• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

Kajian KLHS RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang 2017-2022 memuat beberapa komponen kajian utama, yaitu (a) lanskap berkelanjutan, (b) Strategi Pembangunan Rendah Emisi [SPRE] dan (c) sosial. Konsep Kawasan Lindung Lokal dapat menjadi pilihan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Aceh Tamiang.

Tabel RE1. KRP prioritas yang menjadi kajian dan isu-isu strategis PB  prioritas hasil FGD penyusunan KLHS
Tabel RE1. KRP prioritas yang menjadi kajian dan isu-isu strategis PB prioritas hasil FGD penyusunan KLHS

DAFTAR TABEL

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Tujuan Penyelenggaraan KLHS
  • Lingkup Kegiatan KLHS
  • Sistematika Penulisan

Memastikan Plan/Program Policy (CRP) yang tertuang dalam Konsep RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017-2022 telah mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan hasil KLHS dapat diintegrasikan ke dalam Dokumen Ranwal RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang 2017-2022 dan dokumen renstra SKPK terkait.

KARAKTERISTIK BIOFISIK DAN SOSEKBUD KABUPATEN ACEH TAMIANG

  • Aspek Biofisik .1 Tata guna lahan
    • Sumberdaya Hutan dan Kenekaragaman Hayati
    • Bencana Hidrometeorologi (Banjir, longsor, erosi-sedimentasi dan kekeringan)
    • Pencemaran
  • Pencemaran Kualitas Udara
    • Hidrogeologi (debit aliran, sedimentasi)
    • Sosial, Ekonomi, dan Budaya .1 Ekonomi dan Pembangunan
    • Daya Dukung dan Daya Tampung
    • Ringkasan Rancangan RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang (Visi dan Misi 2017-2022)
  • Meningkatkan kualitas pengamalan syariat islam dengan upaya – upaya keteladanan dan pengembangan budaya islami
  • Mantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, melayani, berkualitas dan berbasis informasi communication Teknologi (ICT)
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dan Optimalisasi
  • Meningkatan pembangunan infrastruktur prasarana sarana layanan dasar serta pembangunan llingkungan berkelanjutan dan mitigasi bencana
  • Pemberdayaan dan perlindungan terhadap peremmpuan dan anak serta Kelompok yang Ternarjinalkan
    • Program Prioritas

Hutan mangrove di kawasan pesisir Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2016 memiliki luas 7.840,38 ha. Sebagian wilayah Aceh Tamiang merupakan bagian dari KEL (salah satu dari 13 kabupaten di Aceh yang tergabung dalam KEL). Di kawasan hutan Kabupaten Aceh Tamiang masih dijumpai berbagai jenis satwa liar antara lain babi hutan (Sus barbatus), baning, gajah (Elephas maximus), owa (Hylobates sp), harimau (Panhera tigris sumatren), kedis ( Presbytis thomasi) . ), lutung (Presbytis sp), macan dahan (Neofelis nelubosa), orang hutan (Pongo pygmeus), rusa (Cenus sp) dan tupai (Tupaia gils).

Hingga saat ini panti sosial tersebut masih bermukim di 213 desa di Kabupaten Aceh Tamiang.

Gambar 2.1. Luas Kawasan Budidaya dan Lindung berdasarkan Pola Ruang
Gambar 2.1. Luas Kawasan Budidaya dan Lindung berdasarkan Pola Ruang

Pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang

  • Tahap Persiapan
  • Tahap Pra Pelingkupan
    • Identifikasi Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
    • Identifikasi KRP Prioritas RPJMDKabupaten Aceh Tamiang
    • Kajian Kualitatif Dampak KRP Terhadap Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
  • Tahap Identifikasi dan Analisis Data terkait Isu-Isu Strategis
    • Isu Strategis Sosial, Budaya dan Kelembagaan
    • Isu Strategis SDA dan LH Bencana Hidrometeorologi
    • Isu Strategis Green Economy .1 Ekonomi Hijau dan Implikasinya
  • Pengkajian Implikasi/Dampak KRP Prioritas terhadap Isu-Isu Strategis
    • Pengkajian Sosial, Budaya dan Kelembagaan

Saat ini terdapat 36 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memegang HGU di Aceh Tamiang. Ada 300 ha sawah di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang yang dinyatakan gagal karena kekeringan. Sarana sanitasi lingkungan masih relatif terbatas di Kabupaten Aceh Tamiang, terutama terkait dengan fasilitas MCK di perumahan masyarakat.

Upaya pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Aceh Tamiang belum mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah. Masalah pencemaran akibat limbah industri di Kabupaten Aceh Tamiang perlu mendapat perhatian serius. Aceh Tamiang memiliki beberapa fungsi kawasan hutan seperti Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP).

Peta Sub DAS dan perkebunan di Aceh Tamiang (Sumber: Hasil Analisis GIS GIS SEA Aceh Tamiang TEAM, 2018). Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang memiliki peran yang sangat penting dalam pengendalian perubahan lahan terencana di kawasan ini. Selanjutnya kandungan karbon jenis tanah di Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan data seperti pada Tabel 3.15 berikut ini.

Berdasarkan persamaan 2 diperoleh potensi pelepasan dan penyerapan karbon akibat perubahan tutupan lahan tahun 2003-2016 di Kabupaten Aceh Tamiang. Peta kawasan lindung lokal di Kabupaten Aceh Tamiang (Sumber: Hasil analisis tim RPJMD KLHS Aceh Tamiang.

Tabel 3.1.KRP draf RPJMDKabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017-2022  yang akan menjadi kajian
Tabel 3.1.KRP draf RPJMDKabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017-2022 yang akan menjadi kajian

Misi 3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

Amanat PP No. 46 Pasal 15 Ayat 1 Tahun 2016 tentang KLHS menunjukkan bahwa Rencana dan/atau Kegiatan Program (KRP) dalam RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang 2017-2022 dapat dilaksanakan, namun lingkungan dan sumber daya alam tidak hanya dapat digunakan secara optimal, namun juga tidak mengalami degradasi. Sementara itu, isu strategis pembangunan berkelanjutan yang dirumuskan secara partisipatif adalah: alih fungsi hutan dan lahan, bencana hidrometeorologi, berkurangnya potensi keanekaragaman hayati, pencemaran lingkungan, konflik sosial dan berkurangnya jasa lingkungan. Kajian implikasi/dampak PPP terhadap isu-isu strategis dilakukan berdasarkan lima perspektif, yaitu sosial, budaya dan kelembagaan;

Pelaksanaan program kerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Aceh Tamiang 2017-2022 dapat menimbulkan banyak dampak sosial, meskipun banyak program yang dianggap bermanfaat bagi kelestarian lingkungan.

Misi 1. Meningkatkan kualitas pengamalan Syariat Islam dengan

Misi 5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur prasarana sarana layanan

Penguatan peran dan fungsi lembaga pemerintah tingkat

Berdasarkan hasil diskusi dan diskusi dengan berbagai kalangan di Kabupaten Aceh Tamiang, Survei Sosial RPJMD KLHS Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2017-2022 telah menetapkan tiga Kebijakan Perencanaan Program (KRP). Di antara ketiga KRP, hanya dua KRP, yaitu KRP 1 dan KRP 2 (tabel 3.1.), yang dinilai memiliki efek sosial.

Pengembangan Pertanian/ Perkebunan/ Pangan/ Peternakan

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Tamiang kembali disoroti telah menyebabkan alih fungsi hutan dan lahan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tamiang memperkirakan luas perkebunan sawit milik masyarakat lebih besar dari 20.902 ha yang telah mereka deklarasikan. Selain itu, terkait kegiatan penangkapan ikan, Kabupaten Aceh Tamiang juga memiliki armada penangkapan ikan yang cukup besar, yakni sekitar 1.570 unit.

Upaya peningkatan nilai tambah ini penting untuk menciptakan multi flyer effect guna menciptakan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Selain banjir biasa, BNPB juga memprediksi Kabupaten Aceh Tamiang berisiko mengalami banjir bandang yang dampaknya lebih besar. Dampak selanjutnya dari alih fungsi lahan adalah menyusutnya persediaan air tanah, sehingga sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang sudah rawan kekeringan.

Angka tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan seluruh pemangku kepentingan yang ada masih perlu bekerja keras untuk memperbaikinya. Target nasional untuk rumah ber-PHBS adalah 70%, sedangkan di Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 masih dibawah target yang ditetapkan. Dengan demikian, sebenarnya jumlah konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang terkait pengelolaan sumber daya alam mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Aceh, seperti terlihat pada Gambar 3.12.

Tabel 3.18. Perkembangan  rumah tangga per-PHBS tahun 2012 – 2016
Tabel 3.18. Perkembangan rumah tangga per-PHBS tahun 2012 – 2016

Pengembangan Industri dan Wisata

  • Pengkajian SDA dan LH
  • Pengkajian Lanskap Berkelanjutan
  • Pengkajian Strategi Pembangunan Rendah Emisi (SPRE)
    • Emisi Karbon Akibat Implementasi Tiga KRP Prioritas (Skenario BAU/

Peta lokasi rencana sawah terhadap ancaman banjir di Kabupaten Aceh Tamiang Sumber : Hasil Analisis Spasial Tim Pokja RPJMD KLHS Aceh Tamiang Di Kecamatan Tamiang Hulu juga terdapat sawah eksisting yang luasnya seluas 224,69 ha dengan potensi banjir rendah, namun sawah yang ada ini berada di kawasan hutan produksi. Mencoba mempromosikan pembangunan pusat pembelajaran bencana di kabupaten Aceh Tamiang sebagai sistem peringatan bencana, informasi dan media pendidikan. Dari tabel terlihat bahwa semua ruas jalan yang direncanakan maupun yang sudah ada di Aceh Tamiang rawan banjir (sedang dan tinggi), yang umumnya berada di zona dataran rendah dan sebagian kecil berada di zona dataran tinggi.

Bencana kekeringan di Aceh Tamiang berdampak pada produktivitas sawah dan perkebunan kelapa sawit. Kebakaran hutan dan lahan di Aceh Tamiang belum pernah menjadi kebakaran skala nasional. Peta sebaran perkebunan kelapa sawit (PKS) terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Aceh Tamiang.

Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan tingkat kerawanan banjir di wilayah Aceh Tamiang seperti terlihat pada Tabel 3.32. Dalam hal ini pengawasan ketat oleh pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang harus dilakukan secara berkala jika rencana pembangunan jalan tersebut dilaksanakan. Program/kegiatan nasional yang diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat Aceh Tamiang seperti Rencana Pembangunan Bendungan (Tampur 1 dan Tampur 2) yang berlokasi di Kabupaten Gayo Lues.

Tabel 3.20. Rencana Pengembangan lokasi wisata di Kabupaten Aceh Tamiang
Tabel 3.20. Rencana Pengembangan lokasi wisata di Kabupaten Aceh Tamiang

Pengembangan Pertanian/Perkebunan/Pangan/Peternakan

Kebijakan perencanaan (KRP) Program Kabupaten Aceh Tamiang lima tahun ke depan diperkirakan akan mempengaruhi potensi karbon, baik berupa pelepasan karbon maupun penyerapan karbon akibat perubahan tutupan lahan. Pada tabel 3.39. menunjukkan kondisi eksisting dan perkiraan perubahan tutupan lahan untuk pembukaan lahan sawah sebagai bagian dari program KRP 1. Perubahan tutupan lahan untuk lahan sawah yang direncanakan terutama terjadi di areal penggunaan lain (APL).

Fungsi kawasan hutan yang mengalami perubahan terbesar adalah Areal Penggunaan Lain (APL) sebesar 72.551,09 ha, dengan perubahan tutupan lahan terbesar terjadi pada perkebunan. Jumlah emisi karbon yang terjadi sebesar Ton C dimana tutupan lahan yang dominan adalah perkebunan. Ekspektasi pelepasan karbon yang dapat dihasilkan adalah sebesar 36.245,74 ton C. Gambar 3.29 Peta rencana pengembangan kawasan industri di Kabupaten Aceh Tamiang.

Selanjutnya, ada tiga wisata untuk program pengembangan tujuan wisata yang direncanakan di Kabupaten Aceh Tamiang, yang semuanya berlangsung di dalam kawasan lindung setempat. Proyeksi emisi karbon yang dihasilkan dari pelaksanaan program pengembangan pariwisata ini adalah sebesar 11.301,81 ton C. Peta rencana pengembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Aceh Tamiang. Proyeksi perubahan tutupan lahan dan emisi karbon akibat pelaksanaan pembangunan destinasi wisata di Kabupaten Aceh Tamiang.

Tabel 3.39.Kondisi eksisting dan rencana perubahan tutupan lahan tahun 2017- 2017-2022 untuk pencetakan sawah baru di Aceh Tamiang (skenario dasar/BAU)
Tabel 3.39.Kondisi eksisting dan rencana perubahan tutupan lahan tahun 2017- 2017-2022 untuk pencetakan sawah baru di Aceh Tamiang (skenario dasar/BAU)

Pembangunan Infrastruktur

  • Emisi Karbon Setelah Penerapan SPRE (Skenario Optimum) (ton
  • Pengkajian Ekonomi Hijau
  • Perumusan Mitigasi/Adaptasi dan/atau Alternatif .1 Posisi KLHS dan Dasar Hukum
    • Rekomendasi

Proyeksi perubahan tutupan lahan dan emisi karbon akibat pelaksanaan pembangunan destinasi wisata di Kabupaten Aceh Tamiang. Skenario Dasar/BAU) Gunakan Pariwisata. Proyeksi perubahan tutupan lahan pada Tabel 3.47 digunakan sebagai dasar penghitungan emisi karbon akibat pelaksanaan KRP pembangunan jalan dan jembatan tahun 2017-2022 di Kabupaten Aceh Tamiang (Tabel 3.47). Secara umum emisi karbon yang diperkirakan terjadi akibat pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan adalah ton C. Tabel 3.47 Proyeksi perubahan tutupan lahan dan emisi akibat pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Aceh Tamiang.

Selain untuk mengurangi emisi karbon, Kawasan Lindung Lokal juga dapat mendukung peningkatan Daya Dukung dan Kapasitas (DDDT) kawasan hutan di Kabupaten Aceh Tamiang untuk berbagai jenis jasa ekosistem seperti pengelolaan air, perlindungan dan pencegahan bencana, hingga peningkatan kelestarian alam. konservasi. Hal ini sangat penting untuk konservasi kawasan hutan lindung di Kabupaten Aceh Tamiang karena terjadi perubahan lahan. Selain itu, pengembangan kawasan industri dan pariwisata ini memerlukan perhatian khususnya dari Dinas Perindustrian dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tamiang dalam penyusunan rencana strategis dengan mengutamakan penetapan kawasan yang direncanakan di luar Kawasan Lindung Setempat.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Tamiang dengan program pembangunan jalan dan jembatannya perlu menyesuaikan pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan di kawasan lindung setempat, terutama di kawasan dengan tingkat biokonservasi DDDT yang tinggi. Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Tamiang harus memastikan pelaksanaan kegiatan konstruksi dan operasional saluran irigasi ini berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kawasan lindung setempat. Pilihan tersebut dapat memperkuat konsistensi Aceh Tamiang dalam mewujudkan pembangunan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.

Gambar 3.31.Peta rencana pembangunan jalan dan jembatan  diKabupaten Aceh Tamiang
Gambar 3.31.Peta rencana pembangunan jalan dan jembatan diKabupaten Aceh Tamiang

Kesimpulan dan Tindaklanjut

  • Kesimpulan
  • Saran Tindak Lanjut

Dari sisi ekonomi hijau, Aceh Tamiang masih memiliki tingkat daya dukung dan daya tampung lingkungan yang cukup untuk pembangunan wilayah dan pembangunan fisik dan ekonomi, yang tercermin dari potensi Aceh Tamiang sebagai penyerap karbon. Namun demikian, pembangunan Aceh Tamiang masih akan menghadapi sejumlah kendala jika strategi intervensi yang digunakan masih lemah dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki oleh kabupaten Aceh Tamiang. Oleh karena itu, pemilihan strategi intervensi akan menentukan posisi dan konsekuensi Aceh Tamiang dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan.

Kajian lingkungan Kabupaten Aceh Tamiang saat ini menemukan isu sentral mengenai alih fungsi lahan dan hutan, luas tutupan hutan Aceh Tamiang semakin berkurang. Untuk memastikan bahwa rekomendasi kajian KLHS RPJMD Aceh Tamiang dapat diterima dan dilaksanakan, maka perlu diadakan sesi konsultasi publik dan pendampingan untuk pengintegrasian hasil KLHS dalam Rencana Strategis OPD. Konsultasi publik dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut, khususnya rekomendasi dan opsi skenario dari perspektif SPRE dan perspektif studi lain dalam kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Aceh Tamiang.

Selain itu, dipandang perlu untuk membahas hasil kajian KLHS terkait pelaksanaan upaya mitigasi terkait kemungkinan akibat/dampak negatif RPJMD Aceh Tamiang. Diperlukan upaya dialog multipihak untuk mentransformasikan hasil KLHS RPJMD Aceh Tamiang menjadi paket informasi-advokasi, terutama untuk mengantisipasi resistensi dan memfasilitasi pelaksanaan upaya mitigasi. Dialog dan transformasi diharapkan untuk fokus terutama pada rekomendasi utama dan upaya mitigasi/adaptasi, termasuk siapa yang akan melakukan apa sehubungan dengan rekomendasi hasil KLHS RPJMD Aceh Tamiang tersebut di atas.

Daftar Pustaka

Potensi biomassa karbon di hutan alam dan bekas tebangan setelah 30 tahun di Hutan Penelitian Malinau, Kalimantan Timur.

Gambar

Gambar 2.3. Peta Kawasan Ekosistem Leuser, yang merupakan kawasan penting  dengan keanekaragaman hayati tinggi
Tabel 2.8. Penyebaran jenis fauna di kawasan hutan Kabupaten Aceh Tamiang
Gambar 2.8.Peta ancaman kekeringan di Kabupaten Aceh Tamiang  (Sumber: Hasil Analisis Spasial Tim Pokja KLHS RPJMD Aceh Tamiang 2017-2022, 2018)
Gambar 2.9. Peta ancaman kebakaran lahan/hutan di Kabupaten Aceh Tamiang      (Sumber: Hasil Analisis Spasial Tim Pokja KLHS RPJMD Aceh Tamiang 2017-2022, 2018)
+7

Referensi

Dokumen terkait

27 CONCLUSION Removal of dyes, mixture of methylene blue, malachite green and congo red from aqueous solutions by adsorption with activated carbon has been experimentally determined