HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS WAWANCARA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS
SISWA KELAS VII SMP N 1 V KOTO TIMUR PARIAMAN
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)
SANTI REFLIRA NPM 12080127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS WAWANCARA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS
SISWA KELAS VII SMP N 1 V KOTO TIMUR
Oleh
Santi Reflira1, Trisna Helda, M.Pd², Febrina Riska Putri, S.S., M.Pd³
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lima masalah. Pertama, minat siswa rendah dalam belajar terutama memahami atau membaca sebuah teks wawancara. Kedua, Siswa kurang serius atau fokus dalam membaca atau memahami sebuah teks wawancara. Ketiga, siswa sulit mengembangkan topik yang telah ditentukan. Keempat, siswa sulit mengukapkan ide-ide. Kelima, siswa sulit memilih kata-kata yang tepat dalam menulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman yang berjumlah 104 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling, sampel berjumlah 26 orang. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga simpulan yang diperoleh.
Pertama, kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 84,75 dan berada pada rentangan 76-85%. Kedua, kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,38 dan berada pada rentangan 56-65%. Ketiga, berdasarkan uji-t, H1diterima pada taraf signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk) = n-2 karena thitung>ttabel yaitu 2,75>1,71. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami teks wawancara berhubungan dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
Kata Kunci : hubungan, kemampuan memahami teks wawancara, kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris
\
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ABILITY OF UNDERSTANDING THE INTERVIEW TEXT WITH THE ABILITY OF WRITING
NARRATIVE EXPOSITORY PARAGRAPH
OF STUDENTS OF CLASS VII IN SMP NEGERI 1 V KOTO TIMUR PARIAMAN
By
Santi Reflira1, Trisna Helda, M.Pd ², Febrina Riska Putri, S.S., M.Pd ³
1) Students of STKIP PGRI West Sumatra
2) 3) lecturer of Study Program Language and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatra
ABSTRACT
This research is motivated by five problems. First, the low of students’ interest in learning, especially in understanding or reading an interview text. Second, students are less serious or focus in reading or understanding an interview text. Third, students are difficult to develop the given topics. Fourth, students are difficult to express their ideas. Fifth, students are difficult to choose the appropriate words in writing. The purpose of this study is to describe the relationship between the ability of understanding the interview text with the ability of writing narrative expository paragraph of students of class VII in SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman. The type of this research is quantitative using a correlational method. The population in this study are students of class VII in SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman totaling 104 people. The sampling technique used in this research is proportional random sampling, the sample are 26 people. Based on research, there are three conclusions obtained. First, the ability of understanding the interview text of students of class VII in SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman is in qualification good (B) with an average value of 84.75 and is on the range 76-85%. Second, the ability of writing a narrative expository paragraph of students of class VII in SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman is in the qualification enough (C) with an average value of 62.38 and is on the range 56-65%.
Third, based on the t, H1-test, it is accepted at significance level of 95% and the degrees of freedom (df) = n-2 because tcount> ttableie 2.75> 1.71. Based on the data above it can be concluded that the ability of understanding the interview text is related to the ability of writing a narrative expository paragraph of students of class VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
Keywords :relationship, the ability to understand the text of the interview, the ability to write a narrative paragraph expository.
A. PENDAHULUAN
Pengajaran keterampilan berbahasa bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa merupakan seni berkomunikasi antara manusia untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan pikiran. Dalam berbahasa, kita harus terampil mengungkapkan hal yang positif, akurat, dan terpercaya. Melalui kegiatan menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa, tetapi tidak semua siswa bisa mengungkapkan pikiran, dan gagasan dalam bentuk tulisan. Menulis paragraf narasi dengan memahami teks wawancara adalah salah satu bentuk keterampilan menulis dan pemahaman yang diajarkan di sekolah. Jadi, untuk memahami teks wawancara siswa harus terampil dalam memahami maksud teks wawancara tersebut. Dengan memahami teks wawancara seorang siswa mampu menulis paragraf narasi ekspositoris. Dengan cara memahami teks wawancara yang akan diajarkan di sekolah, seseorang mampu menuliskan paragraf narasi ekspositoris karena narasi cenderung mengungkapkan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan berbagai macam hingga dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian. Narasi juga berhubungan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian dan peristiwa yang kejadiannya berlangsung dalam suatu kesatuan waktu yang memberikan makna dalam sebuah peristiwa atau kejadian.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP N 1 V Koto Timur Pariaman berpedoman pada panduan kompetensi umum yang berlaku saat ini. Pada materi pokok yang harus dipelajari dan dikuasai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), SK 12 berisi
“Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat”. KD 12.2 berisi
“Mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung”.
