• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL REFLEKSI 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM KEGIATAN YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

N/A
N/A
Widiyawati Syamsul

Academic year: 2024

Membagikan " JURNAL REFLEKSI 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM KEGIATAN YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL REFLEKSI

MODUL 3 .3

PENGELOLAAN PROGRAM KEGIATAN YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).

Ki Hadjar Dewantara

Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokaatuhu.

Salam kolaborasi!

Sahabat Guru hebat nusantara, memasuki minggu-minggu terakhir pergelutan saya dengan modul –modul di LMS pendidikan Calon guru Penggerak memiliki tantangan tersendiri. Ada rasa senang sebab separuh lebih proses yang lumayan menyita waktu, tenaga dan pikiran telah terlewati dengan baik, melewati hapan-demi tahapan, tantangan demi tantangan, baik dalam diri sendiri berupa rasa lelah, jenuh, dan rasa ingin menyerah. Juga tantangan dari luar berupa penolakan, minim dukungan, dan sebagainya. Bukankah sebuah karunia jika bisa melewati semua dengan baik-baik saja? Karena tetap memilih bergerak maju di tengah banyaknya tantangan bukan hal mudah, Maka sayapun patut mengapresiasi diri sendiri dan rekan seperjuangan yang sudah melewati proses yang sama dalam diklat PGP ini.

Di modul 3.3 ini, Saya merasa mendapat pencerahan baru soal bagaimana mengelolah program sekolah dengan melibatkan berbagai unsur termasuk siswa. Selama ini, yang saya pahami , program sekolah dirancang oleh setiap penanggungjawab seperti kaur kurikulum, kesiswaan, dan tim BOS/komite sekolah untuk rancangan finansial sekolah, lalu di sosialisasikan dalam rapat untuk dibahas dan disepakati oleh dewan guru, para penanggungjawab, dan juga Kepala sekolah. jadi secara otomatis, kewenangan guru

(2)

hanya sebatas kegiatan mata pelajaran pada kelas yang ia ampuh, terlebih siswa. Siswa hanya menjalankan apa yang sudah ditetapkan/dprogramkan oleh sekolah. dengan mengikuti modul ini, ada berbagai evaluasi dalam kepala saya(refleksi), apa yang harusnya saya tempuh dimasa mendatang, apa program yang dapat saya rancang dengan melibatkan semua warga dan unsur yang berkaitan dengan sekolah.

Intisari yang saya dapatkan dari modul ini adalah :

1) Pengelolaan program memperhatikan pemberdayaan semua aset yang dimiliki oleh sekolah dimana muara dari keseluruhannya adalah dampak positif pada tumbuh kembang murid dari berbagai aspek ( kognitif, karakter,keterampilan, budipekerti , dll)

2) Tentang komunitas sebagai aset sekolah

Komunitas sekolah di sini adalah pihak-pihak yang aktif berkegiatan di sekolah (mungkin tidak berada di kelas setiap hari ), namun ada dalam hidup keseharian sekolah serta murid-murid di sekolah. Kepala sekolah, konselor, staf administrasi, tukang parkir, pustakawan, Ibu/Bapak kantin, penjaga sekolah, pengawas sekolah, komite sekolah, anggota yayasan serta lainnya adalah contoh anggota komunitas sekolah.

3) Tentang komunitas dan kemitraan tri sentra pendidikan.

Kemitraan tri sentra pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik. Melalui pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan ini, maka keterlibatan yang bermakna dari orangtua dan anggota masyarakat dalam proses pembelajaran menjadi fokus yang perlu terus diupayakan oleh sekolah.

4) Tentang kepemimpinan murid murid (students agency) dalam komunitas sekolah

Pengelolaan program , pada prinsipnya adalah menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan melibatkan murid dalam perencanaan,pelaksanaan,hingga evaluasi/refleksi untuk mewujudkan kepemimpinan murid, maka keterlibatan mereka harus dapat mendorong aspek suara, pilihan dan kepemilikan murid. Untuk dapat mempromosikan aspek suara ( voice) , pilihan (Chooice), dan kepemilikan murid (ownership),

Berikut adalah beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas:

a. Membangun suasana yang menghargai murid. Hal ini agar dalam interaksinya dengan komunitas, murid akan senantiasa merasa disambut. dipercaya, dan aman secara fisik dan emosional.

b. Mendengarkan murid. Agar dapat tercipta sikap saling memahami dan saling percaya, maka perlu ada upaya untuk mendengarkan murid dengan tulus dan penuh perhatian. Terkadang mungkin tidak mudah melakukan hal ini karena tidak semua anak-anak mampu mengekspresikan apa yang ada dipikirannya dengan jelas. Perlu adanya kesabaran dan empati dari komunitas.

(3)

c. Dialog atau komunikasi dengan murid. Saat membangun pemahaman, murid akan

mengkonstruksi pemahamannya melalui proses refleksi dari pengalaman interaksinya dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya.

d. Menempatkan murid dalam kursi pengemudi. Dalam proses pembuatan keputusan, komunitas dapat memberikan saran atau mendorong ide-ide murid, namun pada akhirnya perlu memastikan bahwa murid lah yang akan mengambil keputusan.

5). Lingkungan yang mendukung tumbuh kembang murid

Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:

1. membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka.

2. membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya.

3. membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat.

4. membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta lingkungan di sekitarnya.

Dari intisari materi yang saya dapatkan dalam modul ini, saya berharap ke depannya, saya dapat menerapkannya di sekolah saya.

Adapun rencana tindak lanjutnya, saya akan berusaha berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah untuk merancang kegiatan-kegiatan yang lebih berdampak pada murid .

KETERKAITAN MODUL 3.3 DENGAN MODUL –MODUL SEBELUMNYA 1. Modul 1.1 Filosofi Kihajar Dewantara

- Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara, setiap anak terlahir dengan segala potensi dan bakat dalam dirinya yang berbeda-beda. Proses hiduplah yang akan membentuk segala potensi yang ada. Dengan pengelolaan program kegiatan yang tepat, yang dapat mengakomodir kebutuhan, bakat, minat murid, maka murid dapat mengembangkan dirinyadengan baik sehingga akan mencapai kebahagiaan hidupnya

- Tri pusat pendidikan yang mewarnai murid adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pengelolaan program kegiatan dalam komunitas sekolah akan memungkinkan terciptanya keharmonitsan proses dari tri pusat pendidikan sehingga membentuk kepemimpin dan karakter murid ke arah yang lebih baik

Dengan memahami dengan baik filosofi Kihajar Dewantara, seorang guru dapat

mengupayakan perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan sekolah dengan mempertimbangkan keanekaragaman murid , aset, dan memaksimalkan peran seluruh komunitas sekolah

2. Modul 1.2 Nilai dan peran guru

Dengan memahami Nilai dan peran guru, seorang guru mampu menempatkan dan

menfungsikan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran sekaligus mitra pembelajaran bagi murid demi mewujudkan kepemimpinan murid. Guru Dengan nilai dan peran dalam dirinya

(4)

akan menyadari dan berusaha memberikan yang terbaik, mendesain program-program yang tepat bagi tumbuh dan kembangnya jiwa kepemimpinan dan tumbuhnya

karakter/wawasan/keterampilan murid 3. Modul 1.3 Visi guru penggerak

Guru yang baik adalah guru yang bervisi dan memahami visi. Baik visi hidupnya secara pribadi sebagai guru, maupun visi sekolah yang mencerminkan gambaran cita-cita sekolah.

dari pemahaman yang baik terhadap visi,penyusunan visi yang mempertmbangkan berbagai aspek, selanjutnya membantu guru dalam menyusun program capaian dari visi yang sudah dibuat dalam bentk kegiatan/program sekolah

4. Modul 1.3 Budaya positif

Penerapan budaya positif merupakan implikasi dari pemahaman yang baik tentang filosofi ki Hajar Dewantara,nilai dan peran guru, dan visi-misi sekolah, dan fungsi pendidikan .

Disamping itu,

5. Modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi, dan Modul 2.3 Coaching Keterampilan Coaching dapat membantu guru dalam mengidentifikasi

karakteristik/kebutuhan/bakat/minat/potensi murid, juga permasalahan terkait tumbuh kembang murid dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, guru dapat merancang program kegiatan untuk mengakomodir segala keberagaman murid. Coaching juga membantu guru dalam melakukan evaluasi terkait program kegiatan di sekolah sekaligus rencana perbaikan. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan bagian dari pengelolaan

pembelajaran dimana keberagaman murid menjadi pertimbanhgan utama. Dengan meragamkan program pembelajaran, artinya guru berusaha untuk mengakomodir

keberagaman potensi dan kebutuhan murid sehingga setiap murid mendapat hak yang sama dalam mengembangkan jiwa kepemimpinan dan tumbuh kembang potensi/bakat/

karakter/pemahaman/keterampilan.

6. Pengambilan keputusan

Kemampuan dalam mengambil keputusan dengan dasar dan prinsip yang tepat, dengan pertimbangan dampak terhadap berbagai aspek merupakan hal yang penting ketika seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran sekaligus sebagai kepala sekolah dan warga sekolah dalam merancang sebuah program agar dapat memberi dampak positif dan meminimalisir dampak negatif baik jangka panjang, maupun jangka pendek

7. Keterampilan Sosial Emosional

Modul tentang Keterampilan emosional berisi tentang bagaimana mencapai kompetensi sosial emosional dalam proses pembelajaran sehingga anak murid dapat tumbuh menjadi orang yang tidak hanya memiliki pemahaman, keterampilan , karakter yang baik/positif, tetapi juga memiliki keterampilan dalam interaksi sosial . dengan keterampilan Sosial Emosional yang baik, murid akan mudah belajar, bekerja, berinteraksi dalam berbagai komunitas. Berkaitan dengan pengelolaan kegiatan yang berdampak pada murid ini, dengan adanya keterampilan sosial emosional yang baik, murid sebagai bagian dari komunitas sekolah akan mampu berinteraksi dalam perencanaan, pelaksanaan, juga evaluasi segala kegiatan dengan baik.

8. Pengelolaan aset sekolah

(5)

Pada modul ini, kita disadarkan dengan pentingnya mengidentifikasi segala aset sekolah dan strategi pemanfaatannya. Dengan mengidentifikasi aset sekolah, kita dapat merencanakan program pengelolaan kegiatan sekolah yang dapat memberdayakan segala aset yang ada secara maksimal. Tentu saja yang berdampak positif pada murid

Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya , saya mencoba menjelaskan perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program- program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Menurut saya, program yang berdampak pada murid hendaknya :

1. Program kegiatan mempertimbangan segala sumberdaya pendukung 2. Program kegiatan mengakomodir keberagaman murid

3. Program kegiatan melibatkan semua unsur dan keberdayaan aset-aset yang di miliki sekolah 4. Untuk kelancaran pelaksanaan program, hendaknya memperhatikan lingkungan yang mendukung

agar anak murid dan seluruh komponen komunitas sekolah dapat berpartisipasi secara maksimal 5. Program melibatkan semua unsur komunitas sekolah baik dari perencanaan, pelaksanaan, maupun

evaluasi

6. Program yang di buat hendaknya direncanakan secara terperinci mulai dari tujuan, target capaian, waktu pelaksanaan, target sasaran, waktu, hingga kemungkinan pembiayaan dll

7. Program hendaknya bermuara pada tumbuh kembang potensi/karakter/pengetahuan/keterampilan murid

8. Program memperhatikan keterlibatan murid sebagai student agency ( suara, pilihan, kepemilikan) Setelah mempelajari modul ini, betapa banyak ide program yang muncul di kepala saya. Meski saya menyadari, bahwa tak semua ide harus dan wajib saya realisasikan sebab ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Akan tetapi, saya akan berusaha mencoba melakukan yang terbaik. Maka langkah yang saya akan tempuh nanti adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa dan asset pendukung yang di miliki oleh sekolah, lalu merancang program yang sekiranya relevan dengan kebutuhan siswa dan sekolah, membangun komunikasi dan kolaborasi secara lebih baik, dan berkomitmen untuk melakukan perubahan secara bertahap demi kemajuan siswa dan sekolah sambil terus belajar meningkatkan kemampuan dan kualitas diri.

Saat ini, saya sementara mencoba merancang program sebagai tindak lanjut dari prakarsa perubahan yang ingin saya buat di sekolah saya.

Besar harapan saya, bahwa beberapa program seperti penerapan berbagai bentuk budaya positif, program intra kurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler dapat berjalan dengan lancar.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa pengelolaan dalam pelaksanaan Beasiswa Khusus Murid Miskin di SMA Negeri 3 Klaten adalah setelah siswa pemohon BKMM diseleksi oleh pihak sekolah kemudian kemudian

Sesudah mempelajari materi pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, saya semakin sadar bahwa tugas guru adalah membimbing dan menuntun murid agar mereka mampu memimpin