• Tidak ada hasil yang ditemukan

Izin Gadai dalam Hadis

N/A
N/A
NIMAS AYU NURANI -

Academic year: 2024

Membagikan "Izin Gadai dalam Hadis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI

HADIS EKONOMI

KELOMPOK 10

Dimas Nur Febriansyah 2017301165 Rihhadatul Aisy 2017301172

Sinta Jayanti 2017301185

Nimas Ayu Nurani 2017301192

(2)

A . Hadist Riwayat Anas tentang Gadai Nabi terhadap seorang Yahudi

ِهِلْهل ِل اًرْيِعلس ُهْنِم لذ لخلألف ِةلنيِدلمْلاِب ّيِدُهلي لدْنِع ُهلل اًع ْرِد ص ااا ُلوُسلر لنلهلر

Artinya: “Rasulullah Saw menggadaikan perisai beliau kepada seorang Yahudi di Madinah untuk mendapatkan gandum yang beliau gunakan untuk memberi nafkah isteri beliau.”

Riwayat Anas Ibnu Malik diatas jelas menunjukkan bahwa Nabi Saw melakukan muamalah ar-Rahn di Madinah dan beliau tidak dalam kondisi perjalanan, melainkan sedang mukim.

(3)

Dari ayat dan hadits tersebut jelaslah bahwa gadai (rahn) hukumnya dibolehkan, baik bagi orang yang sedang dalam perjalanan maupun

orang yang tinggal di rumah. Seperti yang telah disebutkan dalam Q.S Al Baqarah ayat 283.

Pada dasarnya para ulama telah bersepakat bahwa gadai itu boleh.

Para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehannya demikian pula landasan hukumnya. Jumhur ulama berpendapat bahwa gadai

disyari'atkan pada waktu tidak bepergian maupun pada waktu bepergian.

Pendapat Ulama Para ulama fiqh mengemukakan bahwa akad ar-Rahn dibolehkan dalam syariat Islam dengan berdasarkan pada ketentuan al- Qur'an dan sunnah Rasul.

(4)

B. Hadist Riwayat Abu Hurairah tentang gadai atas hewan dan kewajiban memberikan biaya perawatan

َناَك اَذإإ إهإتَقْفَنإب ُبَك ْرُي رهظلا َمّلَس َو إهْيَلَع ا ىلص ّرّدلا نيلو إا ُلوُس َر َلاَق :َلاَق ُهْنَع ا ىض َر َةَرىَرُه يبأ نَع َو یراخبل هاور) .ُهَقَفّنلا َرْشَي َو ُبَك ْرَي يإذّلا ىَلَع َو اَنوُه ْرَم َناَك اذإإ إهإتَقَفَنإب ُبَرْشُي اًنوُه ْرَم Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah saw.

bersabda, "punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dan susu hewan yang digadaikan boleh diminum. Bagi orang yang memelihara ternak dan memberi makan maka wajib membayar." (HR Bukhari)

(5)

Para Ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan barang gadai menjadi tanggungan penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan para Ulama Hanafiyah berpendapat lain yaitu biaya yang diperlukan untuk memelihara dan menyimpan keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam kedudukannya sebagai orang yang menerima amanat. Sedangkan untuk mengganti biaya tersebut nantinya, apabila murtahin mendapat izin dari rahin maka murtahin dapat memungut hasil marhun sesuai dan senilai dengan yang telah ia keluarkan. Tetapi apabila rahin tidak mengizinkannya maka biaya pemeliharaan menjadi hutang rahin kepadamurtahin. Dengan tetapnya hak menahan marhun di tangan murtahin , menurut ulama Hanafiyah maka murtahin berkewajiban memelihara marhun sebagaimana ia memelihara hartanya sendiri.

(6)

C. Hadist Riwayat Abi Hurairah tentang hak dan kewajiban dalam gadai Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah SAW

bersabda:

( ُهُم ْرُغ إهْيَلَع َو ُهُمَلُع ُهَل ُهَنْه َر يإذّلا إهإبإحاَص ْنإم ُنُهّرلا ُقَلْغَي َل ) :َمّلَس َو إهْيَلَع ُ ااا ىّلَص إ ااا ُلوُسَر َلاَق إه إرْيَغ َو َد ُواَد يإبَأ َدْنإع َظوُف ْحَمْلَا ّنَأ ّلإإ ،ٌتاَقإث ُهلاَج إر َو إمإكاَحلا َو ّيإنْطُقَراّدلا ُها َوَر

Artinya :"Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barang gadaian tidak

menutup pemilik yang menggadaikannya, keuntungan untuknya dan kerugiannya menjadi tanggungannya."(HR. Daruquthni dan Hakim

dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Namum yang terpelihara bagi Abu Dawud dan lainnya hadits itu mursal)

(7)

Hak dan kewajiban penerima gadai

Hak Penerima Gadai

1) Penerima gadai berhak menjual marhun, apabila rahin tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hasil penjualan harta benda gadai (marhun) dapat digunakan untuk melunasi pinjaman (marhunbih) dan sisanya dikembalikan kepada rahin.

2) Penerima gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk menjaga keselamatan harta benda gadai (marhun).

3) Selama pinjaman belum dilunasi maka pihak pemegang gadai berhak untuk menahan harta benda gadai yang diserahkan oleh pemberi gadai (rahin)

(8)

Kewajiban Penerima Gadai

1) Penerima gadai berkewajiban bertanggung jawab atas hilangnya atau merosotnya harga benda gadai bila hal itu disebabkan oleh kelalaiannya.

2) Penerima gadai tidak boleh menggunakan barang gadai untuk kepentingan sendiri.

3) Penerima gadai berkewajiban memberitahukan kepada pemberi gadai sebelum diadakan pelelangan harta benda gadai

(9)

Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai (Rahin)

Hak pemberi gadai

1) Pemberi gadai (rahin) berhak mendapatkan pengembalian harta benda yang digadaikan sesuadah ia melunasi pinjaman utangnya.

2) Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi atau kerusakan dan/atau hilangnya harta benda yang digadaikan, bila hal itu disebabkan oleh kelalaian penerima gadai.

3) Pemberi gadai berhak meminta kembali harta benda gadai bila penerima sisa dari penjualan marhun setelah dikurangi biaya pelunasan marhunbih dan biaya lainnya.

4) Pemberi gadai berhak meminta kembali marhun apabila murtahin telah jelas menyalah gunakan marhun.

(10)

Kewajiban pemberi gadai

1) Pemberi gadai berkewajiban untuk melunasi marhunbih yang telah diterimanya dari murtahin dalam tenggang waktu yang telah ditentukan, termasuk biaya lain yang telah ditentukan murtahin.

2) Pemberi gadai berkewajiban merelakan penjulan atas marhunmiliknya, apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan rahin tidak dapat melunasi marhunbih kepada murtahin.

(11)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian para Kritikus Hadis : Abu Hurairah adalah seorang sahabat Rasul saw, tentang hal sahabat, jumhur ulama Hadis berpendapat bahwa seluruh sahabat Nabi saw

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa di masyarakat Madinah terjadi suatu tradisi khitan perempuan. Nabi Muhammad saw. memberikan wejangan agar kalau mengkhitan

Seperti dikemukakan di atas, hadis, dalam arti ucapan-ucapan yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw., pada umumnya diterima berdasarkan riwayat dengan makna, dalam arti teks

Jadi, kodifikasi hadis adalah penulisan, peng- himpunan, dan pembukuan hadis Nabi Mu- hammad SAW yang dilakukan atas perintah resmi dari khalifah Umar ibn Abd al-Aziz,

Maka ini dapat dipercaya bahwa ‘ Abdullah ibn Abba>s bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW dan menjadikan sanadnya bersambung ( Muttashil ). Melihat analisa sanad

Setelah melakukan kegiatan penelitian kualitas sanad dan matan bahwasanya hadis Nabi Muhammad saw yang berkenaan tentang Ancaman Allah kepada orang yang melakukan

Abstrak: Tulisan ini membahas hadis makan sambil bersandar yang ada dalam hadis Nabi saw serta relevansinya dengan konteks kekinian. Secara tekstual, hadis makan sambil

Menurut penafsiran kaum sufi, hadis di atas jelas sekali menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. masih hidup dan bisa ditemui secara langsung oleh kaum sufi. Apalagi