SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
POKOK BAHASAN MINGGU 1 LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
GEOREFERENCING CITRA SATELIT
Disusun Oleh : VINNA ANGGRAENY
121230068
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022/2023
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
Mata acara pada Praktikum Sistem Informasi Geografis modul 1 ini dilaksanakan pada Jum’at, 8 September 2022 pukul 13.00-15.40 WIB secara daring yang menngunakan Zoom Meeting yang membahas mengenai
“Pengenalan Aplikasi SIG, sumber data spasial, dan Georeferencing citra satelit”
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum sistem informasi geografis pada modul 1 ini adalah 1. Mahasiswa dapat memahami tentang georeferencing dan data spasial 2. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi Arcgis dengan baik
C. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sistem informasi geografis pada modul 1 ini terdiri dari :
1. Laptop
2. Aplikasi Microsoft Excel, Google Earth dan Arcgis
D. LANDASAN TEORI
1. Georeferencing
Georeferensi adalah suatu proses memberikan koordinat peta pada citra yang sesungguhnya sudah planimetris. Sebagai contoh, pemberian sistem koordinat suatu peta hasil dijitasi peta atau hasil scanning citra. Hasil digitasi atau hasil scanning tersebut sesungguhnya sudah datar (planimetri), hanya saja belum mempunyai koordinat peta yang benar. Dalam hal ini, koreksi geometrik sesungguhnya melibatkan proses georeferensi karena semua sistem proyeksi sangat terkait dengan koordinat peta. (nanda, 2019)
Georeferencing dilakukan dengan memasukkan koordinat GCP hasil pengukuran untuk mendapatkan koordinat nyata pada foto. Georeferencing ini dilakukan secara manal dengan melakukan marking pada foto yang bertampalan. (Handayani, 2016)
2. Citra Satelit
Citra merupakan salah satu bentuk informasi yang diperlukan manusia selain teks, suara dan video. Informasi ini diperlukan bukan hanya untuk
komunikasi antar manusia saja tetapi juga antara manusia dengan mesin.
Informasi yang terkandung dalam sebuah citra dapat diinterpretasikan berbeda- beda oleh manusia satu dengan yang lain. Artinya, nilai informasi pada sebuah citra bersifat subyektif tergantung keperluan masing-masing manusia. Oleh karena itu diperlukan pengolahan citra untuk mendapatkan citra yang memiliki informasi yang dikehendaki. (Ratna, 2016)
Citra satelit landsat adalah salah satu citra satelit sumberdaya alam yang mempunyai resolusi spasial 30 m x 30 meter (kecuali saturan inframerah thermal), dan merekam dalam 7 saluran spektral. Masing-masing saluran citra satelit landsat peka terhadap respons atau tanggapan spektral obyek pada julat panjang gelombang tertentu, dan hal ini yang menyebabkan nilai piksel pada berbagai saluran spektral sebagai cerminan nilai tanggapan spektral pun bervariasi. Adanya variasi tanggapan spektral pada setiap saluran merupakan salah satu kelebihan dari citra satelit landsat, sebab dengan memadukan berbagai saluran tersebut dapat diperoleh citra baru dengan informasi baru pula. Berdasarkan citra satelit landsat saluran hijau dan inframerah tengah (TM2 dan TM5), dapat diturunkan informasi kerapatan vegetasi (Suharyadi, 2000)
3. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis adala suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi ruangan muka bumi atau informasi tentang ruang muka bumi yang diperlukan untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu maslah yang terdapat dalam ruang muka bumi yang bersangkutan (DRS.DEDE SUGANDI, 2009)
4. Data Raster
Data raster adalah data yang direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data raster, resolusi tergantung pada ukuran pixelnya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. (indah, 2019)
E. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tahap Persiapan
1. Siapkan Alat Dan Bahan
2. Buka Google Earth lalu tentukan lokasi yang ingin kalian pakai.
3. Kemudian Plot Titik sebanyak 4 titik. Kemudian Salin Koordinat Easting dan Northing pada microsoft excel
4. Jika sudah, selanjutnya simpan gambar, dan akan muncul toolbars seperti dibawah ini
5. Kemudian klik Opsi gambar kemudian Unceklist semua yang ada di opsi gambar, lalu simpan
6. Lalu Ubah resolusi gambar menjadi Resolusi Maksimum
7. Setelah sudah klik simpan gambar > folder yang telah kalian buat>
folder Raw Data
8. Selesai
2. Tahap Pelaksanaan
1. Buka Arcgis pada Laptop kalian
2. Kemudian klik kanan pada layers > Properties > Lalu ubah Coordinat
System ke WGS 1984 UTM Zone48s > Terapkan lalu OK
3. Jika sudah kembali klik kanan pada Layer > add data > Pilih Citra Google Earth yang telah disipan di folder Raw Data, lalu akan muncul tampilan seperti ini.
4. Kemudian ke Customize lalu Ceklist pada Georeferencing lalu akan muncul tampilan perintah seperti dibawah ini
5. Jika sudah klik Add control point yang terdapat pada toolbar georeferencing, kemudian lakukan penitikan di tengah koordinat titik yang sudah kalian plot di google earth.
6. Kemudian jika sudah melakukan add control point, lalu klik view link table untuk mengecek residual pada titik tersebut. Residual harus maksimal 0.005.
3. Tahap Penyelesaian
1. Jika sudah masuk TOR maka simpan data georeferencing yang telah kalian buat, klik kanan pada Citra>Data>Export data. Simpan data pada folder Album Data. Lakukan seperti dibawah ini.
2. Kemudian jika sudah semua klik file>save as> Simpan di Folder Project Data
3. Maka jika sudah disimpan maka Proses Georeferencing telah selesai.
4. Kemudian Close semua Aplikasi yang telah dipakai, dan matikan Hardware yang kalian guinakan
5. Selesai.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Residual Pengelohan Georeferencing
Hasil Citra Georeferencing
Pembahasan
Georeferencing pada praktikum kali ini dilakukan dengan menganalisis citra dari google earth yang berlokasi di sekitar kosan dan menggunkan 4 titik. Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk memproses georeferencing terhadap citra yang belum memiliki koordinat didalamnya.
Yang pertama dilakukan untuk mengolah citra menjadi peta perlu melakukan input data raster ke dalam ArcGis dan mengubah data raster tersebut ke data raster yang memiliki informasi dengan tingkat ke akurasian residual yaitu maksimal 0,05. Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa hasil residual dari citra yang sudah di Georeferencing rata-rata dibawah 0,05 yang berarti residual tersebut sesuai dengan TOR yang ditetapkan.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan pratikum ini saya simpulkan bahwa georefernsi citra satelit merupakan langkah dalam eksploitasi data citra satelit untuk berbagai tujuan, salah satunya ialah pemetaan. Georeferensi juga dapat memberikan/menetukan referensi spasial data raster.
Menginput data raster juga memerlukan data raster yang sudah memiliki infomasi geografis/referensi spasial. Data raster yang kita ambil dari google earth belum memiliki informasi geografisnya dan itulah mengapa harus dilakukan georeferencing terlebih dahulu agar data raster yang akan dipakai sudah ada data informasi geografisnya/referensi spasial.
H. DAFTAR PUSKATA
DRS.DEDE SUGANDI, M. S. (2009). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. JURNAL UPI, 2.
Handayani, S. J. (2016). Visualisasi 3D Objek Menggunakan Teknik. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, D8.
indah. (2019). SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Ejournal.undip, 7.
nanda. (2019). Pendinderaan jauh, Citra satelit. eperints.undip, II-6.
1
Ratna, S. (2016). Pengolahan Citra Dasar Dan Contoh penerapan. Yogyakarta:
TEKNOSAIN.
Suharyadi. 2000. Transformasi Spektral Citra Dijital Landsat TM untuk Pemetaan Kepadatan Bangunan di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM