A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis di Desa Bendan
Desa Bendan merupakan salah satu Desa dari 12 Desa yang ada Kecamatan Banyudono,Kabupaten Boyolali. Secara administrasi Desa Bendan terdiri dari 15 RT dan 3 RW, Desa Bendan terdiri dari dukuh Bendan, dukuh Bukurireng, dukuh Ceperan, dukuh Gabahan, dukuh Karangduwet, dukuh Kebondalem, dukuh Klumpit, dukuh Ngaliyan, dukuh Puluhan, dukuh Sabrangan, dukuh Sengirejo, dukuh Tegalarum, dan dukuh Tempel. Secara geografis, Desa Bendan berbatasan dengan :
a) Sebelah Barat adalah Desa Teras
b) Sebelah Utara adalah Jalan Raya Solo Semarang Dan Desa Ketaon c) Sebelah Timur adalah Desa Ngaru-Aru Dan Desa Jembungan d) Sebelah Selatan adalah Desa Dukuh Dan Desa Teras
Secara topografi Desa Bendan memiliki wilayah dataran bergelombang, berbukit sampai bergunung.Iklim di Bendan dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya, sehingga cuacanya cenderung sejuk dan lembab. Luas wilayah Desa Bendan adalah sekitar 92. Ha.
2. Kondisi Masyarakat Bendan
Data komposisi penduduk sangat penting untuk perencanaan pemerintah dalam segala bidang maupun dalam dunia usaha. Jika dihubungkan
dengan kesejahteraan masyarakat maka, kesejahteraan masyarakat diukur dari beberapa indikator, indikator kesejahteraan merupakan ukuran ketercapaian masyarakat di mana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak dan berkembang atau tidak.
a) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kualitas perkembangan sumber daya manusia di dalam masyarakat. Jumlah penduduk dapat di jadikan ukuran atas keberhasilan pembangunan dalam perkembangan kependudukan di dalam suatu daerah.
Jumlah Penduduk desa Bendan 4,435. Jiwa , Jumlah Penduduk Laki-laki 2,215 Jiwa , dan Jumlah Penduduk perempuan 2,220 Jiwa. Sesuai penelitian yang dilakukan pada Remaja Putri didapatkan data terkait Remaja Putri yang berusia 14-18 tahun sejumlah 195 Jiwa.
b) Kesehatan
Kesehatan memberikan peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menopang pertumbuhan. Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat sehubungan dengan kualitas kehidupannya. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Untuk kesehatan di Desa Bendan terdapat prasarana kesehatan yang terdiri dari posyandu, puskesmas, apotek, dan rumah bersalin.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil kuesioner meliputi umur, pendidikan, dan sumber informasi.
Tabel 1 Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase Umur
14 Tahun 14 20,0%
15 Tahun 18 25,7%
16 Tahun 12 17,1%
17 Tahun 13 18,6%
18 Tahun 13 18,6%
Jumlah 70 100,0%
Pendidikan
SMP 25 35,8%
SMA 40 57,1%
PERGURUAN TINGGI 5 7,1%
Jumlah 70 100,0%
Pekerjaan
BEKERJA 0 0%
TIDAK
BEKERJA/PELAJAR
70 100%
Jumlah 70 100%
Sumber Informasi
KORAN 0 0,0%
RADIO 0 0,0%
TELEVISI 0 0,0%
KELUARGA 13 18,5%
TENAGA KESEHATAN
28 40,00%
INTERNET 20 28,6%
BROSUR 9 12,9%
Jumlah 70 100,0%
Sumber : data primer yang diolah (2022)
Berdasarkan tabel 6 hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik responden yang dibagi menjadi umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Dengan karakteristik umur memiliki persentase tertinggi yakni umur 15 Tahun sejumlah 18 Remaja (25,7%) yang terendah 16 Tahun
sejumlah 12 Remaja (17,1%), dengan karakteristik pendidikan yakni SMA tertinggi sejumlah 40 Remaja (57,1%) yang terendah Perguruan Tinggi sejumlah 5 Remaja (7,1%), dengan karakteristik pekerjaan persentase tertinggi yakni 70 Remaja atau keseluruhan memiliki keterangan tidak bekerja/pelajar, dan dengan karakteristik Sumber informasi yang memiliki persentase tertinggi yakni Tenaga Kesehatan sejumlah 28 Remaja (40%) yang terendah yakni sumber informasi yang berasal dari Koran, Radio dan Televisi (0%).
2. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah Darah Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
a) Tingkat Pengetahuan responden yang diperoleh dari hasil kuesioner meliputi Definisi, manfaat, cara penggunaan tablet tambah darah dan efek samping tablet tambah darah :
Tabel 2 Hasil Penelitian Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tablet Tambah darah
Variabel Kategori Kuesioner Pengetahuan
BAIK CUKUP KURANG JUMLAH
F % F % F % F %
Sumber : data primer yang diolah (2022).
Berdasarkan tabel 7 hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden yang diamati dari soal kuesioner ,didapati soal yang dapat dijawab dengan benar sejumlah 50 remaja (71,4%) memiliki pengetahuan baik yakni pada soal definisi tentang tablet tambah darah.
Sedangkan pada soal tentang manfaat, cara penggunaan dan efek samping tablet tambah darah memiliki pengetahuan kurang yakni 70 remaja (100%).
b) Gambaran Tingkat Pengetahuan responden yang diperoleh dari hasil Kuesioner :
Tabel 3 Hasil Penelitian Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden
Sumber : data primer yang diolah (2022).
Berdasarkan tabel 8 hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden yang tertinggi memiliki pengetahuan cukup tentang tablet tambah darah sebanyak 37 remaja (52,9%) dan terendah memiliki Tingkat
Pengetahuan
Definisi Tablet Tambah Darah
50 71,4% 0 0,0% 20 28,6% 70 100%
Manfaat Tablet Tambah Darah
0 0% 0 0% 70 100% 70 100%
Cara Penggunaan Tablet Tambah Darah
0 0% 0 0% 70 100% 70 100%
Efek Samping Tablet Tambah Darah
0 0% 0 0% 70 100% 70 100%
Tingkat Pengetahuan
UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN SUMBER
INFORMASI
F % F % F % F %
BAIK 31 44,2% 31 44,2% 37 52,9% 31 44,2%
CUKUP 37 52,9% 37 52,9% 31 44,2% 37 52,9%
KURANG 2 2,9% 2 2,9% 2 2,9% 2 2,9%
JUMLAH 70 100% 70 100% 70 100% 70 100%
pengetahuan kurang sebanyak 2 remaja (2,9%). Angka ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tersebut masih tergolong cukup.
C. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tablet Tambah Darah di Desa Bendan
Dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang tablet tambah darah di Desa Bendan, Berdasarkan hasil tersebut tingkat pengetahuan masyarakat sebagian besar responden yaitu 37 orang (52,9%) memiliki pengetahuan cukup. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tersebut masih tergolong cukup.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri di Desa Bendan tentang tablet tambah darah sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan cukup tentang tablet tambah darah.
Menurut peneliti hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dari dalam individu Remaja di Desa Bendan yaitu umur responden yang sebagian besar responden berumur 15 tahun sebanyak 18 orang (25,7%).
Di mana pada usia ini remaja mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini merupakan faktor penyebab tingkat kedewasaan dalam berpikir dan mengambil tindakan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, emosi, pergaulan dengan teman sebaya, dan pada masa remaja merupakan masa di mana seseorang mengekspresikan kebiasaannya, memanifestasikan rasa cinta dan mulai memperhatikan penampilannya. Hal ini membuat sebagian besar responden
tidak dapat berpikir dan mengambil tindakan dalam menjaga kesehatannya dan menganggap dirinya dalam keadaan sehat karena sebagian besar responden belum pernah memeriksakan kadar hemoglobin di Puskesmas atau petugas kesehatan lainnya. Hal inilah yang membuat responden enggan mengonsumsi tablet tambah darah.
Keberhasilan pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS dalam konsumsi tablet tambah darah dikarenakan sikap dan pengetahuan tentang pentingnya tablet tambah darah masih relatif minim, oleh karena itu SMART (Specific, Measureable, Attainable, Relevant, Timely) dukungan manajemen diperlukan. perilaku dimulai dari memberikan pedoman manajemen dan mengembangkan media komunikasi, informasi dan pendidikan (KIE). Dengan adanya pedoman manajemen dan media KIE, dapat dilakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan di masyarakat yang dilanjutkan dengan orientasi kader oleh petugas kesehatan dan pendidikan oleh petugas kesehatan. Intervensi perubahan perilaku ini diharapkan mampu mengubah pengetahuan dan sikap masyarakat agar mau konsumsi TTD sesuai dengan anjuran (Kemenkes,2018).
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Merlina S.
Klau (2019) yang Berjudul Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Kepatuhan Terhadap Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 4 Kota Kupang yang mengatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar remaja putri di SMA Negeri 4 Kota Kupang dengan jumlah sampel 40 orang dengan pengetahuan baik 20 orang (50%), memiliki sikap
positif 39 orang (97,5%), dan patuh dalam mengonsumsi tablet Tambah Darah 35 orang (87,5%). Dalam penelitian ini adanya hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan mengonsumsi Tablet Tambah
Darah, dan sikap dengan kepatuhan dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah sehingga dapat diketahui remaja putri di SMA Negeri 4 Kota Kupang dengan pengetahuan lebih dominan baik, sikap lebih dominan positif dan kepatuhan lebih banyak remaja yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah.
2. Pengetahuan Responden Tentang Definisi Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri di Desa Bendan
Berdasarkan hasil tingkat pengetahuan remaja putri tentang definisi tablet tambah darah sebagian besar responden yaitu 50 orang (71,4%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 20 orang (28,6%) memiliki pengetahuan kurang tentang tablet tambah darah.
Berdasarkan hasil tersebut tingkat pengetahuan masyarakat sebagian besar responden yaitu 37 orang (52,9%) memiliki pengetahuan cukup. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tersebut masih tergolong cukup.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang, karena itu pengalaman dan penelitian perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2012).
Hal ini dikarenakan sebagian besar remaja putri di Desa Bendan berasal dari SMA yang kurang memahami akan pengertian hemoglobin itu sendiri sehingga sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa tablet tambah
darah adalah suplemen yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Untuk menggantikan zat besi yang hilang ketika sedang menstruasi hal ini menjadikan salah satu faktor remaja putri tidak mengetahui pengertian dari tablet tambah darah dan belum mempunyai kesadaran untuk konsumsi tablet tambah darah.
Banyaknya responden yang memiliki kategori pengetahuan cukup dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemampuan daya ingat responden dalam menjawab kuesioner yang diajukan. Tingkat pengetahuan responden dapat dipengaruhi dari informasi yang didapat, seseorang tidak akan mendapatkan informasi tentang tablet tambah darah dari pendidikan formal kecuali mereka melanjutkan pendidikan kesehatan. Jumlah tingkat pengetahuan masyarakat yang baik harus lebih tinggi dan dapat mencapai angka maksimal 100%.
Hal ini dapat terwujud apabila responden mendapat penjelasan tentang manfaat konsumsi tablet tambah darah dari tenaga pelayanan kesehatan seperti tenaga teknis kefarmasian, dokter praktik, dan bidan praktik yang mereka kunjungi saat sakit. (Notoatmodjo,2012). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti Yeti, Briawan Dodik, Martianto Drajat yang berjudul (Suplementasi Besi Mingguan Meningkatkan Hemoglobin Sama Efektif Dengan Kombinasi Mingguan Dan Harian Pada Remaja Putri)Setelah diberikan suplementasi rata-rata kadar hemoglobin pada ketiga kelompok meningkat menjadi secara berurutan kelompok M, M+Mens, dan M+PG adalah 12,10±1,08 g/dl, 12,03±1,23 g/dl, dan 11,79±1,16 g/dl. Uji Anova kadar
hemoglobin sesudah suplementasi antara ketiga kelompok perlakuan tidak berbeda nyata (p=0,326). Berdasarkan uji Anova diketahui rata-rata peningkatan kadar hemoglobin tidak berbeda nyata (p=0,617) pada ketiga kelompok perlakuan. Uji paired sampel t-test sebelum dan setelah suplementasi berbeda nyata antara ketiga kelompok perlakuan (p< 0,05).
3. Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Konsumsi Tablet Tambah Darah Berdasarkan hasil penelitian tersebut tingkat pengetahuan remaja putri tentang manfaat tablet tambah darah, seluruh responden yaitu 70 orang (100
%) memiliki pengetahuan kurang.
Kita semua tahu bahwa manfaat tablet tambah darah bagi remaja putri adalah karena tablet tambah darah mencegah terjadinya anemia yang biasanya menimbulkan gejala (lelah, lesu, letih, lesu, pucat) pada remaja putri yang dapat mengakibatkan penurunan prestasi belajar, kurangnya konsentrasi dalam belajar, untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat bagi ibu dan bayi. Dan mereka hanya menganggap itu hanya masalah biasa dan akan sembuh dengan sendirinya, selain itu banyak remaja putri yang tidak pernah memeriksakan kadar hemoglobinnya ke petugas kesehatan karena menganggap dirinya sehat sehingga tidak mengetahui kesehatannya saat remaja.
Hal ini sesuai dengan teori dari Almatsier, Sunita (2014) yang mengatakan bahwa dalam pencegahan anemia pada remaja putri dapat dilakukan dengan cara memelihara keseimbangan antara asupan Fe dengan kebutuhan dan kehilangan Fe. Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan ini bervariasi antara satu wanita dengan wanita lain, tergantung pada riwayat reproduksi dan jumlah kehilangan darah selama menstruasi. Hal
ini dapat dilakukan dengan konsumsi makanan yang mengandung heme iron (daging merah ayam), bersifat mempercepat (enhancer) non-heme iron (buah, sayuran, sereal dan susu). Dan konsumsi suplemen zat besi untuk mencegah anemia pada remaja putri.
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Sab’ngatun, Danik Riawati (2017) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dengan Konsumsi Tablet tambah Darah Pada Remaja Putri. Yang mengatakan bahwa mayoritas pengetahuan tentang tablet tambah darah baik sebanyak 16 responden (53%) dan mayoritas konsumsi tablet tambah darah tidak teratur sebanyak 19 responden (63%), Hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi tablet tambah darah ada hubungan dengan taraf signifikan 0,01.
4. Pengetahuan Responden Tentang Cara Konsumsi Tablet Tambah Darah Berdasarkan hasil penelitian tersebut menurut tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara konsumsi tablet tambah darah, seluruh responden yaitu 70 orang (100 %) memiliki pengetahuan kurang.
Dalam cara konsumsi tablet tambah darah juga mempengaruhi hasil yang akan didapat dari hasil penelitian ini, sebagian besar remaja belum mengetahui cara konsumsi tablet tambah darah yang benar yaitu dengan konsumsi seminggu sekali saat tidak haid dan sekali sehari saat haid.
Konsumsi tablet tambah darah masih disayangkan karena sebagian besar remaja putri kurang memiliki pengetahuan tentang cara minum tablet tambah darah, sebagian remaja putri hanya konsumsi tablet tambah darah yang hanya diberikan oleh pihak sekolah pada saat pendistribusian, selebihnya tidak mau meminum tablet tambah darah sesuai terhadap program yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. , hal ini dikarenakan remaja putri belum memahami cara konsumsi yang benar dan pihak sekolah juga kurang memahami saat merekomendasikan tata cara yang benar saat membagikan tablet tambah darah sendiri.
Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 tahun 2014. Tentang standar tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil tablet tambah darah merupakan tablet yang diberikan bagi wanita usia subur diberikan sebanyak 1 x (satu) dalam seminggu dan 1 (satu) x sehari selama haid.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh LENI (2019) dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Tablet Tambah Darah Di SMK Nu Ungaran Tahun 2019. Yang mengatakan pengetahuan remaja putri tentang program tablet tambah darah di SMK NU Ungaran, Sebagian besar responden kurang memahami, yaitu sejumlah sejumlah 26 siswi (38,8%). Dari hasil jawaban remaja putri tentang tablet tambah darah di SMK NU Ungaran, sebagian besar salah dalam menjawab soal pengertian konsumsi tablet tambah darah pengertian tablet tambah darah, manfaat konsumsi tablet tambah darah, cara konsumsi tablet tambah darah dan efek samping dari konsumsi tablet tambah darah, remaja putri yang mempunyai pengetahuan kurang ini sebaiknya harus lebih menggali informasi untuk membantu memperluas pengetahuan tentang konsumsi tablet tambah darah.
Bahwa keteraturan konsumsi tablet tambah darah diukur dari jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara konsumsi, dan frekuensi konsumsi per hari.
Suplemen tablet tambah darah merupakan salah satu upaya paling penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia zat besi.
Dikatakan efektif karena kandungan zat besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.
5. Pengetahuan Responden Tentang Efek Samping Tentang Tablet Tambah Darah Berdasarkan hasil penelitian tersebut menurut tingkat pengetahuan remaja putri tentang cara penggunaan tablet tambah darah, seluruh responden yaitu 70 orang (100 %) memiliki pengetahuan kurang.
Dari penelitian ini sebagian besar remaja putri kurang memahami tentang efek samping saat konsumsi tablet tambah darah yang berupa pusing, mual dan muntah. Hal ini yang membuat remaja putri enggan untuk konsumsi tablet tambah darah dikarenakan sebagian besar remaja putri mengalami mual saat konsumsi tablet tambah darah dan mereka beranggap bahwa setelah konsumsi tablet tambah darah justru timbul efek samping yang membuat remaja putri enggan untuk konsumsi lagi, pada keadaan yang dialami oleh sebagian besar remaja putri ini adalah keadaan dalam batas normal dalam efek samping konsumsi tablet tambah darah. Namun remaja putri tidak mengetahui bahwa hal ini adalah efek samping normal yang timbul saat konsumsi tablet tambah darah.
Hal ini sesuai dengan teori yang sudah ada mengatakan bahwa efek samping (nyeri/perih ulu hati, mual, muntah, dan tinja berwarna hitam) tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala di atas sangat di anjurkan minum TTD setelah makan (perut tidak dalam keadaan kosong) atau malam hari sebelum
tidur. Bagi remaja putri yang mempunyai gangguan lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter (Kemenkes RI, 2015).
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Priya S et al, penyebab utama remaja putri tidak mau konsumsi tablet tambah darah dikarenakan perut terasa nyeri, mual dan muntah. Adapun manfaat tablet tambah darah dalam mengurangi kelelahan, meningkatkan nafsu makan dan konsentrasi yang meningkat. Sebagian besar remaja mengira bahwa saat konsumsi tablet tambah darah dapat menyebabkan penambahan berat badan, dan memiliki efek samping yang tidak enak sakit perut dan pusing. Kurangnya kesadaran akan pentingnya tablet tambah darah, dan implementasi program untuk remaja putri masih sangat minim yang merupakan salah satu faktor penting lainnya (Priya S et al, 2016).
D. Kendala Penelitian
1. Tidak dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner.
2. Responden tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah di tentukan.
3. Waktu penelitian sangat terbatas.
4. Susah mengatur pertemuan harus di datangi satu persatu karena tidak boleh berkerumun