PERENCANAAN OPERASIONAL TAHUNAN DAN EVALUASI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Perencanaan
Dosen pengampu: Dr. Ade Jamal Mirdad SE., M.Si
Oleh:
Kelompok 3
1. Farid Attar Ridwan 11200840000076 2. Idzhar Elna Arbarizq 11200840000044 3. Muhammad Rif'an Iqhal 11200840000109 4. Nadhira Alya Putri 11200840000058
5. Tasya aulya putri syahrani 11200840000104
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1444 H/ 2023 M
i KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Perencanaan Operasional Tahunan dan Evaluasi”. Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Perencanaan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan baik kepada penulis itu sendiri maupun para pembaca. Kemudian kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ade Jamal Mirdad SE., M.Si selaku dosen pengampu Ekonomi Perencanaan yang telah memeberikan tugas guna menambah wawasan serta pengalaman penulis.
Kami pihak penulis menyadari bahwa makalah yang telah dibuat masih terdapat kekurangan, baik dari struktur penulisan, penyampaian atau kesalahan dalam penulisan. Sehingga kami membuka seluas-luasnya akan kritik serta saran yang membangun guna memperbaiki makalah dan pengetahuan penulisan untuk kedepannya.
Ciputat, Maret 2023
Penulis
ii DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB 1...1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan Penulisan ...1
BAB II ...2
PEMBAHASAN ...2
2.1 Orientasi Pelaksanaan Perencanaan ...2
2.2 Perencanaan Operasional Tahunan...5
2.3 Pengawasan dan Evaluasi Rencana ...8
2.4 Organisasi Perencanaan Pembangunan ...12
2.5 Studi Kasus ...15
BAB III...17
PENUTUP ...17
3.1 Kesimpulan ...17
3.2 Saran ...17
DAFTAR PUSTAKA ...18
1 BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perencanaan memegang peranan penting karena menjadi penentu dan sekaligus sebagai acuan terhadap tujuan yang ingin dicapai. Disisi lain, perencanaan penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan sistematis yang dilakukan secara sadar berkaitan dengan tujuan dan kegiatan yang hendak dilakukan oleh seseorang, sebuah kelompok, unit kerja atau organisasi di masa depan. Dengan perencanaan yang matang, suatu proyek atau program pembangunan akan lebih terarah. Perencanaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan.
Terlebih lagi pada proses pembangunan khusus negara yang baru berkembang, perhatian terhadap aparatur perencanaan dan juga masalah pelaksanaannya atau implementasinya menjadi hal yang penting. Dengan adanya perencanaan maka diharapkan pelaksanaan proyek atau program pembangunan pada negara berkembang dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi.
Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana suatu program atau proyek pembangunan dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya.
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Orientasi Pelaksanaan Perencanaan 2. Untuk mengetahui Perencanaan Operasional Tahunan 3. Untuk mengetahui Pengawasan dan Evaluasi rencana 4. Untuk mengetahui Perencanaan Pembangunan
2 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Orientasi Pelaksanaan Perencanaan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2004 tentang “Sistem Perencanaan Pembanguan Nasional” pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa perencanaan Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Terkait perencanaan pembangunan sebenaranya telah terdapat suatu kecenderungan baru sejak tahun 1960-an, yaitu berorientasi kepada pelaksanaannya. Perencanaan berfokus pada aspek-aspek pelaksanaannya yang dahulunya menekankan kepada berbagai prinsip dan teknik perumusan rencana seperti penyusunan kerangka makro, teknik programming sektoral, penyerasian program-program sektoral dengan konsiderasi regional, analisa proyek-proyek dan lain-lain. Pada lingkungan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) hal ini dikembangkan. Misalnya pada buku Waterston yang merupakan hasil dari tinjauan tentang pengalaman-pengalaman perencanaan di berbagai negara, dan lebih dari separuh isi bukunya menelaah segi-segi pelaksanaan perencanaan.
Pada negara berkembang adanya kecenderungan yang terjadi dalam bidang perencanaan serta teknik-tekniknya adalah perhatian terhadap aparatur perencanaan dan juga pada masalah pelaksanaan atau implementasinya. ECAFE misalnya yang membahas terkait masalah perencanaan bagi negara-negara baru berkembang dan machinery-nya pada tahun 1961. Kemudian adanya pembahasan aspek administratif dalam perencanaan pembanunan pada tahun 1966. Selanjutnya pada tahun 1967 lebih maju lagi, yaitu membahas dan mencari pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah utama dan hambatan- hambatan di dalam pelaksanaan rencana.
