• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT Konutara

N/A
N/A
Elta Zahara

Academic year: 2024

Membagikan "Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT Konutara "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT Konutara

(Studi Analitik PT Konutara Sejati Sulawesi Tenggara Tahun 2023) Hajrah1, Egi Dahan2

1,2 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Pejuang Repubik Indonesia email : ajherah87@gmail.com

Abstrak

Sumber daya manusia memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu diperhatikan secara khusus oleh perusahaan. Pada PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara sebagai perusahaan yang bergerak dalam penambangan dan pengolahan Nikel yang dimana telah terjadi kasus kecelakan kerja seorang tenaga kerja (Draver DT) yang membuat kerusakan alat, namun tidak fataliti pada karyawan.

Tujuan untuk mengetahui hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Karyawan PT. Konutara Sejati.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan singnifikan antara variabel keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, sedangkan variabel kesehatan tidak ada hubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

Kata Kunci: Produktivitas Kerja, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja

Abstract

Human resources play an important role in the success of an organization or company, because humans are living assets that need special attention by the company. At PT. Konutara Sejati Southeast Sulawesi is a company engaged in nickel mining and processing where there has been a case of a work accident by a worker (Draver DT) which caused damage to equipment, but not fatalities to employees. The aim is to determine the relationship between occupational safety and health and work productivity.

The research method used in this research is quantitative research using a cross sectional approach which aims to determine the relationship between Occupational Safety and Health (K3) and employee productivity at PT. True Konutara.

The results of this research show that there is a significant relationship between work safety variables and employee work productivity, while health variables do not have a positive relationship with employee work productivity.

Keywords: Work Productivity, Work Health, Work Safety

A. PENDAHULUAN

Perusahaan di era globalisasi di tuntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang sangat cepat terjadi. Salah satu perubahan tersebut yaitu teknologi yang begitu banyak hadir menyesuikan diri dengan kebutuhan perusahaan. Namun, peran teknologi tersebut ternyata menuntut sumber daya manusia yang memiliki mutu dan kompetensi. Hal tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan efesiensi serta produktivitas perusahaan. Selain teknologi peran sumber daya manusia sangat dibutuhkan sebagai ujung tombak bagi perusahaan, karena

(2)

2

manusia merupakan faktor yang paling utama yang memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan (Nugroho & Haryono, 2020).

Sumber daya manusia memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu diperhatikan secara khusus oleh perusahaan. Kenyataan bahwa manusia sebagai aset utama dalam organisasi atau perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan sebaik mungkin. Hal ini di maksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya manusia inilah diperlukan manajemen yang mampu mengelola sumber daya secara sistematis, terencana, dan efisien (Puspitorini Y. A. et al., 2017).

Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu unsur manajemen adalah Manajemen Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi diantara sumber daya lainnya. Sumber daya organisasi terdiri dari sumber daya yang bersifat tangible resoures dan intangible resoures, sehingga dalam penelitian ini focus riset pada pesan sumber daya yang bersifat intangible resoures yang dapat diukur dari kemampuan human capital, struktur capital, dan reletion capital Jusriadi Edi, (2017).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia masih sering diabaikan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kecelakaan kerja. Menurut Data International Labour Organization (ILO) menunjukkan bahwa setiap tahun sekitar 380.000 pekerja atau 13,7% dari 2,78 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan ditempat kerja atau penyakit akibat kerja. Dan lebih dari 374 juta orang yang mengalami cedera, luka ataupun jatuh sakit setiap tahun akibat kecelakaan yang terjadi dengan pekerja (ILO, 2018).

Berdasarkan kasus data kecelakaan dari laporan Badan Pelaksanaan Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan, di Indonesia angka kecelakaan kerja dilaporkan meningkat pada tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus, sementara itu sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus. Setiap tahunnya rata-rata BPJS melayani 130.000 kasus kecelakaan akibat kerja mulai dari kasus ringan sampai dengan kasus kecelakaan dengan dampak yang fatal (BPJS, 2018).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu program pemeliharaan yang ada di perusahaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang- Undang Nomor. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, pasal 86 ayat 1

“Tiap pekerja/buruh memiliki hak buat mendapatkan proteksi atas Keselamatan serta Kesehatan Kerja”. Serta pasal 86 ayat 2 “Buat melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang maksimal di selenggarakan upaya Keselamatan serta Kesehatan Kerja”.

Keselamatan serta kesehatan kerja ialah upaya menghindari ataupun kurangi musibah kerja dengan metode menghentikan resiko ataupun faktor bahaya guna menggapai sasaran kerja ataupun penciptaan. Musibah kerja diakibatkan oleh 2 aspek, ialah aspek manusia serta area. Aspek manusia ialah berkaitan dengan aksi yang tidak nyaman dari manusia, semacam tidak mentaati Standard Operating Procedure ( SOP) yang sudah diresmikan industri sebaliknya aspek area umumnya menyangkut pencahayaan, suhu serta tekanan mental (Kusuma, 2017).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, karyawan akan mempunyai ketahanan fisik, daya kerja, dan kesehatan yang tinggi. Kurangnya produktivitas itu sendiri dapat menyebabkan pekerjaan terbengkalai dan pencapaian kerja yang tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari waktu penyelesaian kerja yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan (Yunita, 2018).

(3)

3

Produktivitas merupakan indikator utama bagi kemajuan sebuah perusahaan, karyawan yang mampu bersaing dengan perusahaan lain sehingga dapat menghasilkan suatu jasa dengan cara yang lebih efisiensi adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

(Wahyuni et al., 2018). Produktivitas kerja karyawan yang baik akan menghasilkan produksi dalam kuantitas yang besar dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu, sehingga produktivitas kerja karyawan tersebut dapat menguntungkan bagi perusahaan Khoirul Ulum et al., 2018 dalam (Martha, 2022).

Ketentuan tersebut selanjutnya diatur secara rinci dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang penetapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (PPSMK3). Kita menyadari bahwa keselamatan dan kesehatan kerja di atur oleh undang- undang pemerintahan, namun hal ini banyak dijumpai diperusahaan-perusahaan yang kurang memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga sering dijumpai kasus-kasus kecelakaan kerja yang merugikan karyawan dan pihak perusahaannya sendiri bahkan juga merugikan lingkungan sekitar Wirawan, (2015).

Pada PT. Antam Tbk UBPN Pomalaa sebagai perusahaan yang bergerak dalam penambangan dan pengolahan Nikel yang didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Salah satu misi perusahaan yang erat kaitannya dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). untuk memberikan prioritas utama bagi keselamatan dan kesehatan kerja pekerja dalam realitasnya tidak menunjukkan fakta yang selaras dengan misi perusahaan. Penerapan K3 tidak berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa proses pelaksanaan K3 yang tidak dilaksanakan perusahaan menyebabkan munculnya protes dari pihak pekerja. Protes terjadi karena penerapan K3 tidak sesuai dengan aturan, seperti Pemenuhan standar APD yang bermasalah, penyediaan alat safety dan kurangnya tanda-tanda atau simbol keselamatan.

Beragam fakta tersebut dapat berupa protes dari tenaga kerja yang tidak sedikit terjadi.

Mereka menuntut terpenuhinya standar alat safety. Pada kenyataannya perusahaan hanya menjanjikan agar bisa meredakan keributan. Bila eskalasi protes membesar dan perusahaan terdesak barulah perusahaan memenuhinya. Problem pelaksanaan K3 juga berpusat pada pengawasan yang kurang termasuk di PT. Antam Tbk UBPN Pomalaa.

Laporan kecelakan kerja seorang tenaga kerja (helper) yang membuat jari telunjuknya terputus di PT. Antam Tbk UBPN Pomala mengindikasikan bahwa kecelakaan yang menimpa pekerja tersebut justru terjadi karena kelalaian perusahaan untuk mengantisipasi risiko kecelakaan kerja. Indikator tersebut adalah fakta bahwa kecelakaan terjadi karena kurangnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga korban tidak paham standar operasional alat. Indikator lainnya adalah kurangnya perusahaan memberikan safety talk ditempat pekerjaan meski dalam pelaporan perusahaan kepada public safety talk dinyatakan sering dilakukan.

Berdasarkan Observasi penelitian terhadap produktivitas kerja karyawan yang dilakukan peneliti menunjukkan fakta bahwa data tingkat kecelakaan kerja pada PT. Antam Tbk UBPN Pomalaa Sulawesi Tenggara pada 17 Februari 2014 yang menyebabkan kematian 1 orang yang baru pertama kali terjadi dibanding kecelakaan kerja pada tahun-tahun sebelumnya.

B. KAJIAN LITERATUR

1. Tinjauan Umum Tentang Keselamatan Kerja

Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan utama yang hendak dicapai oleh pekerja dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansi-instansi pemerintah yang dalam tugas pokoknya mengelola sumber-sumber daya manusia dan pihak- pihak lain dari kelembagaan swasta. Hal ini sejalan dengan pemikiran-pemikiran dunia dewasa

(4)

4

ini yang menuntut perlunya kenyamanan dan keamanan manusia dalam bekerja (Santoso Gunara, 2017). Pemikiran-pemikiran tersebut dilandasi oleh filosofi yang menjadikan manusia sebagai titik sentral dalam pembangunan nasional untuk mencapai tingkat kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik (Wahyuni et al., 2018). Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman akan dapat tercipta melalui upaya penataan yang sesuai dengan standar keselamatan.

