• Tidak ada hasil yang ditemukan

420632404 ka andal 1 231127 181423

N/A
N/A
Nabilla Etri Gunawan

Academic year: 2023

Membagikan "420632404 ka andal 1 231127 181423"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Holcim Indonesia mengembangkan bisnisnya dengan pembangunan pabrik semen di lokasi yang direncanakan di Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pengembangan industri pabrik semen dan fasilitas pendukung lainnya diharapkan akan terkena dampak positif dari kegiatan pembangunan pabrik yang mencakup area yang cukup luas dan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, berdasarkan undang-undang Republik Indonesia no. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha yang Wajib Amdal, kegiatan ini harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup.

Penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk rencana kegiatan ini berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012 pasal 8 ayat 2 dilakukan oleh. 8 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dan Pemberian Izin Lingkungan Lampiran IV poin A pada sektor multisektor, dokumen lingkungan hidup untuk rencana kegiatan PT. Namun dengan terbitnya Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan surat edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan no. akan dievaluasi oleh Komisi Evaluasi Amdal (KPA) Provinsi Jawa Barat.

Pemrakarsa penyusunan DOKUMEN RPL ANDAL-RKL. Kegiatan pengembangan industri pabrik semen khususnya dan fasilitas pendukung melalui kegiatan pengembangan ini adalah sebagai berikut. Secara keseluruhan, untuk kegiatan pembangunan seluas 2 hektar, belum ada kegiatan yang dilakukan pada rencana lokasi proyek; kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan penyusunan dokumen lingkungan hidup berupa kegiatan konsultasi publik. Mobilisasi alat berat dapat mengganggu ketentraman masyarakat khususnya di sekitar lokasi proyek karena menimbulkan debu, gas buang, getaran dan kebisingan.

Kualitas udara sebelum pembangunan pabrik terlaksana dengan baik dan tidak terdapat debu di udara, karena tanah berupa tanaman yang ditanami jagung, peti mati, mahoni, mangga dan serealia sehingga terhindar dari terbawa debu. partikel. .

Tabel 1.1 Rencana Kegiatan
Tabel 1.1 Rencana Kegiatan

Evaluasi Dampak

Dampak negatif kegiatan pembukaan lahan terhadap kualitas udara bersifat sementara dan berhenti pada saat pembukaan lahan selesai, sehingga dinilai M (2) kecil dan I (2) cukup signifikan menurut kriteria ini. Dampak kualitas udara mempengaruhi manusia dan habitat disekitarnya, sehingga dari kriteria ini dampak gangguan kualitas udara dinilai M kecil (2) dan cukup signifikan I (2). Dampak terhadap kualitas udara tidak bersifat kumulatif karena hanya bersifat sementara, sehingga dari kriteria ini dampak terhadap kualitas udara dinilai M kecil (2) dan cukup signifikan I (2).

Dampak terhadap kualitas udara tergolong reversible karena dapat kembali seperti semula, sehingga dari kriteria ini dampak terhadap kualitas udara dinilai M kecil (2) dan cukup signifikan I (2).

KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN MOBILISASI ALAT BERAT DAN MATERIAL

Dampak kualitas udara mempengaruhi manusia dan habitat lain di sekitar kawasan yang mungkin tidak berkembang seperti keadaan awalnya, sehingga dampak gangguan kualitas udara dari kriteria ini dinilai sebagai M mayor (4) dan penting I (3). . Dampak terhadap kualitas udara bersifat kumulatif karena debu dihasilkan selama operasional pabrik, sehingga dari kriteria ini dampak terhadap kualitas udara dinilai sebagai M mayor (4) dan I penting (3). Dampak terhadap kualitas debu dianggap ireversibel, sehingga dari kriteria ini dampak terhadap kualitas udara dinilai sedang M (3) dan penting I (3).

Tabel 2.4 Kualitas udara pada kegiatan operasional  pabrik semen
Tabel 2.4 Kualitas udara pada kegiatan operasional pabrik semen

Komponen Geo – Fisika – Kimia .1 Keadaan Geografis

Keadaan Topografi

Kabupaten Bekasi terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut. Karena kondisi topografinya, sebagian besar wilayah Kabupaten Bekasi masih dapat dikembangkan untuk budidaya, terutama untuk budidaya ikan di kolam atau untuk beternak hewan peliharaan seperti ayam dan kambing. Kelompok yang paling sesuai untuk dikembangkan mencakup luas sekitar 16.682,25 ha (81,25%), terdiri dari komunitas hidromorfik podzol kuning dan abu-abu; latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan kompleks podzol merah; puing-puing abu-abu gelap; komunitas tanah liat abu-abu humus dan aluvial; dan komunitas Latosol Merah, Latosol Coklat.

Klasifikasi tersebut cukup tepat, meliputi area seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri atas jenis tanah berasosiasi dengan aluvial abu-abu dan aluvial abu-abu coklat. Dilihat dari tekstur tanahnya, sebagian besar wilayah ini mempunyai tekstur tanah halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan tekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha (23,16%) di bagian utara dan selatan, sedangkan sisanya sekitar 221,75 Ha. atau tekstur kasar 1,08% berada di bagian barat. Sedangkan di bagian selatan lahannya sangat sensitif terhadap erosi yaitu sekitar 184,79 Ha (0,9%), tidak layak untuk dikembangkan.

Keberadaan beberapa sungai yang mengalir melalui wilayah Kabupaten Bekasi berpotensi sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam belas sungai besar dengan lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu berikut Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai Jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Ciwemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak, dan Sungai Jaeran. Saat ini kebutuhan air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2 (dua) sumber yaitu air tanah dan air permukaan.

Keadaan airtanah di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan airtanah dangkal yaitu pada kedalaman 5 sampai 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan airtanah dalam biasanya terletak pada kedalaman antara 90 sampai 200 meter.

Biologi .1 Biota Darat

Taman sekitar kantor dan masjid serta ruang terbuka hijau di lingkungan pabrik: Ketapang Senegal (Terminalia senegalensis), kuncup merah (Syzygium oleina), bintaro (Cerbera odollam), cemara angin (Casuarina equisetifolia), cemara gembel (Cupressus papuana), kelapa (Cosos nucifera), pepaya (Carica papaya), mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis), jarak pagar (Jathropha curcas), kurma (Phoenix dactylifera), palem merah (Cyrtostachys lakka), palem waregu (Rhapis excelsa) , palem putri (Veitchia .merillii) dll. Tanaman hias berbunga: pisang hias (Heliconia spp.), melati (Jasminum sambac), soka (Ixora sp.), kamboja jepang (Adenium sp.), gelas cawan (Gardenia spectabilis). Jenis fauna/satwa liar yang umum ditemukan di lokasi PLTU dan sekitarnya antara lain: Jenis serangga: Jenis capung; ordo: Odonata), yang merupakan indikator.

Jenis reptilia antara lain: ular bakau (Homalopsis sp), bunglon (Calotes. jubatus), biawak rumput (Mabouya multifasciata), biawak (Varanus salvator). 7/199 sekitar 9 jenis, antara lain: cangak kelabu (Ardea cinérea), elang rawa (Circus sp.), elang bondol (Haliastur indus), kipas angin (Rhipidura javanica) dan spesies tanaman merambat berbau harum sebagai penyerbuk/penyerbuk: Anthreptes sp. spp.

Gambar 3.4   Jenis‐Jenis Reptilia, Burung di PT. Holcim Indonesia
Gambar 3.4 Jenis‐Jenis Reptilia, Burung di PT. Holcim Indonesia

HASIL SURVAI ASPEK SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR LOKASI RENCANA PROYEK

Gambar

Tabel 1.1 Rencana Kegiatan
Gambar 2.1 Peta lokasi pembangunan PT. HOLCIM INDONESIA
Gambar 2.2 Flow Chart Produksi semen  b.      Luas Wilayah Persebaran Dampak
Tabel 2.4 Kualitas udara pada kegiatan operasional  pabrik semen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat emisi polutan dari hasil pembakaran bahan bakar sehingga beberapa penelitian telah

Pengumpul debu digunakan untuk memisahkan debu yang terdispersi dalam gas.. mengontrol pencemaran udara, seperti pemisahan abu terbang dari gas pembakaran

Kegiatan mobilisasi peralatan kerja dan bahan material menimbulkan dampak pada komponen fisik-kimia (kualitas udara dan kebisingan), yaitu timbulnya debu dan penurunan

Penurunan tegangan tembus udara saat meningkatnya kelembaban disebabkan adanya ionisasi dan emisi medan tinggi yang terjadi pada udara dan elektroda bola.. Kata Kunci

Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat emisi polutan dari hasil pembakaran bahan bakar sehingga beberapa penelitian telah

Mekanisme Pembangunan Bersih adalah salah satu proyek penurunan emisi gas rumah kaca (termasuk gas metana), proyek ini tercantum dalam Protokol Kyoto, yaitu perjanjian

1) Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara dan penurunan kualitas air sungai yang menyebar kegiatan lingkungan pemukiman penduduk dengan cara mengelola limbah debu dan gas

Melihat dampak yang ditimbulkan dari pajanan partikel debu yang berasal dari polutan gas emisi kendaraan terhadap pedagang tetap begitu banyak dan dapat