IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KAMPUNG PELOPOR TERTIB BERLALU LINTAS DI KECAMATAN ALALAK GUNA MEWUJUDKAN KEAMANAN
DAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS
Sitna Hajar Malawat1) , Dra. Normajatun M.A), Fika Fibriyanita3)
1) 2) 3)
FISIP, Universitas Islam Kalimantan MAAB (UNISKA) Banjarmasin Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
The research method uses qualitative methods. The design of data collection techniques with interviews and literature, data analysis design using qualitative analysis techniques. The results of the study show that the Implementation of the Traffic Regulatory Village Program Policy in Alalak Sub-District in order to realize Safety, Safety, Order and Traffic Smoothly has been going well, Based on the indicators seen from the process, this orderly pioneer traffic program has gone well, only an approach is needed with the community to participate in perfecting this program by participating in obeying and obeying the safety signs installed in every street corner of the village, because the purpose of this program is to change the behavior of community members to orderly drive and comply with traffic regulations. Based on the indicators seen from the indicators of achieving goals. It can be seen from not only the behavior of the people who started to drive orderly, wearing helmets, not speeding up in the streets of complex, because any program given by the government as a public service provider will run well starting from awareness of the behavior patterns of its citizens. There are two factors that influence the implementation of the village policy program that is an orderly vanguard of traffic divided into two, namely supporting factors and inhibiting factors. Supporting factors are resources (human, facilities and information). The attitude of the implementers, as well as the awareness to accept policies made by the government. The inhibiting factor is funds and the economic environment, where funds are a crucial tool in the running of a policy program in this case an orderly pioneer traffic program in Alalak Sub-district to realize security, safety, order and smooth traffic.
Keywords: Policy Implementation, Traffic Obedient Village Program
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas dan peran Polri adalah memelihara kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Polri bertugas antara lain menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas harus didukung dengan perilaku manusia sebagai pengguna jalan yang tentu sudah memiliki kompetensi dan tingkat disiplin yang memadai. Sama halnya dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, pada pasal tiga (3) menyebutkan bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan agar terwujudnya
pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu serta terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa. Dalam perspektif kebudayaan, lalu lintas yang tercermin sebagai cermin budaya bangsa yang memuat nilai-nilai perilaku manusia. Budaya bangsa mudah dipahami melalui gambaran perilaku ketaatan, kesadaraan, kepekaan, kepedulian dan tanggung jawab masyarakat dalam berlalu lintas yang tercermin dari situasi lalu lintas yang aman, selamat dan tertib serta lancar.
Merubah kelancaran dan ketertiban dalam berlalu lintas tentu menjadi harapan bagi semua, namun seiring perkembangan, permasalahan lalu lintas semakin kompleks.
Pengetahuan dan etika dalam berlalu lintas masih belum tercermin di wilayah hukum Polresta Barito Kuala. Kecamatan Alalak merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada Di Kabupaten Barito Kuala dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 57.300 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 533.88 jiwa/km² (Sumber : Badan Pusat Statistik Batola Tahun 2017). Hal ini menyiratkan bahwa dengan jumlah penduduk yang besar dengan angka kepadatan penduduk yang tinggi tentu volume kendaraanpun meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini ditambah dengan data angka kecelakaan kian tahun kian meningkat, data terakhir pada tahun 2017 Angka kecelakaan terjadi sebanyak 55 kasus di Kecamatan Alalak, 24 kasus di Kecamatan Mandastana, 20 Kasus di Kecamatan bakumpai, 12 kasus di Kecamatan Anjir Muara dan Wanaraya, 11 kasus di Kecamatan Barambai, 9 kasus di Kecamatan Cerbon, 7 kasus di Kecamatan Marabahan, 6 kasus di Kecamatan Tabunganen, 5 kasus di Kecamatan Rantau Badauh dan Kecamatan Tamban, 4 kasus di Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Anjir Pasar, 3 kasus di Kecamatan Tabukan, 2 Kasus di Kecamatan Jejangkit dan 1 kasus di Kecamatan Mekarsari. (Sumber : Polres Barito Kuala Tahun 2017) Berdasarkan data tersebut, Kecamatan Alalak memiliki tingkat kasus kecelakaan yang paling tinggi. Merubah perilaku masyarakat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, oleh karenanya diperlukan sebuah terobosan kreatif kesabaran dan kerja keras untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas.
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Kota Barito Kuala memiliki program kebijakan dalam hal memberikan contoh yang patut diteladani dan juga agar dapat mengurangi angka kecelakaan dijalan raya maupun jalan kampung guna mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas yaitu program kampung pelopor tertib lalu lintas.
Dimana program ini berguna agar terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan
yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu serta terwujudnya etika berlalu lintas.
Program Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas merupakan suatu program yang dilakukan oleh Polresta Barito Kuala dengan harapan, dapat merubah perilaku pengguna kendaraan bermotor yang dimulai dari lingkup yang lebih kecil yaitu kampung.
Berdasarkan deskripsi permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka penelitian ini akan meneliti secara mendalam Implementasi Kebijakan Program Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas Di Kecamatan Alalak guna mewujudkan Kamseltibcarlantas. Pemilihan topik ini didasarkan pada pengalaman dan data awal yang didapat dilapangan. Disamping itu yang menjadi pertimbangan peneliti adalah bahwa penelitian ini masih berada dalam kajian ilmu adminitrasi publik.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kebijakan
kebijakan bersumber dari usulan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam upaya menyelesaikan hambatan yang menjadi masalah disuatu lingkungan tertentu. Sumber pengusul sangat berperan dalam menetapkan progam-programnya dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang diinginkannya untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah
2. Konsep Implementasi Kebijakan
Budi Winarno dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik. Teori, Proses, Dan Studi Kasus menjelaskan pengertian implementasi kebijakan, sebagai berikut “Implementasi kebijakan merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan” (Winarno, 2014). Definisi tersebut menjelaskan bahwa implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan kegiatan administrasif yang legitimasi hukumnya ada.
Indikator Implementasi Kebijakan Menurut Grindle (Dalam Agustino : 2012 : 154), pengukuran keberhasilan implementasi kebijakan diukur dari dua hal yaitu :
1. Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentukan
2. Apakah tujuan kebijakan tercapai, dimensi ini diukur dengan melihat dua faktor yaitu : a. Efeknya pada masyarakat secara individu dan secara kelompok
Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok sasaran dan perubahan yang terjadi
3. Konsep Kampung Pelopor Tetib Berlalu Lintas
Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas Merupakan program dari kerjasama antara pihak Kepolisian yang dibidangi oleh Unit Dikayas (Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas).
Dimana program ini memiliki tujuan yaitu mengubah perilaku pengendara agar lebih mentaati aturan-aturan dalam berlalu lintas dengan baik.
Selain pihak kepolisian, program ini juga turut mengikutsertakan pihak Kementrian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Kabupaten dimana saling bersinergi dalam mewujudkan tujan tujuan dari fungsi dibentuknya program kampung pelopor tertib berlalu lintas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengumpulkan data dan menganalisa data, kemudian diinterpretasikan dengan metode deskriptif untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Kebijakan Program Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas Di Kecamatan Alalak Guna Mewujudkan Keamanan Dan Keselamatan Berlalu Lintas 1. Dilihat dari Proses, Untuk menggambarkan implementasi kebijakan program Kampung
Pelopor Tertib Berlalu Lintas, maka berikut ini peneliti menjelaskan bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan harus adanya proses, dan jika prosesnya berjalan lancar maka akan terciptanya suatu keberhasilan atau pencapaian hasil. Namun jika prosesnya terhambat maka akan berpengaruh dengan hasil akhir dari sebuah proses menuju keberhasilan tersebut.
Program kampung pelopor tertib berlalu lintas di Kecamatan Alalak guna mewujudkan kemananan dan keselamatan berlalu lintas sudah berjalan dengan baik, Proses Program kampung pelopor tertib berlalu lintas di Kecamatan Alalak sudah berjalan dengan baik, terlihat dari : Adanya rambu-rambu yang terpasang disetiap jalan, Adanya sosialisasi
dengan warga di rumah ketua RT, Adanya Perbaikan jalan-jalan yang rusak, karena salah satu pemilihan kampung pelopor tertib lalu lintas ini adalah struktur jalan yang baik, Adanya sumbangsih uang/tenaga dari warga sekitar, yaitu ikut menyumbang pembuatan spanduk dll, Adanya Perlombaan-perlombaan antar Kampung Pelopor Tertib Lalu Lintas se-Kalimantan Selatan, hanya saja diperlukan pendekatan dengan warga masyarakatnya agar ikut serta menyempurnakan program ini dengan cara turut serta mentaati dan mematuhi rambu-rambu keselamatan yang dipasang disetiap sudut jalan kampung ini. karena tujuan dari program ini adalah mengubah perilaku warga masyrakat agar tertib berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas.
2. Dilihat Dari Tercapainya Tujuan, Efeknya Pada Masyarakat Secara Individu Dan Secara Kelompok dapat dirasakan dan Tingkat Perubahan Yang Terjadi Serta Penerimaan Kelompok Sasaran Dan Perubahan Yang Terjadi, Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat perubahan yang terjadi sangat baik dibandingkan sebelum diadakannya program Kampung Pelopor Lalu lintas ini Di Kecamatan Alalak. Oleh karena itu program kampung tertib berlalu lintas ini sudah dapat mencapai tujuannya yaitu mengubah perilaku masyarakat agar tertib berkendara dan memakai alat-alat keselamatan berkendara seperti helm. Terlihat dari bukan hanya perilaku masyarakat yang mulai tertib berkendara, mengenakan helm, tidak kebut-kebutan dijalanan komplek, karena program apapun yang diberikan pemerintah sebagai pihak penyelenggaran pelayanan publik akan berjalan dengan baik dimulai dari kesadaran pola perilaku warga masyarakatnya. Serta struktur jalan yang tadinya ada yang rusak atau berlubang sudah diperbaiki, dan yang terpenting disini adalah dibangunnya kesadaran berkendara yang baik oleh warga masyarakat agar terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.
B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Program Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas adalah
Faktor faktor yang mempengaruhi terdiri faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor pendukung dalam Implementasi Program Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas
ini adalah Sumber Daya Manusia (dimana adanya sinergi atau kerjasama antara kepolisian, dinas perhubungan dan masyarakat untuk mewujudkan program kampong pelopor tertib berlalu lintas yang baik, bahkan masyarakat juga ikut menyumbang dana bagi penyeenggaraan kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas), Fasilitas/sarana prasarana (adanya rambu-rambu lalu lintas, gapura dan spanduk-spanduk bertuliskan kampung pelopor tertib berlalu lintas, serta rumah-rumah warga yang bersedia dijadikan tempat sosialisasi program kampung tertib berlalu lintas. Hal ini menyiratkan bahwa untuk saran dan prasarana sudah tersedia dan berjalan dengan baik) dan sumber daya informasi (sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan oleh kepolisian dalam hal ini unit Dikyasa yang bersinergi dengan Kementrian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Marabahan), sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah Dana/Anggaran (dimana Dana Rp. 80.000.000 yang didapat oleh Kepolisian Barito Kuala itu dibagi-bagi lagi tiap unit, sehingga untuk unit Dikyasa sebagai unit penyelenggara Kampung Pelopor Tertib Berlalu Lintas itu tidak mencukupi sehingga diperlukan sumbangsih dari masyarakat dan pihak-pihak yang ingin mendukung lancarnya program ini, dan lingkungan ekonomi juga menjadi faktor penghambat dimana ada sebagian warga yang tidak ikut berpartisipasi dikarenakan sedang bekerja dan sedang sibuk berdagang dan beranggapan bahwa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini tidak menghasilkan apa-apa.
Sehingga lingkungan ekonomi menjadi salah satu factor yang juga menghambat implementasi program kampung pelopor tertib berlalu lintas Di Kecamatan Alalak.
KESIMPULAN
Implementasi Kebijakan Program Kampung Tertib Berlalu Lintas Di Kecamatan Alalak guna mewujudkan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Berlalu Lintas sudah berjalan dengan baik, Berdasarkan indikator dilihat dari proses, bahwa program kampung pelopor tertib berlalu lintas ini sudah berjalan dengan baik, hanya saja diperlukan pendekatan dengan warga masyarakatnya agar ikutserta menyempurnakan program ini dengan cara turut serta mentaati dan mematuhi rambu-rambu keselamatan yang dipasang disetiap sudut jalan kampung ini, karena tujuan dari program ini adalah mengubah perilaku warga mayurakat agar tertib berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas. Berdasarkan Indikator dilihat dari indikator tercapainya tujuan, maka program kampung tertib berlalu lintas ini sudah dapat mencapai tujuannya yaitu mengubah
perilaku masyarakat agar tertib berkendara dan memakai alat-alat keselamatan berkendara seperti helm. Terlihat dari bukan hanya perilaku masyarakat yang mulai tertib berkendara, mengenakan helm, tidak kebut-kebutan dijalanan komplek, karena program apapun yang diberikan pemerintah sebagai pihak penyelenggaran pelayanan publik akan berjalan dengan baik dimulai dari kesadaran pola perilaku warga masyarakatnya. Serta struktur jalan yang tadinya ada yang rusak atau berlubang sudah diperbaiki, dan yang terpenting disini adalah dibangunnya kesadaran berkendara yang baik oleh warga masyarakat agar terwujudnya keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan,
Subarsono, AG. 2011. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, Pustaka Belajar.
Owen E. Hughes. 1998. Public Management and Administration. New York : ST. Martin Press Inc
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda
Dunn,William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik : Proses, analisis dan Partisipasi. Bogor : Ghalia Indonesia
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.
Owen E. Hughes. 1998. Public Management and Administration. New York : ST. Martin Press Inc
Sogiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.
Subarsono, AG. 2011. Analisis Kbijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta, Pustaka Belajar.
Sugiyono.2016. Metode Penelitian Administrasi Research and Develpomnet. Bandung : Alfabeta Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori,Dimensi. Pengukuran
dan Implementasi Dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik. Teori, Proses, Dan Studi Kasus. Jakarta, CAPS (Center of Academic Publishing Service)
.