Keselamatan kerja adalah kondisi dimana para pekerja selamat, tidak mengalami kecelakaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya. Dengan demikian, pelaksanaan pekerjaan berlangsung secra normal tidak terganggu oleh kecelakaan kerja, tenaga kerja dapat menciptakan kinerja yang direncakan. Agar hal tersebut dapat tercipta perusahaan/organisasi perlu melakukan manajemen keselamatan kerja yang merupakan bagian integrasi dari manajemen perusahaan/organisasi (Mirwan 2015:543).

Keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mengcakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cidera (Mangkunegara 2013:196)

Menurut Galib & Sinaruddin, (2021) Keselamatan Kerja (Safety) adalah perlindungan antara pekerja dari luka-luka yang di akibatkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan Busyairi et al.,(2014) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Menurut (Kartikasari & Swasto, 2019) Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dikenal dengan kecelakaan industri.

Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai: “suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan prosese yang telah diatur dari suatu aktivitas”. Ada 4 (empat) faktor penyebabnya yaitu:

1. Faktor Manusianya.

2. Faktor Material/bahan/peralatan.

3. Faktor Lingkungan.

4. Faktor Pekerjaan.

2. Tujuan Umum Tentang Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, sehingga secara keseluruhan kariawan akan lebih mampu bekerja lebih lama. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik (Hidayatullah & Tjahjawati, 2018).

Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum (Widodo, 2015: 244). Sementara Kesehatan kerja menurut Asmui, Hussin & Paino (2012: 290) adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial. Hartatik (2014: 315) mengemukakan bahwa “kesehatan kerja merupakan suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi- tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan

(5)

5

terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum”. Dari beberapa pendapat tersebut maka diketahui bahwa kesehatan kerja merupakan kondisi kondisi tenaga kerja yang baik, entah dari segi fisik maupun mental.

Mirwan (2015:543) Kesehatan Kerja adalah penerapan ilmu kesehatan/kedokteran di bidang ketenagakerjaan yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang timbul akibat kerja dan mempertahankan dan meningkatkan kesehatan para pekerja/buruh untuk meningkatkan kinerja mereka. Kesehatan kerja berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh seseorang pekerja sebagai akibat aktivitas melaksanakan pekerjaanya . Kecelakaan kerja seperti terjatuh, terbakar karena melaksanakan pekerjaan bukan merupakan penyakit kerja (accopational disease) tapi merupakan kecelakaan kerja. Penyakit kerja lebih diderita oleh para pekerja dan kurang nyata pada masyarakat umum. Misalnya, seorang buruh yang tugasnya memasang asbes dalam bangunan dapat terserang kangker paru-paru, disiniu kangker paru-paru merupakan penyakit kerja. Akan tetapi, ada orang yang terjangkit kangker paru-paru Karena perokok berat; dalam kasus kedua tersebut kangker paru-paru buka penyakit kerja. Tenaga kerja harus di lindungi dari resiko pekerjaan seperti risiko fisik (argonomic, bising, panas, dingin, getaran, radiasi, dan debu), risiko kimia, biologi (radiasi dan terkontaminasi bahan kimia dan kuman) serta stress karena beban kerja.

Mangkunegara (2013:210) Kesehatan kerja adalah kondisi yang bebas daari gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kesehatan kerja adalah upaya dari perusahaan, pemerintah dan para pekerja/buruh sendiri untuk mencegah para pekerja/buruh mendapatkan penyakit karena melaksanakan pekerjaanya.

Kesehatan kerja adakah upaya mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja setinggi-tingginya’’. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang di sebebkan oleh kondisi pekerja, melindungi pekerja dari faktor resiko pekerjaan yang merugikan kesehatan, penempatan pemeliharaan kerja daam lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi, dan disumpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia terhadap pekerjaannya. Petugas fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja harus menemukendali kemungkinan timbulnya resiko bahaya. Kegiatan ini bisa meliputi survei terhadap fasilitas pabrik dan lapangan, wawancara karyawan, peninjauan pada catatan dan peninjauan terhadap standar pemerinta dan non pemerintahan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan timbulnya resiko bahaya pekerja (Desler, 2007).

Kesehatan kerja didalam perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif dan bila perlu pencegahan kepada lingkungan tersebut, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan untuk mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya (Bernhardin & Ismail, 2020).

Sarana kesehatan tenaga kerja upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari, Penyediaan air bersih, sarana olahraga dan kesempatan rekreasi, sarana kamar mandi dan wc. Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan Ri No.9 Tahun 1960, Bab 1 Pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan kemasyarakatan, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan- kelemahan lainnya.

(6)

6

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992, Pasal 23 tetang Kesehatan disebutkan bahwa Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja secara optimal yang meliputi pelayanan kesehatan pencegahan penyakit akibat kerja.

Dasar-dasar hukum Kesehatan Kerja di Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk undang - undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteridan Surat Edaran (Sugeng & Pusparini, 2009), sebagai berikut:

1. Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul Karena Hubungan Kerja No.22/1993 2. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan

dalam Tempat Kerja No.7/1964

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan KesehatanTenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit Akibat Kerja No.1/1981

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja No.3/1982

6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di tempat kerja No.51/1999 7. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja

No.1/1997.

3. Tinjauan Umum Tentang Produktivitas Kerja

Setiap perusahaan selalu berusaha agar Kariawan bisa berprestasi dalam memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja Kariawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja Karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan meningkat. (Hidayatullah & Tjahjawati, 2018) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung.

Hasibuan (2014: 127) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut dapat berupa:

1. Tanah

2. Bahan baku dan bahan pembantu 3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat 4. Tenaga kerja.

Produktivitas adalah indeks yang mengukur output (barang dan jasa) dibandingkan dengan input (tenaga kerja, bahan baku, energi dan sumber daya yang lainnya) yang digunakan untuk memproduksi output.

Pernyataan serupa dinyatakan oleh Heizer dan Render (2015: 9) yang menjelaskan bahwa produktivitas merupakan rasio hasi (barang dan jasa) dibagi dengan masukan (sumber daya seperti buruh dan modal).

Produkivitas adalah ukuran efisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering ditandai dengan tenaga kerja sementara keluaran diukur dalam satuan fisik, bentuk dan nilai. Jika melihat pendapat mengenai pengertian dari produktivitas kerja maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input dan akan menghasilkan efisiensi produk. Menambahkan bahwa Produktivitas kerja menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasilnya yang diperoleh dalam proses

(7)

7

produksi. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa produktivitas merupakan hasil yang mampu dicapai tenaga kerja selama proses produksi.

Pengertian Produktivitas kerja menurut (Budihardjo et al., 2017), merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Peran serta tenaga kerja disini adalah penggunaan sumber daya serta efisien dan efektif.

Pengertian produktivitas menurut (Hadiyanti & Setiawardani, 2018). Produktivitas harus menjadi bagian yang tak boleh dilupakan dalam penyusunan strategi bisnis yang mencakup bidang produksi, pemasaran, keuangan, dan bidang lainnya.Selanjutnya, dijelaskan bahwa orang yang mempunyai sikap tersebut terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif, serta terbuka namun tetap kritis dan tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.

Menurut (Bernhardin & Ismail, 2020) ada tiga aspek utama yang perlu ditinjau dalam menjamin produktivitas yang tinggi yaitu:

1. Aspek kemampuan manajemen tenaga kerja.

2. Aspek efisiensi tenaga kerja.

3. Aspek kondisi lingkungan pekerjaan.

Tiga aspek tersebut saling terkait dan terpadu dalam suatu sistem dan dapat diukur dengan berbagai ukuran yang relative sederhana. Menurut (Purba & Sukwika, 2021), mengemukakan rumusan umum dari produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakanm (input) Dari beberapa pendapat diatas tentang produktivitas kerja dijelaskan bahwa orang yang mempunyai sikap tersebut terdorong untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif, serta terbuka dalam kaitannya dengan pekerjaannya, maka produktivitas karyawan kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapainya.

Dari uraian tersebut maka dapat digambarkan bentuk kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konsep

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Karyawan PT. Konutara Sejati.

Keselamatan Kerja

Produktifitas Kerja Karyawan Kesehatan Kerja

(8)

8 2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah 145 karyawan dibagian produksi PT. Konutara Sejati Provensi Sulawesi Tenggara.

Untuk menentukan besarnya sampel maka digunakanlah rumus Lemoshow Rumusnya sebagai berikut :

n = (1.96)ͣ 2. 145 . 0,5. 0,5

0,52(145 − 1) + (1,96)2. 145 . 0,5 . 0,5

= 3,84 .145 . 0,25 0,25 . 144 + 3,84 . 145 . 0,25

= 556,8 . 0,25 36 + 556,8 . 0,25

= 139,2 36 + 139,2

=139,2 175,2

= 79

Dimana n = besar sampel N = jumlah populasi

λ = nilai distribusi pada derajat kemaknaan (1,96) P = proporsi kejadian (0,5)

Q = 1-P

D = derajat penyimpangan terhadap populasi (0,5)

Berdasarkan rumusan diatas, jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak 79 Karyawan dibagian produksi PT. Konutara Sejati.

3. Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a) Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melampirkan berupa kegiatan pada saat membagikan kuesioner kepada responden.

b) Observasi merupakan suatu prosedur yang terencana, meliputi mencatat, mendengar dan melihat sejumlah aktivitas atau situasi tertentu yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

c) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

d) Pengolahan dan AnAlisis Data 4. Pengolahan data

a. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data yang ada, memeriksa kesinambungan data dan keseragaman data.

b. Coding

n= 𝜆2 𝑁 𝑃 𝑄𝑑2(𝑁−1)+𝜆2 N 𝑃 𝑄

(9)

9

Proses coding dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban data perlu disederhanakan yaitu dengan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean).

c. Tabulasi Data

Dengan bantuan komputer sesuai dengan variabel yang diteliti dan kebutuhan analisis untuk memudahkan proses pengolahan data.

5. Analisi Data

a. Analisis Univariat

Analisis distribusi frekuensi dan presentase tunggal pada karakteristik umum responden (produktivitas kerja, keselamatan dan kesehatan kerja).

b. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dependen (produktivitas kerja) dan independen (keselamatan dan kesehatan kerja) dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan system komputerisasi program SPSS dengan uji statistik Chi- Square. Jika tak satu sekalipun memiliki frekuensi yang diharapkan (E) kurang dari 5 dengan rumus:

Keterangan:

X= Chie Square O= Nilai Observasi E= Nilai Harapan

i. Penyajian Data

Penyajian Data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan/kesimpulan. Data yang telah diolah dan dianalisis melalui software SPSS kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan narasi untuk membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Konutara Sejati Wilaya Sulawesi Tenggara, Kecamatan langgikima dilaksanakan pada Juli 2023 dengan jumlah 79 Karyawan dibagian produksi PT. Konutara Sejati.

1. Analisis Univariat

a. Karakterristik Responden Berdasarkan Usia/Umur Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara Tahun 2023

Umur (tahun) n %

19-24 Tahun 30 38,0

25-30 Tahun 26 32,9

31-36 Tahun 10 12,7

37-42 Tahun 10 12,7

50-55 Tahun 3 3,8

Total 79 100,0%

X²∑ (𝟎−𝑬)𝑬

(10)

10

Tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur. Responden yang berumur 19-24 tahun sebanyak 30 (38,0%) orang, responden yang berumur 25-30 tahun sebanyak 26 (32,9%) orang, responden yang berumur 31-36 tahun sebanyak 10 (12,7%) orang, responden 37-42 tahun sebanyak 10 (12,7%) orang, responden yang berumur 50-55 tahun sebanyak 3 (3,8%).

b. Karakterristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara Tahun 2023

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 75 94,9

Perempuan 4 5,1

Total 79 100,0%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin yang dimana responden laki-laki sebanyak 75 (94,9%) sedangkan responden jenis kelamin perempuan sebanyak 4 (5,1%).

c. Karakterristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara Tahun 2023.

Masa Kerja n %

1-3 Tahun 59 74,7

3-5 Tahun 16 20,3

5-10 Tahun 4 5,1

Total 79 100,0%

Berikut tabel 3 menunjukan distribusi responden berdasarkan masa kerja.

Responden yang masa kerja 1-3 tahun sebanyak 59 (74,7%) orang, responden yang masa kerja 3-5 tahun sebanyak 16 (20,3%) orang, responden yang masa kerja 5-10 tahun sebanyak 4 (5,1%) orang.

(11)

11

d. Karakterristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara Tahun 2023

Pendidikan n %

Sederajat 60 75,9

D4 1 1,3

D3 2 2,5

S1 13 16,5

S2 3 3,8

Total 79 100,0%

Berdasarkan tabel 4 menunjukan distribusi responden berdasarkan pendidikan.

Responden yang berpendidikan sederajat sebanyak 60 (75,9%) orang, responden yang berpendidikan D4 sebanyak 1 (1,3%) orang, responden yang berpendidikan D3 sebanyak 2 (2,5%) orang, sedangkan responden yang berpendidikan S1 sebanyak 13 (16,5%) orang, dan responden yang berpendidikan S2 sebanyak 3 (3,8%) orang.

e. Keselamatan Kerja

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Keselamatan Kerja Karyawan (X1) di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara tahun 2023

Keselamatan Kerja

(X1) n %

Baik 65 82,3

Buruk 14 17,7

Total 79 100,0%

Tabel 5 menunjukka bahwa dari 79 responden, lebih banyak karyawan dengan keselamatan kerja yang baik yaitu sebesar 65 (82,3%) karyawan, sedangkan keselamatan kerja yang buruk sebanyak 14 (17,7%) karyawan.

f. Kesehatan Kerja

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Kesehatan Kerja Karyawan (X2) di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara tahun 2023.

Kesehatan Kerja (X2) n %

Baik 73 92,4

Buruk 6 7,6

Total 79 100,0%

(12)

12

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 79 responden, lebih banyak karyawan dengan kesehatan kerja yang baik yaitu sebesar 73 (92,4%) karyawan, sedangkan keselamatan kerja yang buruk sebanyak 6 (7,6%) karyawan.

g. Produktivitas Kerja

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Karyawan (Y) di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara 2023

Produktivitas kerja n %

Produktif 74 93,7

Tidak Produktif 5 6,3

Total 79 100,0%

Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa dari 79 responden, lebih bnyak karyawan yang produktif sebanyak 74 (93,7%) karyawan, sedangkan yang tidak produktif yaitu sebanyak 5 (6,3%) karyawan.

2. Analisis Bivariat (Hubungan Antara Variabel)

a. Hubungan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Tabel 8

Distribusi Hubungan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. Konutara Sejati Selawesi Tenggara 2023

Keselamatan Kerja

Produktivitas

Total P

Tidak

Produktif Produktif

n % n % n %

0,000 Buruk 0.4 5.0 67.4 74.0 14 17,7

Baik 4.6 72.0 6.6 7.0 65 82,3

Total 5 6,3% 74 93,7% 79 100,0%

Tabel 8 diatas menunjukan hubungan keselamatan kerja terhadap produktivitas.

Dari 65 responden keselamatan kerja yang sangat baik sebanyak 4,6 (72,0%) karyawan yang produktif sebanyak 67,4 (74,4%) sedangkan dari 14 responden yang keselamatan kerja yang sangat buruk sebanyak 0,4 (5,0%) karyawan yang tidak produktif dan karyawan yang produktif sebanyak 6,6 (7,0%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh hasil nilai p=0,000<0,05, hal ini berarti bahwa Ha diterma dan Ho di tolak atau ada hubungan antara keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja di PT. Konutara Sejati Sulasesi Tenggara.

(13)

13

b. Hubungan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Tabel 9

Distribusi Hubungan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di PT. Konutara Sejati Selawesi Tenggara 2023.

Tabel 9 diatas menunjukan hubungan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari 73 responden keselamatan kerja yang sangat baik sebanyak 2,8 (73,0%) karyawan yang produktif sebanyak 70,2 (76,0%) sedangkan dari 6 responden yang keselamatan kerja yang sangat buruk sebanyak 0,2 (3,0%) karyawan yang tidak produktif dan karyawan yang produktif sebanyak 5,8 (6,0%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh hasil nilai p=0,213 > 0,05, hal ini berarti bahwa Ho diterma dan Ha di tolak atau tidak ada hubungan antara kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja di PT. Konutara Sejati Sulasesi Tenggara.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari responden dari data yang diperoleh peneliti dilapangan, ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan pada PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

1. Hubungan antara variabel kesehatan terhadap produktivits pada PT. Konutara Sejati Selawesi Tenggara

Berdasarkan tabel 8 hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square peneliti memperoleh nilai p=0,213 (p > 0,05) yang berarti dimana variabel kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari hasil tersebut bahwa kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan Laura Dwi Purwanti, Mochammad Al Musadieq dengan judul ‘’Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kualitas Kehidupan Kerja dan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton” dimana hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel kesehatan kerja karyawan menghasilkan kategori baik, atau tidak memiliki hubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan.

Menurut Basir Barthos (1993;150) penyakit akibat kerja bila tidak ditangani dengan sungguh-sungguh dan terpadu, dapat menjadi bomerang bagi pekerja dan perusahaan ditampat mana iya bekerja. Bagi tenaga kerja, penyakit akibat kerja dapat menurunkan

Kesehatan Kerja

Produktivitas

Total P

Tidak

Produktif Produktif

n % n % n %

0.213

Buruk 0.2 3.0 70.2 76.0 6 7,6

Baik 2.8 73.0 5.8 6.0 73 92,4

Total 5 6,3% 74 93,7% 79 100,0%

(14)

14

produktivitas kerja sekaligus menurunkan pendapatan yang di terimanya, sedangkan perusahaan menurunnya jumlah produksi serta memberi citra yang kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan.

2. Hubungan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan tabel 8 hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square peneliti memperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05) yang dimana variabel keselamatan kerja sangat berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa keselamtan kerja sangatlah di butuhkan dan mendukung proses berlangsungnya aktivitas pekerjaan pada PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rosniah, 2018), yang meneliti “Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan divisi produksi pada PT. Dharana Inti Boga Garuda Food di Kabupaten Gowa”, yang menyatakan Keselamatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Karyawan ( Arwita Widyanti Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4 Keselamatan kerja erat di kaitkan dengan peningkatan produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan diantara hasil kerja (Outpu) dan upaya yang dipergunakan (Input).

Keselamatan kerja dapat menbantu peningkatan produksi dan produktivitas kerja atas dasar :

a. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.

b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin untuk kerja produktif dan efisien.

c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dangan tingkat efisiensi bagi kelangsunan proses produksi.

d. Praktek keselamatan tidak bisa di pisah-pisahkan dari keterampilan, keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsunan proses produksi.

e. Keselamatan kerja dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pimpinan dan karyawan akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan karyawan dan pimpinan yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancara produksi.

Setiap manager harus menyadari bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan sangat bergantu kepada pekerjaan, khususnya semangat kerja atau kegairahan kerja dari para bawahannya. Produktivitas kerja adalah kelompok memberi peluang kepada orang-orang yang bekerja untuk mengambil bagian yang maksimal dalam perusahaan yang bersangkutan Burton (2008)

(15)

15 E. Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas keerja karyawan sulawesi tenggara, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keselamatan kerja sangat signifikan berhubungan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

2. Kesehata kerja tidak ada hubungan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.

Konutara Sejati Sulawesi Tenggara.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran- saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut :

1. Mengefektifkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan Produktivitas kerja Karyawan yang lebih baik, maka kekuatan perusahaan yang terletak pada sumber daya manusianya harus lebih diperioritaskan, yang dimulai dari pengadaan tenaga kerja, peningkatan sumber daya manusia, sampai kepada perhatian aspek keselamatan dan kesehatan, baik yang bersifat fisik maupun psikologis karyawan itu sendiri. Jadi semakin baik program-program keselamatan dan kesehatan maka produktivitas karyawan maka akan semakin baik pula.

2. Peningkatan dalam penerapan Sistem Manajemen K3, yaitu memperdalam pengetahuan karyawan dalam mengenali jenis bahaya K3 itu sendiri. Bahaya bisa bermacam- macam dan bisa muncul dari berbagai sumber.

3. Pihak perusahaan agar lebih memperhatikan pengelolaan dan pemeliharaan alat-alat keselamatan atau alat perlindunn diri (APD) yang digunakan karyawan, agar keselamatan dan kesehatan kerja karyawan lebih terjamin. Serta menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat.

Daftar Pustaka

Arwita Widyanti1 Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. Vol. 4, No. 4. Page 147- 156 https://doi.org/10.52103/jmch.v4i4.1408

BPJS. (2018). Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun.

Badar, M. (2023). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Serta Motivasi Kerja Terhadap Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo. Kaizen: Kajian Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, dan Kewirausahaan, 2(1), 1-11.

Badar, M. (2023). Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Serta Dampaknya Pada Kinerja Bisnis Martabak Kota Makassar.

Busyairi, M., Tosungku, L. O. A. S., & Oktaviani, A. (2014). Pengaruh Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 4(09), 112–124.

Budihardjo, P. H., Lengkong, V. P. ., & Dotulong, L. O. H. (2017). Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Pt. Air Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 5(3), 4145–4154.

Budiono, Sugeng A.M., Yusuf, R.M.S., Pusparini A. 2009. Hiperkes dan KK Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja. Semarang : BPUNDIP.

(16)

16

Budihardjo, P. H., Lengkong, V. P. ., & Dotulong, L. O. H. (2017). Pengaruh Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Pt. Air Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 5(3), 4145–4154.

Bernhardin, D., & Ismail, R. S. (2020). Pengaruh Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Pt Haleyora Powerindo Bandung. Jemper

(Jurnal Ekonomi Manajemen Perbankan), 2(2), 65.

Https://Doi.Org/10.32897/Jemper.V2i2.376

Dessler, 2007, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Galib, M., & Sinaruddin. (2021). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktvitas Kerja Karyawan Pada Pt. Johnline Baratama Site Konawe Di Sulawesi Tenggara. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi Dan Bisnis, 5(2), 69–78.

Hidayatullah, A., & Tjahjawati, S. S. (2018). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 104.

Https://Doi.Org/10.35697/Jrbi.V3i2.938

Hasibuan, M.S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Heizer, Jay and Render Barry, (2015), Manajemen Operasi : Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.

Hadiyanti, R., & Setiawardani, M. (2018). Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(3), 12. Https://Doi.Org/10.35697/Jrbi.V3i3.941

Husni, Lalu. 2005. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Graffindo ILO. (2018). Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Muda. Jakarta: ILO. Persada Laura Dwi Purwanti, Mochammad Al Musadieq Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 44 No.1

Maret 2017 administrasi bisnis. Student journal.ub.ac.id

Jusriadi, Edi, 2017 Pengembangan Intellectual Capital dalam mendukung perilaku kerja dan kinerja Dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Sulawesi Selatan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga Surabaya. Https://Doi.Org/10.25047/Jii.V17i1.462 Kartikasari, R. D., & Swasto, B. (2019). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi Pt. Surya Asbes Cement Group Malang). Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora.

L. Meily Kurniawidjaja, 2010, Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja, Jakarta, Universitas Indonesia

Martha, R. A. P. dan L. (2022). PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi dan informasi di era industri 4 . 0 ini berakibat pada laju persaingan ekonomi dalam masyarakat , selain itu masyarakat semakin kritis dan cepat tanggap dalam menerima informasi . Situasi perekonomian pada saat ini sema. 2, 1061–1084

Mirwan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta.: PT RajaGrafindo Persada.

Mangkunegara, A.A.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mirwan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta.: PT RajaGrafindo Persada Nugroho, M. F., & Haryono, R. (2020). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan. XI(3), 197–206.

Novri Setiawan, I. (2013). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Departemen Jaringan Pt Pln (Persero) Area Surabaya Utara. Jurnal Ilmu Manajemen (Jim), 1(2), 553–564.

(17)

17

Purba, S. U., & Sukwika, T. (2021). Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Divisi Proyek. Journal Of Applied Management Research, 1(1), 65–77. Https://Doi.Org/10.36441/Jamr.V1i1.260

Puspitorini Y. A., R., Kurniawati, D., & Zakariyah, A. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Ptpn Xi Pg Asembagus Kabupaten Situbondo. Jurnal Ilmiah Inovasi, 17(1), 30–36. Yunita, A. dan L.

(2018). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pengawasan Dan Journal of Management Science (JMAS). 1(2), 47–53.

Santoso Gunara. (2017). Buku Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

Occupational Health And Safety Guidebook, 1–152.

Samahati, K. R. (2012). Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Alih Daya Pada Pt. Pln (Persero) Up3 Manado.

Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(1), 351–360.

Samahati, K. R. (2012). Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Alih Daya Pada Pt.

Simamora, Henry. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sinungan, Muchdarsyah. 2013. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Cetakan ke-9.Jakarta:Bumi Aksara.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Ukhisia Gloria Bella, Astuti Retno, & Dan Hidayat Arif. (2017). Analisis Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Dengan Metode Partial ... April 2013.

Wahyuni, N., Suyadi, B., & Hartanto, W. (2018). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt . Kutai Timber Indonesia ( Studi Kasus Pada PT . Kutai Timber Indonesia Kota Probolinggo ). 12, 99–104.

https://doi.org/10.19184/jpe.v12i1.7593

(Wirawan, 2015). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang penetapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (PPSMK3).

Referensi

Dokumen terkait

Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (r=0.928) yang disusun berdasarkan aspek persepsi Mc Dowwell &amp; Newel (1996)

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.536, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu keselamatan kerja X1 dan kesehatan kerja

Lilik Mariana, Hadi Sunaryo dan Rois Arifin 451 Bila di lihat dari koefisien regresinya, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) (X 1 ) memiliki koefisien sebesar 0,329 yang

Program kesehatan dan keselamatan kerja yang peneliti lakukan di perusahaan PT XYZ meliputi: pelatihan keselamatan terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan di

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Riska Theodora Sipayung tahun 2014 tentang hubungan promosi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Keselamatan dan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : Keselamatan dan Kesehatan kerja

Keselamatan yang diberikan oleh perusahaan berupa pencegahan bagi tenaga kerja dari kecelakaan kerja yang akan mempengaruhi kesehatan tenaga kerja di lingkungan pekerjaan yang disebut