Penelitian ini perlu dilakukan untuk meneliti hubungan kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman. objek penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 1 V Koto Timur Pariaman karena siswa kelas VII telah mempelajari tentang memahami teks wawancara dan menulis paragraf narasi ekspositoris sesuai dengan
Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas (Semi, 2009:6). Menurut Tarigan (2008:22), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik. Selanjutnya, Thahar (2008:12) menyatakan menulis adalah kegiatan intelektual. Seorang intelektual ditandai dengan kemampuannya mengekspresikan jalan pikirannya melalui tulisan media bahasa yang sempurna.
Selanjutnya, menurut Nurudin (2007:4), menulis adalah kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
Thahar (2008:52) memaknai narasi sebagai cerita yang berdasarkan urutan peristiwa atau kejadian yang dialami oleh tokoh dengan latar tempat, waktu, dan suasana. Sebuah karangan narasi yang sempurna itu, memiliki peristiwa, tokoh, latar, dan konflik. Selanjutnya, menurut Semi (2009:41), narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Selanjutnya, Nurudin (2007:71) mendefinisikan narasi sebagai bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologi atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu.
Semi (2009:44) menyatakan bahwa narasi pada dasarnya dibagi atas dua jenis, yakni informatif dan narasi artistik atau literal. Narasi informatif disebut narasi ekspositoris, sebagai bentuk eksposisi yang menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas dan konflik tidak terlihat. Pada dasarnya narasi artistiklah yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi.
Nurudin (2007:72-77) mengelompokkan narasi menjadi dua, yakni narasi ekspositoris atau narasi faktual dan narasi sugestif atau narasi berplot. Pertama, narasi ekspositoris bertujuan
memberi informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi ini berusaha menggunggah pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Kedua, narasi sugestif ini berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwa berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Tujuannya bukan untuk memperluas pengetahuan pembaca, tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan.
Menurut Ermanto (2001:59), dalam konteks kewartawanan, wawancara merupakan kegiatan yang sangat penting dan utama dilakukan oleh para wartawa, sedangkan (Koesworo dalam Ermanto, 2001:60) memaknai wawancara sebagai kegiatan bertanya dan menjawab antara pewawancara (interview) yang bertindak sebagai pencari informasi (information hunter) dengan pihak yang diwawancarai (interviewee) yang bertindak sebagai pemberi informasi (information supplier). Selanjutnya, menurut Komalasari (2011:39), wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi, bertatap muka yang disengaja, terencana, dan sistematis antara pewawancara (interview) dengan individu yang diwawancarai.
Di samping itu, tujuan wawancara yaitu untuk menggali sebanyak mungkin untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dan psikologis berkaitan dengan manusia (Yurnaldi dalam Ermanto, 2001:60-61). Secara lebih khusus kegiatan wawancara yang dilakukan oleh wartawan bertujuan untuk menggumpulkan data dan fakta bahan berita yang berupa informasi, opini, wawasan, gagasan, motivasi, pemikiran, ide-ide, tanggapan, atau suatu kisah pengalaman (Koesworo dalam Ermanto, 2001:60-61).
B. METODE
Jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan korelasi.
Penelitian ini dikatakan penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka atau kuantitas mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2006:12). Metode deskriptif dengan pendekatan korelasi bertujuan mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasi data-data yang berupa angka kemudian menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 V Koto Timur Pariaman tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 104 orang siswa, terdiri dari lima lokal.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Tes objektif digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan memahami tes wawancara dengan waktu 60 menit. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris sesuai dengan tema yang suduh ditentukan. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan kedua tes ini adalah 120 menit. Setelah selesai, lembar hasil kerja siswa dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan indikator penilaian.
Data dianalisis dengan langkah-langkah. Pertama, memberikan penskoran terhadap hasil tes memahami teks wawancara siswa yaitu tes objektif dengan cara memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Kedua, menganalisis data disesuaikan dengan indikator penilaian yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada teori yang digunakan.
Ketiga, mengubah skor memahami teks wawancara dan skor kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris menjadi nilai. Untuk mengolah nilai digunakan rumus persentase. Keempat, menafsirkan tingkat kemampuan memahami teks wawancara dan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur berdasarkan rata-rata hitung (M).
Kelima, mengklasifikasikan kemampuan memahami teks wawancara dan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris berdasarkan konversi skala 10. Keenam, menyajikan data dalam bentuk histogram baik secara keseluruhan maupun per indikator yang diteliti. Ketujuh, Melakukan uji persyaratan analisis. kedelapan, mengkorelasikan nilai kemampuan memahami teks wawancara dan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman. Kesepuluh, membahas dan menyimpulkan hasil analisis data dengan cara mendeskripsikan hubungan kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
diperoleh gambaran memahami teks wawancara secara keseluruhan mengacu pada pendapat (Koesworo dalam Ermanto, 2001:60-61) yaitu informasi, pendapat, gagasan atau ide, pemikiran atau tanggapan, motivasi atau wawasan. Pertama, siswa yang mendapat nilai 92,30 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-96%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,46 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%).
Ketiga, siswa yang mendapat nilai 84,61 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 80,76 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 76,92 berjumlah 3 orang (11,54%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 73,07 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 69,23 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 84,75. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa Kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong baik karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 76-85%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
b. Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
Diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan indikator penilaian mengacu pada pendapat Dalman (2016:111-112). Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi sempurna (96-100%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,88 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%). Ketiga, siswa yang mendapat nilai 77,77 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%).
Keempat, siswa yang mendapat nilai 66,66 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi
0 0
-1258 1114 1720 2326 2932 35
Frekuensi
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
diperoleh gambaran memahami teks wawancara secara keseluruhan mengacu pada pendapat (Koesworo dalam Ermanto, 2001:60-61) yaitu informasi, pendapat, gagasan atau ide, pemikiran atau tanggapan, motivasi atau wawasan. Pertama, siswa yang mendapat nilai 92,30 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-96%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,46 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%).
Ketiga, siswa yang mendapat nilai 84,61 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 80,76 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 76,92 berjumlah 3 orang (11,54%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 73,07 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 69,23 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 84,75. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa Kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong baik karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 76-85%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
b. Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
Diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan indikator penilaian mengacu pada pendapat Dalman (2016:111-112). Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi sempurna (96-100%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,88 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%). Ketiga, siswa yang mendapat nilai 77,77 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%).
Keempat, siswa yang mendapat nilai 66,66 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi
0 0 0 0 0 2
12
Kualifikasi C. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
diperoleh gambaran memahami teks wawancara secara keseluruhan mengacu pada pendapat (Koesworo dalam Ermanto, 2001:60-61) yaitu informasi, pendapat, gagasan atau ide, pemikiran atau tanggapan, motivasi atau wawasan. Pertama, siswa yang mendapat nilai 92,30 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-96%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,46 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%).
Ketiga, siswa yang mendapat nilai 84,61 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keempat, siswa yang mendapat nilai 80,76 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 76,92 berjumlah 3 orang (11,54%), berada pada kualifikasi baik (76-85%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 73,07 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 69,23 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 84,75. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa Kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong baik karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 76-85%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Memahami Teks Wawancara Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
b. Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
Diperoleh gambaran mengenai kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan indikator penilaian mengacu pada pendapat Dalman (2016:111-112). Pertama, siswa yang mendapat nilai 100 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi sempurna (96-100%). Kedua, siswa yang mendapat nilai 88,88 berjumlah 1 orang (3,85%), berada pada kualifikasi baik sekali (86-95%). Ketiga, siswa yang mendapat nilai 77,77 berjumlah 4 orang (15,38%), berada pada kualifikasi baik (76-85%).
Keempat, siswa yang mendapat nilai 66,66 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi 12
0
lebih dari cukup (66-75%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 55,55 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi hampir cukup (56-65%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 44,44 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi kurang (36-45%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 33,33 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi kurang sekali (26-35%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 62,38. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong cukup karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 56-65%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
c. Hubungan Kemampuan Memahami Teks Wawancara Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata- rata 84,75 berada pada rentangan 76-85%. Sementara itu, kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup dengan nilai rata-rata 62,38 berada pada rentangan 56-65%. Setelah kedua variabel dikorelasikan, maka diperoleh nilai r hitung 0,49. Selanjutnya, untuk mengetahui taraf signifikan r hitung diuji menggunakan rumus uji-t dengan derajat kebebasan n-2 (26-2=24). Pemerolehan t hitung dari uji-t tersebut adalah 2,75 dan lebih besar dari t tabel 1,71. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat diambil tiga kesimpulan dari penelitian ini, sebagai berikut. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik sekali (84,75%) pada rentangan 76-85%. Kedua, rata-rata kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup (62,38%) pada rentangan 56-65%. Ketiga, hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan memahami teks wawancara
0 0
-1258 1114 1720 2326 2932 35
Frekuensi
lebih dari cukup (66-75%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 55,55 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi hampir cukup (56-65%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 44,44 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi kurang (36-45%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 33,33 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi kurang sekali (26-35%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 62,38. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong cukup karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 56-65%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
c. Hubungan Kemampuan Memahami Teks Wawancara Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata- rata 84,75 berada pada rentangan 76-85%. Sementara itu, kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup dengan nilai rata-rata 62,38 berada pada rentangan 56-65%. Setelah kedua variabel dikorelasikan, maka diperoleh nilai r hitung 0,49. Selanjutnya, untuk mengetahui taraf signifikan r hitung diuji menggunakan rumus uji-t dengan derajat kebebasan n-2 (26-2=24). Pemerolehan t hitung dari uji-t tersebut adalah 2,75 dan lebih besar dari t tabel 1,71. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat diambil tiga kesimpulan dari penelitian ini, sebagai berikut. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik sekali (84,75%) pada rentangan 76-85%. Kedua, rata-rata kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup (62,38%) pada rentangan 56-65%. Ketiga, hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan memahami teks wawancara
0 2 5
0
6 6 4
Kualifikas
ilebih dari cukup (66-75%). Kelima, siswa yang mendapat nilai 55,55 berjumlah 6 orang (23,07%), berada pada kualifikasi hampir cukup (56-65%). Keenam, siswa yang mendapat nilai 44,44 berjumlah 5 orang (19,23%), berada pada kualifikasi kurang (36-45%). Ketujuh, siswa yang mendapat nilai 33,33 berjumlah 2 orang (7,70%), berada pada kualifikasi kurang sekali (26-35%).
Berdasarkan data diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 62,38. Mengacu pada rata-rata hitung yang diperoleh, disimpulkan bahwa kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman secara keseluruhan tergolong cukup karena rata-rata hitung (M) berada pada tingkat penguasaan 56-65%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 1 V Koto Timur Pariaman berdasarkan skala 10.
Histogram Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
c. Hubungan Kemampuan Memahami Teks Wawancara Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata- rata 84,75 berada pada rentangan 76-85%. Sementara itu, kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup dengan nilai rata-rata 62,38 berada pada rentangan 56-65%. Setelah kedua variabel dikorelasikan, maka diperoleh nilai r hitung 0,49. Selanjutnya, untuk mengetahui taraf signifikan r hitung diuji menggunakan rumus uji-t dengan derajat kebebasan n-2 (26-2=24). Pemerolehan t hitung dari uji-t tersebut adalah 2,75 dan lebih besar dari t tabel 1,71. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan memahami teks wawancara dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat diambil tiga kesimpulan dari penelitian ini, sebagai berikut. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kemampuan memahami teks wawancara siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi baik sekali (84,75%) pada rentangan 76-85%. Kedua, rata-rata kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman berada pada kualifikasi cukup (62,38%) pada rentangan 56-65%. Ketiga, hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan memahami teks wawancara
1 2
dengan kemampuan menulis paragraf narasi ekspositoris siswa kelas VII SMPN 1 V Koto Timur Pariaman. Dengan demikian H1 diterima sedangkan H0 ditolak karena hasil pengujian membuktikan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu 2,75>1,71. Berdasarkan simpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai berikut ini. Pertama, siswa diharapkan agar lebih menyadari pentingnya memahami teks wawancara dalam menulis paragraf narasi ekspositoris. Kedua, guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 V Koto Timur Pariaman diharapkan lebih meningkatkan kemampuan memahami teks wawancara dan menulis paragraf narasi ekspositoris dengan cara memperbanyak memberikan latihan kepada siswa. Ketiga, bagi pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam memahami dan menulis narasi ekspositoris, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ermanto dan Emidar. 2009. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press.
Ermanto. 2001. Berita dan Fotografi. Padang: UNP.
Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press
Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif. Padang: UNP Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung.
Ramadansyah. 2012. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Bandung: Dian Aksara Press.
Semi, Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.