• Tidak ada hasil yang ditemukan

Home - Open Access Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Home - Open Access Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang berumur diatas 60 tahun dengan diikuti proses perubahan menjadi tua. Proses menua yaitu proses berkurangnya kemampuan jaringan tubuh untuk beregenerasi menjadi normal. Proses penurunan fungsi tubuh menyebabkan perubahan fisik, kognitif, perasaan, social dan seksual. Proses menua ditandai dengan menurunnya fungsi-fungsi biologis yang terlihat sebagai penurunan fungsi fisik dan kognitif (Azizah, 2011).

Menurut Undang-undang RI nomor 13 tahun (1998) menetapkan seseorang berusia 60 tahun sebagai usia yang menunjukan proses menua yang berlangsung secara nyata dan disebut lanjut usia (Lansia). Kemunduran atau penurunan kesehatan pada lansia sangat berpengaruh terhadap kemandirian dan kualitas hidup lansia.

Menurut WHO Indonesia merupakan negara ke-4 yang jumlah penduduknya paling banyak didunia, dan sepuluh besar memiliki penduduk paling tua didunia. Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) pada tahun 2021, jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,97 juta orang. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2021 jumlah lansia yang berumur 60 tahun keatas berjumlah 19.996 jiwa. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan sendiri pada tahun 2021 jumlah lansia yang berumur 60 tahun keatas berjumlah 10.313 jiwa.

Meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia menimbulkan berbagai permasalahan baik individu, keluarga, dan masyarakat. Dari peningkatan jumlah lansia ada beberapa aspek yang muncul permasalahan seperti aspek kesehatan, fisik, psikologis dan sosial ekonomi. Masalah yang muncul pada

(2)

lansia dikarenakan terjadi penurunan fungsi sel yang dapat mempengaruhi sistem tubuh. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Kebiasaan hidup yang baik merupakan cara yang paling tepat untuk menghindari penyakit hipertensi.

Hipertensi merupakan penyebab kematian utama melalui proses terjadinya komplikasi hipertensi antara lain penyakit stroke, kematian jaringan otot jantung dan kegagalan fungsi ginjal. Komplikasi hipertensi sering terjadi karena pasien tidak mampu melaksanakan pola hidup sehat yang mampu menghindari timbulnya komplikasi hipertensi dan kegiatannya mencakup mengurangi perilaku buruk yang sudah menjadi kebiasaan, misalnya kebiasaan merokok, pola makan yang berlebihan, kebiasaan hidup yang tidak sehat dan kurang melakukan olah raga.

Hipertensi yang terjadi pada lansia umumnya adalah hipertensi dengan sistolik terisolasi yang berhubungan dengan hilangnya elastisitas arteri atau bagian dari penuaan. Jenis yang demikian lebih sulit untuk diobati dibanding hipertensi esensial atau pada pasien yang lebih muda. Peran keluarga terhadap pencegahan komplikasi hipertensi sangat penting. Sedangkan di Indonesia menunjukkan pengetahuan dan kesadaran keluarga terhadap hipertensi masih sangat rendah. Prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian dan hipertensi juga menjadi faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner, yang terutama menyerang di atas usia 60 tahun.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), hipertensi diderita oleh 1 miliar orang di seluruh dunia, diperkirakan tahun 2025 melonjak menjadi 1,5 miliar orang dengan jumlah penduduk dunia sebesar 6,5 miliar orang.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2020 saat ini di Indonesia mencapai

(3)

65.048.110 orang yang menderita hipertensi dengan jumlah penduduk di Indonesia mencapai 250 juta orang. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan dan hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan (2021) untuk Katingan sendiri jumlah penduduk yang menderita hipertensi mencapai 28.868 orang dengan jumlah penduduk mencapai 116.891 orang. Penyakit hipertensi merupakan penyakit dengan nomor urut ketiga setelah infeksi saluran pernafasan atas dan gastritis dari sepuluh besar penyakit di Kabupaten Katingan. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari UPTD Puskesmas Petak Bahandang untuk penderita hipertensi pada tahun 2022 mencapai 859 jiwa (Data Prog. PTM UPTD Puskesmas Petak Bahandang, 2022).

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi pada berbagai sistem tubuh yaitu penyakit jantung koroner, stroke, payah jantung dan kerusakan ginjal, (Rendy 2012:47). Saat ini hipertensi dapat dicegah dengan pengobatan secara farmakologi yang secara langsung di dapat melalui resep dokter dan secara nonfarmakologi salah satunya dengan menggunakan terapi komplementer seperti latihan jasmani yaitu senam lansia yang dilakukan secara teratur, terukur dan berkesinambungan. Fenomena yang sering ditemui di masyarakat terutama pada lansia, keseringan lansia hanya menghabiskan waktunya di rumah, menonton televisi dan tidak ingin berolah raga dengan keluhan mudah lelah.

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia (Suroto, 2018). Apabila lansia melakukan senam, peredaran darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi

(4)

proses endorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar dan lansia terhindar dari berbagai penyakit salah satunya hipertensi.

Di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang terdapat lansia yang mengalami hipertensi dan tidak ingin terlalu sering mengkonsumsi obat penurun tekanan darah serta mereka tidak pernah melaksanakan senam untuk menurunkan tekanan darah. Hal ini menjadi masalah kesehatan yang serius, jika hipertensi tidak dikendalikan akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan rata-rata angka kejadian hipertensi pada tahun 2021 adalah sebanyak 438 kasus dan terus mengalami peningkatan hingga akhir tahun. Kasus hipertensi hingga bulan Desember 2022 terdapat sebanyak 859 kasus, diantaranya 429 kasus hipertensi pada lansia. Di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang terdapat 53 lansia yang mengalami hipertensi. Berdasarkan pengamatan peneliti lansia dengan hipertensi di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang tidak pernah melakukan senam lansia, mereka beranggapan senam lansia tidak bermanfaat bagi mereka. Mereka lebih senang berdiam diri di rumah saja.

Penelitian ini perlu dilakukan untuk lansia di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang karena dengan kegiatan ini lansia tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas serta rutin mengkonsumsi obat hipertensi dan mengontrol tekanan darah dengan selalu menerapkan protocol kesehatan. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

(5)

pengaruh senam lansia terhadap hipertensi pada lansia, dimana kegiatan ini juga sangat mudah dilakukan oleh lansia secara berkelompok atau dilakukan secara mandiri di rumah.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang telah peneliti uraikan, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut “Apakah ada Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Posyandu Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dilakukan senam lansia pada lansia Hipertensi di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang.

1.3.2.2 Mengidentifikasi tekanan darah setelah lakukan senam lansia di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang.

1.3.2.3 Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi di Posyandu Lansia Bakas Barigas Desa Petak Bahandang.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan dan tambahan ilmu pengetahuan serta informasi bagi perawat dan masyarakat khususnya lansia dengan hipertensi tentang manfaat senam lansia untuk menurunkan tekanan darah dalam pencegahan komplikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

(7)

1.4.2.1 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi ( IPTEK )

Memberikan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang keperawatan agar dapat lebih berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan masyarakat sehingga perawat dapat mengetahui penatalaksanaan yang tepat dimasa yang akan datang.

1.4.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang pelayanan kesehatan mengenai gambaran pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sehingga bagi pelayanan kesehatan dapat menjadi perantara untuk mengadakan senam pada para lansia hipertensi.

1.4.2.3 Bagi Akademik

Memberikan wawasan baru dalam penerapan tindakan keperawatan mandiri tentang pengaruh senam lansia terhadap penurunan tekanan darah dalam pencegahan komplikasi hipertensi pada lansia dan menambah pengetahuan baru yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2.4 Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi profesi keperawatan khususnya dalam melakukan perannya dengan optimal sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat, educator, koordinator dan kolaborator.

1.4.2.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan data tambahan bagi peneliti selanjutnya mengenai terapi senam lansia yang dapat menurunkan tekanan darah dalam pencegahan komplikasi.

1.5 Penelitian Terkait

(8)

1.5.1 Rizka, Yuniar (2020) meneliti tentang “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020 dengan menggunakan metode penelitian rancangan Pre-eksperimen dengan one grup pretest posttest design. Jumlah sampel 33 responden. Populasi penelitian ini adalah semua lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tensimeter digital dan lembar observasi, sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang tahun 2020. Senam hipertensi dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan tekanan darah hipertensi.

Diharapkan penderita hipertensi dapat melaksanakan kegiatan senam hipertensi secara rutin sehingga tekanan darah dapat dikendalikan.

Perbedaan pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan datanya menggunakan tensimeter manual / jarum dan lembar observasi, karena menurut peneliti menggunakan tensimeter manual / jarum lebih akurat hasil tekanan darahnya dan sample yang diambil adalah semua jenis kelamin dengan jumlah sampel 20 lansia di Posyandu Bakas Barigas Petak Bahandang.

1.5.2 Samudra Prihatin Hendra Basuki, Sarwito Rahmad Barnawi, dengan penelitian “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekana Darah Pada Komunitas Lansia Desa Petir Kecamatan Kalibagor, Banyumas”

Hipertensi merupakan penyakit penyebab kematian pertama di dunia.

Penyakit ini juga merupakan jalan pembuka bagi penyakit-penyakit lainnya seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke. Lansia di Indonesia pada umunya sebagian besar adalah pengidap hipertensi. Kajian di

(9)

lapangan menemukan kasus terbanyak pada lansia adalah hipertensi baru disusul penyakit-penyakit lainnya seperti diabetes, asam urat, rematik. Senam hipertensi digunakan sebagai penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi pada tekanan darah lansia baik sistol maupun diastole. Penelitian ini merupakan kuantitatif eksperimental dengan memberikan perlakuan senam kepada sampel penelitian. Perubahan tekanan darah diukur dengan menggunakan alat Sphygmomanometer air raksa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Senam Hipertensi memberi pengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dibuktikan dengan P-Value sebesar 0,002 dimana P-value < 0,05 pada komunitas lansia perempuan desa Petir Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Ada pengaruh penurunan tekanan darah diastolic sebelum dan sesudah diberikan treatment senam selama tiga kali pada lansia perempuan desa Petir Kecamatan Kalibagor, Banyumas. Perbedaan pada penelitian ini adalah teknik pengumpulan datanya menggunakan tensimeter manual / jarum dan lembar observasi, karena Sphygmomanometer air raksa sudah tidak digunakan lagi dan sample yang diambil adalah semua jenis kelamin dengan jumlah sampel 20 lansia di Posyandu Bakas Barigas Petak Bahandang.

1.5.3 Ni Putu Sumartini, Zulkifli Zulkifli, Made Anandam Prasetya Adhitya (2019) dengan judul penelitian „Pengaruh Senam Hipertensi Lansia Terhadap Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019”. Hipertensi adalah suatu keadaaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolikdiatas 160 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Senam hipertensi merupakan olah raga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot-otot dan rangka yang aktif

(10)

khususnya otot jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Kelurahan Turida Tahun 2019.

Metode penelitian ini menggunakan rancangan Pre-eksperimen dengan one grup pretest posttest design. hanya perbedaan teknik pengumpulan datanya menggunakan tensimeter manual / jarum dan lembar observasi, karena menurut peneliti menggunakan tensimeter manual / jarum lebih akurat hasil tekanan darahnya.

Referensi

Dokumen terkait

Posyandu Lansia “Ngudi Waras” Desa Blulukan Kecamatan Colomadu,. Karanganyar, Jawa Tengah prevalensi lansia hipertensi

Seseorang dikatakan hipertensi ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada seseorang yang tidak sedang mengkonsumsi obat anti.. hipertensi (Depkes

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia.. Desa Makam

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU.. LANSIA KELURAHAN

Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Stadium I Di Posyandu Lansia Desa Makamhaji.. Retrieved from

Tidak adanya alat atau obat- obatan pada saat menangani pasien dapat berpengaruh pada keberhasilan dalam pemberian perawatan yang diberikan kepada pasien dan dapat berakibat buruk

 Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat, petis, tauco  Kurangi aktiitas  Perbanyak istirahat  Mengkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi  Tidak

Ketaatan pasien hipertensi dalam mengkonsumsi obat merupakan faktor yang sangat penting dalam mengendalikan tekanan darah.. Tekanan darah yang tidak terkontrol akan mempengaruhi