• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Di - UMSU REPOSITORY

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Di - UMSU REPOSITORY"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORITIS

Kerangka Teoritis

  • Sosiolinguistik
  • Bahasa
  • Multilingualisme
  • Penggunaan bahasa dalam Masyarakat Multilingual
  • Campur Kode

Kerangka Konseptual

Landasan tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara penggunaan banyak bahasa (multilingual) yang digunakan oleh masyarakat di Nelayan III Blok C Desa Nelayan Indah dalam kajian sosiolinguistik. Dengan demikian, penelitian ini hanya berfokus pada analisis campur kode dalam penggunaan masyarakat multibahasa di Kelurahan Nelayan III Nelayan Indah, Lingkungan III Blok C.

Pernyataan Penelitian

Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal akibat terjadinya tuturan bahasa Banjar dan bahasa Indonesia. Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal akibat terjadinya tuturan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Willak tulak (saya mau pergi) ke rumah teman (R1/CKKD/K2) Pada kalimat di atas terdapat campur kode akibat pemunculan bahasa Banjar dan bahasa Indonesia. Amun tulak (kalau pergi) hati-hati di jalan (R1/CKKD/K9) Pada kalimat di atas terjadi Pencampuran Kode karena terjadinya bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia. Belender in burner (belender in burner) duluan (R3/CKKD/K3) Pada kalimat di atas terjadi campur kode akibat terjadinya tuturan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.

Pada kalimat di atas terjadi campur kode ke dalam akibat terjadinya tuturan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Selamatan khumah bakhu (rumah baru) bang (R8/CKKD/K5) Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal akibat terjadinya tuturan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Komunitas Lingkungan III Blok C Kelurahan Nelayan Indah menggunakan banyak bahasa, yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data penggunaan multibahasa di lokasi ini.

Sumber Data dan Data Penelitian

  • Sumber Data
  • Data Penelitian

Data penelitian ini adalah 10 data rekaman dan transkrip percakapan masyarakat yang mengandung campur kode dalam penggunaan multibahasa oleh masyarakat di Desa Nelayan III Blok C Nelayan Indah.

Metode Penelitian

Variabel Penelitian

Pada kalimat di atas terjadi campur kode karena terjadinya tuturan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Bekhapo (berapa) dan hargonyo (harga). R2/CKKD/K7) Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal karena terjadinya tuturan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Pisang ge, ayo cuci grip (basuh mulut, mbak) (R5/CKKD/K2) Pada kalimat di atas terjadi campur kode internal akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Ja, arak lungo nde sik (Saya duluan) (R5/CKKD/K9) Pada kalimat di atas terjadi Campur Kode Kedalaman akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Eneng opo iki (ada apa sih) kok rame banget (kali). R7/CKKD/K1) Pada kalimat di atas terjadi campur kode ke dalam akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Opo seng (yang) di malinge (pencuri). R7/CKKD/K3) Pada kalimat di atas terjadi campur kode ke dalam akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Di manakah alamat khumah nios (rumah)? R8/CKKD/K6) Pada kalimat di atas terjadi Campur Kode Internal akibat terjadinya tuturan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Saya tidak senang (tidak ada) membantu saudara perempuan saya (wanita). R10/CKKD/K3) Pada kalimat di atas terjadi campur kode ke karena terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Bik (wanita) Learn Nang (tempat belajar). R10/CKKD/K5) Pada kalimat di atas terjadi Campur Kode Internal karena munculnya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Semoga cepat berlalu yo (yes) corona iki (ini) (R10/CKKD/K10) Pada kalimat di atas terjadi campur aduk Kode Ke Dalam akibat terjadinya tuturan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Tabel 3.2  Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

Definisi Operasional Penelitian

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau perangkat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitian menjadi lebih mudah dan dapat dihitung hasilnya sesuai dengan prosedur dan karakteristik penelitian (Arikunto. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman dokumentasi yang diambil secara langsung berupa foto dan rekaman menggunakan kamera HP Vivo Y53 dengan resolusi 8 MP dan peneliti mengambil 10 data rekaman yang kemudian ditranskrip Berdasarkan data transkrip percakapan masyarakat Kelurahan III Blok C Nelayan Indah diperoleh transkripnya Dari percakapan-percakapan yang mengandung campur kode dalam penggunaan masyarakat multibahasa, kemudian diklasifikasikan menggunakan teori Suard.

Campuran Kod Campuran (bahasa daerah Indonesia dengan diselitkan bahasa asing) 1 Perbualan Ibu Saidah dengan. Ibu Salmah: Siang juge sayokh ne (pilih sayur ni jugak) Nurul: Iyelah ma (ya mamak). Sri: Jom cuci pisang di cengkem (nak cuci mulut kak) Ibu Marsini: Nang nde tukune (mana. beli kat mana).

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Data Penelitian

Jawaban Penelitian

Sesuai dengan pernyataan penelitian, peneliti memberikan jawaban atas pernyataan bahwa terjadi campur kode dalam penggunaan masyarakat multibahasa di Nelayan III Blok C Kelurahan Nelayan Indah yang terdiri dari 3 jenis campur kode yaitu Campur Kode Ke Dalam, Campur Kode Ke Luar dan Campur Kode Campur.

Diskusi Hasil Penelitian

Bahasa Melayu terdiri dari dua bagian, yaitu Melayu Deli dan Melayu Tanjung Balai. Bahkan, saat ini banyak masyarakat yang menggunakan bahasa Melayu Tanjung Balai karena daerah tempat tinggal mereka kebanyakan menggunakan bahasa Melayu Tanjung Balai. Oleh karena itu, masyarakat saat ini tidak lagi memikirkan tingkat penggunaan bahasa apa yang harus mereka gunakan dalam berkomunikasi.

Keterbatasan Penelitian

Dalam kajian saya terdapat 3 jenis percampuran kod iaitu percampuran kod dalaman, percampuran kod luaran dan percampuran kod bercampur. Desi: Handak tulak (saya nak pergi) ke rumah kawan saya apabila Ibu Saidah: Napak diulah (apa yang berlaku) pada saudara saya (di sana). Perbualan Ibu Salmah dengan anaknya Ibu Salmah: Nak, tolong ibu dulu Nurul: Tolong maye mak (mamak apa).

Ibu Salmah: Belenderke cabai ne (kuruskan cili ni) dulu Nurul: Cuma belenderke cabai (lembutkan cili) mak. Satu persatu Ibu Salmah: Tembak sikit kekheje (sikit kerja awak) Nurul: Tak lama lagi mama (mamak). Ibu Salmah: Mak dah lapakh (lapar), mak nak makan Nurul: Sabar mak, mak lapakh juge (lapar juga).

Ibu Marsini : Ya, arak lungo nde sik (saya nak pergi dulu) Sri : Kita pergi perlahan-lahan (jaga adik). Perbualan Ibu Marsini dengan anak saudara suaminya Ibu Marsini: Apo (apa) nak ko bolo (dah betulkan) ni. Mak Marsini: Iyo (ya), ramai anak main ketangin (roda).

Ibu Marsini: Iyo (ya), kamu nak balik dulu Makcik Ijun: Hati-hati makcik (ya mak). Pak Pardianto: Esek enom wess (masih muda) jadi pencuri, zaman sekarang (sekarang) tak betul bergaul dengan orang muda. Pak Pardianto: Ya, kalau tidak ada halangan, abang datang nanti, ya.

Ibu Misriah : Om (aikh), cingih (mental) udah cewek sekarang Tika : Kayaknya tiba-tiba anum anum acik (ibu gak pernah muda) ni Ibu Misriah : Acik amun anum duluk lumpurk cingih (Dulu kamu gak muda. Mentel) suka ikam (kamu). Ibu Misriah : Ya (ya), korona ini tidak santai (tidak akan berakhir juga).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Sania : Iya bik (iya bu), saat ini (saat ini) anak-anak susah belajar bahwa mereka harus punya handphone (ponsel).

Gambar

Tabel 3.1  Waktu Penelitian
Tabel 3.2  Instrumen Penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya campur kode kata jadian berbahasa Indonesia masuk ke dalam satu bahasa inti yaitu

Persentase jenis campur kode yan terdapat pada majalah Orange tahun 2017, khususnya pada edisi LXIII, LXIV, LXV, dan LXVI yang berasal dari bahasa Jawa merupakan campur kode

Inner code mixing atau campur kode ke dalam, menyisipkan kata yang berasal dari bahasa nasional atau bahasa daerah ke dalam bahasa yang dominan digunakan saat melakukan

Secara garis besar campur kode dibedakan menjadi dua kelompok: (1) campur kode ke dalam, yakni campur kode yang unsur-unsurnya bersumber dari bahasa asli

Pada contoh (1) di atas jenis campur kode yang digunakan adalah campur kode ke dalam ( inner code-mixing ), sebab dalam kalimat tersebut menggunakan bahasa Jawa menyisip pada

Namun peristiwa campur kode yang terjadi pada dialog tersebut merupakan campur kode ke luar (outer code-mixing), dimana bahasa Inggris menyisip ke dalam bahasa

Dengan demikian, peristiwa campur kode yang dimaksud pada transaksi jual beli di atas adalah campur kode ke dalam (inner code-mixing), berupa bahasa Padang yang menyisip pada

4.1 Tipe Campur Kode Percakapan Santriwati Kelas VIII Yang Terjadi di Pondok Pesantren Al-Ansor Manunggang 23 4.1.1 Campur Kode Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia 23