• Tidak ada hasil yang ditemukan

kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Qs. Alam Nasyrah 6-8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Qs. Alam Nasyrah 6-8) "

Copied!
58
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Efektivitas

Pengertian Belajar

Pengertian Pembelajaran

Pengertian Belajar Matematika

Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses, cara, suatu tindakan yang disusun sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan timbal balik antara guru dan siswa untuk tujuan tertentu. Berdasarkan uraian di atas, belajar matematika pada hakikatnya adalah kegiatan mental untuk memahami makna struktur, hubungan, simbol, kemudian menjadi suatu konsep yang dihasilkan dalam situasi nyata dan dengan demikian menimbulkan perubahan tingkah laku.

Efektivitas Pembelajaran

Ketuntasan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan individu, yaitu seorang siswa mencapai nilai minimal sesuai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dan guru di lingkungan kelas, baik proses yang dihasilkan dari hasil interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa, sehingga menghasilkan perubahan profesional, sikap dan keterampilan yang dapat diamati melalui perhatian siswa, siswa. ' keseriusan. , disiplin siswa, keterampilan siswa dalam bertanya/menjawab. c.Kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan, karena guru adalah pengajar di kelas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jawaban siswa merupakan salah satu kriteria efektif atau tidaknya pembelajaran, Jawaban siswa terbagi menjadi dua yaitu jawaban positif dan jawaban negatif. Respon siswa yang positif merupakan tanggapan perasaan senang, setuju, atau merasa ada kemajuan setelah diterapkannya suatu model pembelajaran.

Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru menghubungkan materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2002: 5). Konstruktivisme (Konstruktivisme) merupakan landasan pemikiran pendekatan kontekstual yang menekankan bahwa belajar bukan sekedar menghafal, melainkan siswa mengkonstruksi pengetahuan dalam pikirannya sendiri. Pertanyaan dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.

Bagi siswa, bertanya merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis inkuiri, menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang telah diketahuinya, dan menarik perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Dalam pembelajaran kontekstual, guru disarankan untuk selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok yang anggotanya heterogen, dengan tujuan mengajarkan siswa yang pandai kepada siswa yang lemah, yang tahu memberitahukan kepada yang tidak tahu, yang tahu cepat memberi semangat kepada siswanya untuk berhati-hati. dari. lambat sob, yang punya ide, langsung kasih saran. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan komunitas belajar memberikan informasi yang dibutuhkan lawan bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan tersebut kepada teman belajarnya.

Kegiatan saling belajar ini dapat terjadi ketika tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang merasa paling tahu, dan semua pihak mau mendengarkan satu sama lain. Masing-masing pihak hendaknya merasa bahwa satu sama lain mempunyai pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan berbeda yang perlu dipelajari. Model dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, atau guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan sesuatu sebelum siswa melaksanakan tugas dan mengkonstruksi pengetahuannya dalam pikirannya sendiri.

Refleksi adalah cara memikirkan apa yang baru saja kita pelajari, atau memikirkan kembali apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Guru atau orang dewasa membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan baru. Dengan begitu, siswa merasa telah mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dari apa yang baru saja dipelajarinya.

Dalam pembelajaran kontekstual, kurikulum adalah rencana kegiatan kelas yang dirancang guru yang memberikan skenario langkah demi langkah tentang apa yang akan terjadi pada siswa sehubungan dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. Secara umum, tidak ada perbedaan mendasar antara desain program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Yang membedakan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran kontekstual hanya terletak pada penekanannya, model konvensional lebih menekankan pada penjabaran tujuan yang ingin dicapai (jelas dan operasional).

Materi Ajar

Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Jenis Penelitian

Variabel dan Desain Penelitian

Populasi dan Sampel

Definisi Operasional Variabel

Prosedur Penelitian

Instrumen Penelitian

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru yang berlangsung selama pelaksanaan pendidikan matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo melalui penerapan pendekatan kontekstual. Angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis untuk memperoleh jawaban dari siswa tentang proses pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini terlihat dari minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh dari observasi aktivitas guru selama pembelajaran, tanpa memperhatikan apakah pembelajaran dilaksanakan sesuai prosedur pembelajaran. Kriteria keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran pada penelitian ini akan efektif apabila pada kategori minimal dapat tercapai.

Data tentang jawaban siswa diperoleh dari angket tentang jawaban siswa terhadap kegiatan pembelajaran, kemudian dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa pada setiap pertanyaan yang ada pada angket, jawaban siswa dianalisis dengan melihat persentase jawaban siswa. jawaban. P = Persentase jawaban siswa yang menjawab ya dan tidak f = Frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak. Kriteria yang ditetapkan menyatakan bahwa siswa mempunyai reaksi positif terhadap kegiatan pembelajaran lebih dari 70%.

Respon positif siswa terhadap pembelajaran dikatakan tercapai apabila kriteria respon positif siswa terhadap kegiatan pembelajaran terpenuhi.

Tabel 3.3 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.3 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data deskriptif pada penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo setelah pembelajaran pendekatan kontekstual adalah 79 dengan standar deviasi 9,62. Dari hasil analisis data diketahui bahwa 87% siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan demikian pula hasil belajarnya. Dari hasil analisis data observasi aktivitas siswa diperoleh data persentase aktivitas siswa sebesar 46% sehingga dapat disimpulkan aktivitas siswa belum memenuhi kriteria efisiensi.

Rata-rata penilaian aktivitas guru dalam memimpin pembelajaran sebesar 3,64 dengan kategori “Baik”. Hasil analisis data reaksi siswa terhadap pembelajaran matematika menunjukkan bahwa proporsi siswa yang memberikan jawaban positif terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual mencapai 81%, dan yang memberikan jawaban negatif mencapai 19%. Berdasarkan uraian di atas, hasil analisis data yang diperoleh memenuhi 3 dari 4 kriteria efisiensi yaitu ketuntasan pembelajaran sebesar 87%, aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran berada pada kategori Terlaksana dengan baik, jawaban positif dari siswa mencapai 81%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual efektif dalam pembelajaran matematika siswa VIII. kelas SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo. Nilai rata-rata Hasil Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan Kontekstual siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo adalah 79 dengan Kesempurnaan Klasikal mencapai 87% atau 26 siswa mencapai hasil tersebut. Rata-rata persentase aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo mencapai 46%.

Rata-rata skor kemampuan guru mengelola pendidikan matematika dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo adalah 3,64 dengan kategori Terlaksana Baik. 81% siswa Kelas VIII.A SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo yang memberikan jawaban positif terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan dan menikmati pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual. Hasil analisis data yang diperoleh memenuhi 3 dari 4 kriteria keefektifan yaitu ketuntasan proses pembelajaran sebesar 87%, aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran masuk dalam kategori Terlaksana dengan Baik, respon positif siswa tercapai 81%, sehingga dapat disimpulkan Pendekatan Kontekstual efektif dalam pembelajaran matematika siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Majauleng Kabupaten Wajo.

Sekolah diharapkan dapat menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika pada mata pelajaran Operasi Aljabar. Membandingkan efektivitas model pembelajaran kooperatif (NHT) dan Team Assisted Individualization (TAI) pada materi geometri siswa kelas VII SMP 4 Sungguminasa. Efektivitas Bahan Ajar Matematika Persamaan Linier Satu Variabel Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Pooled Number di Kelas VII.A Sekolah Menengah Tunas Harapan Makassar.

PENUTUP

Saran

Bagi peneliti yang berminat untuk mengembangkan penelitian yang sama hendaknya memperhatikan keterbatasan penelitian ini, agar penelitian selanjutnya dapat lebih sempurna.

Gambar

Tabel             Halaman
Tabel  3.1  Kategori  Standar  Penilaian  Berdasarkan  Ketetapan  Departemen  Pendidikan Nasional (SMP Negeri 1 Majauleng)
Tabel 3.3 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Tabel 4.1  Statistika  Skor  Hasil  Belajar  Matematika  melalui  Pendekatan  Kontekstual  pada  Siswa  Kelas  VIII
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat pembelajaran ini telah memenuhi kriteria keefektifan dengan hasil: (1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berada pada kategori tinggi; (2)