• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dan Manajemen P A N D U A N Kelompok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kepemimpinan dan Manajemen P A N D U A N Kelompok"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

P A N D U A N

8

Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok

(3)

INI YANG HARUS DIBACA TERLEBIH DULU

Tantangan berat bagi semua orang dalam era globalisasi adalah persaingan yang ketat dalam hal mutu sumberdaya manusia, komoditas/produk serta mutu pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, nasional, tetapi internasional.

Oleh karena itu setiap individu/organisasi harus melakukan upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, atau bisnisnya secara proaktif supaya bisa dapat bertahan.

Tidak terkecuali organisasi Petani. Organisasi Petani menempati posisi yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia pada umumnya dan Kalbar khususnya. Namun fakta di lapangan sampai saat ini, sektor pertanian/perkebunan belum secara menyeluruh mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya.

Organisasi Petani pada saat ini mesti menyiapkan diri mampu bersaing di era pasar global. Untuk bisa bertahan di era globalisasi, maka organisasi petani harus berani dan berkomitmen untuk berubah secara bertahap menjadi organisasi yang profesional. Perencanaan adalah ciri organisasi professional.

GIZ – SREGIP Kalbar berinisiatif mengambil peran memberdayakan POKTAN Karet dan Lada. Buku Panduan Perencanaan Program Kerja POKTAN adalah salah satu kontribusi berharga yang diwariskan bagi POKTAN.

Ada beberapa model Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga.

Model Perencanaan yang dipilih, disesuaikan dengan bobot organisasi atau lembaga itu sendiri. Mengingat organisasi POKTAN di Indonesia pada umumnya dan di Kal Bar khususnya, masih sederhana dan pada tahap ditumbuhkan, maka model perencanaan tingkat dasar adalah model yang paling tepat untuk digunakan. Oleh karena itu buku Panduan Perencanaan Program Kerja bagi POKTAN ini diupayakan sangat sederhana supaya mudah dimengerti dan dipraktekkan.

Buku Panduan Peserta Perencanaan Program Kerja POKTAN ini, merupakan bagian dari paket modul Perencanaan Program Kerja Bagi POKTAN. Modul sudahdiujicobakan kepada satu kelompok POKTAN dengan feedback yang cukup optimis dari peserta bahwa modul bisa diterapkan karena dari sisi bahasa mudah dimengerti, penyajian cukup sederhana, namun perlu dipertimbangankan soal alokasi waktu. Semoga dapat membantu dan mempermudah peserta POKTAN dalam melakukan proses Perencanaan.

(4)

3

Bagian 1

KoNSEp DASAR KEpEMIMpINAN

pENGERTIAN KEpEMIMpINAN

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi, bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan individu dan atau organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut ada beberapa hal yang harus digarisbawahi. Pertama, adalah kata “proses”. Kata itu mengandung makna bahwa mempengaruhi orang lain itu adalah tahapan yang harus dilalui setapak demi setapak, bukan sesuatu yang sekaligus atau instan. Kedua, bekerja sama dengan orang lain.

Kata itu merujuk bahwa tujuan yang hendak dicapai tidak bisa diwujudkan sendiri, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama sehingga keberhasilan yang dicapai akan menjadi milik bersama. Ketiga, tujuan individu dan organisasi. Tujuan yang hendak dicapai pada umumnya adalah tujuan organisasi. Akan tetapi, dalam mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin juga harus membentuk tujuan pribadi agar pencapaian tujuan organisasi dilakukan secara efektif dan efisien.

Pemimpin adalah orang yang membawa orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks itu, tugas utama pemimpin adalah mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus mampu membawa orang lain dengan berbagai macam latar belakang dan karakter untuk mencapai tujuan secara bersama-sama. Tugas pokok seorang pemimpin bukan saja terfokus pada tujuan semata-mata, tetapi juga harus mampu mengelola orang-orang yang secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi.

(5)

TUGAS UTAMA pEMIMpIN

Paling sedikit ada 3 tugas utama pemimpin, yakni:

1. Melakukan pengarahan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan.

2. Menuntun dan memotivasi orang-orang untuk menampilkan kinerja terbaiknya bagi pencapaian tujuan organisasi.

3. Menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau bersama-sama, serta penuh kesadaran mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.

pEMIMpIN SUKSES vS pEMIMpIN EfEKTIf

Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang secara nyata mampu mengejar tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam banyak situasi, mereka dapat melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi pemimpin yang sukses seringkali mengabaikan perilaku dan hubungan interpersonal di dalam mencapai tujuan organisasi sehingga banyak orang yang secara nyata berkontribusi dalam mencapai tujuan bersama merasa kecil, tidak puas, tidak di-manusia-kan, kurang dihargai.

Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang secara nyata mampu mencapai tujuan organisasi, sekaligus memperhatikan perilaku dan hubungan interpersonal dari orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks itu, pemimpin lebih melihat kemauan bersama dalam pencapaian tujuan sekaligus peka terhadap sikap dan perasaan orang lain. Buah dari tindakannya yang peka terhadap hubungan interpersonal dalam organisasi, pempimpin yang efektif dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi sekaligus mampu menimbulkan rasa puas pada sekelompok orang yang dipimpin.

UNDER SUpERvISI vS ovER SUpERvISI

Situasi yang paling ekstrim di dalam kepemimpinan adalah kekurangan pengawasan (under supervisi) dan kelebihan pengawasan (over supervisi). Ketika memimpin, seorang pemimpin akan berhadapan dengan dua hal sekaligus, yakni tuntutan dan pemenuhan kebutuhan.

Perpaduan keduanya akan melahirkan 4 situasi supervisi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Pertama, tuntutan tinggi dan pemenuhan kebutuhan tinggi, yang menghasilkan situasi demokratis. Situasi ini sangat ideal karena seorang pemimpin harus memperhatikan kebutuhan bawahannya, sekaligus menuntut bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

(6)

5

• Kedua, tuntutan tinggi tetapi respon terhadap pemenuhan kebutuhan rendah. Situasi ini lebih menghasilkan pola yang otoriter karena lebih menekankan pada tuntutan pencapaian target atau tujuan organisasi dengan mengesampingkan pemenuhan kebutuhan pada bawahannya.

• Ketiga, adalah pemimpin dengan situasi tuntutan rendah, tetapi pemenuhan kebutuhan tinggi. Pola ini disebut sebagai murah hati. Pemimpin dengan situasi murah hati kurang menuntut bawahannya dan justru lebih banyak memenuhi kebutuhan atau tuntutan dari bawahannya. Akibatnya, tujuan organisasi bisa tidak tercapai, tetapi bawahan merasa puas dengan pemimpinnya.

• Keempat, adalah pemimpin dengan rendah pada tuntutan dan rendah juga pada respon terhadap kebutuhan bawahannya. Dalam konteks itu, bawahan lebih dibiarkan sendiri untuk mencapai target-target atau tujuan organisasi sekaligus berusaha untuk mencari sendiri pemenuhan akan kebutuhannya. Pemimpin dengan situasi ini dikenal dengan istilah acuh tak acuh (under supervisi).

(7)
(8)

7

Bagian 2

5 pERAN pEMIMpIN

Pemimpin adalah orang yang membawa sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi dan atau tujuan individu. Berdasarkan definisi tersebut terlihat secara jelas bahwa dalam mencapai tujuan organisasi seorang pemimpin tidak berdiri sendiri tetapi dia akan bekerja sama dengan banyak orang. Untuk itu dia harus mahir melakukan perannya sebagai pemimpin agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Berikut adalah paparan mengenai bagaimana seorang pemimpin harus melakukan perannya.

1. MERUMUSKAN TUjUAN YANG MENANTANG

Peran pertama seorang pemimpin adalah menguji jalannya proses pekerjaan. Seorang pemimpin tidak cukup hanya bisa bekerja atau mengerjakan pekerjaan rutin sehari-hari yang bersifat teknis-praktis. Seorang pemimpin harus mampu menemukan kesempatan yang menantang untuk mengadakan perubahan, pertumbuhan, inovasi, dan perbaikan. Seorang pemimpin juga harus bisa “bereksperimen”, berani mengambil risiko, dan belajar dari kesalahan.

Maureen Fries mendekripsikan kepemimpinan sebagai kemampuan membuat orang lain memandang melebihi deskripsi pekerjaan yang ada untuk mencari cara meningkatkannya.

Berdasarkan deskripsi itu jelas terlihat bahwa seorang pemimpin harus sudah melakukan hal-hal yang lebih besar dari pada hanya pekerjaan praktis. Dia tidak boleh lagi terjebak dalam mengerjakan hal-hal yang sifatnya praktis, tetapi harus berfokus lagi pada bagaimana meningkatkan kecepatan kerja dan mutu pekerjaan, sehingga pekerjaan lebih bersifat efektif dan efisien.

Perubahan, pertumbuhan, perbaikan secara terus menerus adalah hal-hal kunci yang harus dilakukan seorang pemimpin dalam perannya sebagai penantang sebuah proses. Dalam hal

(9)

ini, ia berhadapan dengan risiko-risiko yang harus “dihitung” secara cermat agar tidak terjebak dalam kesalahan fatal yang akan merugikan organisasi secara keseluruhan. Jika terjadi kesalahan, seorang pemimpin harus mau belajar dari kesalahan itu dan memperbaikinya segera sehingga kesalahan yang sama tidak terulang. Artinya, seorang pemimpin harus siap berubah dan membentuk dirinya sepanjang masa.

2. MENGINSpIRASIKAN SEBUAH vISI BERSAMA

Peran kedua seorang pemimpin adalah menginspirasikan sebuah visi bersama. Aksi tanpa visi adalah sebuah mimpi buruk. Visi tanpa aksi adalah mimpi di siang hari. Demikian Japanese Proverb mengungkapkan pentingnya sebuah visi dalam sebuah organisasi. Visi adalah “rel”

bagi sekelompok orang dalam mencapai tujuan bersama. Visi itu harus diwujudnyatakan dalam pekerjaan sehari-hari sehingga membuahkan hasil dalam bentuk produktivitas.

Dewasa ini organisasi seringkali membuat visi bersama dalam sebuah brand sehingga lebih mudah dituangkan dalam nilai-nilai yang dijunjung bersama dalam organisasi tersebut. Lintas Cakrawala Indonesia misalnya, mengambil brand mitra menuju sukses. Beberapa organisasi seperti Prudential misalnya mengambil brand always listening always understanding. Bank Bukopin mengunakan brand memahami dan memberi solusi. Hotel Sheraton memiliki brand dekat, hangat, kekeluargaan.

Seorang pemimpin harus mempunyai sebuah visi atau impian akan masa depan organisasi, departemen, atau seksi yang dipimpinnya. Ia juga harus mampu mengikutsertakan orang lain yang mempunyai kesamaan visi, nilai, harapan, dan impian untuk membuatnya menjadi kenyataan dalam kemajuan organisasi.

3. MEMBUAT oRANG LAIN DApAT BERTINDAK

Peran ketiga seorang pemimpin adalah membuat orang lain dapat bertindak, atau istilah yang biasa dipakai adalah menjadi jalan dan jembatan bagi orang lain yang dipimpinnya. Seorang pemimpin haruslah mengembangkan kerja sama melalui membangun tujuan bersama dan memupuk kepercayaan dari orang-orang yang bekerja sama. Dia juga harus memberdayakan orang lain dengan cara berbagi kekuasaan, menyediakan pilihan, mengembangkan kemampuan bawahan, memberikan tugas-tugas penting dengan penuh kepercayaan, dan memberikan bantuan pada saat yang tepat.

Pada prinsipnya, setiap orang akan bisa bekerja dengan baik jika dia memiliki peluang yang cukup dan diberikan kepercayaan secara tulus. Dengan demikian seorang pemimpin harus mampu memberdayakan bawahannya agar dia tumbuh dan berkembang menjadi “pemimpin”

(10)

9 baru di dalam kelompoknya. Bayangkan dalam sebuah pertandingan sepak bola. Seorang kapten adalah pemimpin yang harus memberikan kepercayaan penuh pada rekannya dan membantu mereka sekuat tenaga untuk berhasil mencetak sebuah gol sebagai tujuan bersama. Dia harus mau berbagi kekuasaan dan peran agar tujuan tercapai.

4. MEMBERI CoNToH

Peran keempat dari seorang pemimpin adalah memberi teladan. Istilah lain yang sering digunakan dalam kepemimpinan adalah memimpin dengan memberi contoh. Seorang pemimpin dituntut untuk bisa memberi contoh perilaku nyata nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Misalnya kepatuhan terhadap aturan untuk datang tepat waktu. Pemimpin harus selalu datang tepat waktu sebagai teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Pemimpin seharusnya memberikan teladan secara konsisten dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai bersama organisasi yang telah ditetapkan berdasarkan visi dan misi organisasi. Dengan demikian diharapkan para bawahan atau orang yang dipimpinnya dapat juga secara konsisten mengikuti bukan karena dipaksa, tetapi karena kesadaran bersama.

Jika pemimpin mulai tidak konsisten, maka akan menimbulkan rasa “ketidakadilan” pada diri orang-orang yang dipimpinnya.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin adalah mengabadikan keberhasilan-keberhasilan kecil dari bawahannya yang dapat menimbulkan kemauan untuk mengadakan peningkatan secara konsisten. Pemberian pujian, sifat antusis, ramah, dan suka memberikan penghargaan pada hasil kerja dan perilaku bawahan yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi merupakan hal utama yang harus dilakukan seorang pemimpin dalam rangka melakukan perannya sebagai pemberi contoh

5. MEMBANGKITKAN SEMANGAT

Peran kelima seorang pemimpin adalah memberikan dukungan kepada timnya secara teratur. Harold Geneen pernah mengungkapkan bahwa cara terbaik untuk mendorong orang lain mencapai puncak kinerjanya adalah dengan meyakinkan mereka lewat setiap hal yang Anda kerjakan dan lewat setiap perilaku Anda bahwa Anda sangat mendukung mereka.

Dukungan yang paling sederhana tetapi sangat menyentuh dalam diri setiap orang adalah mengakui kontribusinya di dalam pencapaian tujuan, keberhasilan, dan kesuksesan sebuah organisasi. Adalah manusiawi jika seseorang merasa berharga jika meraka “dimanusiakan”.

Usaha lain yang dapat dilakukan pemimpin dalam memberi dukungan kepada bawahannya adalah dengan cara merayakan keberhasilan tim secara teratur. Perayaan ini penting sebagai penghargaan total terhadap kontribusi dari masing-masing individu di dalam tim.

(11)
(12)

11

Bagian 3

KEpEMIMpINAN SITUASIoNAL

Salah satu perdebatan penting dalam memberi perlakuan kepada bawahan adalah apakah setiap orang diperlakukan sama atau berbeda. Dalam banyak tulisan mengenai kepemimpinan misalnya, para penulis seringkali menganjurkan gaya kepemimpinan demokratis sebagai jalan keluar yang ideal untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kepemimpinan sebuah organisasi. Akan tetapi akhir-akhir ini para pemikir tentang organisasi sudah melihat bahwa gaya kepemimpinan dapat saja berbeda dari satu orang ke orang yang lain, tergantung pada kondisi bawahannya. Hal inilah yang dikenal sebagai Kepemimpinan Situasional. Bagian ini akan membahas 4 situasi bawahan yang mungkin timbul dalam sebuah organisasi dan pilihan gaya kepemimpinan seperti apa yang sesuai dengan situasi tersebut.

3.1 SITUASI D1-TAK MAMpU DAN TAK MAU

Situasi D1 adalah sebuah situasi dimana seorang anak buah memiliki kemampuan dan kemauan yang rendah dalam bekerja. Situasi ini sering digambarkan sebagai TIDAK MAMPU dan TIDAK MAU.

Seseorang dengan kondisi D1 memiliki kemampuan yang rendah, sekaligus motivasi juga rendah. Ciri-cirinya antara lain kurang antusias, motivasi lemah, banyak melakukan kesalahan, mengemukakan alasan-alasan bila tidak meyelesaikan pekerjaan, kesulitan dalam menguasai pekerjaan, mudah putus semangat. Namun demikian mereka yang berada pada situasi D1 bukanlah orang yang tidak berkualitas dan harus disisihkan dalam pekerjaan.

Mereka memiliki potensi yang perlu dilatih dengan baik sehingga bisa lebih tertantang dan bangkit semangat serta kemampuan kerjanya.

(13)

3.2 SITUASI D2-TAK MAMpU TApI MAU

Situasi D2 adalah sebuah situasi dimana seorang bawahan memiliki kemampuan yang rendah tetapi kemauannya tinggi dalam bekerja: TAK MAMPU tapi MAU. Artinya orang yang memiliki kemampuan yang rendah dalam bekerja, tetapi motivasi kerja sangat tinggi.

Kemampuan yang rendah boleh jadi karena ia adalah orang baru atau orang lama, tetapi dihadapkan pada pekerjaan baru. Ciri-cirinya antara lain; memiliki semangat yang kuat, kemauan tinggi, antusias, kadang-kadang melakukan kesalahan, kesulitan dalam menguasai pekerjaan, sering bertanya atau berkonsultasi. Orang-orang yang berada pada situasi D1 bukanlah orang yang tidak berkualitas, tetapi belum menguasai pekerjaan. Motivasi mereka yang tinggi dapat dijadikan dasar untuk membuat mereka bergerak maju ke arah yang lebih baik.

3.3 SITUASI D3-MAMpU TApI TAK MAU

Situasi D3 adalah sebuah situasi dimana seorang bawahan memiliki kemampuan yang sedang sampai dengan tinggi, kemauan naik turun: MAMPU tapi TAK MAU.

Pada situasi D3 seorang bawahan sudah menampakan kemampuan yang cukup baik dalam bekerja, akan tetapi motivasi kerja masih fluktuatif. Ciri-ciri seseorang yang berada dalam situasi D3 adalah hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam bekerja, cukup antusias, tidak mudah putus semangat, membutuhkan banyak dukungan dari atasan dalam bekerja, dan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam bekerja. Mereka yang berada dalam situasi D3 tidak membutuhkan banyak waktu untuk menjadi karyawan yang berprestasi dengan baik, hanya saja seorang pemimpin harus mampu melakukan perlakuan yang tepat kepada mereka agar motivasi dan kemampuannya menjadi stabil.

3.4 SITUASI D4- MAMpU DAN MAU

Situasi D4 adalah sebuah situasi dimana seorang karyawan memiliki kemampuan yang tinggi sekaligus kemauan tinggi terhadap pekerjaan: MAMPU dan MAU. Artinya, orang yang ada dalam situasi ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam bekerja sekaligus memiliki motivasi yang kuat juga.

Orang-orang yang berada pada situasi D4 tidak mengalami kesulitan dalam bekerja, cepat dan tangkas, tidak melakukan kesalahan dalam bekerja, mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi, tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti instruksi, antusias, dan optimis dalam bekerja. Mereka yang berkategori D4 memudahkan leader-nya untuk mendelegasikan tugas-tugas yang dia miliki sehingga memungkinkan pekerjaan efektif dan efisien.

(14)

13

GAYA KEpEMIMpINAN

Gaya adalah perilaku yang ditunjukan seseorang ketika sedang memimpin atau mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Gaya ini harus sesuai dengan situasi orang yang dipimpin (D1 sampai D4) yang sudah dibahas di atas, yang dapat diuraian sebagai berikut:

1. GAYA MENGATUR

Gaya mengatur atau memberi instruksi adalah gaya kepemimpinan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk merespon situasi ketika bawahannya berada dalam situasi D1, yakni bawahan yang berada pada situasi kemampuan rendah dan motivasi rendah. Gaya ini terfokus pada pemberian instruksi yang jelas, detail atau terinci, dan tegas. Dalam banyak hal gaya ini terkesan agak otoriter dan menggurui, akan tetapi dalam kondisi bawahan D1, pilihan gaya ini adalah tepat. Instruksi kerja yang diberikan harus sangat terinci sampai cukup detail, termasuk sampai pada target pekerjaan itu selesai dilaksanakan. Pilihan pada gaya yang agak demokratis justru membuat bawahan bingung dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Pengawasan terhadap pekerjaan bawahan juga dibutuhkan sangat intensif mengingat kemampuannya masih rendah.

2. GAYA MELATIH

Gaya melatih adalah gaya kepemimpinan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk merespon situasi ketika bawahannya berada dalam situasi D2, yakni bawahan yang berada pada situasi Tidak Mampu tetapi Mau. Gaya ini terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja, yang mencoba untuk mengarahkan seseorang untuk mencapai sejumlah hasil akhir. Dalam hal ini, seorang pemimpin menggabungkan pendampingan dan pengawasan sekaligus secara ketat agar kualitas pekerjaan prima, serta motivasi bawahan terarah dengan baik pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Pilihan ini harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan di dalam pekerjaan dan menumbuhkan semangat kerja pada bawahan.

Kesan umum pada gaya ini masih bersifat otoriter dan menggurui, namun menjadi pilihan yang tepat dilakukan pada saat bawahan berada pada situasi D2.

3. GAYA MENDUKUNG

Gaya mendukung adalah gaya kepemimpinan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk merespon situasi ketika bawahannya berada dalam situasi D3, yakni bawahan yang

(15)

berada pada situasi Mampu tapi Tak Mau. Ketika kemampuan bawahan tinggi namun motivasi naik turun, maka seorang pemimpin harus mengunakan gaya mendukung. Gaya ini terfokus pada usaha pemimpin untuk memberikan dukungan kepada bawahannya. Kesan otoriter dan menggurui pada gaya ini sudah sangat jauh. Seorang pemimpin sudah tidak lagi memberi instruksi yang terlalu detail, pengawasan dan pendampingan tidak terlalu ketat, tetapi support seperti pujian, dukungan, dan sesekali melakukan pengawasan masih diperlukan.

4. GAYA MENDELEGASIKAN

Gaya mendelegasi adalah gaya kepemimpinan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk merespon situasi ketika bawahannya berada dalam situasi D4, Mampu dan Mau, yakni bawahan yang berada pada situasi kemampuan tinggi dan motivasi juga tinggi. Pada saat bawahan berada pada situasi D4, seorang pemimpin harus cepat-cepat meninggalkan gaya D1 - D3-nya. Jika pemimpin masih saja menggunakan gaya tersebut, maka bawahan akan merasa terlalu didikte dan dia merasa kurang nyaman. Gaya delegasi terfokus pada pemberian wewenang yang lebih besar kepada bawahan. Dalam hal ini, seorang atasan hanya mengecek hasil akhir yang diharapkan sambil berdiskusi dengan bawahan.

(16)

15

Bagian 4

MANAjEMEN KELoMpoK

KoNSEp DASAR MENGENAI KELoMpoK

Kelompok dapat diartikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bekerjasama untuk meraih tujuan tertentu. Sedangkan manajemen kelompok dapat diartikan sebagai suatu proses yang berhubungan dengan bagaimana seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian kelompok, dari membina anggota hingga penyelesaian masalah dalam kelompok. Dua proses dalam kelompok yang penting adalah pengambilan keputusan dan manajemen konflik.

pENGAMBILAN KEpUTUSAN

Keputusan kelompok mempunyai peran penting dikarenakan berfungsi untuk memformulasikan masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara penerapan solusinya.

Keunggulan keputusan kelompok dibandingkan keputusan individu antara lain:

• menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap

• menghasilkan pengalaman dan perspektif yang beragam

• menghasilkan alternatif yang beragam karena memiliki jumlah informasi yang banyak dan beragam

• membuat suatu solusi semakin diterima

• menambah legitimasi dimana keputusan kelompok yang dihasilkan oleh kelompok dapat dianggap lebih pantas ketimbang yang dihasilkan satu orang.

(17)

MANAjEMEN KoNfLIK

Selain pengambilan keputusan, proses lainnya yang penting adalah bagaimana kelompok menangani konflik. Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima, yang menghasilkan gangguan atau penolakan. Apabila orang-orang dalam kelompok menganggap perbedaan itu ada, maka konflik pun akan terjadi.

Ada tiga pandangan yang berkembang terkait dengan konflik, yaitu;

1. Pertama, konflik dari sudut pandang tradisional. Pandangan bahwa konfik apa pun harus dihindari karena mengindikasikan masalah di dalam kelompok.

2. Kedua, konflik dari sudut pandang hubungan manusia. Pandangan bahwa konfik merupakan hal alami dan tak terhindarkan dalam kelompok apa pun, serta tidak harus dipandang negative karena justru bisa berpotensi menjadi pendorong positif bagi kinerja kelompok.

3. Ketiga, konflik dari sudut pandang interaksionis. Pandangan bahwa konflik tidah hanya menjadi dorongan positif bagi kelompok, tetapi sebagian konflik justru harus terjadi dalam suatu kelompok agar bisa berkinerja efektif.

Dalam menghadapi konflik di dalam kelompok ada 5 (lima) pilihan manajemen konflik yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin. Pilihan yang dimaksud adalah: Pertama, penghindaran; yakni menangani konfik dengan menarik diri atau menekan konfik. Kedua, pengakomodasian; yakni menangani konflik dengan menempatkan kebutuhan dan urusan orang lain di atas kebutuhan sendiri. Ketiga, pemaksaan; yakni menangani konflik dengan memenuhi kebutuhan individu, dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Keempat, kompromi; yakni menangani konflik dimana setiap pihak mengorbankan sesuatu yang bernilai.

Kelima, kolaborasi; yakni menangani konflik dengan mencari solusi paling bermanfaat bagi semua pihak.

(18)

Hak Cipta 2016

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia

penerbit

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.id Internet www.sregip.or.id Reproduksi

Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.

Disclaimer

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/

kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.

(19)
(20)

PRESENTASI

8

Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok

(21)
(22)

3

Perkenalan, Harapan, dan Kontrak Belajar

Jadwal

WAKTU KEGIATAN

07.30-08.00 Sessi I: Pembukaan, Perkenalan, Harapan-Kekuatiran, Kontrak Belajar-Jadwal

08.00-09.00 Sessi II: Konsep Dasar Kepemimpinn 09.00-10.00 Sesi III: Peran Pemimpin

10.00-10.30 ISTIRAHAT

10.30-11.30 Sesi IV: Memahami Kepemimpinan Situasional

11.30-12.00 Sesi V: Manajemen Kelompok dan Manajemen Konflik 12.00-12.15 Evaluasi dan Penutupan

PERKENALANAN

• Perkenalan ringkas dengan menyebutkan nama, asal, nama Poktan dan jabatan dalam Poktan/ Gapoktan

HARAPAN DAN KEKUATIRAN

• Tuliskan Harapan Anda terhadap pelatuhan

• Satu harapan per orang- tulisan harus bisa dibaca (besar)

• Tulislah Kekuatiran Anda terhadap pelatihan

• Satu orang satu kekuatiran

• Tempelkan harapan dan kekuatiran dan baca

KONTRAK BELAJAR

• Pertemuan dimulai jam 07.30 sampai jam 12.30

• Selama pertemuan HP dalam keadaan diam

• Menerima telpon harap keluar ruangan agar tidak mengganggu

• Selama pertemuan berlangsung peseta tidak merokok

• Hadir secara fisik dan mental

• Ide dan pendapat adalah kekayaan bersama

(23)

Hasil Belajar

Konsep Dasar Kepemimpinan

Hasil Belajar

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:

• Memahami konsep dasar kepemimpinan

• Memahami peran pemimpin

• Mempraktekkan peran pemimpin di tempat kerja

• Menempatkan gaya kepemimpinan sesuai dengan karakteristik orang yang dipimpinnya

• Memperlakukan orang yang dipimpinnya sesuai dengan karakteristik orang yang dipimpinnya

• Melakukan manajemen kelompok di dalam kelompoknya

• Melakukan penyelesaian konflik dalam kelompok

Jelaskan ciri-ciri apa yang melekat pada kedua pemimpin tersebut!

(24)

5

Pengertian Pemimpin

Refleksi: Ciri Pemimpin

Peduli Tegas Visioner Cerdas Bertanggung jawab Komitmen Rendah hati Kreatif Disegani

Pemimpin adalah orang yang membawa orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam konteks itu, tugas utama pemimpin adalah mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Sederhana Sumber inspirasi Rela berkorban

Teguh dalam pendirian Tidak mudah menyerah Tanpa pamrih

Kerja keras Semangat lebih Menghargai orang lain

(25)

Pengertian Pemimpin

Tugas Utama Pemimpin

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi, bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan individu dan atau organisasi

1. Melakukan pengarahan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan

2. Menuntun dan memotivasi anggotanya untuk menampilkan kinerja terbaiknya bagi pencapaian tujuan organisasi

3. Menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau bersama-sama serta penuh kesadaran mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.

(26)

7

Pemimpin Sukses Vs Pemimpin Efektif

Under Supervisi Vs Over Supervisi

SUKSES: Pemimpin yang secara nyata mampu mengejar tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Akan tetapi pemimpin yang sukses seringkali mengabaikan perilaku dan hubungan diantara orang-orang dalam mencapai tujuan organisasi

EFEKTIF: Pemimpin yang secara nyata mampu mencapai tujuan organisasi sekaligus memperhatikan perilaku dan hubungan diantara orang-orang dari orang-orang yang terlibat di dalam mencapai tujuan bersama

TINGGI—Kemampuan Merespon—RENDAH

RENDAH—Kemampuan Menuntut—TINGGI

MURAH HATI DEMOKRATIS

ACUH TAK

ACUH

OTORITER

(27)

Peran Pemimpin

Refleksi: peran pemimpin

Peran Pemimpin: Bandingkan kualitas kedua pemimpin dalam kasus “sister act”

Peran Pemimpin: Apa peran yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam rangka mencapai tujuan bersama?

Memotivasi Berani Kreatif Semangat tinggi Mengayomi Menempatkan orang sesuai karakter Disiplin Berkomunikasi dengan baik

Memahami persoalan Mengelola konflik

Rendah hati

Memberi penghargaan Mengevaluasi kerja tim Melihat kemampuan tim Mengatasi masalah Memberi perintah jelas Mengarahkan

Membimbing Memberdayakan Memahami karakter Mengontrol

(28)

9

Peran-1: Merumuskan Tujuan yang Menantang

Peran-2: Menginspirasi Sebuah Visi Bersama

1. Menemukan kesempatan yang menantang untuk mengadakan

perubahan, pertumbuhan, inovasi, dan perbaikan

2. Bereksperimen, berani mengambil risiko, dan belajar dari kesalahan

1. Mempunyai sebuah impian akan masa depan

2. Mengikutsertakan orang lain yang mempunyai kesamaan visi, nilai, harapan, dan impian

(29)

Peran-3: Membuat Orang Lain dapat Bertindak

Peran-4: Memberi Contoh

1. Mengembangkan kerja sama dengan cara membangun tujuan bersama dan memupuk kepercayaan

2. Memberdayakan orang lain dengan cara berbagi kekuasaan, menyediakan pilihan, mengembangkan kompetensi, memberikan tugas-tugas penting, dan memberikan bantuan

1. Memberikan teladan secara konsisten dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai bersama

2. Mengabadikan keberhasilan- keberhasilan kecil sehingga

mendorong adanya komitmen untuk mengadakan peningkatan secara konsisten

(30)

11

Peran-5: Membangkitkan Semangat

Situasi Kepemimpinan

1. Mengakui kontribusi setiap orang dalam suksesnya sebuah pekerjaan 2. Merayakan pencapaian tim secara

teratur

D4 D3 D2 D1

Kemampuan Tinggi (MAMPU)

Kemampuan Tinggi (MAMPU)

Kemampuan Rendah (TAK MAMPU)

Kemampuan Rendah (TAK MAMPU)

Kemauan Tinggi (MAU)

Kemauan Rendah (TAK MAU)

Kemauan Tinggi (MAU)

Kemauan

Rerndah

(TAK MAU)

(31)

Ciri-Ciri D1

Ciri-Ciri D2

• Semangat yang rendah

• Komitmen rendah

• Kelihatan “malas”

• Sering melakukan kesalahan

• Kesulitan dalam menguasai pekerjaan

• Melarikan diri dari tanggungjawab

• Kurang bertanya

• Cukup antusias

• Cukup motivasi

• Sering melakukan kesalahan

• Kesulitan dalam menguasai pekerjaan

• Sering bertanya (Rajin tapi tak ada hasil)

(32)

13

Ciri-Ciri D3

Ciri-Ciri D4

• Hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam bekerja

• Kurang antusias

• Mudah patah semangat

• Membutuhkan banyak support dari atasan dalam bekerja

• Dapat memberikan kontribusi yang baik dalam bekerja

• Mereka yang berada dalam situasi D3 tidak membutuhkan banyak waktu untuk menjadi karyawan yang berprestasi dengan baik.

• Tidak mengalami kesulitan dalam bekerja

• Cepat dan tangkas

• Tidak melakukan kesalahan dalam bekerja

• Mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi

• Tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti instruksi

• Antusias

• Optimis dalam bekerja

(33)

Gaya Kepemimpinan

Rendah—INSTRUKSI—Tinggi

Rendah—DUKUNGAN—Tinggi

GAYA-3:

MENDUKUNG;

Sedikit Arahan, Banyak Dukungan

GAYA-4:

MENDELEGASI;

Sedikit Arahan, Sedikit Dukungan

GAYA-2:

MELATIH;

Banyak Arahan, Sedikit Motivasi/

Dukungan

GAYA-1:

MENGATUR;

Banyak Arahan, Banyak Motivasi/

Dukungan

GAYA MENDUKUNG tidak lagi memberi instruksi yang terlalu detail, pengawasan dan pendampingan tidak boleh terlalu ketat lagi, tetapi support seperti pujian, dukungan, dan sesekali melakukan pengawasan masih diperlukan

GAYA MELATIH terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja, yang mencoba untuk mengarahkan seseorang untuk mencapai sejumlah hasil akhir.

GAYA MELATIH

terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja, yang mencoba untuk mengarahkan seseorang untuk mencapai sejumlah hasil akhir.

GAYA MENGATUR

terfokus pada pemberian instruksi yang jelas, detail atau terinci, dan tegas.

(34)

15

Manajemen Kelompok

Pengambilan Keputusan Kelompok

PENGERTIAN KELOMPOK

Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang bekerjasama untuk meraih tujuan tertentu

PENGERTIAN MANAJEMEN KELOMPOK

Suatu proses yang berhubungan  dengan bagaimana seseorang dapat mengolah atau mengurus suatu rangkaian kelompok, dari membina anggota hingga penyelesaian masalah dalam kelompok

Dua proses kelompok yang penting adalah pengambilan keputusan kelompok dan manajemen konflik

Keputusan kelompok mempunyai peran penting dikarenakan berfungsi untuk memformulasikan masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara penerapan solusinya.

(35)

1. Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap

2. Menghasilkan pengalaman dan perspektif yang beragam

3. Menghasilkan alternatif yang beragam  4. Membuat suatu solusi semakin diterima 5. Menambah legitimasi karena mewakili

kelompok

Keuntungan Keputusan Kelompok

Manajemen Konflik

Konflik merupakan perbedaan yang tidak bisa diterima, yang menghasilkan sejenis gangguan atau penolakan.

Apabila orang-orang dalam

kelompok menganggap perbedaan itu ada, maka konfik pun akan terjadi.

Tentang Konflik,

1. Sudut pandang tradisional—

konflik harus dihindari

2. Sudut pandang hubungan antar manusia—konflik sesuatu yang alamiah

3. Sudut pandang interaksionis—

konflik harus terjadi agar bisa berkinerja efektif

(36)

17

Cara Menyelesaikan Konflik

1. Menghindar, yaitu menangani konfik dengan menarik diri atau menekan konflik.

2. Mengakomodasi, yaitu menangani konflik dengan menempatkan kebutuhan dan urusan orang lain di atas kebutuhan sendiri.

3. Memaksa, yaitu menangani konflik dengan memenuhi kebutuhan individu dengan mengorbankan kepentingan orang lain.

4. Kompromi, yaitu menangani konflik dimana setiap pihak mengorbankan sesuatu yang bernilai.

5. Kolaborasi, yaitu menangani konflik dengan mencari solusi paling bermanfaat bagi semua pihak. 

(37)

Catatan:

(38)

Hak Cipta 2016

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia

Penerbit

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.id Internet www.sregip.or.id Reproduksi

Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.

Disclaimer

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/

kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.

(39)
(40)

S i l a b u S

8

Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok

(41)

Kata Pengantar

Dalam satu dasawarsa terakhir, persoalan kepemimpinan dan supervisi telah menjadi persoalan penting bagi sebuah organisasi. Dalam banyak literatur ilmiah disepakati bahwa kualitas kepemimpinan dan supervisi sangat mempengaruhi kinerja setiap orang dalam organisasi. Pada gilirannya, kinerja sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas. Dalam konteks itusetiap organisasi haruslah menyadari bahwa produktivitas sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan dan supervisi yang ada di tempat kerja. Dengan kata lain, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang terfokus pada persoalan-persoalan kepemimpinan dan supervisi menjadi ujung tombak produktivitas sehingga harus menjadi skala prioritas bagi sebuah organisasi.

Secara garis besar, modul pelatihan kepemimpinan dan manajemen kelompok ini terdiri dari 4 bagian utama, yakni bagian pertama tentang konsep dasar kepemimpinan yang akan membahas tentang pengertian pemimpin dan kepemimpinan, tugas utama pemimpin, pemimpin sukses versus pemimpin efektif, dan sebuah situasi over supervisi versus under supervisi. Bagian kedua akan membahas 5 peran pemimpin di tempat kerja atau dalam sebuah organisasi yang mencakup: merumuskan tujuan yang menantang, menginspirasikan sebuah visi bersama, membuat orang lain dapat bertindak, memberi contoh, dan membangkitkan semangat. Bagian ketiga membahas tentang situasi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang dipilih untuk merespon situasi bawahan yang terjadi. Bagian keempat membahas masalah manajemen kelompok.

Modul pelatihan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani ini dirancang secara khusus untuk mempersiapkan para pemimpin dalam menjalankan tugas sehari-hari di tempat kerja. Materi yang tertuang dalam pelatihan ini bersifat konseptual dan praktis yang akan membimbing peserta pelatihan mencapai sasaran secara tepat. Peserta pelatihan diharapkan terlibat secara aktif dalam pelatihan agar proses belajar bersama dapat terwujud secara cepat. Kami berharap pelatihan ini bermanfaat bagi para peserta pelatihan dan organisasi sehingga membuahkan hasil yang dapat kita rasakan bersama-sama. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih banyak atas partisipasinya dan mengucapkan SELAMAT MEMFASILITASI PELATIHAN.

(42)

3

MetODe Dan MeDIa PeLatIHan

Pelatihan ini ditujukan untuk orang dewasa, terutama jajaran pengurus kelompok tani (Poktan). Oleh karena itu metode yang digunakan adalah andragogi, yakni metode belajar orang dewasa. Fasilitator secara maksimal menggali pengalaman peserta melalui pertanyaan, peserta menyampaikan pengalaman/pendapatnya, atau menulis dan menempelkan jawaban di papan untuk kemudian dibahas. Rencana sesi juga dirancang untuk memaksimalkan diskusi kelompok sehingga peserta belajar menemukan sendiri hal-hal yang berhubungan dengan kepemimpinan dan manajemen kelompok.

Pelatihan diadakan dalam ruangan yang didesain dalam format huruf U untuk memenimalisir jarak antara peserta dan fasilitator dan peserta dapat berinteraksi secara maksimal dalam proses belajar bersama.

Secara keseluruhan metode yang akan digunakan adalah:

• Diskusi kelompok, yakni proses pertukaran informasi secara intensif di dalam kelompok dan kerja sama secara menyeluruh untuk menghasilkan ide, pendapat, dan pokok pikiran tertentu.

• Belajar dengan cara melakukan (learning by doing), yakni aktivitas merancang, merumuskan, membuat hal-hal yang berkaitan dengan materi pelatihan. Dengan aktivitas tersebut peserta langsung melakukan hal-hal teknis yang berkaitan dengan aktivitas kepemimpinan dan manajemen kelompok.

• Ceramah, yakni fasilitator menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan pokok bahasan yang bersifat konseptual.

• Tanya-jawab, yakni pertukaran informasi antara peserta dan fasilitator dalam bentuk klarifikasi atau pun sanggahan pendapat dalam kelompok.

tUJUan InStrUKSIOnaL

Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta mampu:

1. Memahami konsep dasar kepemimpinan 2. Memahami peran pemimpin

3. Mempraktekkan peran pemimpin di tempat kerja

4. Menempatkan gaya kepemimpinan sesuai dengan karakteristik orang yang dipimpinnya

5. Memperlakukan orang yang dipimpinnya sesuai dengan karakteristik orang yang dipimpinnya

6. Melakukan manajemen kelompok di dalam masing-masing kelompok 7. Melakukan penyelesaian konflik di dalam masing-masing kelompok

(43)

garIS BeSar MaterI

Secara umum, pelatihan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani mengikuti garis besar materi sebagai berikut:

1. Pengertian Kepemimpinan 2. Tugas Utama Pemimpin

3. Pemimpin Sukses vs Pemimpin Efektif 4. Under Supervisi vs Over Supervisi 5. Merumuskan Tujuan yang Menantang 6. Menginspirasikan sebuah Visi Bersama 7. Membuat Orang Lain Dapat Bertindak 8. Memberi Contoh

9. Membangkitkan Semangat 10. Situasi D1

11. Situasi D2 12. Situasi D3 13. Situasi D4

14. Gaya Kepemimpinan 15. Gaya Mengatur 16. Gaya Melatih 17. Gaya Mendukung 18. Gaya Mendelegasi 19. Manajemen Kelompok 20. Resolusi Konflik

• Belajar dari pengalaman (experiential learning), yakni aktivitas melakukan, merasakan, dan mengetahui lewat aktivitas simulasi atau kerja sama dalam kelompok.

• Diskusi terstruktur, yakni proses diskusi secara terbuka yang dipimpin langsung oleh fasilitator. Dalam konteks ini fasilitator bertanya tentang suatu topik atau pokok pikiran dan peserta akan menjelaskan pendapat mereka. Selanjutnya fasilitator menulis dan menyimpulkan pendapat para peserta.

Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah infocus, papan flip chart, kerta plano, kertas metaplan, paku, lem, gunting, selotip, spidol, koran bekas, buletin bekas, majalah bekas, slides presentasi, dan modul pelatihan dalam bentuk bahan bacaan. Beragamnya media yang digunakan dan metode yang dipakai dalam pelatihan ini diperuntukkan agar hasil belajar yang dicapai dapat optimal. Jika pada suatu kesempatan tidak tersedia infocus, maka fasilitator harus pro aktif menyiapkan fotokopi untuk gambar-gambar dan menulis kesimpulan-kesimpilan pembahasan pada lembaran plano. Papan tulis dapat juga diganti dengan lembaran kain yang sudah disemprot dengan lem perekat untuk menempel kertas metaplan (sticky cloth).

(44)

5 N.

rIngKaSan MODUL

Kepemimpinan dan manajemen kelompok adalah usaha yang dilakukan secara sistematis untuk membawa kelompok tani mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam kelompok tani terdapat struktur pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Artinya, kelompok tani memiliki struktur kepemimpinan yang jelas. Dalam konteks kelompok tani, pemimpin adalah mereka yang membawa anggota kelompoknya mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Modul kepemimpinan dan manajemen kelompok ini adalah pedoman bagi para pemimpin kelompok tani untuk membawa anggota kelompoknya mencapai tujuan kelompok tani itu sendiri. Dalam modul diuraikan secara ringkas dan sistematis apa yang menjadi tugas seorang pemimpin, kondisi over supervisi dan kondisi under supervisi. Modul juga akan membahas secara tuntas bagaimana pemimpin melakukan perannya sebagai pemimpin, melakukan diagnosis terhadap situasi orang-orang yang dipimpinnya, dan melakukan perubahan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi orang- orang yang dipimpinnya. Pada bagian kedua modul ini akan diuraikan tentang bagaimana mengelola kelompok sekaligus menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam kelompok.

(45)

Waktu

(menit) Pokok bahaSan kegiatan FaSilitator

07.30-08.00 (30’)

Perkenalan, harapan dan kekuatiran dan kontrak belajar

kegiatan-1

Fasilitator memperkenalkan diri dan memintan peserta untuk memperkenalkan diri. Teknik perkenalan

dijelaskan oleh fasilitator. Selanjutnya meminta peserta untuk menulis satu harapan dan satu kekuatiran pada kertas metaplan. Kertas kemudian ditempel dan dikelompokan

kegiatan-2 Fasilitator membimbing peserta untuk membaca harapan dan kekuatiran. Selanjutnya fasilitator mengelompokkan harapan dan kekuatiran tersebut kegiatan-3 Fasilitator meminta tanggapan peserta. Selanjutya fasilitator menyimpulkan dan memotivasi peserta tentang harapan dan sikap kuatir mereka

kegiatan-4 Fasilitator menayangkan draf kontrak belajar dan meminta tanggapan peserta, kemudian

menyimpulkannya. Fasilitator menayangkan jadwal dan meminta tanggapan peserta. Fasilitator mempertegas komitmen belajar bersama

08.00-09.00 (60’)

hasil belajar Pelatihan dan konsep dasar kepemimpinan kegiatan-5

Fasilitator menjelaskan hasil belajar yang diharapkan sehubungan dengan topik. Selanjutnya fasilitator bertanya: apakah hal ini sudah pernah Anda lakukan atau sudah ada di Poktan Anda. Jika sudah ada, apa yang dilakukan di Poktan tersebut

kegiatan-6 Fasilitator menayangkan slides No. 5 dengan video

“TOKOH PEMIMPIN” dan menjelaskan sedikit tentang tokoh Gandi dan Soekarno. Selanjutnya fasilitator meminta peserta menjelaskan ciri-ciri dari pemimpin berdasarkan video yang mereka tonton.

Fasilitator bertanya untuk umpan balik: Apa yang menjadi ciri seorang pemimpin? Apa itu pemimpin dan kepemimpinan? Apa yang menjadi tugas pemimpin?

Bagaimana situasi kepemimpinan? Bagaimana seharusnya pemimpin membawa orang-orang mencapai tujuan bersama?

kegiatan-6 Fasilitator mencatat poin-poin penting tentang penjelasan peserta pada lembar flipchart

kegiatan-7 Fasilitator menyimpulkan ciri pemimpin, pengertian pemimpin dan kepemimpinan, tugas utama seorang pemimpin, pemimpin sukses vs pemimpin efektif, situasi over supervisi vs under supervisi

(46)

7

kegiatan PeSerta media dan alat bantu

untuk memperkenalkan diri. Teknik perkenalan

Peserta memperkenalkan diri dengan menyebut nama, asal, nama poktan, dan jabatan dalam Poktan. Peserta menulis harapan dan kekuatiran selama mengikuti pelatihan di metaplan dan menempelnya di tempat yang sudah disediakan

Slides, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart

Peserta berdiskusi secara terstruktur tentang harapan dan kekuatiran mereka

Slides, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart

2-3 orang peserta memberi tanggapan atas harapan dan kekuatiran mereka

Slides, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart

Peserta memberi tanggapan dengan cara memberi masukkan atau memberi sanggahan terhadap tawaran jadwal dan aturan belajar bersama

Slides, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart

Peserta berdiskusi dengan cara memberi respon atau tanggapan tentang apa yang telah mereka lakukan dan tentang bagaimana hasil belajar tersebut menjadi kekuatan kelompok dalam membangun poktan mereka

Slides, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart

“TOKOH PEMIMPIN” dan menjelaskan sedikit tentang

Bagaimana situasi kepemimpinan? Bagaimana

Peserta memberikan respon mereka sesuai cara pandangnya.

Semua jawaban peserta ditulis di flip chart untuk dibahas tanpa disensor

Slides No 5, metaplan, spidol, selotif dan papan flipchart, video dan speaker aktif. Jika tidak ada slides, maka diganti dengan gambar yang diberikan dalam bentuk print out.

Peserta menjelaskan kesimpulan mereka berdasarkan sudut pandang masing-masing

Slides, kertas plano dan spidol Peserta menyimak kesimpulan fasilitator dan mencatat beberapa

poin penting pada buku kerja mereka. Peserta mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas kepada fasilitator

Slides, kertas plano dan spidol

(47)

Waktu

(menit) Pokok bahaSan kegiatan FaSilitator

09.00-10.00 (60’)

Peran Pemimpin Fasilitator menanyangkan slide dan menjelaskan tentang Peran Pemimpin

kegiatan-8 Fasilitator memutar video “sister act” sesi 1 dan 2. Selanjutnya, fasilitator meminta peserta untuk menyimak video tersebut dan memberi komentar tentang apa tugas pemimpin berdasarkan video tersebut?

kegiatan-9 Fasilitator mencatat seluruh komentar peserta di flipchart dan menegaskan hal-hal kunci dari komentar peserta terhadap peran pemimpin. Fasilitator juga meminta peserta untuk menjelaskan lebih lanjut pendapat mereka

kegiatan-10 Fasilitator menegaskan hasil diskusi dengan slides No.

13 tentang peran pemimpin yang mungkin ditangkap oleh peserta melalui tayangan video sister act.

kegiatan-11 Fasilitator menghubungkan pendapat peserta dengan topik utama (peran pemimpin). Dalam konteks itu, peran pemimpin yang begitu banyak dapat diringkas dan disimpulkan menjadi 5 saja, yakni:

1. Menginspirasikan sebuah visi bersama 2. Membuat proses yang menantang 3. Membuat orang lain dapat bertindak 4. Menjadi contoh atau teladan

5. Memberi harapan secara tulus 10.00-10.30

(30’)

istirahat

10.30-11.30 (60’)

memahami kepemimpinan Situasional

Fasilitator Menanyangkan Slide no 19 dan Menjelaskan Pokok Bahasan tentang Situasi Kepemimpinan

kegiatan-12 Fasilitator meminta peserta masuk dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang untuk mendiskusikan ciri-ciri dari situasi kepemimpinan untuk D1, D2, D3 dan D4 dengan kata-kata, gambar, dan ilustrasi yang diambil dari koran, buletin, dan majalah bekas yang digunting dan ditempel pada kertas plano.

plano yang menunjukkan situasi kepemimpinan D1, D2, D3, dan D4.

kegiatan-13 Fasilitator meminta setiap kelompok untuk presentasi sesuai dengan hasil diskusi dari masing-masing kelompok

kegiatan-14 Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi kelompok bahwa dalam keanggotaan poktan akan banyak orang dengan situasi yang berbeda-beda, mulai dari D1, D2, D3, dan D4.

(48)

9

kegiatan PeSerta media dan alat bantu

Peserta menyimak penjelasan fasilitator dan mencatat hal-hal penting dari pembelajaran mereka

Slides presentasi Fasilitator memutar video “sister act” sesi 1 dan Peserta menonton video sister act dan memberikan pendapat

mereka tentang peran pemimpin sesuai dengan apa yang mereka tangkap dari video yang diputar

Slides presentasi No.12, video dan speaker aktif

Peserta berdiskusi secara terstruktur bersama fasilitator untuk menjelaskan pendapat mereka seperti yang telah ditulis pada flipchart

Slides presentasi No. 12 atau gambar jika tidak ada slides

2-3 orang peserta memberikan komentar, peserta lain menyimak. Kertas plano, spidol, papan flipchart dan slides

topik utama (peran pemimpin). Dalam konteks itu,

Peserta memberikan tanggapan mereka, bertanya dan/atau memberi klarifikasi. Peserta mengajukan pertanyaan tentang hal- hal yang belum jelas kepada fasilitator.

Slides, kertas plano, spidol, papan flipchart

Pokok Bahasan tentang Situasi Kepemimpinan

Peserta menyimak penjelasan fasilitator Slides No.19

ciri-ciri dari situasi kepemimpinan untuk D1, D2, D3 dan D4 dengan kata-kata, gambar, dan ilustrasi yang

Mereka mencari gambar, ilustrasi, dan kata yang tepat pada koran bekas, majalah,dan buletin untuk selanjutnya ditempel pada kertas plano yang menunjukkan situasi kepemimpinan D1, D2, D3, dan D4.

Slides, koran bekas, buletin, majalah bekas, gunting, lem, selotif dan kertas plano

wakil kelompok menjelaskan kata-kata, ilustrasi atau gambar kepada peserta lain dan fasilitator

Slides presentasi dan hasil diskusi

situasi yang berbeda-beda, mulai dari D1, D2, D3, dan D4.

Peserta memperhatikan dan mencatat poin pembelajaran di dalam buku kerja mereka

Slides presentasi No.20-23

(49)

Waktu

(menit) Pokok bahaSan kegiatan FaSilitator

kegiatan-15 Fasilitator menjelaskan tentang gaya-gaya

kepemimpinan yang bisa terjadi untuk merespon setiap situasi, yakni D1 direspon dengan gaya mengatur, situasi D2 direspon dengan gaya melatih, situasi D3 direspon dengan gaya mendukung, situasi D4 direspon dengan gaya mendelegasi.

11.30-12.00 (30’)

manajemen kelompok dan manajemen konflik

Fasilitor menjelaskan-pokok bahasan mengenai Manajemen Kelompok dan Manajemen Konflik kegiatan-16 Fasilitator mengajak peserta untuk berdiskusi secara

terstruktur dengan bertanya kepada peserta tentang:

Apa itu kelompok, manajemen kelompok, keputusan kelompok, dan bagaimana cara menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi di dalam kelompok. Selanjutnya, fasilitator menulis pendapat peserta pada flipchart.

kegiatan-17 Fasilitator menjelaskan secara sistematis apa itu kelompok, manajemen kelompok, keputusan kelompok, keuntungan keputusan kelompok, manajemen konflik dalam kelompok, dan cara menyelesaikan konflik dalam kelompok.

12.00-12.10 (10’)

evaluasi: diskusi materi modul, metode, Waktu

Fasilitator dan GIZ menanyakan kepada peserta:

• Menurut pengalaman Anda, apakah modul ini bermanfaat?

• Apakah materi pembahasan mudah dimengerti?

• Apakah ada hal yang mestinya dibahas tapi tidak dibahas?

• Apakah ada hal yang tidak perlu dibahas tetapi dibahas?

• Materi mana yang dianggap sulit?

• Materi mana yang dianggap mudah?

• Saran untuk perbaikan 12.10-12.15

(5’)

Penutup Fasilitator meminta dua komentar singkat dari peserta untuk menyampaikan pesan dan kesan. Selanjutnya fasilitator menyampaikan salam penutup. Pertemuan ditutup dengan doa penutup oleh salah satu peserta pelatihan

(50)

11

kegiatan PeSerta media dan alat bantu

situasi, yakni D1 direspon dengan gaya mengatur, situasi D2 direspon dengan gaya melatih, situasi D3 direspon dengan gaya mendukung, situasi D4 direspon

Peserta menyimak, memperhatikan dan mencatat poin-poin.

Peserta memberikan tanggapan mereka, bertanya dan/atau memberi klarifikasi. Peserta mengajukan pertanyaan tentang hal- hal yang belum jelas kepada fasilitator.

Flip chart dan slides presentasi No. 24 dan 25

Peserta menyimak dan mencatat proses pembelajaran pada buku kerja mereka.

Slides presentasi No.26-30 Peserta mengeluarkan pendapat mereka secara bebas. Slides presentasi, flip chart,

spidol

Peserta menyimak, memperhatikan dan mencatat poin-poin.

Peserta memberikan tanggapan mereka, bertanya dan/atau memberi klarifikasi. Peserta mengajukan pertanyaan tentang hal- hal yang belum jelas kepada fasilitator.

Slides presentasi, flip chart, spidol

Fasilitator dan GIZ menanyakan kepada peserta:

Peserta menjawab pertanyaan fasilitator dengan menulis pada lembar kertas metaplan selanjutnya dikumpulkan kepada fasilitator

Kertas metaplan dan spidol kecil

2 orang peserta menyampaikan pesan dan kesan secara singkat.

Selanjutnya, salah satu dari peserta memimpin doa penutup sesuai dengan agama dan kepercayaan yang bersangkutan.

(51)

Catatan:

(52)

Hak Cipta 2016

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Semua hak dilindungi undang-undang/dicetak di Indonesia

Penerbit

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Wisma Bakrie 2, Lt. 5

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 - Indonesia Phone +62 21 5794 5740 Fax +62 21 5794 5740 Email jakarta@sregip.or.id Internet www.sregip.or.id reproduksi

Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya maupun sebagian dalam bentuk apa pun tanpa izin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ.

Disclaimer

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggung jawab atas setiap akibat/

kerugian karena penggunaan isi publikasi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja dan tingkat rasio profitabilitas pada Koperasi Pelajar SMK Negeri 1

Kratom ( Mitragyna speciosa ) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang terdapat dalam wilayah hutan di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kratom

tentang anemia, tingkat konsumsi protein, zat besi, dan vitamin dengan kadar.. hemoglobin pada siswa SMAN 3 Ponorogo” menyebutkan bahwa

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,dinyatakan atau dinilai dalam

[r]

Kombinasi haar wavelet transform, F-Norm, dan progressive retrieval strategy dapat digunakan sebagai metode temu kembali citra berbasis konten yang menghasilkan hasil

mestinya, harus didukung dengan sirkulasi air yang cukup baik (Erlania, et al. Pengembangan budidaya ikan sistem KJA akan bernilai positif selama dalam batas kapasitas

Populasi lalat buah (Fam. Tephritidae) dengan penggunaan kompos gulma siam pada tanaman cabai menunjukkan nilai terendah yaitu 9.50 individu, walaupun pada