Ternyata telah disadari akan pentingnya pelaksanaan rencana dan telah diperhatikan sewaktu melakukan perencanaan. Sepertihalnya yang dilakukan PBB pada sekitaran tahun tersebut yang telah membahas plan and plan
3 implementation di Santiago, Chili. ECAFE pada tahun 1968 telah mengembangkan apa yang disebut sebagai perencanaan operasional tahunan (annual operational plan). Kemudian pada tahun 1969 berkembang lagi dengan membahas beberapa teknik perencanaan tahunan. Selanjutnya dalam seminar on recent developments in planning techniques di Dushanbe, selain dibicarakan soal-soal seperti: "the relevance of development models to economic planning to the developing countries, interreletions among microplanning, sectoral and macro-planning” pada pahun 1970 juga dibicarakan mengenai teknik-teknik formulasi dan analisa proyek.
Beradaskan semua yang telah dipaparkan menunjukan bahwa pentingnya penyusunan rencana yang dapat dilaksanakan. Kemudian dalam perencanaan itu sendiri sudah dimasukkan unsur usaha-usaha yang diperuntukan dalam menjamin pelaksanaan yang lebuh sesuai dengan rencananya.
Ada dua perencanaan mengenai orientasi pelaksanaan atau implementation orientation dari perencanaan ini, yaitu:
1. Rencana yang ada harus benar-benar terealisasi atau terlaksana. Pada kenyataannya banyak rencana-rencana yang hanya window dressing saja sehingga menjadi penting dalam memastikan bahwa rencana tersebut benar- benar terlaksana. Ada beberapa unsur prasyarat agar rencana dapat dilaksanakan dengan baik sebagai berikut:
a. dukungan atau komitmen dari elite politik terutama kepala pemerintahan;
b. perlu adanya stabilitas politik. Pemerintahan yang silih berganti dapat mengakibatkan silih bergantinya kebijaksanaan bahkan cencananya itu sendiri;
c. rencana harus technical feasible, artinya secara seknis rencana harus dapat dilaksanakan;
d. pelaksanaan rencana juga tergantung kepada kapasitas administrasi negara yang ada.
4 2. Perencanaan juga harus memiliki sifat atau cara yang lebih menjamin agar rencana tersebut dapat dilaksanakan. Untuk itu perlunya pengembangan berbagai disain-disain perencanaan, yang diantaranya adalah:
a. Perencanaan rolling plans. Dilakukannya perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian kembali terhadap sasaran-sasaran dan proyek proyek setiap akhir tahun pelaksanaan rencana untuk rencana tahun-tahun berikutnya. Jangka waktu rencana biasanya tetap dipertahankan misalnya 5 tahun (RPJM). Dasar-dasar penyesuaian kembali adalah hasil dari pelaksanaan rencana sebelumnya, perkiraan keadaan masa rencana sebelumnya, perkiraan keadaan masa rencana yang akan dilakukan dan terdapatnya informasi-informasi baru yang tidak diperoleh sebelumnya. Namun demikian cara ini lebih banyak dibahas daripada dilaksanakan. Sering kali perubahan-perubahan terhadap suatu rencana dilakukan bukan karena menganut rolling plans, tetapi karena rencananya memang memerlukan perubahan- perubahan bagi kemungkinan pelaksanaannya lebih lanjut.
Kelemahan lain dari cara ini adalah karena tidak ada pegangan kepastian bagi masyarakat maupun bagi para perencana sendiri.
Demikian juga diperlukan suatu aparatur perencana yang cukup mampu untuk memikirkan kembali dan mengadakan revisi-revisi jangka menengah yang cepat setiap tahun.
b. Cara rolling plans tersebut kemudian mendapat modifikasi dalam bentuk perencanaan operasional tahunan (annual operational plan).
Dengan cara perencanaan ini, rencana tahunan merupakan penerjemahan dalam satu tahun secara lebih konkret, spesifik, dan operasional. Tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prioritas dan sasaran-sasaran tetap berpegang pada apa yang disebut dalam rencana jangka menengah.
c. Salah satu syarat yang penting agar rencana dapat dilaksanakan adalah perlunya kaitan yang erat antara perencanaan tahunan dengan penyusunan anggaran belanja negara. Apabila kegiatan usaha yang berbentuk program-program dan proyek-proyek dimuat dalam
5 anggarn belanja menjadi jaminan pelaksanaan suatu rencana. Dengan demikian terdapat jaminan pembiayaannya sebagai unsur terpenting dalam pelaksanaan. Sepertihalnya penyelenggaraan Formula E berdasarkan APBD DKI Jakarta dan Moto GP Mandalika berdasarkan APBN.
d. Salah satu syarat lain adalah perlunya direncanakan penyempurnaan administrasi negara dan pembinaan administrasi untuk mendukung perencanaan serta pelaksanaan pembangunan sebagai bagian integral dari perencanaan pembangunan secara menyeluruh.
2.2 Perencanaan Operasional Tahunan
Perencanaan operasional tahunan adalah suatu terjemahan secara lebih konkret, spesifik dan operasional dari rencana jangka menengah. Rencana ini tetap berpegang kepada tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, dan prioritas dari rencana jangka menengah. Penyesuaian-penyesuaian secara tahunan dimungkinkan berdasar tinjauan pelaksanaan rencana sebelumnya, perkembangan keadaan serta perkiraan keadaan masa rencana yang akan dilalui serta informasi-informasi baru yang tidak didapatkan sebelumnya.
Cara perencanaan ini menjadi kecenderungan utama pada tahun 1960-an terutama dikembangkan dalam lingkungan PBB. Hal ini telah dikemukakan terdahulu antara lain dalam karangan P. Wignaraja, "Annual Operational Plan:
A New dimension in Planning for Ecafe Countries" serta kemudian pada workshop on annual planning techniques oleh Ecafe pada tahun 1969.
Perencanaan operasional tahunan juga mengaitkan secara erat antara perencanaan program-program dan proyek-proyek tahunan dengan penyusunan anggaran belanja negara. Hal ini juga menunjukkan akan sifat operasional rencana ini. Kaitan antara rencana program dan proyek tahunan dengan penyusunan anggaran merupakan embrio daripada suatu perencanaan operasional tahunan yang lengkap.
Dengan perencanaan ini maka dapat diserasikan antara keperluan akan kontinuitas karena masih terkait dengan rencana jangka menengah, dan kepentingan fleksibilitas karena memungkinkan penyesuaian-penyesuaian.
6 Bentuk terakhir dan yang paling konkret dari perencanaan ini adalah perencanaan dan pelaksanaan program-program serta proyek-proyek pembangunan. Unsur-unsur yang perlu ditetapkan dalam perencanaan operasional tahunan antara lain
a. Kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan.
b. Siapa yang melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, dan yang penting adalah tata hubungan kerja antara masing-masing.
c. Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang perlu dilakukan.
d. Bentuk atau hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam perencanaan operasional tahunan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Review atau tinjauan pelaksanaan
Tinjauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan masa sebelumnya perlu dilakukan untuk mengetahui secara lebih baik, sampai sejauh mana yang telah dapat dilaksanakan, masalah-masalah apa yang dihadapi dan memerlukan perhatian dan prospek-prospek apa yang dapat diambil langkah-langkah kebijaksanaannya. Sebelum melakukan rencana juga dapat bersifat tinjauan keadaan sebelum rencana mulai.
2. Forecast atau perkiraan tentang perkembangan keadaan pada masa yang akan datang
Perkiraan dilakukan tentang gambaran perkembangan sosial ekonomi pada umumnya, perkembangan dunia internasional yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan. dalam negeri, perkiraan perkembangan sektoral dan regional, dan bahkan mengenai perubahan- perubahan institusional.
3. Resources assessment atau perkiraan sumber-sumber pembangunan Ini meliputi sumber-sumber daya manusia, sumber-sumber alam, dan material serta sumber-sumber pembiayaan pembangunan di mana bahan- bahan statistik dan informasi masih lemah maka sering kali yang dipergunakan dalam perencanaan hanya sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
4. Penetapan kebijaksanaan pembangunan untuk tahun yang akan datang
7 Tiap tahun tentunya akan terdapat nuansa keadaan yang membutuhkan perhatian suatu kebijaksanaan secara khusus.
5. Penyusunan program investasi sektoral dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan regional
Program investasi ini memuat aspek fisik pembangunan dan aspek pembiayaannya. Rencana investasi tersebut terdiri dari program-program pembangunan, dan terdiri pula dari berbagai proyek-proyek pembangunan.
Mengenai proyek-proyek pembangunan ini disusun berdasar suatu analisa proyek dan rencana proyek yang dimuat dalam suatu project form, di Indonesia disebut sebagai Daftar Isian Proyek (DIP). Dalam tingkat ini pula dilakukan penyerasian antara perencanaan program-program dan proyek-proyek dengan perencanaan dan penyusunan anggaran. Bahkan juga pengarahan perkreditan dan penanaman modal. Program-program sektoral mungkin perlu didukung oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan sektoral.
6. Implementasi program-program dan proyek-proyek
Sebenarnya hal ini tidak termasuk perencanaan, tetapi untuk menjelaskan siklusnya secara lengkap, perlu dikemukakan juga di sini.
Karena program-program atau proyek-proyek substantif ini sering kali keberhasilannya bergantung dari tata hubungan kerja antara berbagai lembaga maka di sini perlu diperhatikan masalah tersebut dalam tingkat perencanaannya, kecuali tentu saja dalam pengendalian pelaksanaannya.
7. Feedback (umpan balik) monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Kegiatan lain yang harus dilakukan adalah mendapatkan informasi tentang pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program pembangunan (termasuk proyeknya) kemudian memonitor melalui sistem pelaporan, dan hasilnya di analisa atau di evaluasi. Dengan demikian, apabila diperlukan penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan secara lebih baik dan pada waktunya. Semua hal tersebut harus jelas penentuan siapa yang melakukan dan tata hubungan kerjanya. Demikian pula jadwal waktu pelaksanaan kegiatan masing-masing. Semuanya saling berhubungan satu sama lain.
8 Misalnya untuk menyusun program investasi perlu diketahui hasil perkiraan mengenai sumber-sumber pembiayaan pembangunan.
Perencanaan operasional tahunan secara lebih sempurna didasarkan pula atas penyusunan anggaran ekonomi nasional (national economic budgeting).
Anggaran ekonomi nasional (national economic budget) berbeda dengan anggaran-anggaran.
Teknik dari penyusunan anggaran ekonomi nasional kurang lebih sama dengan teknik penyusunan kerangka makro untuk rencana jangka menengah.
Hal tersebut dikaitkan dengan kerangka kebijaksanaan yang konsisten. Dengan demikian dapat diperkirakan hubungan timbal balik maupun implikasi dari masing-masing variabel dalam seluruh kerangka rencana. Pendekatan penyusunannya dapat dilakukan secara ekonometri tetapi juga secara ecletic.
Apabila data-data statistik belum cukup memadai maka cara pendekatan kedua lebih banyak dipakai. Perencanaan operasional tahunan ini amat membutuhkan kerja sama yang serasi antara berbagai badan pemerintahan yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Terutama hal ini harus dilakukan antara badan perencanaan pusat dan badan penyusunan anggaran belanja negara.
Perencanaan operasional tahunan merupakan a unifying element dalam perencanaan pembangunan.
2.3 Pengawasan dan Evaluasi Rencana
Dalam pelaksanaan rencana, salah satu aspek penting sebagai bagian dari proses perencanaan adalah pengawasan. Pengawasan (monitoring) merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan dan dilakukan secara sistematis, kontinyu terhadap suatu kegiatan untuk memastikan berjalannya sebuah aktivitas sesuai dengan rencana. Hasil monitoring adalah serangkaian data yang akan digunakan untuk bahan evaluasi sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi atau langkah-langkah untuk penyempurnaan selanjutnya. Evaluasi adalah proses yang mengukur dan memberi nilai secara objektif dan valid, seberapa besar manfaat pelayanan yang telah dicapai berdasarkan tujuan dari objek yang diberikan dan apakah hasil- hasil dalam pelaksanaan telah efektif dan efisien.
9 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan ketika hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan semula.
Dalam hal ini, kegiatan pengawasan (monitoring) ini lebih berfokus pada kegiatan yang sedang dilakukan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengusahakan pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sampai berapa jauh penyimpangan atau masalah tersebut dibanding dengan perkiraan semula, apa sebabnya, dan langkah-langkah atau kebijakan apa yang perlu diambil untuk mengoreksinya.
Berikut empat fungsi monitoring, diantaranya sebagai berikut :
1. Ketaatan (Compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.
Pelaksanaan rencana dilakukan oleh departemen operasional yang dipimpin oleh menteri-menteri dalam kabinet. Suatu pengawasan pelaksanaan rencana perlu dilakukan oleh suatu lembaga negara yang tinggi tingkatnya. Pada beberapa negara hal ini dilakukan oleh Dewan Pembangunan Nasional atau badan yang serupa yang dipimpin oleh kepala pemerintahan sendiri. Hal ini
10 penting karena sifat pengawasan sering harus berupa koordinasi pengendalian.
Selanjutnya, untuk mengetahui pelaksanaan berbagai program dan proyek- proyek pembangunan serta mendukung sistem pengawasan, maka perlu diadakan sistem monitoring pelaksanaan pembangunan. Tujuan dari sistem monitoring diantaranya, pertama, identifikasi tindakan-tindakan korektif dalam pelaksanaan program dan proyek pembangunan. kedua, penyempurnaan perencanaan berikutnya dengan menyediakan informasi tentang status perkembangan program atau proyek pembangunan. Dengan demikian, monitoring bukan hanya sekadar pelaporan, melainkan sistem untuk mengikuti pelaksanaan program atau proyek pembangunan serta kemungkinan untuk pemecahan masalah.
Namun demikian, sistem monitoring baru bisa cukup efektif apabila ditempatkan dalam seluruh sistem perencanaan, penyusunan program (programming), penganggaran dan evaluasi pelaksanaan. Ukuran-ukuran dalam memonitor kemajuan suatu program atau proyek ditentukan oleh ukuran-ukuran yang dipakai dalam penyusunan program rencana.
Apabila dilihat hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan usaha monitoring maka kurang lebih terdapat kegiatan sebagai berikut :
1. Adanya Sistem Pelaporan
Data-data yang diperlukan dalam laporan pada umumnya adalah pelaksanaan manajemen, pencapaian sasaran fisik, pencapaian pelaksanaan, pembiayaan dan pencapaian sasaran fungsional atau pencapaian tujuan dan sasarannya. Data-data yang diperlukan untuk penyesuaian pelaksanaan yang bersifat khusus proyek tersebut atau bersifat institusional pelaksanaan proyek-proyek pada umumnya. Dalam hal ini sangat penting dikembangkan dua hal yaitu ukuran-ukuran pelaksanaan kemajuan fisiknya (benchmarking) dan cara-cara serta standar pengukurannya (measurement standard). Hal-hal ini harus dikembangkan sesuai dengan sifat khas program atau proyek. Ukuran kemajuan fisik dibedakan dengan ukuran kemajuan fungsional. Misalnya, apabila suatu proyek irigasi terselesaikan sasaran-sasaran fisiknya akan tetapi belum tentu sasaran fungsionalnya
11 tercapai karena misalnya adanya endapan-endapan, maka area pengairan sawah yang diharapkan dapat diairi, belum tercapai.
Pelaporan dapat diusahakan secara menyeluruh untuk semua program dan proyek pembangunan dan juga bisa diproses secara selektif pada program dan proyek pembangunan yang penting berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya untuk program yang bersifat nasional yang penting dan meliputi keterlibatan antara berbagai lembaga seperti Program Keluarga Berencana, Transmigrasi, Peningkatan Produksi Pangan, Ekspor, dan lain- lain. Bagi proyek-proyek dapat dipakai kriteria-kriteria seperti besarnya proyek, proyek yang mendapat bantuan luar negeri, proyek-proyek prioritas atau yang mungkin mempunyai potensi bermasalah besar dan proyek- proyek yang suksesnya tergantung dari pelaksanaan kegiatan antar lembaga.
Pada umumnya,, jangka waktu laporan adalah jangka waktu triwulan.
2. Cara atau Saluran Informasi serta Pusat Monitoring dan Pemrosesnya Laporan bisa datang baik dari proyek masing-masing, departemen untuk program nasional, badan-badan bantuan luar negeri dan dari Pemerintah Daerah. Cara ini memungkinkan menerima data-data dan informasi secara langsung serta terdapatnya cross check. Kemudian, data- data dan informasi diproses dalam bentuk yang lebih sesuai bagi data pengambilan keputusan korektif.
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Evaluasi juga diartikan sebagai proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan. Proses evaluasi dilakukan setelah sebuah kegiatan/proyek selesai, dengan maksud untuk menilai/menganalisa apakah keluaran, hasil ataupun dampak dari kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinginkan.
12 2.4 Organisasi Perencanaan Pembangunan
Sering kali terdapat kesalahpahaman di lingkungan masyarakat bahwa perencanaan pembangunan dilakukan oleh suatu badan perencanaan Hal ini tidak demikian karena proses perencanaan pembangunan dilakukan oleh banyak lembaga-lembaga, oleh seluruh aparatur negara bahkan termasuk peranan lembaga-lembaga swasta. Namun demikian memang dapat dikelompokkan kelembagaan perencanaan pembangunan dari segi fungsi yang dilakukan. Pada umumnya negara-negara baru berkembang mempunyai suatu dewan atau komisi pada tingkat pemerintahan yang menjadi badan pengesah rencana pembangunan.
Badan ini dapat disebut sebagai lembaga perencanaan tingkat tinggi yang bersifat politis. Lembaga ini misalnya dapat berupa dewan perencanaan, komisi perencanaan, dewan pembangunan ataupun dilakukan oleh kabinet sendiri.
Sering kali perlu dibentuk badan-badan untuk merumuskan dan menyerasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan pada tingkat nasional untuk suatu aspek penting pembangunan tertentu. Yang paling umum adalah dibentuknya suatu Dewan Moneter yang menyerasikan kebijaksanaan- kebijaksanaan moneter, penganggaran, perkreditan nilai tukar, harga dan lain- lain. Keanggotaan pada umumnya terdiri dari Departemen Keuangan, Bank Sentral, Departemen Perdagangan, hubungan Luar Negeri dan Badan Perencanaan Pusat
Kemudian ada juga badan perencanaan pusat yang bersifat teknis. Badan ini adalah inti perumus rencana pembangunan, yang berfungsi menyesuaikan secara konsisten hubungan kebijaksanaan dan program- program pembangunan, menyusun skala prioritas secara nasional, menyusun pertimbangan regional secara nasional dan memperkirakan serta merencanakan alokasi kebutuhan dana-dana pembangunan dari segi pertimbangan nasional. Dalam menyusun rencana badan perencanaan pusat ini tentu saja harus bekerja sama dan melakukan koordinasi fungsional di bidang perencanaan dengan badan-badan pemerintahan maupun non pemerintahan lainnya, khususnya di bidang perencanaan pembiayaan bersama dengan departemen keuangan. Oleh karena itu pada umumnya diharapkan badan tersebut mempunyai kewibawaan fungsional dalam rangka koordinasi, konsistensi dan penentuan skala prioritas
13 rencana. Untuk itu diperlukan hubungan-hubungan kelembagaan yang serasi dengan badan-badan yang terlibat dalam perencanaan pembangunan. Badan ini perlu membangun apa yang disebut sebagai institutional linkages. Hubungan utama yang menentukan apakah pekerjaan badan ini efektif atau kurang efektif adalah dengan dewan atau komisi perencanaan pembangunan. Dukungan dari kepala pemerintahan terhadap pekerjaan badan perencanaan pusat adalah amat penting. Di Indonesia badan serupa ini dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional disingkat Bappenas.
Badan perencanaan anggaran dapat dianggap pula berfungsi di bidang perencanaan dan perlu bekerja secara serasi dengan badan perencanaan pusat.
Pada masing-masing departemen operasional perlu dibentuk dan dibina unit- unit perencanaan yang menyerasikan dan merumuskan rencana-rencana sektoral serta departemental. Unit-unit ini bekerja erat dengan badan perencanaan pusat, badan penyusunan anggaran dan badan perencanaan daerah-daerah. Kecuali itu juga dengan proyek-proyek kegiatan usaha pembangunan sendiri. Di Indonesia pada masing-masing departemen dibentuk biro-biro perencanaan.
Seperti dikemukakan di atas maka dalam proses perencanaan pembangunan terdapat pula dan perlu dibina badan-badan perencanaan di tingkat daerah. Fungsinya yang utama adalah merumuskan rencana-rencana pembangunan yang diperlukan daerah, keserasian rencana pada tingkat daerah, serta keserasian antara perencanaan daerah dengan perencanaan nasional.
Bappeda atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk dan dibina dalam suatu perencanaan di Indonesia.
Berbagai lembaga-lembaga Sangat berfungsi membantu dalam proses perencanaan. Lembaga-lembaga ini adalah lembaga-lembaga penelitian dan lembaga statistik. Sumber-sumber informasinya diperlukan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Berbagai lembaga non pemerintahan seringkali mempunyai fungsi yang penting dalam proses perencanaan pembangunan. Lembaga-lembaga ini misalnya adalah kamar dagang, asosiasi produsen, lembaga perlindungan konsumen, perhimpunan konsultan dan superintendence. Bahkan perguruan perguruan tinggi, berbagai kelompok kepentingan, pers, selain itu juga berfungsi
14 dalam memberikan informasi demikian pula dalam penentuan felt needs, dan dialog untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Dalam Perencanaan, supaya rencana pertama menggambarkan sedikit banyak apa yang dirasakan sebagai kebutuhan dan kepentingan dalam masyarakat dan kedua supaya mendapat dukungan politik dan partisipasi masyarakat, dilakukan pula oleh atau dengan lembaga-lembaga perwakilan rakyat. Paling sedikit program kegiatan pemerintah dalam rencana tabi yang tercermin dalam anggaran belanja pada umumnya harus melalui persetujuan parlemen.
Penting dalam kegiatan usaha perencanaan ini adalah tata cara, dan tata kerja berbagai lembaga-lembaga tersebut secara serasi. Sering kali hal ini memerlukan suatu proses pengembangan secara tersendiri. Masalah ini dapat pula dilihat dari segi analisa dan pembentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersangkut paut dengan usaha pembangunan berencana. Demikian pula perlu dikembangkan standar dan ukuran-ukuran penilaian yang sama dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Misalnya dalam penggunaan statistik, ukuran-ukuran penilaian proyek-proyek atau benchmarking
Dengan penglihatan ini kita melihat bagaimana proses perkembangan dan saluran dari sejak dipikimya konsep pertama sampai hal itu dirumuskan sebagai suatu kebijaksanaan formal. Informasi-informasi apakah yang dipakai untuk mendukung (statistik, survei, penelitian, studi, pendapat masyarakat, dan lain-lain) kemudahan cara-cara pemilihan alternatifnya yang terbaik. Segala sesuatu ini mungkin memerlukan kerangka institusional yang baik dalam bentuk organisasi dan administrasi perencanaan
Penting pula menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunan mengenai masalah organisasi perencanaan ini adalah keperluan adanya latihan terhadap tenaga-tenaga perencana. Perencanaan seperti dikemukakan dalam uraian ini dilakukan oleh hampir semua badan-badan pemerintahan. Suatu bahasa yang sama perlu dikembangkan, kemudian peningkatan terhadap penguasaan teknik-teknik perencanaan perlu dilakukan. Untuk ini banyak negara-negara baru berkembang memperkembangkan program- program latihan
15 tenaga perencana. Pola yang biasa dipakai adalah Economic Development Institute dari Bank Dunia. Di Indonesia telah diselenggarakan satu Program Perencanaan Nasional pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2.5 Studi Kasus
Evaluasi dan Rencana Kinerja Tahunan Kanwil DJKN Kaselteng
Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kalimantan Selatan dan Tengah (Kanwil DJKN Kaselteng) mengadakan Evaluasi kegiatan dipimpin langsung Kepala Bagian Umum Didith A. Andiana, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan evaluasi kegiatan tahun 2013 serta rencana kinerja tahun 2014. Evaluasi di subbagian keuangan diantaranya tentang penyerapan anggaran di tahun 2013 dimana belanja barang terealisasi sebesar 91,87%, Belanja pegawai sebesar 95,59%, dan belanja modal sebesar 93,43%, dari total pagu anggaran kanwil DJKN kalselteng total realisasi belanja pegawai, barang, dan modal sebesar 93,94%. Presentase tersebut masih belum mencapai target Indikator Kinerja Utama (IKU) penyerapan tahun 2013 yaitu sebesar 95%
untuk total keseluruhan belanja. Walaupun belum mencapai target IKU namun pencapaian tersebut merupakan usaha maksimal dari seluruh staf di bagian umum di bawah kepemimpinan Kepala bagian Umum yang baru menempati jabatan di awal semester 2 Tahun 2013. Namun pencapaian tersebut telah melebihi target yang ditetapkan untuk semester 2 tahun 2013. Untuk tahun anggaran 2014 target penyerapan anggaran masih sama dengan tahun 2013, namun diharapkan di tahun 2014 dapat ditingkatkan lagi agar bisa mencapai target penyerapan anggaran yang ditetapkan dalam IKU, hal ini menjadi tantangan bagi subbagian keuangan agar target tersebut dapat tercapai di akhir tahun 2014.
Diharapkan target penyerapan anggaran 2014 bisa melebihi target yang ditetapkan yaitu 95%, agar target dapat tercapai maka diminta kepada bidang- bidang agar segera menyusun rencana kegiatan setiap triwulan minimal sampai dengan semester I TA 2014 dan segera untuk melaksanakannya agar realisasi belanja dapat tercapai sesuai target setiap triwulannya sekaligus menghindari belanja menumpuk di triwulan terakhir tahun anggaran 2014. Selain itu
16 subbagian keuangan juga diberikan target oleh Kepala Kanwil agar melakukan revisi DIPA maksimal hanya 2 (dua) kali dalam setahun, hal ini bertujuan untuk menyesuaikan perencanaan yang telah disusun melalui Term of reference (TOR) dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) pada saat penyusunan RKAKL dengan pelaksanaannya di lapangan agar tidak melenceng terlalu jauh dari rencana awal yang ditetapkan dalam TOR.
