• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui trilogi kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui trilogi kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 10, No. 1, 2023, pp. 39-48

Available online: https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/trihayu

Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui trilogi kepemimpinan di kelas IV SD Negeri

Tamansari 1 Yogyakarta

Sinta Mardikawati1a*, Trisharsiwi2b,

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Jl. Batikan UH III/1043, Yogyakarta 55167, Indonesia

a[email protected]; b[email protected]

*Corresponding Author

Received: 12-04-2023; Revised: 06-05-2023; Accepted: 13-06-2023

Abstract: This study descriptively aims to determine the role of teachers in the implementation of student character education through Leadership Trilogy in grade IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

The purpose of this study is to find out the supporting factors of the teacher's roles in the implementation of student character education through Leadership Trilogy in grade IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta, to discover inhibiting factors of teacher's role in the implementation of student character education through Leadership Trilogy in grade IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta, and to perceive solutions made by teachers as in the implementation of student character education through Leadership Trilogy in grade IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. The type of this research is descriptive qualitative research. The primary data sources in this study are principals and grade IV teachers of SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. The researcher uses observation, interview, and documentation as data collection techniques. This research instrument is a guideline for observation, interviews, and documentation. The steps conducted by the researcher are testing the validity of the data using triangulation of sources, techniques, time, and using reference materials. Data analysis techniques in this study utilize Miles & Huberman's analysis which consists of data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results show that; (1) the role of teachers in the implementation of student character education through Leadership Trilogy is very important, because teachers as educators, guides, motivators, provide direction in case students are wrong and teachers play an important role as role models in terms of providing positive examples of refraction for students; (2) as in supporting factors, there are self-motivation, adequate school facilities, infrastructure, positive school habituation and culture, a comfortable environment, the quality of teacher competence, collaboration between school residents, parents, and the community in providing examples of positive attitudes and habituation to students; (3) inhibiting factors are the absence of positive habituation in students in the family environment, lack of support from parents, family background and poor community environment;

(4) the solution made by teachers in overcoming problems in the implementation of student character education through Leadership Trilogy are that teachers provide an understanding of the importance of character education, always establish good communication and coordination with parents, provide good examples and habituation to students, become a place of consultation for students, always provide enthusiasm and motivation to students.

Keywords: teacher role; character education; leadership trilogy

Abstrak: Penelitian ini secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

(2)

Untuk mengetahui faktor pendukung peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui faktor penghambat peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer pada penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrument penelitian ini adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik, waktu, dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan sangat penting, karena guru sebagai pendidik, pembimbing, motivator, memberikan arahan jika siswa salah dan guru berperan penting sebagai teladan dan panutan dalam hal memberikan contoh pembiasan yang positif pada siswa;

(2) faktor pendukung, terdapat motivasi dari diri sendiri, sarana dan prasarana sekolah yang memadai, terdapat pembiasaan dan budaya sekolah yang positif, lingkungan yang nyaman, kualitas kompetensi guru, adanya kolaborasi antara warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam memberikan contoh sikap dan pembiasaan yang positif pada siswa; (3) faktor penghambatnya tidak adanya pembiasaan yang positif pada siswa di lingkungan keluarga, kurangnya dukungan dari orang tua, latar belakang keluarga dan lingkungan masyarakat yang kurang baik; (4) solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan adalah guru memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan karakter, selalu menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan orang tua, memberikan contoh dan pembiasaan baik pada siswa, menjadi tempat konsultasi bagi siswa, selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.

Kata Kunci: peran guru; pendidikan karakter ; Trilogi kepemimpinan

How to Cite: Mardikawati, S., & Trisharsiwi, T. (2023). Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui trilogi kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 10(1), 39–48.

https://doi.org/10.30738/trihayu.v10i1.14680

Pendahuluan

Pendidikan merupakan komponen yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sebagai suatu sarana yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan. Pendidikan di Indonesia terbagi dalam beberapa tingkatan salah satunya adalah tingkat sekolah dasar.

Sekolah dasar sebagai institusi formal tidak hanya berperan dalam mengembangkan kemampuan akademik tetapi juga dalam keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Pada tingkat sekolah dasar, siswa mulai menunjukkan berbagai karakter yang baik maupun yang menyimpang. Oleh karena itu peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sebagai sarana untuk membimbing siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter yang baik.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang bertujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

(3)

masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan adalah segala upaya yang harus dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya dan keterampilan yang dimiliki melalui proses pembelajaran di sekolah.

Dalam konsep ajaran Tamansiswa menggunakan kegiatan pendidikan sebagai sarana, baik pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan di luar sekolah, yang berupa pendidikan keterampilan dan kemasyarakatan dalam ajaran ketamansiswaan di kenal dengan teori Tri Pusat Pendidikan. Tri Pusat Pendidikan berarti ada tiga tempat yang menjadi pusat untuk proses pendidikan antara lain: keluarga, sekolah, dan masyarakat (Trisharsiwi, dkk,.

2020:32). Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan yang paling utama untuk perkembangan anak, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga. Sehingga dalam lingkungan pendidikan informal ini peran orang tua sangat penting dan berpengaruh besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, karena baik dan buruknya lingkungan keluarga akan berpengaruh pada kepribadian dan karakter anak.

Pendidikan dalam lingkungan sekolah, sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara formal. Dalam lingkungan sekolah karakter siswa dapat dibentuk melalui peraturan sekolah dan sesuai yang diterapkan oleh guru, dalam hal ini guru sangat berpengaruh dalam membentuk karakter siswanya. Sehingga lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi karakter siswa, karena sekolah adalah sebagai institusi formal yang tidak hanya berperan dalam mengembangkan kemampuan akademik tetapi juga dalam keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya adalah pendidikan di lingkungan masyarakat, dalam lingkungan masyarakat siswa perlu menjalin interaksi sosial dengan manusia satu dengan yang lainnya melalui ranah yang lebih luas. Sehingga dalam lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam kebiasaan, kepribadian, karakter, dan setiap kejadian yang anak lihat dapat berpengaruh pada diri siswa. Ketiga dari lingkungan untuk proses pendidikan tersebut saling berkaitan dalam membentuk karakter siswa. Karena siswa tidak hanya mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga saja, namun siswa juga perlu mendapatkan pendidikan di lingkungaan sekolah dan masyarakat. Hal ini dimaksud karena dalam pengajaran karakter bertujuan sebagai pengajaran budi pekerti atau pengajaran dalam nilai kebaikan.

Pendidikan menurut Tamansiswa adalah pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya, mengutamakan kemerdekaan lahir batin dan berlandaskan pada keikhlasan yang bersifat transendental. Kemerdekaan lahir batin didapatkan oleh siswa, hal tersebut ditujukan untuk peri kehidupan yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain demi kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia. Hal ini menjadikan pendidikan Tamansiswa berorientasi kebangsaan dan budi pekerti yang luhur (Acetylena, 2018:95). Pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku siswa secara utuh yang didasarkan pada nilai-nilai kehidupan. Tujuan pendidikan karakter adalah agar siswa dapat memiliki kepribadian dan perilaku yang baik serta siswa nantinya memiliki interaksi sosial yang baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Karakter memiliki makna sebagai cara berpikir dan berperilaku setiap individu dalam kehidupan manusia. Setiap individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan bersedia untuk tanggung jawab dari setiap keputusan yang dibuatnya. Sehingga proses pendidikan karakter di sekolah harus

(4)

dihubungkan dengan proses pendidikan di lingkungan keluarga, hal ini dilakukan agar siswa dapat memiliki karakter yang baik serta dapat mengambil keputusan dengan bijak.

Dalam penanaman pendidikan karakter siswa sekolah dasar perlu membutuhkan keteladanan dari seorang guru, sesuai dengan konsep Ki Hadjar Dewantara yaitu Trilogi Kepemimpinan yang berbunyi Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh dan teladan), Ing Madya Mangun Karsa (berada di tengah membangun semangat), dan Tut Wuri Handayani (mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh). Melalui konsep Ki Hadjar Dewantara yaitu Trilogi Kepemimpinan ini guru harus bisa memberikan contoh dan teladan secara langsung kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Sehingga dengan diberikan contoh dan teladan yang baik secara langsung, siswa akan lebih mudah menerima dan mengimplementasikan pendidikan karakter yang baik di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat (Trisharsiwi, dkk,. 2020:44-45).

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan proses, hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter, dan akhlak mulia yang dimiliki oleh siswa secara seimbang dan terpadu. Tujuan pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya generasi yang baik, tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong siswa untuk melakukan berbagai kegiatan yang baik dan benar serta siswa nantinya dapat memiliki tujuan hidup yang bermanfaat bagi sesama (Zubaida, 2016:129).

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter siswa di sekolah dasar, peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan karakter bagi siswa. Karena sebagai seorang pendidik guru tidak hanya mampu mengajarkan materi-materi pelajaran di sekolah, namun seorang guru harus memiliki kepribadian dan teladan yang baik agar nantinya dapat di contoh oleh siswa serta guru harus mampu untuk mengajarkan berbagai sikap yang baik kepada siswa.

Sehingga guru dapat menerapkan Trilogi Kepemimpinan dalam proses pembelajaran, karena peran guru sangat penting dalam mengandalkan sikap kepemimpinannya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, potensi yang dimiliki siswa, dan membentuk karakter siswa dengan baik.

Berdasarkan hasil pra-observasi di SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta pada tanggal 16 September 2022 – 22 September 2022, dalam implementasi pendidikan karakter pada siswa kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru kurang memberikan keteladaan dan pembiasaan karakter pada siswa. Sebagai seorang pendidik, guru perlu memberikan tauladan dan membiasakan siswa dalam melaksanakan nilai- nilai karakter. Masih terdapat beberapa siswa yang belum bisa menghargai guru saat sedang menyampaikan materi pembelajaran di kelas dan siswa belum bisa menghargai temannya saat menyampaikan hasil pendapatnya.

Saat proses pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa yang kurang sopan dalam bertutur kata dan siswa juga masih belum sepenuhnya bisa membedakan tata krama saat berbicara dengan yang lebih tua, guru dan teman-temannya. Masih terdapat siswa yang belum disiplin karena masih ada beberapa siswa yang sering terlambat berangkat sekolah, membuang sampah sembarangan, dan selalu melanggar tata tertib sekolah atau aturan yang sudah disepakati bersama di kelas. Apabila guru memberikan tugas maupun soal, sebagian siswa kelas IV belum bisa mandiri mengerjakan tugasnya sendiri dan masih bergantung kepada temannya.

Terkait dengan tanggung jawab siswa, masih banyak siswa yang belum bisa memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Karena pada saat guru memberikan tugas di kelas,

(5)

masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, dan siswa sering keluar masuk kelas saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, peran guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak di lingkungan sekolah perlu dilakukan, agar nantinya anak memiliki karakter yang baik.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Djam’an Satori (2013:23) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantitatifkan yang bersifat deskriptif seperti proses dalam suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah atau eksperimen, dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Suryono, 2017:16).

Peneliti dalam penelitian ini akan mendeskripsikan dan lebih mengedepankan pengamatan terhadap peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di Kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Kemudian variabel dalam penelitian ini adalah peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara tatap muka langsung, antara pewawancara dengan informan dan tipe dari wawancara yang digunakan adalah tipe wawancara semiterstruktur untuk dokumentasi berupa foto.

Instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, teknik, waktu, dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2019:320) yaitu data collection, data display, data reduction, dan conclusion drawing/verification.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Kapten Piere Tendean No.43, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55252. Jarak antara kampus pusat Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dengan SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta kurang lebih 4 kilometer. Berdasarkan hasil pra-observasi di SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta pada tanggal 16 September – 22 September 2022 serta berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi pada tanggal 7 Desember 2022 – 17 Januari 2023, deskripsi dari SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta sebagai berikut.

SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta merupakan sekolah yang berstatus negeri dengan akreditasi A. Letak gedung SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta ini berada di pinggir jalan raya yaitu berada di Jl. Kapten Piere Tendean No. 43, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta memiliki 12 ruang kelas.

Data penelitian ini diungkapkan berdasarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(6)

1. Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut Wuri Handayani) di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa guru sebagai seorang pendidik tidak hanya memberikan pendidikan materi pembelajaran di kelas saja, tetapi guru juga harus mengajarkan nilai-nilai karakter kepada siswa melalui kegiatan dan pembiasaan yang positif.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengimplementasikan pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan, karena guru sebagai pendidik, pembimbing, motivator, memberikan arahan jika siswa salah dan guru berperan penting sebagai teladan dan panutan dalam hal memberikan contoh dan pembiasan yang positif pada siswa. Hal ini sesuai pendapat yang diungkapkan oleh Kunandar (2010:35) menjelaskan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, sehingga guru tidak hanya sebagai pendidik, pelatih, dan pembimbing tetapi juga sebagai agen sosial yang menyampaikan ide-ide pada siswa.

Serta pendapat lain yang diungkapkan oleh Azizah (2019:48), menjelaskan bahwa salah satu komponen terpenting sesuai dengan sistem pendidikan adalah guru. Dimana guru sebagai fasilitator, motivator atau tutor dalam hal ini peserta didik dapat memperoleh informasi dari guru secara terarah. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik berperan penting dalam mengembangkan potensi dan kemampuan siswa secara optimal yang mampu memberikan contoh bagi orang disekitarnya dan menumbuhkan semangat sehingga mampu memberikan inovasi di lingkungan sekitar.

Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan seperti (ing ngarsa sung tuladha) yaitu memberikan contoh dan teladan bagi siswanya ketika di depan mengenai penampilan dalam cara berpakaian, bahasa dan tutur kata yang sopan, contoh dalam menerapkan sikap disiplin dan masih banyak lagi.

Juga ketika di tengah guru memberikan motivasi (ing madya mangun karsa) agar siswa memiliki semangat dan memiliki motivasi dalam belajar. Kemudian ketika guru berada di belakang memberikan dorongan dan pengaruh yang baik bagi siswanya (tut wuri handayani), dengan cara mengawasi bagaimana siswa berperilaku dan ketika siswa berbuat salah tugas guru adalah meluruskan dan memberikan pengaruh yang baik dan positif pada siswa.

Pembahasan ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lilik Nugroho (2017) yang berjudul “Implementasi Trilogi Kepemimpinan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta” yang menyimpulkan bahwa guru harus bisa menjadi teladan yang baik bagi siswanya dan guru harus dapat memberikan motivasi pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kodratnya serta selalu menumbuhkan ide-ide kreatif siswa serta memberikan dorongan dan bimbingan agar siswa memiliki perilaku yang baik.

2. Faktor pendukung peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut Wuri Handayani) di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

(7)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai faktor pendukung peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta yaitu faktor pendukung yang pertama siswa harus memiliki motivasi dalam dirinya, kemudian dari kualitas kompetensi guru dan juga lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman akan membuat siswa merasa nyaman berasa di sekolah. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai juga menjadi faktor yang penting untuk menumbuhkan karakter siswa.

Sarana dan prasarana seperti adanya mushola di sekolah untuk meningkatkan karakter religius, terdapat pembiasaan dan budaya sekolah yang positif dan selalu diterapkan di sekolah seperti pembiasaan-pembiasaan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun, guru memberikan jadwal piket kelas rutin pada siswa, sekolah mengadakan jum’at bersih, dan memberikan fasilitas berupa tempat sampah yang dikategorikan sesuai jenisnya di setiap sudut sekolah untuk menumbuhkan nilai karakter peduli lingkungan pada siswa.

Faktor pendukung lainnya yaitu terdapat pembiasaan dan budaya sekolah yang positif serta adanya kolaborasi antara warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam memberikan contoh sikap dan pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan rutin setiap hari. Pemberian contoh rutin setiap hari akan menciptakan pembiasaan yang kuat dan akan membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Umi Khanifah (2020) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Seni Tari di SD Negeri Kepundung Kabupaten Kulon Progo” yang menyatakan bahwa dengan adanya pemberian contoh yang baik dari warga sekolah, terdapat pembiasaan karakter baik, dan adanya dukungan dari berbagai pihak sekolah akan memudahkan penanaman karakter pada siswa ke arah yang lebih baik.

Oleh karena itu, faktor pendukung dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan yaitu terdapat motivasi dari diri sendiri, sarana dan prasarana sekolah yang memadai, terdapat pembiasaan dan budaya sekolah yang positif, lingkungan yang nyaman, kualitas kompetensi guru, adanya kolaborasi antara warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam memberikan contoh sikap dan pembiasaan yang positif pada siswa.

3. Faktor penghambat peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut Wuri Handayani) di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai faktor penghambat peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta yaitu tidak adanya pembiasaan yang positif pada siswa di lingkungan keluarga, kurangnya dukungan dari orang tua, latar belakang keluarga dan lingkungan masyarakat yang kurang baik. Dari faktor penghambat tersebut saling berkaitan misalnya ketika di rumah siswa kurang perhatian, kurang kasih sayang dari orang tuanya, kemudian ketika siswa belajar tidak di damping oleh orang tuanya, sehingga banyak siswa yang tidak maksimal dan tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas dan mereka lebih memilih sibuk bermain dengan teman sebayanya.

Kemudian saat di lingkungan sekitar orang tua tidak memperhatikan anaknya ketika di rumah dalam bermain dan bergaul dengan teman-temannya maka anak akan ikut dalam kebiasaan teman lainnya yang kurang baik. tidak adanya pembiasaan yang positif pada

(8)

siswa di lingkungan keluarga, kurangnya dukungan dari orang tua, latar belakang keluarga dan lingkungan masyarakat yang kurang baik. Hal ini selaras dengan pernyataan Setiyowati (2022:1472) yang menyatakan bahwa peran orang tua yang kurang optimal dalam mengawasi dan memberikan semangat anaknya dirumah dapat menjadi faktor penghambat peran guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter siswa, hal tersebut terjadi karena banyaknya alasan orang tua yang sudah lelah karena pekerjaan dan kegiatan lainnya.

Oleh karena itu, orang tua akan sangat berperan penting dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya ketika di rumah serta harus diterapkannya pembiasaan- pembiasaan yang baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, agar siswa nantinya dapat memiliki karakter yang baik.

4. Solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan (Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut Wuri Handayani) di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan yaitu guru memberikan pemahaman kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya pendidikan karakter, selalu menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan orang tua siswa, memberikan contoh dan pembiasaan baik secara rutin kepada siswa, menjadi tempat konsultasi bagi siswa, selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk selalu melakukan kegiatan dan pembiasaan- pembiasaan yang baik.

Melalui pembiasaan yang baik secara rutin bertujuan untuk menumbuhkan karakter baik pada siswa. Misalnya dengan mengajarkan siswa untuk selalu berangkat sekolah tepat waktu, mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah, mengerjakan tugas dengan sungguh- sungguh dan tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, melakukan pembiasaan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), memberikan kegiatan lingkungan bersih, dan selalu menjalin kerja sama antara guru dan orang tua siswa dalam memberikan contoh dan pembiasaan positif yang dilakukan secara rutin setiap hari akan menciptakan karakter siswa ke arah yang lebih baik.

Selaras dengan pendapat Sulistiawati (2022:31) yang menjelaskan bahwa tahap pembiasaan ini sangat penting dilaksanakan agar implementasi pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga pendidikan karakter menjadi budaya yang melekat pada diri siswa. Strategi implementasi pendidikan karakter harus dilakukan secara berkelanjutan, dengan memadukan peran aktif siswa, peran orang tua dirumah, dan dukungan dari pengembangan budaya sekolah yang membantu pelaksanaan implementasi pendidikan karakter. Sehingga guru dapat memberikan pembiasaan positif berupa pembiasaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), memberikan jadwal kegiatan piket kelas, membersihkan lingkungan sekolah seminggu sekali dan membuang sampah pada tempatnya sebagai wujud peduli lingkungan yang termasuk dalam nilai-nilai karakter, membiasakan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan, beribadah bersama, apabila ada siswa yang sakit guru mengajak siswa untuk menjenguk bersama-sama dan selalu memberikan pembiasaan positif lainnya yang dilakukan secara rutin.

(9)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran guru dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta yaitu guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengimplementasikan pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan, karena guru sebagai pendidik, pembimbing, motivator, memberikan arahan jika siswa salah dan guru berperan penting sebagai teladan dan panutan dalam hal memberikan contoh pembiasan yang positif pada siswa.

2. Faktor pendukung dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta yaitu terdapat motivasi dari diri sendiri, sarana dan prasarana sekolah yang memadai, terdapat pembiasaan dan budaya sekolah yang positif, lingkungan yang nyaman, kualitas kompetensi guru, adanya kolaborasi antara warga sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam memberikan contoh sikap dan pembiasaan yang positif pada siswa.

3. Faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta adalah tidak adanya pembiasaan yang positif pada siswa di lingkungan keluarga, kurangnya dukungan dari orang tua, latar belakang keluarga dan lingkungan masyarakat yang kurang baik.

4. Solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui Trilogi Kepemimpinan di kelas IV SD Negeri Tamansari 1 Yogyakarta adalah guru memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan karakter, selalu menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan orang tua, memberikan contoh dan pembiasaan baik pada siswa, menjadi tempat konsultasi bagi siswa, selalu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.

Daftar Pustaka

Acetylena, S. (2018). Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara. Malang: Madani.

Aditiya, R. (2020). Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah di SD Negeri Gedongkiwo Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Arumsari, M. S. (2014). Peran Guru dalam Membentuk Karakter Siswa dalam Pembelajaran Sains di MI AL-Huda Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Yogyakarta.

Azizah, A. N., Trisharsiwi, & Wijayanti, D. (2019). Peran Guru dalam Implementasi Nilai-Nilai Sosial Melalui Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SD Wirokerten. Prosiding Seminar Nasional PGSD UST, 48.

Chairiyah. (2014). Karakter, Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pendidikan. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 55.

Gunawan, H. (2014). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Kemendikbud. (2016). Perkemendikbud No 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

(10)

Kesuma, D., Triatna, C., & Permana, J. (2012). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ketamansiswaan, T. D. (2016). Materi Kuliah Ketamansiswaan. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Khanifah, U. (2020). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Seni Tari di SD Negeri Kepundung Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Maryono, Budiono, H., & Okha, R. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter Mandiri di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 20-22.

Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugrogo, L. (2017). Implementasi Trilogi Kepemimpinan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar Melalui Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 204.

Samani, M., & Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Setiyowati, D. K., & Trisharsiwi. (2022). Peran Guru dalam Implementasi Sikap Tanggung Jawab Melalui Tri Nga (Ngerti, Ngrasa, Nglakoni) Siswa Kelas V SD N 1 Mutihan. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 1472.

Shoimin, A. (2014). Guru Berkarakter untuk Implementasi Pendidikan Karakter. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

________. (2017). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung:

Alfabeta.

________. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiawati, A., & Nasution, K. (2022). Upaya Penanaman Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Telaah Pendekatan Struktural Fungsional Talcott Parsons. Jurnal Papeda, 30-31.

Suprihatiningrum, J. (2013). Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Trisharsiwi, dkk. (2020). Ketamansiswaan. Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Undang-Undang. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Jakarta: Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Usman, M. U. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zubaidah. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Madaniyah, 129.

Yusuf, A. M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta:

Kencana

Zulfiati, H. M. (2014). Peran dan Fungsi Guru Sekolah Dasar dalam Memajukan Dunia Pendidikan. Trihayu, 1(1), 259005.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah peran guru dalam membentuk karakter siswa usia Sekolah Dasar. Bagaimanakah peran guru sebagai teladan dalam membentuk

Hasil penelitian peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah (1) kepala. sekolah sebagai Educator /pendidik yaitu mengikutsertakan

Secara deskriptif penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Implementasi nilai-nilai karakter melalui pembelajaran tematik muatan pendidikan kewarganegaraan kelas

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter sangat baik, dengan kecenderungan kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan

Hasil penelitian peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah (1) kepala sekolah sebagai Educator/pendidik yaitu mengikutsertakan guru-guru dalam

Peran dari kepemimpinan kepala sekolah sangatlah penting dimana seorang kepala sekolah merupakan tokoh sentral dalam upaya untuk mengembangkan karakter peserta didik di

Sehubungan dengan implementasi strategi pembelajaran dalam pendidikan karakter melalui pendekatan konstruktivistik, maka guru harus mampu memanfaatkan dan merekayasa

Peran dari kepemimpinan kepala sekolah sangatlah penting dimana seorang kepala sekolah merupakan tokoh sentral dalam upaya untuk mengembangkan karakter peserta didik di