• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 2 Kepemimpinan Pendidikan

N/A
N/A
Hayyun Sambo

Academic year: 2024

Membagikan " Kelompok 2 Kepemimpinan Pendidikan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan IPA

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Murniati AR, M.Pd

Disusun Oleh:

CUT NANDASUCI ARTA (2209200170007) HAYYUN (2209200170011)

RAUDHATUL JANNAH (2209200170005)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, akal dan pikiran kepada manusia sehingga dengan anugerah-Nya tersebut kami dapat menyusun paper mata kuliah Manajemen Pendidikan IPA ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam ke junjungan alam, yakni Rasullullah SAW yang mana beliau telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof.

Dr. Murniati AR, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan IPA yang membimbing kami dalam menyelesaikan paper ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kara semoga paper ni dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Banda Aceh, Maret 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

1.1 PENDAHULUAN...1

1.1.1 Arti Kepemimpinan...1

1.1.2 Perbedaan dan Kepemimpinan Manajemen...1

1.1.3 Arti Kepemimpinan Pendidikan...2

1.1.4 Nilai-Nilai Kepemimpinan Dalam Islam...2

1.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN...2

1.2.1 Pemimpin Pendidikan dan Karakteristiknya...3

1.2.2 Anggota/Pengikut Kepemimpinan...3

1.2.3 Sistem Mekanisme Kepemimpinan...4

1.2.4 Tujuan Kepemimpinan Pendidikan...4

1.2.5 Visi dan Misi dalam Kepemimpinan Pendidikan...5

1.2.6 Strategi dalam Kepemimpinan Pendidikan...5

1.3 FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN...6

1.3.1 Pemimpin sebagai Penentu Arah...6

1.3.2 Pemimpin sebagai Juru Bicara Organisasi...6

1.3.3 Pemimpin sebagai Komunikator...6

1.3.4 Pemimpin sebagai Mediator...6

1.3.5 Pemimpin sebagai Integrator...7

1.4 BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN...7

1.4.1 Pemimpin Formal dan Informal...7

1.4.2 Pendekatan yang digunakan oleh Pemimpin...8

1.5 TEORI DAN TIPE KEPEMIMPINAN...9

1.5.1 Teori Kepemimpinan...9

1.5.2 Tipe Kepemimpinan...9

1.6 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN...10

1.6.1 Sebagai Pejabat Formal Pendidikan...11

1.6.2 Sebagai Leader Pendidikan...12

1.6.3 Kepala Sekolah sebagai Direktur Pendidikan...12

1.6.4 Kepala Sekolah sebagai Manajer Pendidikan...13

1.6.5 Kepala Sekolah sebagai Pendidik...13

1.6.6 Kepala Sekolah sebagai Administrator ...14

1.6.7 Kepala Sekolah sebagai Konselor ...14

1.6.8 Kepala Sekolah yang Profesional ...14

1.7 PERAN PEMIMPIN PENDIDIKAN...15

1.8 KETERAMPILAN PEMIMPIN PENDIDIKAN...15

1.9 EVALUASI PEMIMPIN PENDIDIKAN...18

(4)

1.10 ETIKA PEMIMPIN PENDIDIKAN...19

BAB II...21

PEMBAHASAN...21

2.1 KESIMPULAN PEMAPARAN BUKU...21

2.2 ANALISISIS...22

BAB III...24

PENUTUP...24

3.1 KESIMPULAN...24

3.2 SARAN...24

DAFTAR PUSTAKA...25

(5)

BAB I PENDAHULUAN

Identitas Buku

Judul Buku : Model Kepemimpinan Pendidikan Penulis : Dr. H. Mudzakkir Ali, MA

ISBN : 978-602-8273-17-6

Penerbit : Wahud Hasyim University Press, Semarang

Tahun : 2014

Tebal : 204 halaman

Pemaparan Isi Buku

Bab ini penulis akan memaparkan bagian-bagian dari buku yang berjudul

“Model Kepemimpinan Pendidikan” oleh Mudzakkir yang diterbitkan tahun 2014.

Adapun pemaparannya sebagai berikut:

1.1 PENDAHULUAN 1.1.1 Arti Kepemimpinan

Bab pertama dari buku ini membahas tentang definisi “Kepemimpinan”

yang berasal dari berbagai penalaran dan pendapat para ahli. Kepemimpinan berarti suatu kemampuan atau seni yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, membujuk, memotivasi, mengajak, menasehati, dan membimbing orang-orang atau anggota yang dipimpinnya untuk agar mau bekerja secara sadar menuju satu tujuan yang telah ditetapkan atau diinginkan bersama. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus melakukan koordinasi dan konsolidasi secara baik dengan anggotanya untuk melaksanakan program kerja sesuai dengan target yang diharapkan.

1.1.2 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

(6)

Kepemimpinan dan manajemen kerap kali sering disamakan oleh banyak orang, padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Adapun perbedaan antara kepemimpinan dan manajer yaitu, kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau lembaga dan tidak tidak dibatasi oleh aturan atau tata krama birokrasi. Sedangkan manajemen terbatas dan terikatdengan aturan pada suatu organisasi atau lembaga tertentu.

Akan tetapi apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau organisasi tertentu, maka dinamakan dengan manajemen. Jadi, seorang pemimpin belum tentu seorang manajer, sedangkan seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang pemimpin.

1.1.3 Arti Kepemimpinan Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar agar peserta didik memiliki akhlak terpuji melalui pengajaran, bimbingan, dan atau latihan sehingga potensi mereka berkembang dengan memiliki keunggulan, kebaikan dan keterampilan yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai seni atau kemampuan untuk memimpin aktivitas pendidikan yang di dalamnya termasuk mempengaruhi orang-orang yang terlibat dalam pendidikan untuk melakukan tindakan bersama menuju pencapaian tujuan pendidikan.

1.1.4 Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Islam

Beberapa nilai-nilai kepemimpinan dalam islam antara lain:

a. Kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus dilaksanakan secara adil.

b. Kepemimpinan harus profesional dan proporsional.

c. Kepemimpinan perlu manajemen.

d. Kepemimpinan harus memberi manfaat

1.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

Unsur kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a. Adanya pemimpin

b. Adanya anggota yang dipimpin

(7)

c. Adanya tujuan kepemimpinan

d. Adanya proses atau mekanisme kepemimpinan e. Adanya situasi atau lingkungan kepemimpinan

Kelima unsur kepemimpinan tersebut apabila dihubungkan dengan pendidikan maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1.2.1 Pemimpin Pendidikan dan Karaktristiknya

Pemimpin pendiikan adalah orang yang bertugas memimpin dan memanage dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan agar berjalan dengan baik dan beertanggungjawab atas berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yqang diharapkan. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki seorsang pemimpin pendidikan:

a. Memiliki sikap percaya diri dengan perasaan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasinya.

b. Memiliki harapan yang tinggi dalam memimpin organisasi.

c. Memiliki kecakapan komunikasi baik komunikasi lisan, tulisan maupun tindakan.

d. Memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan berani mengambil keputusan.

e. Memiliki kemampuan memadukan antara kemampuan analitis dengan penuh kreativitas dan inovatif.

f. Memiliki pemahaman terhadap hubungan manusiawi dan organisasinya.

g. Mampu berfungsi sebagai change agent untuk dapat merubah suatu kondisi menuju kearah yang lebih baik.

h. Bersikap positif

Oleh karena itu, seorang pemimpin termasuk pemimpin pendidikan memerlukan kemampuan berfikir secara fleksibel terhadap organisasi, melihat organisasi dari berbagai sudut pandang dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan isu-isu yang sedang tumbuh.

1.2.2 Anggota/Pengikut Kepemimpinan

Anggota atau pengikut kepemimpinan dalam hal ini adalah bawahan sekaligus mitra kerja adalah orang orang yang hendak diajak dan dimotivasi oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan program-program kerja kependidikan.

(8)

Tugas mereka adalah ikut berperan aktif, taat dan bertanggung jawab atas beban yang telah diamanahkan kepadanya. Agar para anggota dapat membawa organisasi berjalan dengan baik, maka diperlukan etos kerja. Dalam hal ini terdapat beberapa ciri etos kerja organisasi dalam islam yaitu:

a. Keyakinan yang mantap

b. Pengabdian dan dedikasi tinggi

c. Dakwah (menyeru atau mengajak dalam kebaikan) d. Berbuat baik dan manfaat

e. Kerja keras (optimal) f. Saling tolomg-menolong g. Mencintai nilai waktu (disiplin)

1.2.3 Sistem Mekanisme Kepemimpinan

Sistem dan mekanisme kepemimpinan adalah cara yang dipakai oleh pemimpin dalam memimpin organisasi pendidikan, apakah memakai sistem kepemimpinan otoriter, demokratis atau liberal. Sistem dan mekanisme ini sangat mempengaruhi berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan pendidikan yang direncanakan bersama. Sistem dan mekanisme kepemimpinan ini akan teraktualisasikan pada manajemen dan lebih mengarah pada proses pengorganisasian. Beberapa langkah proses pengorganisasian diantaranya:

a. Rincian seluruh pekerjaan yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Membagi seluruh beban kerja ke dalam rincian kegiatan yang dapat dilaksanakan secara logis dan menyenangkan oleh seseorang atau kelompok.

c. Menyatukan atau menggabungkan pekerjaan anggota-anggota organisasi ke dalam satu cara yang logis dan efisien.

d. Mengadakan satu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjan anggota organisasi ke dalam satu keseluruhan yang bersatu dan harmonis.

e. Mengendalikan efektifitas organisasi dan melakukan penyesuaian untuk memelihara dan meningkatkan efektifitas.

1.2.4 Tujuan Kepemimpinan Pendidikan

(9)

Tujuan kepemimpinan pendidikan ialah untuk mampu membawa lembaga pendidikan mencapai tujuan pendidikan yakni tercapainya tujuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran sehingga terbentuknya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yanga Maha Esa,berkahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

1.2.5 Visi dan Misi dalam Kepemimpinan Pendidikan

Visi kepemimpinan pendidikan yaitu memimpin lembaga pendidikan untuk mencetak insan berkualitas yaitu kualitas spiritual, pikiran cerdas, terampil bekerja, berkepribadian dan berbudaya. Diharapkan produk pendidikan yang dipimpinnya mampu membekali diri sehingga mampu berkompetisi dalam persaingan global. Sedangkan misi kepemimpinan pendidikan adalah berkaitan dengan tugas tugas manajerial, administratif dan pengawasan atau supervisi yang mampu meningkatkan kualitas spiritual, pikiran cerdas, terampil bekerja, berkepribadian dan berbudaya bagi peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan mereka. Selanjutnya misi kepemimpinan bagi komponen pendidik dan tenaga kependidikan mengarah pada peningkatan pengabdian atau dedikasi dalam dunia pendidikan sebagai ibadah. Bagi komponen alat dan lingkungan pendidikan, misi kepemimpinan diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan tujuan pendidikan menuju terwujudnya insan dan masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

