• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan jaminan dalam pemberian kredit oleh Bank selaku kreditur kepada pihak debitur, yang merupakan persyaratan mutlak dengan tujuan untuk adanya kepastian hukum yang secara tegas telah diatur dalam perjanjian kredit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kedudukan jaminan dalam pemberian kredit oleh Bank selaku kreditur kepada pihak debitur, yang merupakan persyaratan mutlak dengan tujuan untuk adanya kepastian hukum yang secara tegas telah diatur dalam perjanjian kredit"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

59

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Kedudukan jaminan dalam pemberian kredit oleh Bank selaku kreditur kepada pihak debitur, yang merupakan persyaratan mutlak dengan tujuan untuk adanya kepastian hukum yang secara tegas telah diatur dalam perjanjian kredit. Hal ini, disebabkan karena jaminan merupakan hal yang sangat penting bagi pihak bank untuk menangkal resiko-resiko yang mungkin akan timbul di kemudian hari sebagai akibat dari pemberian kredit oleh bank kepada pihak debitur.

Akibat hukum terhadap Bank selaku kreditur apabila kredit diberikan tanpa jaminan mengandung resiko lebih besar sehingga akibat hukumnya berlaku bahwa semua harta kekayaan debitur baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, seluruhnya menjadi jaminan pemenuhan pembayaran hutang.

2. Upaya hukum yang ditimbulkan apabila kredit diberikan tanpa adanya jaminan dari nasabah (debitur) adalah pihak bank berada dalam posisinya sebagai kreditur konkuren dipersamakan dengan kreditur-kreditur lainnya dalam hal pelunasan hutang kredit, sehingga harus bersaing dengan kreditur- kreditur lainnya dalam pelunasan hutang kredit. Karena tidak memiliki hak preferensi, maka dapat terjadi hutang kredit. Karena, tidak memiliki hak preferensi, maka dapat terjadi hutang kredit tidak dibayarkan secara penuh

60

(2)

60

kepada bank, Karena bank harus berbagi dengan kreditur-kreditur lainya dalam hal pelunasan hutang dari nasabah (debitur).

Upaya penyelesaiannya yang dilaksanakan melalui non litigasi yaitu: melalui jalur mediasi, konsolidasi, konsiliasi, arbitrase dan penyelesaian secara penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning) dan penataan kembali (restructuring).

4.2. Saran

1. Dalam rangka menciptakan kepastian hukum dan efektifitasnya penegakan hukum dalam bidang Hukum Perbankan, maka perlu adanya pengaturan lebih tegas di dalam Undang-Undang Perbankan, khususnya yang mengatur tentang persyaratan jaminan dalam pemberian kredit oleh bank yang akan memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang terkait dengan kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia selaku pengawas perbankan nasional, perlu mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia yang memuat tentang keharusan adanya jaminan dalam setiap pemberian kredit yang dilakukan oleh bank.

2. Dalam rangka pembangunan di bidang ekonomi, sebaiknya setiap kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah (debitur) selalu disertai dengan adanya jaminan (kebendaan), untuk menghindari bank dari kerugian akibat ketidakmampuan nasabah (debitur) dalam melunasi kreditnya kepada bank sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan.

Referensi

Dokumen terkait

STATUS DAN KEDUDUKAN BENDA JAMINAN YANG DIBEBANI FIDUSIA YANG DITERIMA KREDITUR DALAM HAL DEBITUR PAILIT (Presfektif Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Bank SUMUT, dalam praktiknya kalau kredit debitur macet, kreditur tidak cepat-cepat mengeksekusi jaminan, namun biasanya

Akta perjanjian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan yang menjamin kepastian hukum dan keadilan para pihak, yakni Akta perjanjian kredit dibuat atas keinginan para pihak

hal tersebut dapat disebutkan bahwa kredit adalah sebuah kepercayaan, dimana pemberian fasilitas kredit haruslah berdasarkan suatu kepercayaan dari pihak bank

Bentuk Perlindungan Hukum yang diperoleh pihak kreditur ketika debitur wanprestasi dalam Perjanjian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan menurut Undang-Undang

Penulisan tesis ini dengan judul ” Resiko Kreditur Atas Kredit Macet Dengan Jaminan Fidusia Yang Bukan Milik Debitur Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR APABILA KREDIT YANG DIBERIKAN DENGAN JAMINAN PURCHASING ORDER KEPADA DEBITUR MENGALAMI WANPRESTASI ... Antisipasi yang dilakukan

Penulis berkeyakinan bahwa tesis yang berjudul “Kuasa Menjual Bank Sebagai Debitur Atas Tanah dan Rumah Objek Jaminan Kreditur Dalam Kredit Macet pada Bank