan program BK, guru BK dalam merencanakan program melaksanakan need assessment untuk mengidentifikasi permasalahan peserta didik dengan mengunakan angket dan alat ungkap masalah IKMS, melalui alat ungkap ini guru BK bisa menentukan permasalahan apa yang sedang dialami peserta didik dan apa yang sedang dibutuhkan oleh peserta didik. Mengenai hal ini guru BK juga bekerja sama dengan personil sekolah yang lain dalam mengidentifikasi masalah peserta didik, setelah tahu kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan oleh peserta didik barulah guru BK menetapkan 9 jenis layanan serta kegiatan pendukung dan kegiatan BK lainya, untuk membantu peserta didik yang bermasalah, menngenai waktu pelaksanaaanya sekolah memberikan waktu 1 jam pelajaran yang disesuaikan dengan waktu kegiatan di sekolah.
Dilihat dari pendapat ahli Pendapat Nurihsan (2009 : 63) dalam merancang sebuah program BK ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan:
a. Analisis kebutuhan dan permasalahan peserta didik
b. Tujuan program BK yang hendak dicapai
c. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan
d. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan e. Penetapkan personil-personil yang
akan melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
f. Persiapan fasilitas dan biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan-kegitan bimbingan yang sudah direncanakan
g. Perkiraan tentang hambatan- hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut.
Mengenai perencanaan program yang dilihat di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok sudah hampir sesuai dengan pendapat yang dikemukakan ahli di atas, agar lebih efektif dan sesuai lagi apabila guru BK menjadikan pendapat ahli tersebut di atas untuk bahan panduan dan arahan dalam perencanaan program BK.
4. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Pelaksanaan Program BK
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan 2 orang guru BK yang berinisial SWP dan BG, wakil kurikulum dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa pelaksanaan bimbing dan konseling dilihat dari pelaksanaan program BK, belum semuanya terlaksana dengan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, itu dikarenakan oleh di samping tenaga guru BK yang terbatas dan juga fasilitas yang belum lengkap untuk pelaksanaan BK serta waktu yang disediakan belum mencukupi untuk pelaksanaan BK.
Pelaksanaanya dilaksanakan oleh guru BK lansung dan juga dibantu oleh beberapa personil sekolah yang lain yaitu guru mata pelajaran, wali kelas, pembina osis. Dalam pelaksanaan program BK sudah semua kegiatan yang terlaksana tetapi belum efektif, dalam pemberian materi bantuan untuk peserta didik disesuaikan dengan permasalahan peserta didik, mengenai waktu pelaksanaanya ada yang sesuai dengan yang dirncanakan di dalam program dan ada juga yang belum, dan agar lebih jelas apa
yang harus dilakukan dalam perencanaan program kita lihat pendapat di bawah ini.
Menurut Yusuf (2009 : 77) pelaksanaan program dapat diwujudkan dengan melaksanakan beberapa komponen program. Kurikulum bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal, layanan ini bertujuan untuk:
a. Memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama).
b. Mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
c. Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya
d. Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Materi layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber seperti: majalah, buku, dan koran. Materi yang diberikan, di samping masalah yang menyangkut pengembangan sosial- pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi SLTP/SLTA, yaitu yang menyangkut karir.
5. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Evaluasi Pelaksanaan Program BK
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dengan 2 orang guru BK yang berinisial SWP dan BG, wakil kurikulum dan kepala sekolah dapat diketahui bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari evaluasi pelaksanaan program BK bahwa evaluasi sudah ada dilaksanakan, dalam pengevaluasiaan pelaksanaan program BK, guru BK melakukan penilaian segera (laiseg), melakukan penilaian pada saat pelaksanaan BK berlansung, penilaian jangka pendek (laijapen), yaitu dilaksanakan setelah 1 atau lebih setelah kegiatan dilaksanakan selang waktu beberapa hari paling lama 1 bulan,
penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian yang dilaksanakan penilaian lebih menyeluruh setelah pelaksanaan layanan selang waktu satu semester atau lebih.
Menurut Hamdani (2012 : 159) dalam evaluasi ini ada dua macam kegiatan penilaian pelaksanaan program dapat dilihat dari dua sisi yaitu: penilaian proses dan hasil.
a. penilaian proses kegiatan
penilaian dalam kegiatan proses bimbingan dan konseling dilakukan juga terhadap proses kegiatan dan pengolahan, yaitu:
1) Kegiatan bimbingan dan konseling
2) Kegiatan pendukung kegiatan bimbingan dan konseling
3) Mekanisme dan instrument yang digunakan dalam kegiatan 4) Pengelolaan dan administrasi
kegiatan
b. Penilaian hasil layanan
1) Untuk mengetahui hasil layanan apakah layanan efektif dan dapat membawa dampak positif terhadap peserta didik yang mendapatkan layanan.
2) Penilaian ditunjukan oleh perolehan peserta didik menjalanni layanan perolehan dioreantasikan pada:
a) Penyelesaian masalah peserta didik, perolehan itu diharapkan dapat menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan masalah dan perkembangan diri peserta didik.
b) Perkembang aspek-aspek kepribadian peserta didik, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberasilan belajar, konsep diri,berkomunikasi, kreativitas apresiasi terhadap nilai dan moral.
3) Secara khusus, fokus penilaian diarahkan pada perkembanganya:
a) Pemahamam baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitanya dengan masalah yang dibahas
b) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.
c) Rencana kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksananan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialami.
4) Penilaian dapat dilakukan melalui:
a) Format individual, kelompok/
klasikal
b) Media lisan atau tulisan c) Penggunaan panduan atau
instrument baku, atau yang disusun sendiri oleh pembimbing.
5) Tahap-tahap penilaian meliputi:
a) Penilaian segera (laiseg) merupakan penilaian tahap awal yang dilakukan segera setelah atau menjelang berakhirnya kegiatan pemberian layanan
b) Penilaian jangka pendek (laijapeng), yang dilakukan penilaian setelah satu atau lebih jenis layanan yang dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.
c) Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyaluruh setalah melaksanakan layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.
Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Studi Tentang Pelaksanaan Bimbingan danKoseling di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti KabupatenSolok, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanan Bimbingan dan
Konseling dilihat dari Tenaga Guru BK
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 lembah
Gumanti Kabupaten Solok dilihat dari tenaga guru BK, tenaga Guru BK yang ada saat ini ada 2 orang dan jumlah peserta didik yang akan dibimbing ada 625 orang, 1 orang guru BK diberi tanggung jawab untuk membimbing peserta didik sebanyak 310 orang lebih kurang, dengan 9 lokal binaan, hal ini tentu tidak sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku yang mengatur 1 orang guru BK membimbing 150 orang peserta didik. Jadi kalau kita lihat berdasarkan banyaknya jumlah peserta didik dan dibandingkan dengan tenaga guru BK yang ada SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok membutuhkan tenaga guru BK 3 atau 4 orang lebih kurang.
2. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilihat dari sarana dan prasarana yang ada, untuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok sangat minim sekali belum sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan BK, persedian sarana dan prasarana yang tersedia saat ini yaitu : satu ruangan BK berfungsi untuk semua pelaksanaan kegiatan BK, 2 buah kursi, 1 meja, dan sofa tamu, dan lemari tempat penyimpanan, angket, catatan anekdok, alat ungkap IKMS, map pribadi, buku permasalahan siswa dll
.
3. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Perencanaan Program BK
Mengenai perencanaan program BK di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok, guru BK telah melaksanakan perencanaan program BK, dengan melaksanakan
need asesment untuk
mengidentifikasi permasalahan peserta didik dengan mengunakan angket dan alat ungkap masalah IKMS, melalui alat ungkap ini guru BK bisa menentukan permasalahan
apa yang sedang dialami peserta didik dan apa yang sedang dibutuhkan oleh peserta didik.
Mengenai hal ini guru BK juga bekerja sama dengan personil sekolah yang lain dalam mengidentifikasi masalah peserta didik antara personil sekolah dengan guru BK saling menginformasikan peserta didik yang bermasalah dalam proses belajar mengajar, setelah tahu kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan oleh peserta didik barulah guru BK menetapkan jenis layanan apa yang akan diberikan terhadap peserta didik, di dalam program direncanakan melaksanakan 9 jenis layanan serta kegiatan pendukung dan kegiatan BK lainya, untuk waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan waktu kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
4. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Pelaksanaan Program BK
Pelaksanaan program BK di SMP Negeri 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok belum semuanya terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan di dalam program, itu dikarenakan oleh di samping tenaga guru BK yang terbatas dan juga fasilitas yang belum lengkap untuk pelaksanaan BK serta waktu yang disediakan tidak mencukupi untuk
pelaksanaan BK, untuk
pelaksanaanya dilaksanakan oleh guru BK lansung dan juga dibantu oleh beberapa personil sekolah yang lain yaitu guru mata pelajaran, wali kelas, pembina osis.Dalam pelaksanaan program BK sudah semua kegiatan yang terlaksana tetapi belum efektif, dalam pemberian materi bantuan untuk peserta didik disesuaikan dengan permasalahan peserta didik, mengenai waktu pelaksanaanya ada yang sesuai dengan waktu dalam program dan ada juga yang tidak.
5. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dilihat dari Pengevaluasian Pelaksanaan Program BK
Mengenai pengevaluasiaan pelaksanaan program BK, guru BK telah melaksanakan pengevaluasian yaitu : penilaian segera (laiseg), dengan melakukan penilaian pada saat pelaksanaan BK berlansung, penilaian jangka pendek (laijapen), yaitu dilaksanakan setelah 1 atau lebih setelah kegiatan dilaksanakan selang waktu beberapa hari paling lama 1 bulan, penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian yang dilaksanakan penilaian lebih menyeluruh setelah pelaksanaan layanan selang waktu satu semester atau lebih, hal yang dinilai yaitu proses pelaksanaan BK dan juga hasil pelaksanaan, serta penilaian program tentang sejauh mana program yang terlaksana dan apa saja kegiatan yang terlaksana guna untuk acuan untuk program selanjutnya, mengenai hambatan yang dijumpai yaitu tenaga guru BK yang terbatas serta masih kurang sarana dan prasarana, waktu yang telah disediakan tidak mencukupi, kerja sama dengan guru-guru yang lain, dan kerja sama dengan orang tua peserta didik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan saran kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Diharapkan kepada kepala sekolah supaya dapat memanfaatkan penelitian ini untuk menyeimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah tenaga guru BK, melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan BK.
2. Kepada Guru BK
Diharapkan kepada guru BK agar dapat melaksanakan bimbingan dan konseling sesuai dengan yang diharapkan, baik itu mengenai perencanaan program BK, pelaksanaan program BK dan juga evaluasi pelaksanaan BK.
3. Personil Sekolah
Diharapkan kepada seluruh personil sekolah supaya dapat bekerjasama dengan guru BK dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling agar bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling
Diharapkan kepada pengelola program studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat sebagai bahan masukan dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas tenaga-tenaga guru BK yang akan melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang proposional.
5. Peneliti Sendiri
Agar dapat memanfaatkan penelitian ini untuk menjadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling nantinya serta memperluas dan menambah wawasan dalam bidang bimbingan dan konseling, yang berguna untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi bimbingan dan konseling di STKIP PGRI Sumatera Barat Padang.
6. Peneliti Selanjutnya
Agar dapat melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang pelaksanaan bimbingan dan koseling.
Kepustakaan
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Data. Jakarta : Rajawali Pers.
Hamdani. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : Pustaka Setia.
Muawanah dan Hidayah, Rifa.(2009).
Bimbingan dan Konseling Islam.
Jakarta : Bumi Aksara.
Nurihsan, Achmad Juntika. (2009) Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan, Achmad Juntika. (2009)
Bimbingan dan Konseling dalam
Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama Prayitno, & Amti, Erman. (2004). Dasar-
dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: .RinekaCipta.
Prayitno. (2012). Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling.
Padang : FIP-UNP
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusumawati, Nila, (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:
Rineka Cipta.
Tasrif, (2011). Pengantar Profesi Keguruan Landasan Kerja Guru Profesional. Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta
Tohirin, (2011).Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Raja Prasindo Prasada.
Undang-undang Sisdiknas. UU RI. No. 20.
th. 2003. Jakarta. Sinar Grafika.
Yusuf, Syamsu.L.N. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press