1.2.6 Strategi dalam Kepemimpinan Pendidikan

Strategi merupakan rencana, metode atau serangkaian aktivitas yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pemimpin pendidikan yaitu:

a. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia

b. Pengembangan dan pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi c. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis

d. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan e. Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

(10)

f. Penyediaan sarana dan prasarana belajar

g. Pembiayan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan h. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata

i. Pelaksanaan wajib belajar

j. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan k. Pemberdayaan peran masyarakat

l. Pusat pemberdayaan dan pembangunan masyarakat

m. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional

Dengan adanya strategi pendidikan diharapkan pemimpin pendidikan mampu mengelola lembaga pendidikan secara efesien, efektif dan produktif.

1.3 FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN 1.3.1 Pemimpin Sebagai Penentu Arah

Pemimpin sebagai penentu arah berfungsi memberi contoh dan membimbing bawahan dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Pemimpin dituntut untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sarana dan prasarana yang tersedia. Pemimpin sebagai penentu arah juga beerfungsi dalam merumuskan dan menentukan strategi dan taktik dalam sebuah perencanaan yang akan dijalankan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.3.2 Pemimpin sebagai Juru Bicara Organisasi

Pemimpin sebagai juru bicara organisasi karena dia adalah orang yang mampu menjadi wakil atau juru bicara organisasi, sehingga pemimpin dituntut untuk memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak di luar organisasi yang bersangkutan. Sebagai juru bicara organisasi, pemimpin juga dituntut untuk memahami dan menghayati bidang garapan organisasi yang dipimpinnya agar ia mampu menyampaikannya kepada pihak lain secara baik, benar dan bertanggungjawab. Hal tersebut dikarenakan seorang pemimpin merupakan cermin sekaligus simbol dari sebuah organisasi.

1.3.3 Pemimpin sebagai Komunikator

Pemimpin sebagai komunikator, dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan efektif. Seorang pemimpin juga dituntut untuk mampu berkomunikasi tidak hanya satu arah, tetapi juga menimbulkan komunikasi dua

(11)

arah bahkan multi arah. Sehingga terjadi aksi, reaksi dan transaksi dari pihak luar.

Dengan kemampuan komunikasi yang baik dapat menghantarkan organisasi memperoleh pengakuan, cinta bahkan melahirkan adanya dukungan dari pihak luar untuk organisasi yang dipimpinnya.

1.3.4 Pemimpin sebagai Mediator

Pemimpin sebagai mediator memiliki tanggungjawab dalam mengemban tugas yang diamanatkan kepadanya dan mampu mempertanggungjawabkan aktivitas organisasi. Sebagai mediator, pemimpin dihadapkan pada situasi konflik yang mungkin timbul dalam suatu organisasi. Konflik yang timbul bisa tergolong fungsional dan konstruktif, dan bisa disfungsional dan destruktif. Oleh sebab itu pemimpin memiliki fungsi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam suatu organisasi.

1.3.5 Pemimpin sebagai Integrator

Pemimpin sebagai integrator dituntut untuk berfikir dan bertindak dengan selalu mengintegrasikan berbagai elemen organisasi sehingga dapat mencapai tujuan dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi. Fungsi integrator pemimpin selalu diperlukan bagi setiap organisasi dalam menjaga keutuhan eksistensi organisasi yang dipimpinnya.

1.4 BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN

Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin, dengan bentuk dan kapasitas yang berbeda. Secara umum, bentuk-bentuk kepemimpinan dibagi atas:

1. Kepemimpinan Formal 2. Kepemimpinan Informal

1.4.1 Pemimpin Formal dan Informal

Kepemimpinan formal merupakan kepemimpinan seseorang yang diangkat dalam suatu jabatan tertentu. Contoh kepemimpinan dalam lembaga pendidikan, perusahaan, pemerintahan dan lainnya. Hubungan pemimpin dengan yang dipimpin cenderung bersifat legal formalistik. Sedangkan Kepemimpinan informal merupakan kepemimpinan yang dilakukan seseorang yang tidak

(12)

berdasarkan pengangkatan secara formal, namun diakui dan ditaati oleh orang- orang yang dipimpinnya. Contoh: kepemimpinan para kyai atau tokoh agama.

Seorang pemimpin formal (formal leader) adalah seorang (pria atau wanita) oleh organisasi tertentu (swasta atau pemerintah) ditunjuk (berdasarkan surat-surat keputusan pengangkatan dari organisasi yang bersangkutan) untuk merangkul suatu jabatan dalam struktur organisasi yang ada, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya. Sedangkan pemimpin informal (informal leader) adalah seorang individu (pria atau wanita) yang walaupun tidak mendapatkan pengangkatan formal yuridis sebagai pemimpin, memiliki sejumlah kualitas (objektif maupun subjektif) yang memungkinnya mencapai kedudukan sebagai orang yang dapat mempengaruhi kelakuan serta tindakan sesuatu kelompok masyarakat baik dalam arti positif maupun negatif.

1.4.2 Pendekatan yang digunakan oleh Pemimpin

Dari cakupan bentuk kepemimpinan ini, fungsi kepemimpinan dapat didekati dengan pendekatan-pendekatan dalam bidang kepemimpinan, yaitu pendekatan sifat, perilaku, situasi, dan kontinjensi.

a) Pendekatan sifat menekankan pada kualitas seorang pemimpin yang ditandai dengan keterampilan luar biasa yang dimiliki oleh pemimpin, seperti: tak kenal lelah atau penuh energi, intuisi yang tajam, pandangan jauh ke depan yang tidak sempit, dan keterampilan persuasif yang sangat menarik.

b) Pendekatan behavioral menekankan pada perilaku yang dapat diamati dari apa yang dilakukan oleh pemimpin dengan mengacu pada sifat dan kewenangan pribadi. Dari sifat-sifat pribadi tersebut lahir keterampilan kepemimpinan yaitu: cerdas, konseptual, kreatif, diplomatis dan taktis, fasih berbicara, tahu banyak tentang tugas kelompok, keterampilan mengorganisasi, keterampilan meyakinkan, dan keterampilan berkomunikasi.

c) Pendekatan situasi menekankan pada pelaksanaan tugas pemimpin yang dipengaruhi oleh factor-faktor situasional, seperti: jenis pekerjaan, lingkungan organisasi, karakteristik individu yang terlibat dalam

(13)

organisasi. Dari factor-faktor tersebut perilaku kepemimpinan cenderung berbeda-beda dari situasi satu ke situasi yang lain.

d) Pendekatan kontingensi menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan situasi dalam arti pemimpin dalam melaksanakan tugasnya memakai pendekatan kombinasi dari kemungkinan yang bersifat pribadi dan situasional.

1.5 TEORI DAN TIPE KEPEMIMPINAN 1.5.1 Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan, secara global dibagi menjadi 3 yaitu : genetic theory, traits theory dan behavioral theory.

a) Genetic Theory. Teori ini menyatakan bahwa pemimpin adalah dilahirkan dengan membaca sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

b) Traits Theory. Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial.

c) Behavioral Theory. Karena keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

1.5.2 Tipe Kepemimpinan

Sondang mengatakan bahwa ada 5 tipe kepemimpinan, yaitu: tipe paternalistik; tipe karismatik; tipe laissez faire, tipe demokratis dan tipe militeristik.

a. Tipe paternalistik adalah tipe dimana pemimpin beranggapan bahwa

(14)

orang yang dipimpin tidak pernah matang, sehingga jarang memberikan kesempatan kepada orang yang dipimpin untuk mengembangkan kreativitas, inisiatif, dan mengambil keputusan dalam bidang tugas yang dibebankan kepadanya. Tipe ini biasanya ada dalam masyarakat tradisional, yang pemimpinnya adalah sesepuh, misalnya tokoh adat, ustadz, dan guru.

b. Tipe kharismatik adalah tipe kepemimpinan yang menonjolkan figur kharismatik dan sistem organisasi biasanya tidak dibangun, maka bila figur mati, organisasi cenderung mundur, biasanya punya banyak pengikut dan mereka mau bekerja apa saja yang diperintahkan.

c. Tipe militeristik adalah tipe kepemimpinan yang memakai gaya militer dimana perintah pemimpin harus ditaati secara mutlak. Gaya kepemimpinannya menuntut ketaatan penuh dari bawahan, dalam menegakkan disiplin menunjukkan ketegasan, bemada keras dalam memberikan perintah / intruksi, dan menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadi penyimpangan bawahan.

d. Tipe laissez faire adalah tipe kepemimpinan yang berasumsi bahwa anggota organisasi adalah orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui tujuan organisasi, sasaran yang akan dicapai, tugas yang harus dilaksanakan oleh anggota dan seorang pemimpin tidak sebegitu perlu intervensi dalam kehidupan organisasinya.

e. Tipe demokratis adalah tipe kepemimpinan yang menyinkronkan antar kepentingan dan tujuan organisasi kepentingan dan tujuan orang yang dipimpinnya. Pemimpin model ini lebih mengutarnakan kerjasama, terbuka dan mau menerima pendapat orang lain. Dalam mengambil keputusan mengutamakan musyawarah, ia tidak takut disaingi oleh yang dipimpin bahkan ia berusaha membinanya agar bersama-sama lebih maju.

1.6 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN

(15)

Kepemimpinan merupakan suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, maka kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.

Fungsi dan tugas kepala sekolah yang diatur dengan Kepmendikbud No. 0489/U/1992 untuk SMU dan Kepmendikbud No.054/U/1993 untuk SLTP misalnya, seorang kepala sekolah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pendidikan;

a. membina kesiswaan;

b. melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya;

c. menyelenggarakan administrasi sekolah:

d. merencanakan pengembangan, pendayagunaan, dan pemelihaman sarana prasarana;

e. melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua dan / masyarakat. Kepala sekolah dalam jabatannya itu berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor.

Untuk mendukung Standar Nasional Pendidikan kita menurut Permendiknas tersebut seseorang yang akan diangkat menjadi kepala sekolah wajib memenuhi standar kepala sekolah / madrasah yang berlaku nasional. Standar Kepala Sekolah dimaksud adalah sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan menteri dimaksud, yang meliputi Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi.

Adapun Standar Kualifikasi dimaksud meliputi:

1. Kualifikasi Umum :

a. Pendidikan Minimum Sarjana (S-1) atau Diploma IV (dalam draft semula diutamakan S-2);

b. Berusia setinggi-tingginya 56 tahun saat diangkat sebagai kepala sekolah;

c. Pengalarrian mengajar minimal 5 tahun menurut jenjang sekolahnya;

(16)

d. Pangkat minimal lII/c bagi PNS.

2. Kualifikasi Khusus, menyangkut:

a. Berstatus sebagai guru sesuai jenjang mana akan menjadi kepala sekolah;

b. Mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru sesuai jenjangnya;

c. Mempunyai sertifikat kepala sekolah sesuai jenjangnya yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

1.6.1 Sebagai Pejabat Formal Pendidikan

Kepala Sekolah sebagai pejabat formal karena jabatan kepala sekolah merupakan jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Pengangkatan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu, seperti: latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat, integritas, dll. Karena pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang didasarkan pada peraturan yang berlalu, maka kepala sekolah adalah pejabat formal.

1.6.2 Sebagai Leader Pendidikan

Kepala sekolah sebagai leader pendidikan memiliki persyaratan:

a. Percaya diri;

b. memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai agama yang dianutnya yang digambarkan dalam visinya;

c. memiliki kecakapan komunikasi agar staf meyakini dan memiliki visi yang dikembangkannya;

d. mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan;

e. Mau dan berani mengambil resiko yg diperhitungkan;

f. kreatif dan inovatif;

g. mau menerima tugas dan beban pekerjaan;

h. sensitif terhadap lingkungan;

i. bersikap positif;

(17)

1.6.3 Kepala Sekolah sebagai Direktur Pendidikan

Kepala Sekolah sebagai direktur dalam memimpin pendidikan :

1. Menganalisis dan mengukur dengan sistematik persepsi masyarakat tentang kebutuhan dan harapannya terhadap sekolah, kemudian menyusun visi, misi dan tujuan sekolah, dan menetapkan struktur organisasi, penetapan staf dan fungsionalisasi orang-orang dalam organisasi sekolah;

2. berkomunikasi dengan masyarakat dalam rangka external marketing, agar mereka memahami visi dan misi sekolah sehingga dapat meningkatkan harapan mereka. Berkomunikasi dengan guru dan staf dalam rangka internal marketing agar mereka memiliki visi dan memahami misi dan tujuan sekolah;

1.6.4 Kepala Sekolah Sebagai Manajer Pendidikan

Kepala Sekolah sebagai manajer beserta perannya akan dibicarakan pada bab setelah ini. Tugas-tugas manajerial berkaitan dengan fungsi menejemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan penilaian. Tugas-tugas administrasi berkaitan dengan tugas-tugas atau keterampilan teknis pemimpin pendidikan. Sedangkan tugas-tugas pengawasan berkaitan dengan evaluasi dan supervisi pimpinan pendidikan.

Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, dan administrasi hubungan masyarakat.

1.6.5 Kepala Sekolah Sebagai Pendidik

Sebagai pemimpin pendidikan, maka kepala sekolahpun harus selalu

(18)

memposisikan sebagai pendidik. Pendidik atau guru dikatakan berkompeten apabila ia menguasai empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Sebagai seorang pendidik (edukator) kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak 4 macam nilai yaitu:

1. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia;

2. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan,sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan.

3. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,kesehatan dan penampilan manusia.

4. Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.

1.6.6 Kepala Sekolah sebagal Administrator

Wildavsky (Sudarwan Danim, 2002) mengemukakan bahwa salah satu preposisi tentang kebijakan pendidikan bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang kepala sekolah adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keadininistrasian sekolah;

keterampilan hubungan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan keterampilan teknis instruksional dan non instruksional ”.

Kepala sekolah sebagai administrator ini penting dalam hubungannya dengan perencanaan program, pengorganisasian staf, penggerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, seperti: kegiatan supervisi, penilaian terhadap personil sekolah, pelaksanaan kurikulum, dan lain- lain.

1.6.7 Kepala Sekolah Sebagai Konselor

(19)

Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, tidak bisa lepas dari fungsinya sebagai konselor, karena ia akan selalu berhadapan dengan berbagai masalah,termasuk masalah psikologis yang dihadapi oleh guru, staf, karyawan atau bahkan murid. Terbatasnya rasio guru bimbingan konseling, menuntut keterlibatan guru secara keseluruhan harus berfungsi disamping sebagai pengajar, tetapi juga harus mampu sebagai pembimbing. Maka kepala sekolah demikian juga harus berfungsi sebagai konselor.

1.6.8 Kepala Sekolah yang Profesional

Seorang kepala sekolah disebut profesional apabila:

1. Memiliki kejujuran dan integritas pribadi;

2. Mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;

3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang;

4. Berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional;

5. Memiliki standar yang tinggi dalam bekerja;

6. Memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi;

7. Mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/ pekerjaannya;

8. Memiliki pandangan jauh ke depan (visionary);

9. Menjadi agen perubahan;

10. Memiliki kode etik, dan 11. Memiliki lembaga profesi.

1.7 Peranan-Peranan Pemimpin Pendidikan

Pemimpin sebagai penerima dan pengumpul informasi agar ia mampu untuk mengembangkan suatu pengertian yang baik untuk organisasi yang dipimpinnya dan mempunyai pemahaman yang baik tentang lingkungannya.

