• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN TORAJA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KABUPATEN TORAJA UTARA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LETAK GEOGRAFIS

Posisi : 2°-3° LS dan 119°-120° BT Luas Wilayah : 1.151,47 km persegi

Batas wilayah : sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Luwu Utara; sebelah Timur dengan Kabupaten Luwu, sebelah Selatan dan Barat dengan Kabupaten Tana Toraja

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Pimpinan Wilayah : Bupati

Nama Ibu Kota : Kecamatan Rantepao

Cakupan Wilayah : 21 Kecamatan, 111 Desa, 40 Kelurahan

DEMOGRAFI & ANGKATAN KERJA

Jumlah Penduduk : 222.393 jiwa, terdiri atas 110.404 Perempuan dan 111.989 Laki-Laki Kepadatan Penduduk : 195 jiwa/Km2

Sex Ratio : 101

Angkatan Kerja : 97.418 orang, terdiri dari 53.883 Pria dan 43.535 Perempuan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja : 96,34 persen Tingkat Pengangguran : 3,66persen

KABUPATEN

TORAJA UTARA

(2)

PEREKONOMIAN WILAYAH TAHUN 2014

Nilai PDRB Menurut Harga Belaku : Rp. 5,05 trilyun Nilai PDRB Menurut Harga Konstan : Rp. 3,26 trilyun Laju Pertumbuhan Ekonomi : 7,54 persen

PDRB Per Kapita : Rp. 25,90 Juta

Distribusi Persentasi PDRB Harga Berlaku (5 terbesar)

pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 20.59 %, perdagangan besar dan eceran sebesar 19.85 %, konstruksi sebesar 16.03 %, dan jasa pendidikan sebesar 7.27 %.

Sementara sektor usaha yang mempunyai kontribusi relatif paling kecil adalah jasa perusahaan sebesar 0.08 %.

SARANA DAN PRASARANA WILAYAH

Panjang Jalan : 1.145,80 Km terdiri dari 43,00 km Jalan Negara dan 1.102,80 Km Jalan Kabupaten.

Kondisi Jalan : 243,80 Km bertipe permukaan aspal dengan kondisi jalan baik sepanjang 346,75 Km.

Produksi Listrik PLN : 49.102,60 MWH Daya Terpasang : 34,92 MW

Jumlah Pelanggan : 34.971 pelanggan Produksi Air PDAM : 1,28 juta Kilo Liter Jumlah Pelanggan : 4.799 pelanggan air

Jumlah Hotel : 40 Unit terdiri atas 11 Hotel Berbintang dan 29 Hotel Non Bintang/Melati.

Jumlah Restoran : 29 unit Restoran/Rumah Makan

(3)

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI DAERAH

N0. JENIS KOMODITI

UNGGULAN POTENSI KOMODITAS PELUANG INVESTASI KERJASAMA YANG DIHARAPKAN

1 KOPI ARABIKA Luas Lahan : 8.832,50 Ha pengembangan tanaman Pembangunan Industri pengolahan Produksi : 2.065 Ton Kopi Arabika serta peningkatan SDM

Petani 2 KOPI ROBUSTA Luas Lahan : 1.961,50 Ha

Produksi : 564 Ton

Peningkatan produksi dan pemasaran komoditas Kopi Robusta,

Industri Pengolahan Kopi Robusta

2 KAKAO Luas Lahan : 2.582 Ha Peremajaan tanaman Kakao serta pemasaran komoditas

Technical Assistance pengembangan komoditas Kakao serta pembukaan lahan baru

Produksi : 1.434 Ton

3 KERBAU Populasi : 20.582 ekor Peningkatan jumlah populasi Pembangunan Peternakan Kerbau Terpadu untuk peningkatan jumlah populasi hewan ternak

4 BABI Populasi : 298.896 ekor Peningkatan jumlah populasi Pembangunan Peternakan Babi Terpadu untuk pengembangan populasi serta industri pengolahan daging Babi sebagai bahan konsumsi harian

5 WISATA ALAM Terdapat beberapa lokasi wisata baru yang belum di komersialkan

Promosi daerah wisata baru sebagai salah satu destinasi wisata potensial di Sulawesi

Selatan

Eksplorasi objek wisata baru serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung, bekerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta setempat

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Secara parsial hasil analisis menunjukkan bahwa harga kopi arabika dan harga kopi robusta tidak berpengaruh terhadap permintaan komoditi kopi di Sumatera Utara, harga teh (

Akibat harga jual kopi Arabika rakyat yang cenderung fluktuatif serta ketebatasan luas lahan yang diusahakan petani kopi Arabika akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani

ANALISIS PELUANG DAN POTENSI INVESTASI DI KOTA MEDAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peluang dan potensi investasi di Kota Medan berdasarkan sektor unggulan

Pada RTRW Bangli Pasal 13 huruf c yang menyebutkan: meningkatkan daya saing komoditas unggulan kopi arabika yang telah mendapatkan pengakuan sertifikat indikasi

Dari hasil identifikasi data komoditas unggulan daerah berdasarkan potensi pengembangan investasi untuk koridor Jawa Tengah maka didapatkan komoditas unggulan daerah yang

Pada RTRW Bangli Pasal 13 huruf c yang menyebutkan: meningkatkan daya saing komoditas unggulan kopi arabika yang telah mendapatkan pengakuan sertifikat indikasi

Melihat dari potensi komoditi kopi Arabika dan permasalahan yang terjadi, maka dibutuhkan upaya peningkatan produksi yang salah satunya dapat dilakukan melalui

Dengan cara ini dapat dilihat bahwa pangsa pasar dari tiga daerah produsen kopi arabika, yaitu Kecamatan Baraka, Alla, dan Mengkendek mempunyai peluang meningkat yang lebih