PENYULUHAN KESEHATAN
PENYAKIT TB PARU DI PUSKEMAS AIR PUTIH SURYANATA
Disusun Oleh : Kelompok 7
Shalsa amirah fitri (2111102411082) Vanessa Priscila Takwin (2111102411032) Rheza Armadani Putra (2111102411039) Yudha arya gunawan (2111102411119) Della Saputri (2111102411017) Angelica firda yustin (2111102411083) Maajid surya putra ashari (2111102411168) Wardatul jannah (2111102411068)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2024
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan adalah salah satu strategi penting dalam mengendalikan penyakit menular, termasuk tuberculosis paru-paru. Penyuluhan yang efektif dapat menningkatkan kesadaran Masyarakat tentang penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan malaria, serta mengurangi resiko penyebaran penyakit ini. Latar belakang penyuluhan dengan materi tuberculosis paru-paru mencakup berbagai askpek yang menjelaskan mengapa kegiatan ini penting dan bagaimana penyuluhan ini dapat berkontribusi pada pengendalian penyebaran tuberculosis pada paru-paru.
Penyakit tuberculosis adalah penyakit yang menular disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Berdasarkan data dari world organization health (WHO). Peningkatan kejadian tuberculosis secara global selama dua tahun berturut-turut (pada tahun 2021 dan 2022) berarti bahwa pada tahun 2022, Tingkat kejadian tuberculosis Kembali ketingkat tahun 2019. Secara global, penurunan bersih angka kejadia tuberculosis dari tahun 2015 hingga 2022 adalah sebesar 8,7% jauh dari pencapaian strategi akhir tuberculosis WHO yang menyatakan penurunan sebesar 50% pada tahun 2025.
Berdasarkan Global TB report Tahun 2023, Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah beban kasus TBC diperkirakan terbanyak di dunia setelah india, diikuti oleh Cina. Dengan jumlah kasus TBC diperkirakan sebanyak 1.060.000 kasus TBC dan 134.000 Kematian akibat TBC per tahun di Indonesia (terdapat 17 orang yang meninggal akibat TBC setiap jamnya).
Banyak komunitas yang terkena dampak dari tuberkulosis pada paru-paru memiliki pengetahuan terbatas tentang bagaimana penyakit ini ditukarkan, bagaimana mencegahnya, dan pentingnya mencari pengobatan segera, penyulihan dapat menjembatani kesenjangan pengetahuan ini.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini bertujuan untuk menyajikan masalah Tubercolosis secara global maupun data secara indonesia. Makalah ini juga memberikan informasi cara menangani tubercolosis, faktor penyebab, faktor pencetur, faktor pemberat dan lain lainnya.
Tubercolosis juga menjadi masalah dan ancaman bagi global maupun indonesia itu sendiri, maka dari itu tubercolosis ini membutuhkan penanganan yang cepat
C. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang tuberculosis (TB) paru untuk mengurangi penyebaran dan dampak penyakit ini melalui penyuluhan kesehatan yang efektif.
D. Tujuan Khusus
1. Pemahaman Penyakit:
- Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyebab, gejala, dan mekanisme penularan TB paru.
2. Deteksi Dini:
- Mendorong masyarakat untuk mengenali gejala awal TB paru dan pentingnya deteksi dini.
3. Pencegahan:
- Menyebarluaskan informasi mengenai langkah-langkah pencegahan yang efektif, termasuk praktik kebersihan, penggunaan masker, dan vaksinasi.
4. Pentingnya Pengobatan:
- Menekankan pentingnya mencari pengobatan segera dan mengikuti prosedur pengobatan yang tepat untuk TB paru.
5. Mengurangi Stigma:
- Mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap penderita TB paru melalui edukasi yang benar dan sikap yang mendukung.
6. Data dan Kesadaran Situasional:
- Menyajikan data terkini mengenai prevalensi TB paru di Indonesia dan global untuk meningkatkan kesadaran tentang urgensi masalah ini.
7. Peran Aktif Komunitas:
- Mendorong keterlibatan aktif komunitas dalam mendukung pencegahan dan penanganan TB paru.
8. Kebijakan dan Dukungan:
- Menginformasikan kebijakan dan program pemerintah terkait pengendalian TB paru serta cara masyarakat dapat mendukung dan terlibat.
Dengan tujuan-tujuan ini, penyuluhan kesehatan diharapkan dapat lebih efektif dalam mengendalikan penyebaran TB paru dan mengurangi angka kejadian serta dampaknya pada masyarakat.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
PENYULUHAN ( SAP)
Pokok Pembahasan : Tuberkulosis pada paru-paru Sub pokok
pembahasan
: Pemberian pengetahuan tuberkulosis pada paru-paru
Sasaran : Masyarakat Umum
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Mei 2024 Tempat : Puskesmas Air Putih
Pukul : 07.00 - Selesai
Penyuluh : Semua anggota kelompok 7 dan kelompok 6
A. Tujuan
• Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta mengetahui tentang Tuberkulosis pada paru-paru
• Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1. Menyebutkan pengertian penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 2. Menyebutkan penyebab penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 3. Mengetahui tanda dan gejala Tuberkulosis pada paru-paru
4. Mengetahui pencegahan dari penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 5. Mengetahui pengobatan dari penyakit Tuberkulosis pada paru-paru
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi : 1. Pengertian penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 2. Penyebab penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 3. Tanda dan gejala Tuberkulosis pada paru-paru
4. Pencegahan dari penyakit Tuberkulosis pada paru-paru 5. Pengobatan dari penyakit Tuberkulosis pada paru-paru
C. Media
• Slide Show
• LCD/Proyektor Leaflet D. Metode Penyuluhan
• Ceramah
• Tanya jawab
• Diskusi
E. Setting Tempat
:Moderator
: LCD/Proyektor
:Penyuluh
: Peserta
: Fasilitator
:Observer
F. Pengorganisasi
Moderator : maajid surya putra ashari Penyuluh : 1) Vanessa priscila takwin
2) Shalsa amirah fitri Fasilitator : 1) Della saputri
2) Yuda arya gunawan 3) Rheza Armadani Putra
Observer : 1) Angelica firda yustin 2) Wardatul jannah
Pembagian Tugas
• Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
• Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
• Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
• Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
•
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1 Pembukaan (5 menit)
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menggali pengetahuan peserta tentang
Tuberkulosis pada paru- paru
4. Menjelaskan tujuan Penyuluhan 5. Membuat
kontrak waktu
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Menjawab pertanyaan
4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Menyetujui kontrak waktu
2 Kegiatan Inti (30 menit)
1. Menjelaskan tentang
• Pengertian
Tuberkulosis pada paru-paru
• Penyebab dan tanda gejala TB paru-paru
• Pencegahan penyakit Tuberkulosis dan komplikasi
• Menjelaskan pengobatan dari penyakit TB paru 2. Memberikan kesempatan untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta
1. Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan Penyuluh
2. Aktif Bertanya 3. Mendengarkan
3 Penutup (15 menit)
1. Menyimpulkan materi yang disampaikan oleh penyuluh 2. Mengevaluasi peserta atas penjelasan yang disampaikan dan penyuluh menanyakan kembali mengenai materi penyuluhan Salam Penutup
1. Menyimpulkan materi yang disampaikan oleh penyuluh
2. Mengevaluasi peserta atas penjelasan yang disampaikan dan penyuluh menanyakan kembali mengenai materi penyuluhan Salam Penutup
H. Evaluasi Lisan
1. Apa saja pengertian dan penyebab Tuberkulosis pada paru-paru?
2. Apa saja tanda-tanda dan gejala Tuberkulosis pada paru-paru?
3. Apa saja pencegahan penyakit Tuberkulosis pada paru-paru?
4. Apa saja pengobatan penyakit Tuberkulosis pada paru-paru?
I. Evaluasi Struktural
1. Persiapan media yang digunakan : Leaflet, PPT, LCD dan laptop
2. Persiapan tempat yang akan digunakan : Ruang tunggu puskesmas Air Putih 3. Persiapan sudah lengkap
J. Evaluasi Proses
Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang, terdiri dari 18 orang Wanita dan 2 orang laki-laki.
Sebelum melakukan kegiatan kami mengikuti senam yang diadakan rutin oleh pihak puskesmas. Lalu memulai serangkaian kegiatan Pendidikan Kesehatan dari penyampaian materi hingga evaluasi lisan. Selama kegiatan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan, peserta juga aktif bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya, dan peserta juga bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh. Kegiatan berjalan lancar sesuai rundown yang disusun.
K. Dokumentasi
BAB III
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian penyakit TB paru
Tuberkulosis, sering disingkat TB atau TBC, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
TBC di Indonesia :
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan Global TB Report Tahun 2023,
Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah beban kasus TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh Cina. Dengan jumlah kasus TBC diperkirakan sebanyak 1.060.000 kasus TBC dan 134.000 kematian akibat TBC per tahun di Indonesia (terdapat 17 orang yang meninggal akibat TBC setiap jamnya). Sebagai upaya penanggulangan TBC, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC. Terdapat enam strategi penanggulangan TBC di Indonesia, yaitu: 1) Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi TBC 2030; 2) Peningkatan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada pasien; 3) Optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan TBC, serta pengendalian infeksi; 4) Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis, dan tatalaksana TBC; 5) Peningkatan peran serta komunitas, mitra, dan multi-sektor lainnya dalam eliminasi TBC; dan 6) Penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.
2. Penyebab TB paru
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penularannya terjadi melalui udara saat seseorang menghirup percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut, biasanya saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi.
Meskipun demikian, penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan berlangsung cukup lama dengan penderita. Semakin lama interaksi dengan penderita TBC, semakin tinggi risiko tertularnya. Karenanya, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TBC lebih rentan terkena penularan.
Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi tertular, antara lain:
1. Orang yang tinggal di daerah padat dan kumuh.
2. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.
3. Lansia dan anak-anak.
4. Pengguna NAPZA.
5. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
6. Orang yang mengalami kekurangan gizi.
7. Penderita kecanduan alkohol.
8. Perokok.
9. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, atau orang yang menjalani transplantasi organ.
10. Orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, seperti penderita lupus, psoriasis, rheumatoid arthritis, atau penyakit Crohn.
3. Tanda dan gejala penderita TB paru
Kuman penyebab virus tuberkulosis bersifat khusus dan perkembangannya lambat dibandingkan penyakit lain. Pada jenis TBC laten, sebagian besar tidak mengalami gejala. Berbeda dengan TBC aktif yang biasanya menyebabkan banyak gejala.
Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.
Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:
Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
Batuk darah atau dahak (dahak)
Sakit dada
Mudah lelah dan lemah
Demam
Panas dingin
Keringat malam
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain, dapat menyebabkan:
Muncul darah dalam urine
Kehilangan fungsi ginjal jika TB mempengaruhi ginjal
Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika TBC mempengaruhi tulang belakang
Mual dan muntah
Kebingungan
Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak.
4. Pencegahan dari penyakit TB paru
Bakteri TBC berkembang biak di paru-paru. Dengan demikian, bakteri ini dapat menyebar melalui udara yang terkontaminasi oleh droplet penderita TBC. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit ini, Anda dapat melakukan cara mencegah TBC sebagai berikut:
Hindari kontak dengan penderita TBC
Ketika penderita TBC batuk, bersin, atau bicara, dia akan memercikkan droplet yang mengandung bakteri TBC ke udara. Droplet inilah yang akan menyebabkan penularan infeksi TBC. Risiko penularan bisa meningkat jika Anda berada di dalam ruangan tertutup tanpa ventilasi bersama penderita TBC untuk waktu yang lama.
Oleh karena itu, salah satu cara mencegah TBC, Anda dapat menghindari kontak dengan penderita TBC.
Gunakan masker
Untuk menghindari terjadinya penularan TBC dari penderita yang tidak sengaja batuk atau bersin di dekat Anda, sebaiknya gunakanlah masker. Anda juga perlu memakai masker jika bekerja di fasilitas kesehatan, seperi rumah sakit atau klinik.
Cuci tangan
Mencuci tangan setidaknya selama 40 detik dengan menggunakan sabun sebagai cara mencegah TBC. Gosok kedua tangan, temasuk punggung tangan serta sela-sela jari, dengan sabun hingga merata. Setelah itu, keringkan tangan dengan tisu atau handuk bersih sekali pakai.
Jaga daya tahan tubuh
Seperti berolahraga teratur, mengonsumsi buah dan sayur, menjaga berat badan ideal, mencukupi waktu tidur, mengelola stres, dan berhenti merokok serta mengonsumsi minuman beralkohol.
Tidak bertukar barang pribadi
Untuk mencegah penularan TBC, sebaiknya Anda lebih berhati-hati terutama saat akan bertukar barang pribadi, seperti peralatan makan, cangkir, sikat gigi, baju,
atau handuk, dengan orang lain.
5. Pengobatan dari penyakit TB paru
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) merupakan salah satu strategi yang dilaksanakan oleh pelayanan kesehatan di dunia, dengan tujuan untuk mendeteksi dan menyembuhkan penyakit TBC. Strategi ini diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995 dan telah diterapkan secara luas dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama pada fasilitas kesehatan yang telah ditentukan.
Tahapan Pengobatan TBC yaitu:
1. Tahap Awal (Intensif) : berlangsung sejak memulai pengobatan hingga 2 bulan, dimana pasien TBC diwajibkan meminum obat setiap hari.
2. Tahap Lanjutan : sejak bulan ke-2 hingga bulan ke-6 atau lebih. Pada tahap ini, pasien hanya diwajibkan meminum obat 3x seminggu.
Kedua tahapan di atas jika ditotal berlangsung minimal 6 bulan, bisa juga lebih bahkan sampai 12 bulan. Namun, lamanya pengobatan ini tergantung pada berat ringannya penyakit TBC yang diderita oleh pasien dan ditentukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih, Sobat. Jika diakhir tahap intensif hasil pemeriksaan dahak masih positif, maka tahap pengobatan ini akan ditambah 1 bulan.
Tujuan Pembedaan 2 Tahap Pengobatan TBC ialah :
1. Tahap Awal (Intensif) bertujuan untuk mengnonaktifkan kuman/ bakteri TBC.
2. Tahap Lanjutan bertujuan untuk mematikan kuman/ bakteri TBC.
Penyakit infeksi tuberkulosis dapat diobati dengan tuntas, yang penting pasien patuh dan minum obat secara teratur. Tahap awal pengobatan tubuh pasien
mengkonsumsi obat setiap hari selama 2 bulan dengan jenis obat : R (Rifampisin), H (Isoniazid), Z (Pirazinamid), E (Ethambutol). Tahap lanjutan pengobatan konsumsi obat R (Rifampisin), H (Isoniazid) yang diminum setiap hari selama 4 bulan. Obat – obatan TB Paru (pilihan pertama ), yaitu : Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E). Obat-Obat TB Paru (Pilihan Kedua) : Sikloserin, Amikasin / Kanamisin, Ethionamide, Asam p-aminosalisilat (PAS) dan Levofloxacin.
Cara minum obat anti tuberkulosis ( OAT ) adalah sebagai berikut : 1).
Rifampisin Diminum pada saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan) . 2). Pirazinamid ? Diminum pada saat perut isi (setelah makan) . 3).
Isoniazid ? Diminum pada saat perut kosong ( 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan ). 4). Etambutol ? Diminum pada saat perut isi (setelah makan) . Jika pasien lupa minum obat ? minum segera obat ketika ingat dan konsultasi ke dokter, Jangan minum 2 dosis sekaligus.
Efek samping OAT ( obat anti tuberkulosis ) yang umum terjadi :
Pirazinamid, Rifampisin, Isoniazid Efek samping : Anoreksia, mual, nyeri perut, mengantuk. Cara penanganannya : Diminum dengan bantuan sedikit makanan atau diminum sebelum tidur, dan sarankan untuk menelan obat secara lambat dengan sedikit air.
Isoniazid Efek samping : Nyeri Sendi. Cara penanganannya : Memberikan obat NSID seperti aspirin dan parasetamol, Rifampisin Efek samping : Air kemih, keringat, air mata, berwarna kemerahan. Cara penanganan : Memberi edukasi kepada pasien bahwa hal tersebut adalah normal. Isoniazid Efek samping : Rasa terbakar, kebas atau kesemutan di tangan dan kaki. Cara penanganannya : Pemberian Piridoksin (Vitamin B6) 50-75 mg/ hari .
Etambutol Efek samping : Gangguan penglihatan (penglihatan kabur hingga buta warna). Cara penanganan : Hentikan ethambutol, konsultasi ke dokter.
Streptomisin Efek samping : Gangguan pendengaran, pusing vertigo, nystagmus.
Cara penanganannya : Hentikan streptomisin, konsultasi ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA
agustin, d. (2023, juli 26). 6 Cara Mencegah TBC yang Efektif dan Perlu Dilakukan.
Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/6-cara-mencegah-tbc-yang- efektif-dan-perlu-dilakukan
INDONESIA, T. (2021, juni 24). Tahapan Pengobatan TBC. Retrieved from TBC INDONESIA: https://tbindonesia.or.id/tahukah-kalian-tahapan-pengobatan- tbc/#:~:text=Tahap%20Awal%20(Intensif)%20%3A%20berlangsung,diwajibkan%20 meminum%20obat%203x%20seminggu
keluarga, m. (2024, april 18). Gejala TBC (Tuberkulosis), Penyebab, dan Cara Mengobatinya. Minum Obatnya Tidak Boleh Sembarangan! Retrieved from mitra keluarga: https://www.mitrakeluarga.com/artikel/tuberkulosis
kemenkes. (2023, may 2). Tuberkulosis. Retrieved from topik kesehatan : https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/infeksi-pernapasan--tb/tuberkulosis pittara, d. (2022, januari 21). Pengertian Tuberkolosis. Retrieved from Alodokter:
https://www.alodokter.com/tuberkulosis
tuberkulosis, t. k. (24 maret 2024). Tuberkulosis (TBC) di tingkat global. Jakarta:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
tuberkulosis, t. k. (24 maret 2024). Tuberkulosis (TBC) di tingkat global. Jakarta:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
yankes, h. (2023, SEPTEMBER 13). Fase Pengobatan Tuberkulosis. Retrieved from KEMENKES: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2794/fase-pengobatan- tuberkulosis