• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KERUSAKAN TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN KERUSAKAN TANAH "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Pemetaan status kerusakan lahan untuk wilayah Kota Denpasar dilakukan secara bertahap, yang saat ini sedang dilakukan untuk wilayah Kecamatan Denpasar Timur dan Selatan. Luas tiap kelas potensi kerusakan tanah berada di Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur. Di sisi lain, kegiatan produksi biomassa yang tidak terkendali dapat mengakibatkan rusaknya lahan produksi biomassa, sehingga dapat menurunkan kualitas dan fungsinya dan pada akhirnya mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Sedangkan tata cara pengukuran kriteria baku kerusakan lahan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kerusakan tanah untuk produksi biomassa merupakan perubahan sifat dasar tanah yang melebihi kriteria baku kerusakan tanah, 2). Permasalahan utama kerusakan lahan di Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur adalah belum adanya peta keadaan kerusakan lahan di wilayah tersebut.

Identifikasi dan pemetaan status kerusakan lahan di Kecamatan Denpasar Selatan dan Denpasar Timur dilakukan untuk. Kerusakan tanah untuk produksi biomassa merupakan perubahan sifat dasar tanah yang melebihi kriteria baku kerusakan tanah. Status kerusakan tanah adalah kondisi tanah pada suatu tempat dan waktu tertentu, yang dinilai berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa.

Kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah batas perubahan sifat dasar tanah yang dapat ditoleransi, terkait dengan kegiatan produksi biomassa.

Kerusakan Tanah

Lapisan atas pada bagian tanah biasanya banyak mengandung bahan organik dan berwarna gelap akibat penumpukan bahan organik. Lapisan di bawah lapisan yang diberi perlakuan disebut lapisan bawah, yang juga dipengaruhi oleh kondisi iklim tetapi tidak sekuat lapisan yang diberi perlakuan dan umumnya mengandung lebih sedikit bahan organik. Hal ini mengurangi kandungan bahan organik di dalam tanah, karena bahan organik yang diambil dari dalam tanah tidak kembali lagi ke dalam tanah dalam bentuk sisa tanaman atau dalam bentuk bahan organik lain yang ada di dalam tanah.

Kerusakan tanah juga dapat timbul dari paparan tanah liat tua pada daerah perakaran di tanah rawa atau dari akumulasi unsur-unsur tertentu seperti besi, aluminium dan mangan, yang dapat ditukar dalam jumlah yang tidak dapat ditoleransi oleh tanaman. Potensi kerusakan atau kerusakan maksimal akan terjadi pada lahan yang kondisinya kritis akibat pengelolaan yang buruk, misalnya erosi pada lahan kosong. Berdasarkan proses pembentukannya, erosi dibedakan menjadi dua jenis: 1) Erosi Geologi - Erosi normal - Erosi alami merupakan suatu proses pengangkutan tanah yang berlangsung di bawah tumbuh-tumbuhan alami, sehingga terjadi keseimbangan yang baik antara pembentukan tanah dan erosi. .

Erosi alami tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan.Erosi yang dipercepat) merupakan pengangkutan tanah yang menyebabkan kerusakan tanah. Volume pencucian tanah lebih besar dari pada pembentukan tanah, sehingga lapisan tanah terus menipis dan lama kelamaan lapisan yang digarap hilang seluruhnya dan yang tersisa hanyalah lapisan dalam yang belum matang (lapisan tanah di bawahnya), meskipun terjadi erosi yang sangat parah di permukaan. bahan induk karena lapisan dalam (horizon B) terangkut seluruhnya. Berat satuan tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditentukan karena berkaitan erat dengan perhitungan penentuan sifat fisik tanah lainnya, seperti retensi air (pF), ruang pori total (TPS), koefisien keselarasan linier (COLE) , dll.

Berat tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman dalam menembus tanah. Kepadatan curah atau yang lebih dikenal dengan kepadatan curah adalah berat kering volume tanah per satuan volume, termasuk pori-pori tanah. Pada tanah dengan kepadatan > 1,4 gr/cm3, akar tanaman akan sulit menembus ke dalam tanah sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman.

Berat jenis yang terlalu tinggi juga mengganggu kapasitas infiltrasi air hujan sehingga tanah rentan terhadap erosi. Porositas suatu tanah bergantung pada berat jenis dan berat jenis tanah, sehingga porositas suatu tanah akan sangat dipengaruhi oleh bertambahnya berat jenis tanah. Derajat pencucian air sangat dipengaruhi oleh berat jenis dan porositas suatu tanah; semakin rendah nilai berat jenis tanah dan semakin besar nilai porositas tanah maka semakin tinggi derajat pelindian air atau laju infiltrasi, derajat pelindian air juga dipengaruhi oleh komposisi fraksi-fraksi yang menyusunnya. butiran tanah.

METODOLOGI METODOLOGI

Ruang Lingkup Kegiatan

Bahan dan Alat

Metodologi

Peta kerja dibuat dengan cara menumpangkan peta jenis tanah dengan peta kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Proses pembuatan peta kerja dan peta status serta potensi kerusakan lahan secara umum dijelaskan pada Gambar 3.1. Penentuan lokasi sampel dilakukan dengan cara target sampling pada wilayah yang secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan biomassa.

Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel difokuskan pada wilayah tumbuh, dengan harapan keterwakilan sampel di wilayah tumbuh akan lebih besar karena produksi biomassa langsung lebih terfokus pada wilayah tersebut, terutama untuk pengembangan pertanian secara umum. Data diambil dari lokasi kegiatan untuk menentukan kriteria derajat kerusakan tanah terdiri dari kemiringan lereng, curah hujan, erosi/sedimentasi, ketebalan solum, batuan permukaan, komposisi fraksi tanah, derajat permeabilitas air, berat jenis, porositas total, pH (H2O ), konduktivitas, listrik, redoks dan jumlah mikroba (Tabel 3.1). Kriteria standar ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tanah untuk produksi biomassa (tabel 3.2 dan 3.3).

Hasil penelitian ini merupakan langkah awal dalam perencanaan kegiatan pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa. Kriteria standar yang digunakan untuk menentukan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa didasarkan pada parameter utama sifat dasar tanah, yang meliputi sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologis tanah. Sifat-sifat dasar tanah menentukan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Tabel 3.1. Kriteria tingkat kerusakan lahan
Tabel 3.1. Kriteria tingkat kerusakan lahan

Kondisi Lahan Budidaya Pertanian Sawah

Kondisi Lahan Budidaya Pertanian

Berdasarkan sistem klasifikasi taksonomi tanah, tanah dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelas potensi kerusakan tanah. Luas dan potensi kerusakan pada masing-masing jenis lahan di Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur. Luas dan potensi kerusakan pada masing-masing kelas lereng di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur.

Luas masing-masing kelas lereng secara lengkap dan informasi peluang kerusakan tanah di kedua kecamatan tersebut disajikan pada Tabel 4.4. Berdasarkan kelas potensi kerusakan lahan, wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur mempunyai potensi kerusakan rendah hingga sedang. Luas dan Potensi Kerusakan masing-masing kelas curah hujan di Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur Kecamatan Potensi Kerusakan.

Luas keseluruhan masing-masing jenis penggunaan lahan dan informasi potensi kerusakan lahan di kedua kecamatan disajikan pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4. Luas dan potensi kerusakan pada masing-masing tipe penggunaan lahan di Kabupaten Denpasar Selatan dan Kabupaten Penataan Tanah Kecamatan Denpasar Timur. Berdasarkan kondisi tersebut, luas lahan di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur yang masuk dalam analisis penentuan kelas potensi kerusakan lahan hanya seluas 3.197,23 ha.

Peta penggunaan lahan dengan kelas potensi kerusakan tanah pada kedua kecamatan lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.4 dan 4.5. Peta penggunaan lahan yang menunjukkan kelas potensi kerusakan lahan di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur. Hasil analisis menunjukkan potensi kerusakan lahan di Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Timur hanya mempunyai dua kelas yaitu potensi rendah.

Sedangkan lahan dengan potensi kerusakan sedang hanya seluas 60,64 ha atau 3,31% dari luas wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dan Kabupaten Denpasar Selatan. Luas keseluruhan setiap kelas potensi kerusakan lahan pada kedua kecamatan tersebut disajikan pada Tabel 4.9, sedangkan gambar sebaran tiap kelas potensi kerusakan lahan disajikan pada Gambar 4.6. Peta sebaran kelas potensi kerusakan lahan di wilayah Kabupaten Denpasar Selatan dan Kabupaten Denpasar Timur menunjukkan bahwa lahan dengan potensi kerusakan sedang hanya mencapai 60,64 ha atau 3,31% dari luas wilayah penelitian.

Penyebab umum rendahnya potensi kerusakan tanah adalah kondisi penggunaan lahan dan lereng yang curam. Tipe daerah pegunungan sangat mempengaruhi potensi kerusakan tanah di Kecamatan Timur (Padang Sambian Kaja).

Tabel 4.1. Penilaian potensi kerusakan tanah berdasarkan jenis tanah  Tanah
Tabel 4.1. Penilaian potensi kerusakan tanah berdasarkan jenis tanah Tanah

Kesimpulan

Saran

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kerusakan Lahan Baku Produksi Biomassa. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimum Lingkungan Hidup di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Bagi Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Gambar

Tabel 3.1. Kriteria tingkat kerusakan lahan
Tabel 3.2.  Skor kerusakan tanah berdasarkan frekwensi relatif                                dari berbagai parameter kerusakan tanah
Gambar 3.1. Diagram alir proses pembuatan peta kerja
Tabel 3.3.  Tabulasi tata cara penilaian kerusakan tanah berdasarkan                          persentase frekwensi relatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Daerah Irigasi Namu Sira-Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat tidak ada kerusakan luas lahan beririgasi dan kerusakan areal panen (Tabel 3)serta luas lahan panen

Tahun 2007 luas area penggunaan lahan untuk kawasan hutan pada Kecamatan Tungkuno mencapai 24877.9 ha dan tahun 2009 pada kecamatan yang sama luas area penggunaan

Pada Daerah Irigasi Namu Sira-Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat tidak ada kerusakan luas lahan beririgasi dan kerusakan areal panen (Tabel 3) serta luas

Mengidenti- fikasi karakteristik urban compactness Kota Denpasar Jumlah penduduk (Jiwa) Luas lahan terbangun (ha) Luas lahan permukiman (ha) Luas ruang terbuka hijau (ha)

Mengidenti- fikasi karakteristik urban compactness Kota Denpasar Jumlah penduduk (Jiwa) Luas lahan terbangun (ha) Luas lahan permukiman (ha) Luas ruang terbuka hijau (ha)

Pada tahun 2019 Kecamatan Cisayong tercatat memiliki luas lahan baku sawah 1.725 hektar Ha dan potensi luas tanam 13.455 Ha, hal tersebut dapat dijadikan

Defenisi masing-masing variable keputusan menggambarkan luas lahan (Ha) yang dialokasikan pada penggunaan tertentu... Persamaan alokasi penggunaan lahan

Nilai tingkat infiltrasi aktual masing-masing penggunaan lahan Klas Penggunaan Lahan Deskripsi Notasi Luas Ha % I Hutan lahan kering sekunder Besar A 2.538,11 12,81 II Hutan tanaman