• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Mata Pelajaran IPS untuk Tingkatkan Kemampuan Berpikir Analitis

N/A
N/A
Andrianto Gultom

Academic year: 2025

Membagikan "Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Mata Pelajaran IPS untuk Tingkatkan Kemampuan Berpikir Analitis"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR ANALITIS

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Oleh: Riski M. Nadeak

Nim: 1223111053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2025

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik. Adapun judul proposal tersebut mengenai “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN IIKUIRI DALAM MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS”. Tujuan dalam penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian.

Dalam penulisan proposal ini tidak lepas dari berbagai kelemahan-kelemahan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Nurhudayah M., M.Pd atas arahan dan bimbingannya.

Medan, Maret 2025 Riski M. Nadeak Nim. 1223111053

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 1

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 4

2.1 Dasar Teoritis ... 4

2.2 Penelitian yang Relevan ... 6

2.3 Kerangka Konseptual ... 8

BAB 3 METODE PENELITIAN ...11

3.1 Jenis Penelitian ...11

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...11

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ...11

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian ...11

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 12

3.6 Teknik Analisis Data ... 13

3.7 Keabsahan Penelitian ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa. Namun, berdasarkan observasi awal dan studi pendahuluan, ditemukan bahwa banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang kompleks. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang membutuhkan pemikiran analitis.

Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab adalah metode pembelajaran yang masih bersifat konvensional, di mana guru lebih dominan dalam proses pembelajaran, sementara siswa cenderung pasif. Model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Model ini menekankan pada proses penemuan dan pengembangan kemampuan berpikir melalui pertanyaan, eksplorasi, dan analisis. Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri, diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir analitis mereka.

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada implementasi model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa. Fokus penelitian mencakup:

1. Proses penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS.

2. Dampak model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa.

3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran inkuiri.

(5)

2 1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses implementasi model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPS?

2. Bagaimana dampak implementasi model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir analitis siswa?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran inkuiri?

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan proses implementasi model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPS.

2. Menganalisis dampak implementasi model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir analitis siswa.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran inkuiri.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoretis:

a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang metodologi pembelajaran IPS.

b. Memperkaya kajian tentang model pembelajaran inkuiri dan pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir analitis siswa.

(6)

3 2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Guru: Memberikan alternatif model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa.

b. Bagi Siswa: Meningkatkan keterlibatan dan kemampuan analitis dalam memahami materi IPS.

c. Bagi Sekolah: Memberikan referensi dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang inovatif.

(7)

4 BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teoritis

2.1. 1 Teori tentang Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses penemuan (discovery) melalui eksplorasi, investigasi, dan pemecahan masalah. Menurut Bruner (1961), pembelajaran inkuiri melibatkan siswa secara aktif dalam mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan. Model ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dalam konteks pembelajaran IPS, model inkuiri membantu siswa memahami fenomena sosial melalui proses investigasi. Siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menganalisis informasi untuk menemukan solusi. Menurut Joyce & Weil (2009), model pembelajaran inkuiri terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap orientasi: Guru memperkenalkan masalah atau topik yang akan dipelajari.

2. Tahap eksplorasi: Siswa mengumpulkan informasi dan data terkait masalah.

3. Tahap analisis: Siswa menganalisis data dan menguji hipotesis.

4. Tahap kesimpulan: Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis.

Model ini cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS karena mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai isu sosial.

2.1.2 Teori tentang Kemampuan Berpikir Analitis

Kemampuan berpikir analitis adalah kemampuan individu untuk memecah informasi kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mengidentifikasi hubungan antar bagian, dan menarik kesimpulan yang logis. Menurut Facione (1990), berpikir analitis melibatkan beberapa keterampilan, seperti:

▪ Interpretasi: Memahami dan menjelaskan makna informasi.

▪ Analisis: Mengidentifikasi hubungan antara ide, argumen, atau data.

▪ Evaluasi: Menilai kredibilitas dan relevansi informasi.

(8)

5

▪ Inferensi: Menarik kesimpulan berdasarkan data yang tersedia.

Dalam pembelajaran IPS, kemampuan berpikir analitis sangat penting karena siswa diharapkan dapat menganalisis masalah sosial, ekonomi, dan politik yang kompleks. Kemampuan ini membantu siswa untuk tidak hanya menghafal fakta, tetapi juga memahami konteks dan implikasi dari berbagai peristiwa sosial. Pembelajaran yang mendorong berpikir analitis, seperti model inkuiri, dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan ini. Siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan, mengevaluasi bukti, dan menyusun argumen berdasarkan data yang valid.

2.1. 3 Teori tentang Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu, seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan politik. Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memahami dan menghadapi masalah-masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Barr, Barth, & Shermis (1977), pembelajaran IPS memiliki tiga dimensi utama:

1. Dimensi pengetahuan (knowledge): Memberikan pemahaman tentang konsep, fakta, dan prinsip dalam ilmu sosial.

2. Dimensi keterampilan (skills): Mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah.

3. Dimensi nilai dan sikap (values and attitudes): Membentuk sikap dan nilai yang positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Pembelajaran IPS yang efektif harus melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri dianggap cocok untuk mencapai tujuan ini karena mendorong siswa untuk terlibat dalam investigasi dan analisis masalah sosial. Dengan demikian, siswa tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi juga menjadi pembelajar aktif yang mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai isu sosial.

(9)

6 2.2 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas efektivitas model pembelajaran inkuiri dalam berbagai konteks pembelajaran. Studi-studi ini memberikan landasan empiris tentang manfaat dan tantangan dalam penerapan model inkuiri.

▪ Penelitian oleh Arends (2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa dan pemahaman konseptual. Arends menemukan bahwa siswa yang belajar dengan model inkuiri cenderung lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi.

▪ Studi oleh Hmelo-Silver, Duncan, & Chinn (2007) mengungkapkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

Penelitian ini dilakukan dalam konteks pembelajaran sains, namun hasilnya relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS karena keduanya membutuhkan keterampilan analitis dan pemecahan masalah.

▪ Penelitian di Indonesia oleh Suryani (2018) menemukan bahwa model pembelajaran inkuiri efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Studi ini dilakukan di SMP dan menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan model inkuiri memiliki kemampuan analitis yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional.

▪ Studi oleh Joyce & Weil (2009) menekankan bahwa keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat bergantung pada peran guru sebagai fasilitator. Guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan jawaban secara mandiri.

Dari studi-studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran IPS.

Namun, keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada desain pembelajaran, peran guru, dan kesiapan siswa.

(10)

7

Penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa

Kemampuan berpikir analitis merupakan fokus penting dalam pendidikan karena keterampilan ini dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Beberapa penelitian telah mengkaji strategi dan metode untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa.

▪ Studi oleh Paul & Elder (2006) menekankan pentingnya mengajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis melalui pendekatan yang sistematis. Mereka menyarankan penggunaan pertanyaan terbuka dan masalah kompleks untuk merangsang berpikir analitis.

▪ Studi di Indonesia oleh Nurhasanah (2020) mengkaji penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan PBL mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan analitis mereka dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode konvensional.

Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir analitis dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang melibatkan aktivitas analitis, seperti model pembelajaran inkuiri. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan analitis melalui eksplorasi, investigasi, dan pemecahan masalah.

Relevansi Studi-studi Terdahulu dengan Penelitian Ini

Studi-studi terdahulu tentang model pembelajaran inkuiri dan peningkatan kemampuan berpikir analitis memberikan dasar yang kuat untuk penelitian ini. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa, pemahaman konseptual, dan kemampuan berpikir analitis. Selain itu, penelitian tentang kemampuan berpikir analitis mengonfirmasi bahwa keterampilan ini dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran yang menekankan pada analisis dan pemecahan masalah.

Penelitian ini akan mengintegrasikan temuan-temuan dari studi-studi terdahulu untuk menguji efektivitas model pembelajaran inkuiri dalam konteks pembelajaran IPS. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru dalam memahami bagaimana model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS.

(11)

8

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan hubungan antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir analitis siswa. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, model pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses penemuan (discovery) melalui eksplorasi, investigasi, dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan. Kemampuan berpikir analitis, di sisi lain, adalah kemampuan untuk memecah informasi kompleks menjadi bagianbagian yang lebih kecil, mengidentifikasi hubungan antar bagian, dan menarik kesimpulan yang logis.

Kemampuan ini meliputi keterampilan interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi.

Hubungan antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir analitis siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi: Pada tahap ini, guru memperkenalkan masalah atau topik yang akan dipelajari. Siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan pertanyaan penelitian. Proses ini merangsang siswa untuk berpikir kritis dan analitis sejak awal.

2. Tahap Eksplorasi: Siswa mengumpulkan data dan informasi terkait masalah yang sedang dipelajari. Kegiatan ini melatih siswa untuk menginterpretasikan informasi dan mengidentifikasi hubungan antar data.

3. Tahap Analisis: Siswa menganalisis data yang telah dikumpulkan dan menguji hipotesis.

Tahap ini secara langsung melatih kemampuan analitis siswa, karena mereka harus memecah informasi kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengevaluasi validitas data.

4. Tahap Kesimpulan: Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis. Proses ini melatih siswa untuk membuat inferensi yang logis dan sistematis.

5. Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis melalui serangkaian kegiatan yang terstruktur dan bermakna.

(12)

9 2.4 Kerangka Konseptual

Berikut adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir analitis siswa:

Model Pembelajaran Inkuiri

(Mempengaruhi) mempengaruhi

Penjelasan:

1. Model Pembelajaran Inkuiri (Variabel Independen):

• Terdiri dari empat tahap utama: orientasi, eksplorasi, analisis, dan kesimpulan.

• Setiap tahap dalam model ini dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kemampuan Berpikir Analitis (Variabel Dependen):

• Terdiri dari empat komponen utama: interpretasi, analisis, evaluasi, dan inferensi.

• Kemampuan ini dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan dalam model pembelajaran inkuiri.

3. Hubungan/Pengaruh:

Orientasi Eksplorasi Analisis Kesimpulan

Kemampuan Berpikir Analitis

Interpretasi Evaluasi Inferensi

(13)

10

• Model pembelajaran inkuiri mempengaruhi kemampuan berpikir analitis siswa melalui serangkaian kegiatan yang terstruktur.

• Setiap tahap dalam model inkuiri berkontribusi pada pengembangan komponen-komponen kemampuan berpikir analitis.

Kerangka konseptual ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa. Melalui tahapan-tahapan yang sistematis, siswa diajak untuk terlibat dalam proses analisis dan pemecahan masalah, yang pada akhirnya akan mengembangkan keterampilan berpikir analitis mereka. Penelitian ini akan menguji hubungan tersebut dalam konteks pembelajaran IPS, dengan harapan dapat memberikan bukti empiris tentang efektivitas model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa.

(14)

11 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena secara mendalam, khususnya terkait implementasi model pembelajaran inkuiri dan dampaknya terhadap kemampuan berpikir analitis siswa. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara rinci proses implementasi model pembelajaran inkuiri serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil pembelajaran. Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi konteks sosial dan interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian: Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD). Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kesediaan sekolah untuk berpartisipasi serta relevansi lokasi dengan fokus penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2025, mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V di SD tersebut. Guru dipilih sebagai subjek karena mereka adalah pelaksana langsung model pembelajaran inkuiri, sedangkan siswa dipilih karena mereka adalah penerima manfaat dari model pembelajaran tersebut.

Objek penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran inkuiri dan kemampuan berpikir analitis siswa. Fokus penelitian adalah mengamati bagaimana model inkuiri diterapkan dan bagaimana model tersebut memengaruhi kemampuan berpikir analitis siswa.

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap utama:

1. Tahap Persiapan:

• Melakukan observasi awal untuk memahami konteks pembelajaran di sekolah.

(15)

12

• Menyusun instrumen penelitian, seperti pedoman wawancara dan lembar observasi.

• Mengurus perizinan dan koordinasi dengan pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan:

• Melaksanakan model pembelajaran inkuiri dalam mata pelajaran IPS.

• Mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Tahap Evaluasi:

• Menganalisis data yang telah dikumpulkan.

• Menarik kesimpulan berdasarkan temuan penelitian.

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian:

• Pedoman Wawancara: Digunakan untuk mengumpulkan data dari guru dan siswa tentang persepsi dan pengalaman mereka dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri.

• Lembar Observasi: Digunakan untuk mengamati proses pembelajaran, termasuk interaksi antara guru dan siswa, serta aktivitas siswa selama pembelajaran.

• Dokumentasi: Digunakan untuk mengumpulkan data tambahan, seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), hasil kerja siswa, dan catatan lapangan.

2. Teknik Pengumpulan Data:

• Wawancara: Dilakukan secara semi-terstruktur untuk menggali informasi mendalam dari guru dan siswa.

• Observasi: Dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengamati implementasi model inkuiri dan aktivitas siswa.

• Studi Dokumentasi: Dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.

(16)

13 3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengikuti model analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles & Huberman (1994), yang meliputi tiga tahap:

1. Reduksi Data:

• Data yang telah dikumpulkan direduksi dengan memilih informasi yang relevan dan membuang data yang tidak diperlukan.

• Data diorganisasikan berdasarkan tema atau kategori yang muncul.

2. Penyajian Data:

• Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk naratif, tabel, atau diagram untuk memudahkan analisis.

• Penyajian data membantu peneliti dalam mengidentifikasi pola dan hubungan antar data.

3. Penarikan Kesimpulan:

• Kesimpulan ditarik berdasarkan temuan yang diperoleh selama analisis data.

• Kesimpulan ini kemudian diverifikasi melalui triangulasi dan pengecekan ulang.

3.7 Keabsahan Penelitian

Untuk memastikan keabsahan data, penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Triangulasi Sumber dan Metode:

• Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.

• Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Pengecekan Anggota (Member Checking):

(17)

14

• Hasil penelitian dikonfirmasikan kembali kepada partisipan (guru dan siswa) untuk memastikan keakuratan data.

• Hal ini dilakukan untuk meminimalisir bias dan kesalahan interpretasi.

(18)

15

DAFTAR PUSTAKA

Nurhasanah, S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa. Jurnal Pendidikan IPS.

Suryani, I. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education (8th ed.). McGraw-Hill.

Hmelo-Silver, C. E., Duncan, R. G., & Chinn, C. A. (2007). Scaffolding and Achievement in Problem-Based and Inquiry Learning: A Response to Kirschner, Sweller, and Clark (2006).

Educational Psychologist.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa setelah penggunaan model pembelajaran Examples Non Examples pada mata pelajaran IPS kelas IV dalam kompetensi dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCAFFOLDING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATA PELAJARAN PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dan OEL (Open Ended Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Pada

Judul : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran IPS tentang Perjuangan Mempersiapkan

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran IPA dengan model inkuiri, mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir

Kemampuan berpikir analitis matematis mahasiswa yang lebih menonjol dengan model pembelajaran Group Investigation adalah Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS (Studi Eksperimen Kuasi Pada

Model Pembelajaran inkuiri menjadi salah satu metode belajar yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu