• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kualitatif Dampak KRP Terhadap Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Dalam dokumen KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) (Halaman 80-83)

DAFTAR TABEL

BAB 3 Pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten Aceh Tamiang

3.2 Tahap Pra Pelingkupan

3.3.3 Kajian Kualitatif Dampak KRP Terhadap Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Kajian kualittaif dampak KRP terhadap isu-isu strategis pembangunan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2018 di Kantor Bappeda Aceh Tamiang. Penetapan KRP prioritas yang menjadi fokus kajian didasarkan pula pada dokumen draft RPJMD Aceh Tamiang 2017-2022. Hasil kajian implikasi/dampak kualitatif KRP prioritas yang telah ditetapkan terhadap isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Kajian kualitatif diberikan dalam bentuk skoring. Skor -3 diberikan kepada KRP yang memberikan dampak negatif besar pada Isu Strategis yang ditinjau, -2 untuk kategori dampak negatif sedang, selanjutnya -1 berdampak kecil dan 0 tidak berdampak.

Kajian kualitatif pada Tabel 3.2.didahului dengan paparan dan diskusi difasilitasi oleh tenaga ahli tentang bagaimana melakukan kajian kualitatif. Misalnya, cara penentuan skor berdasarkan kriteria sebagaimana dikemukakan pada Pasal 3 (2) PP 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS. Selain pertemuan-pertemuan formal tersebut di atas, proses penyelenggaraan KLHS RPJMD ini juga melalui beberapa pertemuan informal untuk klarifikasi KRP termasuk data yang diperlukan, penajaman isu-isu strategis PB, dan diskusi di antara anggota Pokja KLHS dengan tenaga ahli.

Kajian mulai dari Isu Strategis PB, KRP Prioritas sampai dengan kajian kualitatif juga telah mempertimbangkan enammuatan Pasal 13 PP No. 46/2016. Uraian di atas menunjukkan bahwa proses partisipatif perumusan isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan, identifikasi KRP prioritas, dan kajian kualitatif implikasi KRP terhadap isu-isu strategis tersebut di bawah ini dilakukan dalam 5 kali diskusi kelompok multi- pemangku kepentingan, termasuk pertemuan tidak formal. Pertemuan-pertemuan lanjutannya adalah dalam rangka diskusi dengan SKPK terkait klarifikasi data dan kajian internal tenaga ahli KLHS sehingga diperoleh Laporan Akhir KLHS. Di antara pertemuan-pertemuan tersebut, juga dilakukan diskusi dengan tim penyusun RPJMD Aceh Tamiang untuk klarifikasi substansi RPJMD Aceh Tamiang 2017-2022.

Tabel 3.2.Kajian dampak kualitatif KRP terhadap isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan

No Kebijakan dan

Rencana Program Indikator KRP

Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Total

Skor Kesimpulan Alih Fungsi Hutan dan

Lahan Bencana Hidrometeorologis Menurunnya potensi

keanekaragaman hayati Pencemaran

Lingkungan Konflik Sosial

Penurunan Jasa Lingkungan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I Pengembangan pertanian/ perkebunan/pangan/peternakan

1 Program peningkatan produksi pertanian/perke bunan/pangan

Meningkatnya lahan pertanian masyarakat

-3 (Kompetisi lahan, utamanya untuk perluasan kebun/sawit dan tanaman pangan)

-3 (Perluasan kebun sawit, utamanya di kawasan hutan akan meningkatkan aliran permukaan; meluasnya pertanian non konservatif juga potensial meningkatkan aliran permukaan dan erosi/longsor)

-3 (Potensi terjadinya alih fungsi hutan menjadi kebun sawit atau peruntukan nonhutan lainnya)

-1 -2 (Kemungkinan

meningkatnya kompetisi pemanfaatan lahan antara pengusaha dan masyarakat)

-1 -13 Strategis

Tersedianya

lahan perkebunan

-3 (Kompetisi lahan, utamanya untuk perluasan kebun/sawit)

-3 (Perluasan kebun sawit, utamanya di kawasan hutan akan meningkatkan aliran permukaan)

-3 (Potensi terjadinya alih fungsi hutan menjadi kebun sawit akan menurunkan keanekaragaman hayati di hutan)

-1 -2 (Kemungkinan

meningkatnya kompetisi pemanfaatan lahan antara pengusaha dan masyarakat)

-1 -13 Strategis

Tersedianya

lahan pangan untuk petani

-3 (Kompetisi lahan, utamanya untuk perluasan pertanian di wilayah hutan)

-3 (Perluasan tanaman pangan, utamanya di kawasan hutan dan kawasan perlindungan akan meningkatkan aliran permukaan)

-3 (Potensi terjadinya alih fungsi hutan menjadi lahan untuk pangan akan menurunkan keanekaragaman hayati di hutan)

-1 -2 (Kemungkinan

meningkatnya kompetisi pemanfaatan lahan antara pengusaha/pemerintah dan masyarakat)

-1 -13 Strategis

2 Program peningkatan produksi hasil peternakan

Tersedianya kawasan peternakan, bibit dan pakan ternak

0 0 0 -1 -1 -1 -3 Tidak

strategis

3 Program peningkatan pengolahan hasil produksi peternakan

Meningkatnya nilai tambah hasil produksi peternakan

-2 (perambahan hutan oleh

penggembalaan ternak) -3 (meningkatnya pencemaran

sungai oleh limbah ternak) -1 -1 -2 (kemungkinan konflik

industrial bidang peternakan) -1 -10 Cukup strategis

II Pengembangan industri dan wisata

1 Program pengembangan kawasan industri

Terbangunnya kawasan industri (lokasi kec.

Seruway 400 Ha untuk Halal Food )

-1 -1 -1 -2 (Pencemaran

industri ke sungai, sumur dan tanah)

-2 (Potensi konflik dengan masyarakat terkait pencemaran sungai dan sumur penduduk)

-1 -8 Cukup

strategis

No Kebijakan dan

Rencana Program Indikator KRP

Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Total

Skor Kesimpulan Alih Fungsi Hutan dan

Lahan Bencana Hidrometeorologis Menurunnya potensi keanekaragaman hayati

Pencemaran

Lingkungan Konflik Sosial Penurunan Jasa Lingkungan

2

Program pengembangan destinasi pariwisata

Terbangunnya kawasan objek pariwisata (Kec.

Tenggulun 20 Ha dan Tamiang Hulu 10 Ha) dan Wilayah pesisir di Kec.

Bendahara (terjadi alih fungsi lahan mangrove)

-2 (Potensi terganggunya kawasan hutan dan lahan pertanian oleh aktivitas wisata yang tidak ramah LH)

-1 -2 (Potensi gangguan terhadap

hutan dan keanekaragamannya)

-2 (Potensi meningkatnya limbah dan pencemaran LH)

-3 (Potensi konflik dengan warga lokal terkait dengan pemanfaatan lahan, tenaga kerja luar, dan ancaman terhadap sumber air/sumur penduduk karena pengambilan air tanah yang besar untuk wisata)

-1 -12 Strategis

III Pembangunan Infrastruktur

1

Program pembangunan jalan dan jembatan

Terbangunnya jalan dan jembatan

-3 (Keberadaan jalan baru atau pelebaran jalan berpotensi terjadi alih fungsi lahan/perambahan hutan)

-3 (Meningkatkan air limpasan, erosi dan tanah longsor oleh pembuatan jalan, utamanya bila tidak terkontrol)

-1

-2

(Meningkatkan erosi dan sedimentasi sungai serta pencemaran udara)

-3 (Berpotensi konflik dengan masyarakat lokal terkait penggusuran tanah warga, kompensasi ganti rugi, dan pencemaran udara dan air)

-1 -13 Strategis

2

Program pemeliharaan jalan dan jembatan

Terpeliharanya jalan dan

jembatan 0 0 0 0 -1 0 -1 Tidak

strategis

3

Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya

Terbangunnya saluran tersier, embung, dam (pembangunan oleh provinsi)

-2 (Terkait pemanfaatan lahan hutan untuk kegiatan

nonhutan) -1

-2 (Berpotensi menurunnya jumlah dan jenis flora dan fauna

di hutan) -1

-2 (Berpotensi konflik dengan warga setempat terkait dengan pemanfaatan lahan warga, juga akibat pembagian jatah air yang tidak adil)

-1 -9 Cukup

strategis

Dalam dokumen KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) (Halaman 80-83)