• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi lahan basah PPT KEL.1

N/A
N/A
Meliyana

Academic year: 2025

Membagikan "Inovasi lahan basah PPT KEL.1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI LAHAN BASAH

Disusun oleh:

KELOMPOK 1 Ahmad Riadi

(2320525310013)

Dea Sofia (2320525320022) Nirwani Putriana Gultom

(2320525320025)

Nor’ Aida Azizah (2320525320035)

Meliyana (2320525320037) Wetlan

d

(2)

AGENDA:

1. Pendahuluan

2. Tinjauan Pustaka 3. Metodologi

Penelitian 4. Penuutp

2

(3)

PENDAHULUAN

Lahan basah adalah salah satu istilah ekosistem yang dibentuk oleh dominasi air, dan karakteristik serta prosesnya dikendalikan oleh air.

Ini berarti bahwa tanah di lahan basah memiliki kadar air yang tinggi, bahkan tergenang air sepanjang waktu

Lahan basah di wilayah Kalimantan Selatan adalah salah satu aset alam yang sangat berharga. Lahan basah ini memiliki berbagai manfaat, seperti menyediakan sumber daya alam, berperan dalam konservasi

keanekaragaman hayati, dan mengatur aliran air yang penting bagi ekosistem dan manusia.

(4)

Karakteristik Lahan Basah:

Berikut ini adalah jenis-jenis lahan basah yang menjadi ekosistem burung air, yaitu, diantaranya:

Sawah Rawa

Danau

Hutan Mangrove

Sungai

TINJAUAN PUSTAKA

(5)

Peran Penting Lahan Basah

• Sumber dan Pemurni Air

• Pelindung Pantai

• Penyimpan Karbon Terbesar

• Penting untuk Pertanian dan Perikanan

• Mengurangi Dampak Bencana

• Keanekaragaman Hayati dan Keindahan Alam

Peran Dan Manfaat Lahan Basah Bagi Keberadaan Fauna

Keberadaan ekosistem lahan basah memiliki peran dan fungsi penting dalam proses keseimbangan alam khususnya di bumi. Fungsi ekologis serta fungsi-fungsi lainnya menunjukkan adanya hubungan ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya.

Menurut Pramudianto (2011), manfaat lahan basah dengan terbagi menjadi 4 hal berdasarkan fungsinya, yakni sebagai berikut :

1. Manfaat Lahan Basah dalam Segi Ekologis 2. Manfaat lahan basah dalam segi ekonomis 3. Manfaat lahan basah dalam segi pariwisata 4. Manfaat lahan basah dalam segi ilmiah

(6)

Macam-macam Bentuk Teknologi Lahan Basah

6

• Sensor Tanah

• Drone

• Sistem Irigasi Otomatis

• Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

• Pengolahan Limbah

• Sistem Informasi Geografis (SIG)

• Pendekatan Agroforestri

(7)

Teknologi Inovatif Dalam Pemanfaatan Lahan Basah

Teknologi drone untuk pemantauan dan pemetaan

Hal lain dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi Pesawat Tanpa Awak dalam Penanggulangan dan Pencegahan Kerusakan Lahan Basah juga bisa sebagai berikut:

• Pemantauan dan Pemetaan

• Pemantauan Cuaca dan Iklim

• Pendeteksian Dini Bencana Alam

• Penyelidikan Sumber Polusi

• Pengawasan Aktivitas Manusia

(8)

Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) dalam manajemen lahan basah

SIG merupakan sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).

Sistem Informasi Geografis adalah salah satu tools yang dapat memetakan dan melakukan inventarisasi sumberdaya pesisir dan kelautan dalam skala luas dan time series dengan biaya yang relatif murah dan mudah.

Mengingat pentingnya keberadaan dan peranan ekosistem hutan mangrove bagi daerah pesisir Kalimantan Selatan, maka penataan dan pengelolaan ekosistem mangrove yang sesuai dengan sifat dan karakteristiknya sangat perlu dilakukan. Dalam hal ini, salah satu upaya yang diperlukan adalah kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dalam mendukung pengelolaan konservasi lahan basah pesisir.

(9)

Pemanfaatan teknologi lahan basah buatan

Lahan basah buatan (human-made wetlands) adalah suatu ekosistem lahan basah yang terbentuk akibat intervensi manusia, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Lahan basah buatan yang pembentukannya disengaja, biasanya dibuat untuk memenuhi berbagai kepentingan tertentu;

misalnya untuk meningkatkan produksi lahan pertanian dan perikanan, pembangkit tenaga listrik, sumber air, atau untuk meningkatkan keindahan bentang alam bagi keperluan pariwisata.

Keberadaan lahan basah buatan dapat memberikan pengaruh yang baik dan dapat pula memberikan

pengaruh yang buruk bagi lingkungan sekitar. Pembangunan lahan basah buatan sebagai ekosistem

baru dapat mencegah kepunahan serta meningkatkan populasi suatu jenis flora atau fauna.

(10)

M E T O D E P E N E L IT IA N

Metode Teknologi Drone untuk Pemantauan dan Pemetaan

Pesawat tanpa awak atau drones memiliki potensi besar dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk pemantauan dan penanggulangan kerusakan lahan basah. Beberapa manfaatnya antara lain:

a. Pemantauan Rutin: Drones dapat melakukan pemantauan rutin dengan cepat dan efisien, memberikan data aktual tentang perubahan kondisi lahan basah.

b. Pemetaan: Drones dapat digunakan untuk pemetaan topografi dan distribusi vegetasi lahan basah, membantu dalam perencanaan dan pengelolaan konservasi.

c. Deteksi Dini: Mereka dapat mendeteksi dini aktivitas ilegal seperti penebangan liar atau perambahan lahan basah.

d. Analisis Data: Data yang dikumpulkan oleh drones dapat dianalisis untuk memahami perubahan jangka panjang dalam ekosistem lahan basah. (Khairil et al., 2024).

(11)

Metode Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Manajemen Lahan Basah

Untuk mengetahui faktor biofisik lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat kekritisan mangrove, perlu dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dapat diperoleh dari survey langsung di lapangan dan/atau dari data GIS (Geographic Information System) dan teknologi inderaja (penginderaan jauh, seperti citra satelit).

Parameter-parameter yang diamati dalam survei meliputi: data luas wilayah, tipe penutupan dan penggunaan lahan, komposisi mata pencaharian masyarakat, dan aktifitas-aktifitas masyarakat yang terkait dengan pemanfaatan hutan mangrove.

Metode Pemanfaatan Lahan Basah Buatan sebagai Pengolah Limbah Cair dan Penyedia

Air Non-Konsumsi

Sistim lahan basah buatan dibuat dengan menggunakan CWs tipe horizontal subsurface flow dengan dimensi 1.7m x 0.7m x 0.7m (panjang x lebar x tinggi). Bak reaktor CWs tersebut dibuat dari material galvanum. Media substrates terdiri dari material pasir dan kerikil dengan kedalaman media 50cm. Media kerikil dengan diameter 1-3cm diatur sepanjang 20 cm pada zona inlet dan outlet. Media pasir dengan diameter ≤ dari 0,5 cm dengan permeability 5.48 x 10-5 cm/detik mengisi zona pertumbuhan tanaman air sepanjang 130 cm.

Tanaman air yang digunakan adalah jenis Cyperus papyrus yang ditanam dengan interval 25 cm.

(12)

PENUTUP

Kesimpulan

1. Secara keseluruhan, teknologi inovasi untuk lahan basah dapat membawa banyak manfaat bagi pertanian berkelanjutan dan konservasi lingkungan, asalkan dikelola dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

2. Melalui inovasi-inovasi yang telah dilakukan, diharapkan lahan basah dapat tetap produktif dan lestari, dapat terus memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang besar bagi masyarakat dan generasi mendatang.

Saran

Pemanfaatan teknologi lahan basah

harus terus dikembangkan dan dilakukan demi terciptanya penyelarasan

pemanfaatan sumberdaya dan

lingkungan. Diharapkan melalui inovasi dan teknologi yang dikembangkan dalam pengelolaan lahan basah, dapat

memberikan keseimbangan antara

produktivitas pertanian dan konservasi lingkungan.

(13)

SEKIAN & TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

ujuan utama dari u!aya konser4asi lahan basah antara lain untuk  mengembalikan !roses biologis alami yang terjadi !ada lahan basah tersebut. 2ebera!a $ungsi dari

Sistem informasi geografis (SIG) dimanfaatkan untuk memasukkan, mengolah dan menghasilkan data bereferensi geografis dan geospasial yang kemudian dapat menampilkan

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan

Jadi SIG dapat diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi

maka keberadaan perangkat lunak software berbasis sistem informasi geografis yang dijadikan sebuah sistem untuk memasukkan, menyimpan, mengolah memanipulasi, menganalisis, dan

Dalam proses penyediaan system informasi misalnya sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data

Perlindungan dan Inovasi Pemanfaatan Lahan