Evaluasi di subbagian kepegawaian di tahun 2013 yaitu bahwa ada beberapa Kenaikan Gaji Berkala pegawai baik di Kanwil maupun di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara (KPKNL) yang sedikit terlambat, hal ini diharapkan tidak terjadi lagi di tahun 2014, dari sisi disiplin pegawai juga masih harus ditingkatkan lagi di tahun 2014. Subbagian kepegawaian agar melakukan sosialisasi kepada semua pegawai tentang hak dan kewajiban pegawai seperti kenaikan pangkat, cuti , DP3, kenaikan gaji berkala dan hak-hak kepegawaian lainnya secara rutin karena sebagian pegawai masih belum mengetahui secara detail tentang hak-hak kepegawaiannya.
Sementara di subbagian tata usaha dan rumah tangga yang menjadi evaluasi adalah tentang kinerja Sumber Daya Manusia Penunjang yang masih belum memuaskan dan perlu dilakukan banyak pembinaan baik bimbingan dan arahan serta pembagian tupoksi yang masih belum bisa dilaksanakan dengan baik, pengaturan ruangan di kantor agar menjadi lebih tertata dan lebih nyaman juga menjadi bahan evaluasi agar ditahun 2014 kantor menjadi lebih nyaman untuk bekerja. Kepala bagian umum juga mengingatkan untuk bisa mengoptimalkan belanja modal tahun 2014 agar dapat terealisasi maksimal dengan harga yang kompeten dan dapat dipertanggungjawabkan. Target belanja barang dan modal agar bisa tercapai maka harus melakukan penyusunan rencana pengadaan terutama belanja modal yang ditargetkan sudah terealisasi sebelum triwulan I berakhir, belanja barang juga harus disusun rencana realisasinya khusunya untuk belanja dibagian umum sendiri untuk operasional perkantoran dan pemeliharaan baik gedung dan bangunan maupun peralatan dan mesin, serta tidak lupa agar segera menyusun SOP untuk SDM Penunjang yang kinerjanya masih perlu ditingkatkan lagi di tahun 2014 serta dilakukan pembinaan rutin sebulan atau dua bulan sekali sekaligus evaluasi kinerja yang telah dilakukan.
17 BAB III
PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan sistematis yang dilakukan secara sadar berkaitan dengan tujuan dan kegiatan yang hendak dilakukan oleh seseorang, sebuah kelompok, unit kerja atau organisasi di masa depan. Dengan perencanaan yang matang, suatu proyek atau program pembangunan akan lebih terarah. Perencanaan yang matang dan disusun dengan baik akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Perencanaan operasional tahunan diartikan sebagai target-target kinerja berikut kegiatan- kegiatan tahunan beserta indikator kinerjanya serta penetapan indikator kinerja sasaran sesuai dengan program, kebijaksanaan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Tidak terlepas dari proses perencanaan, penilaian (evaluasi) menjadi hal yang penting guna memastikan berjalannya sebuah proyek-proyek atau program-program pembangunan sesuai dengan rencana. Perencanaan atau planning dilakukan agar dapat membantu seseorang atau sebuah organisasi untuk menjalankan tugas secara sistematis serta mencapai target yang diinginkan. Manfaat perencanaan sendiri dapat membantu mengurangi ketidakpastian yang terjadi.
3.2 Saran
1. Setiap perusahaan yang ingin memiliki operasional yang baik, maka diperlukan perencanaan yang baik pula sehingga itu perlu adanya perencanaan secara berkala setiap tahunnya.
2. Selain perencanaan diperlukan juga yang namanya evaluasi secara berkala dan konsisten sehingga setiap perencanaan yang telah dibuat setiap tahunnya dapat berjalan sesuai rencana.
3. Perencanaan operasional juga di perlukan tentu Perencanaan operasional juga harus di tetunkan dengan target yang jelas sehingga nantinya perusahaan dapat berjalan dengan baik .
18 DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi dan Rencana Kinerja Tahunan. 2014.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalselteng/baca-
berita/4546/Evaluasi-dan-Rencana-Kinerja-Tahunan.html. Diakses pada hari Rabu, 29 Maret 2023 pukul 13.17
Hardiyanto. 2019. Manfaat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Terhadap Peningkatan Kinerja Penganggaran Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi. Jurnal
Siregar, Hermanto, Widyastutik, Fifi Diana Thamrin. 2008. Ekonomi Perencanaan.
Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional