LEGAL ISSUE DALAM E COMMERCE
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Ekonomi Digital”
Dosen Pengampu : Khotimah, M.E
DISUSUN OLEH : Muhammad Alfuad Febrian Novi Fatimah Azahroh (202348290110)
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM HASANUDIIN PARE-KEDIRI
2025
KATA PENGANTAR
Pertama tama Puji Syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala Rahmatnya dan kedua sholawat serta salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dijalan yang benar. Alhamdulillah makalah ini dapat selesai jauh sebelum waktunya. Tidak lupa kami menyampaikan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah “Ekonomi Digital dan E Commerce”.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya mahasiswa untuk kedepannnya membperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,Penulis yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari Pembaca demi Kesempurnaan Makalah ini.
Kediri,Minggu,10 Juni 2025
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1
B. RUMUSAN ... 2
C. TUJUAN ... 2
BAB II PEMBAHASAN A. Internet Fraud... 3
B. Domain testing... 4
C. Cybersquatting... 5
D. Taxation... 8
E. Copyright... 14
F. Aturan Hukum E Commerce di Indonesia... 19
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN... 20
B. SARAN... 21
DAFTAR PUSTAKA... 22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia perdagangan melalui platform elektronik atau yang dikenal dengan e-commerce.
E-commerce memungkinkan transaksi jual beli barang dan jasa dilakukan secara online tanpa batasan ruang dan waktu, sehingga memberikan kemudahan dan peluang bisnis yang besar bagi pelaku usaha dan konsumen di Indonesia.
Namun, pesatnya perkembangan e-commerce juga menimbulkan berbagai permasalahan hukum yang kompleks. Di antaranya adalah tindak kejahatan siber seperti internet fraud (penipuan online), domain testing, dan cybersquatting yang merugikan konsumen dan pelaku usaha. Selain itu, aspek perpajakan (taxation) dalam transaksi elektronik juga menjadi tantangan tersendiri karena sifat transaksi yang lintas batas dan sulit diawasi. Perlindungan hak kekayaan intelektual seperti hak cipta (copyright) juga menjadi isu penting untuk menjaga inovasi dan kreativitas di ranah digital. Di Indonesia, regulasi e-commerce telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, serta peraturan pelaksana lainnya.
Meskipun demikian, masih terdapat tantangan dalam implementasi hukum yang efektif, seperti mekanisme pembuktian kontrak elektronik yang lemah, kurangnya kepercayaan dan akuntabilitas, serta pemahaman masyarakat terhadap objek transaksi digital yang masih rendah. Oleh karena itu, kajian mengenai isu-isu hukum dalam e-commerce sangat penting untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang perlindungan hukum bagi pelaku usaha dan konsumen,
sekaligus mendorong terciptanya iklim bisnis digital yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Internet Fraud?
2. Apa yang dimaksud Domain testing?
3. Cybersquatting?
4. Taxation?
5. Copyright?
6. Aturan Hukum E Commerce di Indonesia?
C. TUJUAN
1. Dapat Mengetahui Apa yang dimaksud Internet Fraud 2. Dapat mengetahui Apa yang dimaksud Domain testing 3. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Cybersquatting 4. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Taxation 5. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Copyright
6. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Aturan Hukum E Commerce di Indonesia
BAB II PEMBAHASAN A. Internetfraud
Internet fraud adalah tindakan penipuan atau kecurangan yang dilakukan dengan memanfaatkan internet dan layanan daring untuk menipu atau mengambil keuntungan dari korban, biasanya dengan tujuan mencuri data pribadi, informasi keuangan, atau mendapatkan keuntungan finansial secara illegal.Penipuan internet melibatkan penggunaan layanan dan perangkat lunak daring dengan akses ke internet untuk menipu atau mengambil keuntungan dari korban. Istilah
"penipuan internet" secara umum mencakup aktivitas kejahatan dunia maya yang terjadi melalui internet atau email, termasuk kejahatan seperti pencurian identitas, phishing, dan aktivitas peretasan lainnya yang dirancang untuk menipu orang agar mengeluarkan uang.1
Penipuan internet yang menargetkan korban melalui layanan daring menghasilkan aktivitas penipuan bernilai jutaan dolar setiap tahun. Angka tersebut terus meningkat seiring meluasnya penggunaan internet dan semakin canggihnya teknik kejahatan dunia maya.
Penjahat dunia maya menggunakan berbagai sektor serangan dan strategi untuk melakukan penipuan internet. Ini termasuk perangkat lunak berbahaya, layanan email dan pesan instan untuk menyebarkanmalware, situs web palsu yang mencuri data pengguna, dan penipuanphishingyang rumit dan luas jangkauannya.
Penipuan internet dapat dibagi menjadi beberapa jenis serangan utama, termasuk:
1. Phishing dan spoofing: Penggunaan email dan layanan pesan daring untuk menipu korban agar membagikan data pribadi, kredensial login , dan rincian keuangan.
1https://www.fortinet.com/resources/cyberglossary/internet-fraud
2. Pelanggaran data : Mencuri data rahasia, terlindungi, atau sensitif dari lokasi aman dan memindahkannya ke lingkungan yang tidak tepercaya. Ini termasuk pencurian data dari pengguna dan organisasi.
3. Penolakan layanan (DoS) : Mengganggu akses lalu lintas ke layanan, sistem, atau jaringan daring untuk menimbulkan niat jahat.
4. Malware : Penggunaan perangkat lunak berbahaya untuk merusak atau menonaktifkan perangkat pengguna atau mencuri data pribadi dan sensitif.
5. Ransomware : Jenis malware yang mencegah pengguna mengakses data penting, lalu meminta pembayaran dengan janji akan memulihkan akses.
Ransomwarebiasanya disebarkan melalui seranganphishing.
6. Kompromi email bisnis (BEC) : Bentuk serangan canggih yang menargetkan bisnis yang sering melakukan pembayaran melalui transfer bank. Serangan ini membobol akun email yang sah melalui teknik rekayasa sosial untuk mengirimkan pembayaran yang tidak sah.
B. Domain testing
Pengujian keamanan aplikasi e-Commerce yang efisien dapat membantu bisnis Anda mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah terlebih dahulu, menyediakan layanan Anda dengan lancar, menghindari sejumlah risiko keuangan, dan mematuhi standar internasional untuk mengurangi ancaman dunia maya.
Bisnis e-commerce biasanya berbasis pada beragam aplikasi perangkat lunak, aplikasi seluler, dan sistem terpadu yang terpadu. Pengujian yang efisien dan otomatisasi pengujian untuk situs web e-commerce ini merupakan persyaratan penting bagi pengecer yang telah menerapkan solusi e-commerce khusus.
Sementara otomatisasi pengujian membantu mempercepat waktu pemasaran, kasus pengujian yang kuat membuat seluruh proses lebih efektif. Selain membantu mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dan mengambil tindakan yang tepat, manajemen pengujian juga membantu mengembangkan proses manajemen risiko yang kuat dan aplikasi yang efektif.
Alasan lain untuk pengujian situs webe-Commercemeliputi:
1. Memastikan semua halaman situs web diuji secara menyeluruh, dan transaksi e-Commercesepenuhnya aman dan tervalidasi.
2. Memastikan tidak ada kompromi pada faktor penting seperti respons seluler, keamanan data pelanggan, pengalaman pengguna, waktu pemuatan.
3. Menguji, memverifikasi, dan memvalidasi produk atau aplikasi mencegahnya dari penyusup dan peretas dunia maya.
4. Pengujiane-commercememastikan aplikasi bebas cacat dan mudah digunakan.
Bagi bisnis e-commerce mana pun, pengujian yang cepat dan efektif menghasilkan pengalaman pelanggan yang luar biasa yang menghasilkan bisnis yang menguntungkan. Masalah kualitas pada situs web eCommerce dapat dengan cepat membesar dan mengakibatkan pelanggan yang tidak puas, serta hilangnya peluang pemasaran dan penjualan.2
C. Cybersquatting
Cybersquatting mengacu pada tindakan mendaftarkan atau menggunakan nama domain untuk mendapatkan keuntungan dari merek dagang, nama perusahaan, atau nama pribadi seseorang. Dalam konteks definisi cybersquatting ini, domain squatting terjadi sebagai bentuk pemerasan atau sebagai upaya untuk mencuri bisnis dari pesaing. Namun, ada kemungkinan bahwa domain didaftarkan dengan itikad baik. Dalam kasus ini, itu bukan cybersquatting. Dengan kata lain, domain squatting tidak terjadi ketika nama bisnis yang sah didaftarkan tanpa niat jahat bahkan jika nama tersebut sudah digunakan.
1. Jenis-jenisCybersquatting a) Kesalahan ketik
Salah satu bentuk cybersquatting yang paling umum adalah typosquatting. Dalam kasus ini, cybersquatter membeli nama domain yang salah eja untuk merek terkenal dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk mengarahkan pengguna ke situs web palsu jika mereka salah mengetik nama domain.
2https://marutitech.com/guide-to-ecommerce-website-testing/
Typosquatting berfokus pada mengubah ejaan asli suatu domain dengan memperkenalkan atau menghapus angka, huruf, atau titik.Typosquattingjuga mencakup mengubah urutan huruf atau kata dalam suatu domain. Intinya, typosquattingmengacu pada memanfaatkan potensi kesalahan ketik.
Misalnya, hal berikut dapat dianggap sebagaityposquatting:
Yajoo.com Google.com Fxnews.com
ABCnews.com (Situs web resmi ABC) b) Pencurian identitas
Cybersquatting juga dapat digunakan untuk pencurian identitas karena seseorang dapat mengambil identitas perusahaan dan menggunakannya untuk membuat Uniform Resource Locator (URL) yang serupa. Jika pengguna membuka situs web perusahaan tersebut, mereka mungkin akan berakhir di situs palsu. Pada saat itu, cybersquatter telah mencuri identitas digital targetnya.
Misalnya, anggaplah perusahaan Anda baru saja mengumumkan usaha patungan dengan organisasi lain dan Anda belum membeli URL. Nama perusahaan Anda adalah Sky Computing, dan perusahaan yang Anda ajak bekerja sama adalah Reach Digital. Anda mengirimkan siaran pers, yang menyatakan bahwa nama usaha patungan tersebut adalah Sky Reach.
Seorangcybersquatteryang ingin memanfaatkan "peluang" ini kemudian dapat masuk ke internet dan mendaftarkan "skyreach.com." Saat Anda mendaftarkan URL yang Anda inginkan, Anda akan melihat bahwa URL tersebut telah diambil. Ini ilegal, dan melalui proses hukum, Anda dapat mentransfer domain "skyreach.com" ke perusahaan Anda, perusahaan mitra, atau usaha patungan.
c) Pencurian nama
Di Amerika Serikat, nama pribadi dapat dijadikan merek dagang. Hal ini biasanya hanya terjadi jika nama tersebut telah memiliki arti sekunder di pasar
(seperti Prince atau Shakira). ACPA mungkin tidak selalu berlaku untuk pemalsuan nama karena seseorang mungkin memiliki nama yang sama dengan seorang selebritas, sehingga sangat sulit untuk membuktikan bahwa pendaftaran domain dilakukan dengan itikad buruk.
Perampokan nama juga dapat terjadi di media sosial. Bahkan tanpa nama domain terdaftar, membuat profil yang mewakili selebritas atau orang terkenal dapat dianggap sebagai cybersquatting. Mengingat banyaknya situs penggemar yang kini daring, ini merupakan area abu-abu. Namun, jika situs web tersebut mulai menjual barang yang melanggar merek dagang korban atau tanpa lisensi yang tepat, hal itu dapat membantu membangun kasus cybersquatting.
d) Cybersquattingterbalik
Pembajakan nama domain terbalik (RDNH), yang juga dikenal sebagai cybersquatting terbalik, adalah teknik yang, dalam beberapa hal, merupakan kebalikan dari cybersquatting. Sementara membeli nama domain yang mengandung merek dagang dengan tujuan menghasilkan uang dari merek dagang tersebut adalah cybersquatting, pembajakan domain terbalik sedikit berbeda. Hal ini terjadi ketika seseorang atau bisnis membuat klaim palsu bahwa dia memiliki merek dagang dan kemudian mengambil langkah- langkah yang tidak dapat dibenarkan untuk mengambil nama domain Anda yang sah.
Misalnya, anggaplah Anda mendaftarkan URL IndustrialChemicals.com.
Seseorang dapat memulai bisnis, menamakannya Industrial Chemicals, lalu mengklaim bahwa Anda melakukan cybersquatting dengan menggunakan nama bisnis mereka. Kenyataannya, mereka mencoba menggunakan ACPA untuk memungkinkancybersquattingmereka sendiri.
2. DampakCybersquattingpada Bisnis
dapat mengakibatkan pelanggan perusahaan yang sah menjadi korban penipuan, pencurian data, atau bentuk kerugian lainnya. Hal ini menempatkan
bisnis pada risiko tanggung jawab atau paling tidak, kehilangan kepercayaan publik dan investor.
Karena cybersquattermeniru URL suatu perusahaan, mereka dapat membuat situs yang mirip untuk berinteraksi dengan audiens target perusahaan bahkan tanpa harus meretas Sistem Nama Domain (DNS) untuk membajak situs tersebut.
Dan yang mungkin lebih mengkhawatirkan adalah potensi karyawan untuk mengeklik tautan yang terdapat dalam email yang tampaknya berasal dari dalam perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan karyawan tersebut membuka sistem perusahaan terhadap virus atau penyusupan oleh pelaku kejahatan.
c. Cara MencegahCybersquatting
Berikut adalah beberapa cara terbaik untuk mencegah cybersquatter mengambil keuntungan dari organisasi Anda:
1) Daftarkan nama bisnis Anda sekarang juga.
2) Saat membeli nama domain, pilih juga domain tingkat atas umum lainnya,seperti .net, .biz, atau .org.
3) Pahami ACPA dan cara menggunakannya untuk melindungi domain Anda.
4) Hubungi cybersquatter dan tanyakan apakah mereka bersedia menjual domain tersebut kepada Anda dengan harga yang bagus.3
D. PAJAK/Taxation
pajak adalah kontribusi wajib pada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan dengan sifat memaksa sesuai dengan undang-undang yang berlaku.4Pengertian dari pajak yang lebih sederhana adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara.
Fungsi dari pajak adalah untuk membiayai berbagai macam pengeluaran. Manfaat dari pajak dapat digunakan untuk melakukan pembangunan hingga membayar gaji para pegawai negeri. Pembayar pajak tidak akan mendapatkan imbalan secara
3https://www.fortinet.com/resources/cyberglossary/cybersquatting#:~:text=Cybersquatting refers to the act,steal business from a rival.
4laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
langsung, di mana uang yang telah dikumpulkan dari pajak akan digunakan untuk keperluan negara serta kemakmuran para rakyatnya.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan serta peran dan wajib pajak untuk secara langsung serta bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang digunakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Sesuai dengan falsafah undang-undang definisi pajak, membayar pajak merupakan sebuah kewajiban, akan tetapi juga hak bagi setiap warga negara untuk ikut serta dalam bentuk peran dan terhadap pembiayaan negara maupun pembangunan nasional. Hal tersebut, sesuai dengan sistem self assessment yang dianut pada sistem perpajakan di Indonesia. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembinaan maupun pengawasan, pelayanan serta penyuluhan.
Dari penjelasan mengenai definisi pajak, maka dapat disimpulkan bahwa pajak adalah bentuk kontribusi yang harus dilaksanakan wajib pajak, seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum serta Tata Cara Perpajakan (KUP).
Unsur-Unsur Perpajakan yang Berlaku di Indonesia 1. Subjek Pajak
Unsur pertama dalam perpajakan adalah subjek pajak. Di dalam subjek pajak, ada orang-orang serta lembaga yang tinggal dalam satu negara yang membuat pajak sebagai suatu kewajiban untuk warga negaranya.
Disebut sebagai unsur pertama, dikarenakan tanpa adanya subjek pajak, maka tidak mungkin ada pajak yang harus dibayarkan oleh warga. Dikarenakan yang akan membayar saja tidak ada.
Kelazimannya memang demikian. Bahkan, yang dikenakan beban oleh pajak merupakan orang maupun lembaga dan bukannya benda atau jasa. Karena alasan inilah, subjek pajak harus ada pada sistem perpajakan suatu negara.
Barulah setelah itu, kebijakan dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya subjek pajak, maka jangan berharap pemungutan pajak dapat dilaksanakan. Oleh
sebab itu, wajar apabila setiap regulasi tentang perpajakan pasti ada subjek pajak di dalamnya.
2. Wajib Pajak
Unsur perpajakan kedua adalah wajib pajak. Wajib pajak ini juga termasuk orang maupun lembaga yang telah dinyatakan layak untuk membayar pajak. Maka artinya, pajak menjadi beban bagi dirinya dan harus dibayarkan. Apabila pajak tersebut tidak dibayarkan, maka mereka akan mendapatkan denda serta sanksi- sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Wajib pajak hanya berupa manusia dan lembaga saja. Sementara itu, produk maupun jasa merupakan unsur perpajakan yang lainnya. Maka artinya, produk serta jasa bukanlah wajib pajak.
Dikarenakan yang terbebani untuk membayar pajak merupakan orang maupun kantor yang menjadi wadah dari produk maupun layanan tersebut. Oleh karena itu, jangan sampai Grameds salah membedakan mana yang menjadi wajib pajak serta mana yang bukan wajib pajak.
Pada umumnya, orang yang dikenakan dengan wajib pajak, telah disesuaikan dengan usianya. Apabila masih di bawah umur, maka wajib pajak masih dipegang oleh kedua orang tuanya. Sementara itu, untuk komunitas maupun lembaga, wajib pajak disematkan ketika awal usaha tersebut didirikan.
Perbedaannya hanya ada pada nominal atau besaran pajaknya saja. Hal ini karena besaran pajak telah disesuaikan dengan besar usaha maupun pendapatan yang didapatkan setiap bulannya atau setiap tahun.
3. Objek Pajak
Apabila wajib pajak adalah seseorang atau individu dan lembaga yang harus membayar pajak, sedangkan objek pajak adalah produk, benda maupun layanan yang perlu dibayarkan pajaknya.
Apabila Grameds memiliki bangunan serta tanah, maka dari bangunan maupun tanah tersebut, Grameds harus membayarkan sejumlah pajak pada pemerintah. Nama dari pajak ini adalah Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB.
Bangunan tersebutlah yang kemudian disebut sebagai objek pajak.
Jika Grameds memiliki layanan usaha seperti catering dan penghasilan dari bisnis tersebut mencapai Rp 10 juta per harinya, maka beberapa persen dari penghasilan Grameds harus diambil untuk membayarkan pajak.
Pajak di atas dimaksud sebagai pajak penghasilan. Layanan maupun usaha Grameds yang disebut sebagai objek pajak.
4. Tarif Pajak
Unsur perpajakan terakhir yang berlaku di Indonesia adalah tarif pajak. Tarif pajak adalah nominal pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak, atas produk- produk maupun layanan yang terbebani pajak atau objek pajak.
1. Jenis Pajak Sesuai dengan Sifat
Apabila dikelompokan sesuai dengan sifatnya, maka pajak dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pajak tidak langsung serta pajak langsung.
Berikut penjelasannya:
a. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung adalah pajak yang hanya diberikan pada wajib pajak jika melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Jadi, pajak tersebut tidak langsung dipungut berkala, tetapi hanya dipungut jika peristiwa atau perbuatan tersebut terjadi. Contohnya pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM.
b. Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung adalah pajak yang dipungut secara berkala pada wajib pajak sesuai dengan surat ketetapan pajak yang dibuat oleh kantor pajak.
Dalam surat tersebut, ada jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak.
Pajak langsung harus ditanggung oleh seseorang yang terkena wajib pajak serta tidak dapat dialihkan pada pihak lain. Contohnya adalah Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.
2. Jenis Pajak Sesuai dengan Instansi Pemungut
Berdasarkan pada instansi pemungutnya, pajak dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu pajak daerah serta pajak negara. Berikut penjelasannya:
a. Pajak Daerah (Lokal)
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah serta terbatas hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut oleh Pemda Tingkat II atau Pemda Tingkat I. Contohnya seperti pajak restoran, pajak hiburan, pajak hotel, pajak kendaraan bermotor, BPHTB, PBB (perdesaan dan perkotaan).
b. Pajak Negara (Pusat)
Pajak negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui instansi terkait, yaitu DJP. contohnya seperti PPN, Pajak Penghasilan (PPh), PPnBM, bea materai, PBB (perkebunan, perhutanan dan pertambangan).
3. Jenis Pajak Sesuai dengan Objek dan Subjeknya
Berdasarkan pada objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi dua jenis yaitu pajak objektif dan pajak subjektif. Berikut penjelasannya.
a. Pajak Objektif
Pajak objektif merupakan pajak yang pengambilannya sesuai dengan objeknya. Contohnya seperti pajak kendaraan bermotor, pajak impor, bea materai dan lainnya.
b. Pajak Subjektif
Pajak subjektif merupakan pajak yang pengambilannya sesuai dengan subjeknya. Contohnya seperti pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
5. Fungsi Pajak
Pajak memiliki fungsi yang cukup berperan dalam kehidupan bernegara, khususnya pembangunan. Secara umum, pajak memiliki empat fungsi. Berikut penjelasannya.5
a. Fungsi Anggaran
Pajak adalah sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan dana ke kas negara guna membiayai pembangunan nasional maupun pengeluaran negara yang lain. Dengan begitu, fungsi pajak adalah
5https://www.gramedia.com/literasi/unsur-unsur-perpajakan/
sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan untuk menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
b. Fungsi Mengatur
Pajak menjadi alat untuk melaksanakan serta mengatur kebijakan negara dalam lapangan ekonomi maupun sosial. Fungsi pajak mengatur antara lain, berikut:
1) Pajak digunakan untuk menghambat laju inflasi.
2) Pajak digunakan sebagai alat untuk dapat mendorong kegiatan ekspor seperti pajak ekspor barang.
3) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan pada barang-barang produksi dari dalam negeri, contohnya seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
4) Pajak dapat mengatur serta menarik investasi modal, sehingga dapat membantu perekonomian menjadi semakin produktif.
c. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)
Pajak berfungsi untuk dapat menyesuaikan serta menyeimbangkan antara pembagian pendapatan dengan kebahagiaan maupun kesejahteraan masyarakatnya.
d. Fungsi Stabilisasi
Fungsi keempat dari pajak adalah pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi maupun keadaan perekonomian, contohnya untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat menetapkan jumlah pajak yang tinggi, sehingga jumlah uang yang beredar pun dapat dikurangi. Sementara itu, untuk mengatasi kelesuan ekonomi atau deflasi, pemerintah dapat menurunkan jumlah pajak, sehingga jumlah uang yang beredar pun dapat ditambah dan deflasi pun dapat teratasi.
Keempat fungsi pajak tersebut adalah fungsi umum. Di Indonesia, pemerintah cenderung lebih menitikberatkan pada dua fungsi yaitu pajak sebagai pengatur serta pajak sebagai anggaran.
E. HAK CIPTA/Copyright
Aturan mengenai Copyright atau hak cipta di Indonesia diatur dalam Undang- Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC). Menurut uu ini, hak cipta merupakan hak eksklusif (khusus) milik pencipta suatu karya intelektual untuk menggunakan, mengumumkan, sekaligus memperbanyak ciptaannya. Selain itu, pencipta atau pemegang hak bisa memberikan izin untuk menggunakan karyanya kepada siapa saja, baik individu, organisasi, maupun usaha tertentu. Seperti yang dijelaskan dalam bukuUndang-undang Hak Cipta, Paten, Merekyang disusun oleh Tim Bip. Hak milik intelektual perlu diberikan perlindungan hukum karena di dalamnya terdapat moral right yang mencerminkan kepribadian si pencipta dan commercial right atau faktor ekonomi. faktor kedua inilah yang menginisiasi terciptanya aturan untuk melindungi karya cipta intelektual.
Dengan adanya copyright, maka penyebaran dan penggunaan karya seseorang bisa diatur dengan baik. Dengan kata lain, saat kamu membuat karya, kamu diberikan kebebasan untuk mengatur penggunaannya secara umum. Mulai dari siapa yang boleh memakainya, menyalin, mempublikasikan, hingga menjual karya tersebut berdasarkan kesepakatan.
Singkatnya, copyright melindungi karya yang kamu ciptakan dari penjiplakan dan juga penyalahgunaan oleh orang lain. Jika ada orang yang ingin menggunakan karya tersebut, kamu akan memperoleh bayaran sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal yang Dilindungi oleh Copyright
secara umum, copyright hanya diberikan kepada karya-karya yang bentuknya nyata, bisa dilihat, didengar, atau dirasakan langsung. Jadi, kalau karyanya masih berbentuk ide atau gagasan,copyrighttidak bisa melindunginya.
Berdasarkan Pasal 40 Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia, karya-karya yang diberikan copyright adalah karya intelektual yang ada di dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan juga seni. Hal ini mencakup:6
6https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-copyright,taboola
1. Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, serta semua hasil karya tulis lainnya
2. Pidato, ceramah, kuliah, dan juga ciptaan lain yang sejenis
3. Alat peraga yang diciptakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan/atau pendidikan.
4. Lagu dan/atau musik dengan/atau tanpa teks
5. Drama, tari, drama musikal, pewayangan, koreografi, serta pantomim
6. Segala bentuk seni rupa, mulai dari gambar, lukisan, ukiran, seni pahat, kolase, patung, hingga kaligrafi.
7. Karya seni terapan 8. Karya arsitektur 9. Peta
10. Karya seni batik atau seni motif lainnya 11. Karya fotografi
12. Potret
13. Karya sinematografi
14. Tafsir, terjemahan, saduran, basis data, bunga rampai, aransemen, adaptasi, modifikasi, karya lain dari hasil transformasi, serta modifikasi ekspresi budaya tradisional
15. Kompilasi ciptaan atau data dalam format yang dibaca oleh program komputer maupun media lainnya
16. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli
17. Permainan video 18. Program komputer.
1. Jenis-jenisCopyright a. Full Copyright
Full copyrightmerupakan aturan yang mengatur perlindungan sebuah karya secara penuh. Artinya, tidak ada satu orang pun yang bisa memanfaatkan karya yang sudah dilindungi dalam bentuk apapun. Kecuali jika penciptanya sudah
memberikan izin untuk memperbanyak, memakai, mempublikasikan atau menjual karyanya.
b. Creative Common
Jenis copyright yang kedua adalah Creative Common yang memberikan izin kepada orang lain untuk menyalin karya seseorang dengan mencantumkan identitas penciptanya (nama), tautan ke sumber karya dan lisensi CC-nya.
c. Public Domain
Public domain adalah jenis copyright yang sudah berlalu masa aktifnya alias kadaluarsa. Ini berarti karya tersebut bisa dimanfaatkan secara bebas oleh siapa saja tanpa mendapatkan izin maupun mencantumkan identitas penciptanya.
Selain tiga di atas, World Intellectual Property Organization (WIPO) berdasarkan perjanjian yang dilakukan pada tahun 1996, membagi copyright menjadi beberapa jenis lainnya, yaitu:
1. Hak Distribusi
Hak distribusi merupakancopyrightyang memberikan izin penggandaan serta penyebaran karya kepada masyarakat luas. Hak ini umumnya diperoleh melalui kesepakatan antara pemilik karya dengan distributor.
Sebab, ketika sebuah karya diciptakan, hak distribusinya secara otomatis jatuh ke tangan pemilik atau penciptanya. Nah, hak ini bisa dijual kepada distributor jika pemilik karya menginginkannya.
Biasanya, penjualan hak distribusi dibatasi oleh jangka waktu tertentu yang telah disepakati melalui sebuah kontrak. Setelah hak distribusi didapatkan oleh distributor, maka pihak distributor memiliki hak untuk mendistribusikan, menggandakan, dan menjual karya tersebut selama tidak melebihi batas jangka waktu yang sudah disetujui sebelumnya. Pemilik karya akan memegang hak distribusi kembali setelah jangka waktu dalam kontrak habis.
2. Hak Penyewaan
Hak penyewaan merupakan copyright yang mengatur penyewaan komersial kepada masyarakat umum dari karya asli serta salinannya. Biasanya hak ini digunakan pada jenis karya:
a) Program komputer, kecuali program komputer yang statusnya bukan objek penting dari penyewaan
b) Sinematografi. Untuk jenis karya sinematografi, hak penyewaan hanya berlaku ketika penyewa komersial telah menyalin karya secara luas dan merusak hak eksklusif reproduksi.
c) Karya suara seperti lagu dan musik.
Perlu kamu ingat, hak penyewaan berbeda dengan hak distribusi sebab hak ini hanya mengizinkan kamu untuk menggunakan tiga jenis karya di atas, bukan menggandakan atau menyebarluaskannya.
3. Lisensi Atribusi
Lisensi atribusi merupakan pengakuan atau kredit kepada pemilik asli atau pemegang hak cipta suatu karya. Jenis lisensi ini biasanya ditandai dengan simbol © lalu tahun serta nama pemilik atau pemegang hak ciptanya.
Misalnya ©2022 Gramedia.com
Siapa saja yang memiliki karya sendiri bisa mendaftarkan lisensi atribusi secara resmi. Adapun tujuannya untuk mencegah karyamu diklaim oleh orang lain dan juga membuat pemegang hak cipta mempertahankan manfaat yang didapatkan dari karya tersebut. Lisensi Berbagi Hak Cipta (Share-Alike)
Awalnya, lisensi berbagi hak cipta dipakai oleh proyekCreative Common.
Share-alike memberikan lisensi kepada seseorang untuk menyalin atau mengadaptasi dari sebuah karya yang dirilis dengan lisensi yang sama dengan aslinya.
Selain itu, istilah share-alike juga dipakai oleh Copyleft yang memberikan lisensi untuk menggandakan, mengadaptasi, serta mendistribusikan sebuah karya.
4. Lisensi Non Derivatif
Lisensi non derivatif adalah jenis copyrightyang mengizinkan seseorang untuk menyalin serta mendistribusikan sebuah karya dengan catatan tidak mengubah maupun membuat karya turunannya.
Lisensi non derivatif berfungsi untuk memastikan bahwa konten yang disalin tetap sama dengan karya aslinya, bahkan jika konten tersebut sudah disalin berulang-ulang. Di samping itu, lisensi ini mewajibkan kamu untuk mencantumkan kredit kepada pemilik asli karya yang kamu salin.
5. Lisensi Non Komersial
Lisensi non komersial merupakan jenis copyright yang memberikan kebebasan kepada pemegang hak cipta untuk memberikan izin penggunaan karyanya kepada masyarakat luas. Selama penggunaan tersebut hanya untuk kepentingan pribadi atau kegiatan yang sifatnya non komersial.
2. Hak yang Diperoleh dari Copyright
Dari penjelasan tentang jenis-jenis copyright sebelumnya, inti dari penggunaan copyright pada sebuah karya adalah untuk melindungi pencipta dan karyanya dari penyalahgunaan serta penyelewengan yang bisa terjadi kapan saja.
Dengan copyright pencipta atau pemilik karya, maka bisa memantau serta mengatur proses penciptaan dan penggunaan karyamu sehingga bisa terus digunakan. Selain itu, kamu juga jadi terlindung dari kerugian material maupun non material.
Mengingat manfaatnya yang penting ini, banyak negara di dunia termasuk Indonesia membuat aturan khusus untuk copyright. Jadi, tidak ada yang bisa menganggap enteng perkara ini.
Bagi pemilik karya, copyrightbisa menolong saat karyanya digunakan secara ilegal. Pemilik bisa punya hak untuk membawa perkara ini ke meja hijau dan menuntut ganti rugi kepada pelakunya.
Di Indonesia, urusan tentang copyright diatur dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2018. Dalam Pasal 58 UU tersebut, disebutkan bahwa ada beberapa hak di dalam perlindungan sebuah karya. Hak tersebut didasarkan pada dua hak eksklusif, yaitu:
Hak Moral
Ini adalah perlindungan karya yang selalu dimiliki oleh penciptanya. Jadi kalau kamu membeli sebuah karya, lalu memodifikasinya maka nama penciptanya harus tetap dicantumkan.
Untuk memahami perlindungan hak moral yang akan kamu dapatkan, buku bisa membaca buku The Art of Copyright yang ditulis oleh Helitha Novianty Muchtar. Buku ini berisi membahas tentang potensi-potensi kekayaan yang ada dalam diri pencipta karya dan panduan untuk menghargai karya dan kreativitas pihak lain.
F. Aturan Hukum E Commerce di Indonesia
Pengaturan awal tentang e-commerce di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 yang telah dirubah dalam UndangUndang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang merupakan cyber law pertama yang dimiliki Indonesia. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bertujuan mengatur hukum diranah internet, baik yang berkaitan dengan aspek pidana, aspek perdata, aspek administrasi negara, dan beberapa aspek lainnya yang berkenaan dengan perbuatan hukum diranah cyber. Perdagangan melalui sistem elektronik masuk ke dalam aspek perdata.
Pengaturan hukum e-commerce yang berkaitan dengan konsumen juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Pengaturan e-commerce dalam undang-undang ini ditujukan agar dapat memberikan kepastian dan kesepahaman mengenai apa yang dimaksud dengan e-commerce dan memberikan perlindungan, kepastian kepada pelaku usaha elektronik, penyelenggaraan e-commerce, dan konsumen dalam melakukan kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik Pengaturan tentang e-commerce pada kedua Undang-Undang tersebut masih secara parsial atau hanya sebagian dari kegiatan e- commerce di Indonesia.
Pengaturan e-commerce di Indonesia secara spesifik baru-baru ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik. Peraturan pemerintah ini dikeluarkan untuk melaksanakan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan bahwa: Lingkup pengaturan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik meliputi:
1. Pihak yang melakukan PMSE;
2. Persyaratan dalam PMSE;
3. Penyelenggaraan PMSE;
4. Kewajiban Pelaku Usaha;
5. Bukti transaksi PMSE;
6. Iklan Elektronik;
7. Penawaran Secara Elektronik, Penerimaan Secara Elektronik, dan Konfirmasi Elektronik;
8. Kontrak Elektronik;
9. Perlindungan terhadap data pribadi;
10. Pembayaran dalam PMSE;
11. Pengiriman Barang dan Jasa dalam PMSE;
12. Penukaran Barang atau Jasa dan pembatalan pembelian dalam PMSE;
13. Penyelesaian sengketa dalam PMSE; dan 14. Pembinaan dan pengawasan.7
7 Mieke Komar Kantaatmadja, Cyberlaw: Suatu Pengantar, Elips, Bandung, 2001,
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
1. Penipuan internet adalah tindakan kejahatan siber yang memanfaatkan layanan daring untuk mencuri data pribadi, informasi keuangan, atau keuntungan ilegal lainnya. Kejahatan ini mencakup berbagai metode seperti phishing, malware, ransomware, dan kompromi email bisnis (BEC).
2. Pengujian keamanan aplikasi e-Commerce sangat penting untuk memastikan kelancaran layanan, menghindari risiko finansial, dan mematuhi standar keamanan internasional.
3. Cybersquatting adalah praktik mendaftarkan atau menggunakan nama domain dengan maksud mengambil keuntungan dari merek dagang, nama perusahaan, atau identitas pribadi seseorang. Tindakan ini sering kali dilakukan sebagai bentuk pemerasan atau persaingan tidak sehat, tetapi jika suatu domain didaftarkan tanpa niat jahat, maka itu bukanlah cybersquatting.
4. pajak adalah kontribusi wajib pada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan dengan sifat memaksa sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
5. Menurut uu, hak cipta merupakan hak eksklusif (khusus) milik pencipta suatu karya intelektual untuk menggunakan, mengumumkan, sekaligus memperbanyak ciptaannya.
6. Pengaturan e-commerce di Indonesia pertama kali diatur dalam UU ITE untuk mengatur transaksi elektronik dalam aspek pidana, perdata, dan administrasi. Perlindungan konsumen dalam e-commerce juga diatur dalam UU Perlindungan Konsumen. Kemudian, PP No. 80 Tahun 2019 memberikan regulasi lebih rinci terkait perdagangan elektronik, mencakup aspek seperti persyaratan transaksi, perlindungan data pribadi, iklan, pembayaran, hingga penyelesaian sengketa. Regulasi ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha dan konsumen serta meningkatkan keamanan dalam transaksi digital.
B. SARAN
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Mieke Komar Kantaatmadja, Cyberlaw: Suatu Pengantar, Elips, Bandung, 2001, laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
https://www.fortinet.com/resources/cyberglossary/cybersquatting#:~:text=Cybersquat ting refers to the act,steal business from a rival.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-copyright,taboola https://www.fortinet.com/resources/cyberglossary/internet-fraud https://marutitech.com/guide-to-ecommerce-website-testing/
https://www.gramedia.com/literasi/unsur-unsur-perpajakan/