Tiga peranan pemimpin yaitu:

(20)

1. Peranan antar pribadi yaitu sebagai figure head, sebagai pemimpin (leader) dan sebagai pejabat Negara

2. Peranan yang berhubungan dengan informasi yaitu, sebagai monitor, sebagai disseminator dan juru bicara.

3. Peranan pembuat keputusan yaitu sebagai entrepreneur,sebagai pengahalau gangguan, sebagai pembagi sumber dan sebagai negosiator

1.8 Ketrampilan Pemimpin Pendidikan

Ketrampilan pemimpin pendidikan identik dengan kompetensi pemimpin pendidikan. Kompetensi merupakan kemampuan, kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam memimpin lembaga pendidikan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan yaitu:

a. Kompetensi pemimpin pendidikan sebagai pendidik b. Kompetensi pemimpin pendidikan sebagai manager c. Ketrampilan pemimpin pendidikan sebagai petugas sosial Ciri ideal pemimpin, yaitu:

1. Pengetahuan umum yang luas

2. Kemapuan untuk tumbuh dan berkembang 3. Sifat inkuisitif

4. Kemampuan analitik 5. Daya ingat yang kuat 6. Kapasitas integrative

7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif 8. Keterampilan mendidik

9. Rasionalitas 10. Objektivitas

(21)

11. Pragmatism

12. Kemampuan menentukan skala prioritas

13. Kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting 14. Rasa tepat waktu

15. Rasa kohesi yang tinggi 16. Naluri relevansi

17. Keteladanan

18. Kesediaan menjadi pendengar yang baik 19. Adaptabilitas

20. Fleksibilitas 21. Ketegasan 22. Keberanian

23. Orientasi masa depan 24. Sikap yang antisipatif Komitmen pemimpin:

1. Mencari peluang peluang yang menantang yang sesuai dengan perubahan zaman

2. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko

3. Memimpin masa depan atau pandangan kedepan dan misi yang jelas 4. Membina kerja sama visi dan misi dengan menkomunikasikannya kepada

pihak pihak terkait sehingga terjalin kebersamaan

5. Menggalang kerja sama melalui penyamaan tujuan dan terbinanya kepercayaan

6. Memperkuat mitra kerja

(22)

7. Menunjuk ketauladanan

8. Merencanakan keberhasilan bertahap 9. Menghargai setiap peran individu 10. Mensyukuri setiap keberhasilan

Keterampilan teknik adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoristis kedalam tindakan praktis kemampuan memecahkan masalah melalui titik yang baik atau kemampuan menyelesaikan tugas secara sistematis. Keterampilan teknik nmencakup keterampilan menyusun laporan pertanggung jawaban, menyusun program tertulis, membuat data statistic, membuat keputusan dan merealisasikannya, mengetik, menata ruang dan membuat surat.

Selain keterampilan teknik seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan manusiawi dan keterampilan konseptual keterampilan manusiawi adalah keterampilan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan kedua belah pihak keterampilan konseptual adalah percakapan untuk memformulasikan pikiran, memahami teori teori, melakukan aplikasi, melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teoritis dan yang di untungkan dalam dunia kerja.

Syarat syarat pengangkatan kepala sekolah a. Persyaratan umum

1. Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa 2. Kedudukan sebagai guru dan aktif mengajar

3. Usia setinggi tingginya 52 tahun

4. Memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainyya dalam 2 tahun terakhir.

5. Sehat jasmani dan rohani

6. Mampu melaksanakan wawasan wiasata mandala sekurang kurangnya pangkat setingkat lebih rendah dari pangkat terendah untuk jabatan kepala sekolah

(23)

7. Menguasai kurikulum 8. Kreatif dan inovatif

9. Mampu menyusun program di sekolah 10. Memiliki desikasi dan loyalitas yang tinggi

11. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 12. Menyatakan bersedia di tempatkan di mana saja secara tertulis

13. Bagi guru yang di usulkan menjadi kepala sekolah yuang di perkerjakan oleh sekolah swasta harus ada persetujuan yayasan.

b. Persyaratan khusus

1. Berijazah serendah rendahnya sesuai dengan tingkatan sekolah

2. Berpengalaman mengajar selama 5 tahun sejak di angkat menjadi calon PNS

1.9 Evaluasi Kepemimpinan Pendidikan

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk petanggung jawaban penyelanggaraan pendidikan.

Evaluasi Pemimpin pendidikan berkaitan dengan bagaimana menentukan keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin pendidikan. Beberapa indikasi keberhasilan organisasi yaitu

a. mencapainya tujuan organisasi

b. pemenuhan dan pendayagunaan segala sumber daya yang ada secara maksimal

c. terpenuhinya kepuasan para bawahan

d. pelayanan yang paling baik dari organisasi kepada masyarakat

evaluasi kepemimpinan akan berkaitan dengan manajemen berbazis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan

(24)

pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah /madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.

1.10 Etika Pemimpin Pendidikan

Etika merupakan konsekuensi dalam melihat dalam sebuah organisasi, setelah konsekuensi pertama yaitu organisasi sebagai amanah.

Etika merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kebaikan yang harus di cari dalam hidup dan juga bekaitan dengan peraturan yang harus membimbing interaksi social dan tingkah laku manusia. Dalam islam etika di sebut akhlak secara etimologi artinya peragai ata tabiat.

a. Etika profesi sebagai guru/pendidik

Pemimpin pendidikan bagaimanapun adalah sebagai guru pendidik mempunyai etika profesi. Etika profesi adalah prinsip prinsip atau norma norma kesusilaan (moral) yang merupakan pedoman bagi sikap dan tingkah laku anggota anggota suatu profesi. Oleh karena itu etika profesi

(25)

pendidikan adalah berkaitan bagaimana pendidik itu bersikap. Bertindak atau berbuat secara professional.

Prinsip dasar etika setidaknya terbagi dua, yaitu prinsip universalistic dan prinsip nasionalistik. Prinsip universalistic adalah prinsip etika yang sifatntya universal bagi semua orang yakni manusia sebagai individu yang keberadaannya tidak terlepas dari sesamanya dan juga tidak terlepas dari tuhan. Realisasinya adalah kesadaran dan hokum cinta kasih terhadap tuhan sesama manusia dan juga diri sendiri. Para pendidikan yang perprinsip cinta kasih sebagai pedoman tingkah lakunya akan ikhlas mengorbankan dirinya dalma menunaikkan tugas professionalnya.

Prinsip nasionalistik merupakan prinsip etika yang sifatnya nasional bagi guru guru se Indonesia. Prinsip etika yang di maksud adalah pancasila, maka guru guru harus pancasilais yaitu bahwa di dalam berbuat dan bertindak harus sesuai dengan sila sila pancasila yaitu berketuhana yang maha esa, berkeprimanusiaan, berjiwa nasional, demikratis dan berkeadilan social.

b. Etika jabatan

Pemimpin pendidikan merupakan jabatan yang harus di emban sebagai amanah sekaligus bernilai ibadah, hal hal yang perlu di perhatikan adalah tidak berlaku zhalim, tidak dengan cara batil, tidak melakukan perbuatan negative, memiliki budaya kerja yang islami, dan menganggap jabatan sebagai pengabdian.

c. Etika kebangsaan

Etika kebangsaan untuk mewujudkan nasionalisme bangsa Indonesia.

(26)

BAB II PEMBAHASAN

2.1KESIMPULAN PEMAPARAN BUKU

Berdasarkan pemaparan isi buku tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan suatu kemampuan atau seni yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, membujuk, memotivasi, mengajak, menasehati, dan membimbing orang-orang atau anggota yang dipimpinnya untuk agar mau bekerja secara sadar menuju tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan yaitu tercapainya tujuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran sehingga terbentuknya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yanga Maha Esa, berkahlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Seorang pemimpin pendidikan haruslah memiliki kemampuan berfikir secara fleksibel terhadap organisasi, melihat organisasi dari berbagai sudut pandang dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya. Pemimpin pendidikan harus mampu merencanakan atau membuat strategi dalam proses pendidikan agar mampu mengelola lembaga pendidikan secara efesien, efektif dan produktif..

Pemimpin pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai imam atau orang yang berdiri di depan, akan tetapi pemimpin pendidikan juga berfungsi sebagai juru bicara organisasi, sebagai komunokator, mediator dan juga integrator.

Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang meliputi bidang proses belajar mengajar, administrasi kantor, administrasi siswa, administrasi pegawai, administrasi perlengkapan, administrasi keuangan, administrasi perpustakaan, dan administrasi hubungan masyarakat. Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, di mana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut dikerjakan

(27)

Kepala sekolah sebagai administrator juga penting dalam hubungannya dengan perencanaan program, pengorganisasian staf, penggerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah, seperti: kegiatan supervisi, penilaian terhadap personil sekolah, pelaksanaan kurikulum, dan lain- lain dan kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, tidak bisa lepas dari fungsinya sebagai konselor, karena ia akan selalu berhadapan dengan berbagai masalah,termasuk masalah psikologis yang dihadapi oleh guru, staf, karyawan atau bahkan murid.

2.2ANALISISIS

Buku yang berjudul “Model Kepemimpinan Pendidikan” ini membahas tentang peran dan fungsi pemimpin pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang efisien, efektif dan produktif. Sebuah lembaga pendidikan dapat dikatakan baik apabila semua proses dan hasil pendidikan dapat sesuai dengan standar nasional Pendidikan (Anwar, 2018). Penulis menekankan peran kepemimpinan dalam mengelola pendidikan dan menekankan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan untuk memastikan kelancaran fungsi lembaga. Pemimpin pendidikan memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen lembaga agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni (Fitri Anjani & Dafit, 2021).

Pengorganisasian dalam pendidikan merupakan proses untuk membentuk sistem pendidikan agar dapat berjalan dengan baik dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Struktur pengorganisasian tidak hanya digunakan untuk menggerakkan anggota organisasi, tetapi juga untuk membuat mekanisme kerja yang efisien dan efektif untuk organisasi (Moerdijat et al., 2021). Dalam pembahasan ini penulis memaparkan bahwa pengoptimalan dalam organisasi bertujuan agar lebih efektif dan efisien sehingga pemimpin pendidkan dan setiap anggota lembaga pendidikan harus memiliki strategi yang sesuai dengan visi dan misi Pendidikan. Pemimpin pendidikan memiliki fungsi dan peran dalam meningkatkan kinerja dan kapasistas setiap anggotanya dengan

(28)

berbagai cara, salah satunya yaitu dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi setiap anggota lembaga (Azharuddin, 2020)

Kepemimpinan pendidikan yang optimal dalam mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan peran sosial sekolah merupakan peran yang sangat penting. Operasional kepemimpinan pendidikan harus efektif untuk kemajuan organisasi sekolah. Dalam sistem sekolah, terjadi proses interaksi antara beberapa pihak seperti kepala sekolah, guru, pegawai, pengawas, komite sekolah, dan murid (Jannah,dkk,. 2021). Selain itu, penulis menekankan bahwa peran kepala sekolah memiliki beberapa fungsi penting sebagai pemimpin, manajer, pendidik, pengawas, dan motivator bagi guru-guru dalam proses kependidikan melalui pembelajaran dan latihan. Sedangkan guru memiliki peran penting dalam berinteraksi dengan sesama guru dan murid dalam kegiatan pembelajaran (Nasution, 2021). Dengan demikian, peran kepemimpinan pendidikan yang efektif dapat membantu mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan peran sosial sekolah dan memajukan organisasi sekolah.

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan merupakan kepemimpinan pendidikan sebagai manajer menduduki fungsi-fungsi manajemen. Dalam pembahasan ini penulis memaparkan bahwa fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer identik dengan keharusan menjalankan berbagai fungsi yang ada pada manajemen. Manajer sudah pasti melakukan berbagai aktivitas, sedangkan aktivitas kerja manajer sering dikategorisasikan menjadi fungsi-fungsi manajemen (Ismail, 2022). Dengan demikian, dalam buku ini penulis memaparkan bahwa kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah, dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran secara bersama-sama (Fatonah, 2013).

Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain itu dengan sukarela mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya. Selain itu defenisi lain, kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengetahui, membimbing, mengarahkan dan

(29)

menggerakkan orang-orang lain agar mereka mau bekerja dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama.(Wahab, 2020)

BAB III PENUTUP

3.1KESIMPULAN

kepemimpinan pendidikan merupakan suatu kemampuan atau seni yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, membujuk, memotivasi, mengajak, menasehati, dan membimbing orang-orang atau anggota yang dipimpinnya untuk agar mau bekerja secara sadar menuju tujuan pendidikan. Begitu juga dengan kepemimpinan kepala sekolah merupakan cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, Kepala sekolah juga harus menguasai konsep Kepemimpinan, konsep kepemimpinan Pendidikan, dan Konsep kepemimpinan kepala sekolah agar dapat mencapai tujuan.

3.2 SARAN

Diharapkan paper yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan ini dapat dijadikan bahan bacaan dan sumber informasi bagi orang lain terutama dalam tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan IPA.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. (2018). Peran Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 41(1), 41–56.

Azharuddin. (2020). Peran dan Fungsi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Jurnal Jihafas, 3(2), 358–368.

Fitri Anjani, N., & Dafit, F. (2021). Peran Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. 9(3), 481–488.

Https://Ejournal.Undiksha.Ac.Id/Index.Php/Jjpgsd.

Fatonah, I. (2013). Isti Fatonah. Jurnal Tarbawiyah, 10(2), 109–125.

Ismail. (2022). 260-File Utama Naskah-847-2-10-20221007. 2(2), 33–53.

Jannah, A. M., Arni, I. H., Fatwa, B., Hanifah, H., & Akhmad, F. (2021).

Karakteristik Kepemimpinan dalam Pendidikan di Indonesia. Alsys, 1(1), 138–150. https://doi.org/10.58578/alsys.v1i1.30

Nasution Nur Wahyudin. (2021). Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, 5(2), 25.

https://doi.org/10.53949/ar.v5i2.119

Moerdijat, L., Supratikno, H., S. Ugut, G. S., Bashori, K., & Pramono, R. (2021).

Manajemen Organisasi Pendidikan: Studi tentang Yayasan dan Sekolah Sukma Bangsa di Aceh. Jurnal Pendidikan, 5(1), 95–132.

https://doi.org/10.32533/05106.2021

Wahab, J. (2020). Nilai Moralitas Kepemimpinan Pendidikan Islam. Inspiratif Pendidikan, 9(1), 59. https://doi.org/10.24252/ip.v9i1.14124

X

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan

tentang pendidikan bagi seorang pemimpin yang sesuai dengan akhlak Al-Qur’ān, yaitu : (1) pemimpin yang toleran, (2) pemimpin suka musyawarah di dalam mengambil keputusan, (3)

Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan yang cerdas emosional adalah kemampuan pemimpin menyadari diri dan mengendalikan diri serta

Dalam lembaga pendidikan islam, ilmu kepemimpinan sangat penting, semua orang yang terlibat dalam lembaga pendidikan islam adalah seorang pemimpin, sebagai contoh dalam suatu sekolah

Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang tinggi pada diri seorang pemimpin untuk dapat menyesuaikan diri, tuntutan situasi, lingkungan dan

• Hubungan Kemanusiaan atau gaya yang lunak dihubungkan pada pemimpin yang tidak k dihubungkan pada pemimpin yang tidak mempertimbangkan perbedaan yang besar diantara teman-teman

Oleh karena itu, pendidikan kepemimpinan dan pembinaan karakter menjadi sangat penting untuk dilakukan agar seorang pemimpin dapat menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan

hipotesis berikut dibuat: Hipotesis 1 H1 Gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap kinerja guru Hipotesis 2 H2 Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap