KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DENGAN GURU AGAMA DALAM PE1AKSANAAN KEGIATAN EKSTRA
KURIKULER KEAGAMAAN DI MTSN AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT
JURNAL
HANAMUL HUDIA NPM: 08060124
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DENGAN GURU AGAMA DALAM PE1AKSANAAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER KEAGAMAAN DI MTSN AIR BANGIS KABUPATEN
PASAMAN BARAT
Oleh:Hanamul Hudia
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research backgrounded by religious extra curiculer activity at MTsN Air Bangis West Pasaman Regency. Activity the have available but sharing between BK’s theacher and religion teacer’s in participant activity is taugh rarely been done of this research is to describe. The cooperation’s teacher BK between religion bust teacher in extra activity of curiculer religious is seen of, (1 ) Plannings, (2 ) Performings and (3 ) Observations. This research constitute cualitatif's research that gets descriptive character that becomes key informan is: BK's teacher, religion teacher as religious Builder and affix informan is Headmaster. Instrument that writer use is interview, tech that is use in data processing via data reduction, data representation and conclusion pull. The result of observational is cooperative BK's teacher with religion teacher on activity planning no has pointed out to mark sense collaboration, each other coordination as is in analyze the need, determining type and to the purpose of activity, determining target, person establishment, medium, time and place. On performing learns BK with religion teacher can also be said have done collaboration such performing of participant preparation is taught, person, outfit, activity type, administration preparation and evaluation performing. Then on observation theacer BK with religion teacher has pointed out collaboration as cooperative as deep monitor types appropriate process curiculer religious extra activity well ala direct and also indirect to participant activity- activity is taught.
key word: Collaboration Extra Curiculer
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan bagi peserta didik mengacu kepada tercapainya tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu lulusan peserta didiknya adalah dengan menanamkan aspek kepribadian kepada setiap peserta didik. Sedangkan menanamkan aspek kepribadian peserta didik bisa melalui pelayanan pengembangan diri yakni meliputi kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler.
Menurut ABKIN (2006: 1-2)
“pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran yang integral dari kurikulum sekolah/madrasah bertujuan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan
pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreatifitas dan karir. Kemudian itu untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. Kemudian itu kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difalisitasi/dilaksanakan oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
Menurut Hidayat dan Herdi (2013: 122)
Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler mengandung arti bahwa di dalamnya akan terjadi difersifikasi program berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata wilayah bimbingan dan konseling.
Menurut Hadiyanto (2000: 210) bahwa ’’kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar
jam pelajaran biasa, pada waktu libur, di dalam maupun di luar sekolah, secara rutin atau hanya pada waktu tertentu saja’’.
Menurut Prayitno (2006: 13) kegiatan ekstrakurikuler adalah:
Kegiatan kependidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang bekemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Berdasarkan pengamatan penulis di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat tanggal 24 Agustus 2013, bahwa di sekolah/madrasah tersebut sedang digiatkan dengan berbagai kegiatan ekstra kurikuler.
Adapun kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan adalah ekstra kurikuler keagamaan, ekstra kurikuler olahraga, ekstra kurikuler drum band, ekstra kurikuler PASKIBRAKA, ekstra kurikuler pramuka dan ekstra kurikuler OSIS. Sesuai dengan nuansa madrasah kegiatan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat lebih identik dengan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan. Hasil wawancara peneliti pada tanggal 24 Agustus 2013 dengan guru yang membimbing, melatih dan membina kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, bahwa kegiatan ekstra kurikuler akan ditingkatkan dan merupakan salah prioritas sesuai dengan nuansa sekolah/madrasah yaitu ekstra kurikuler yang bernuansakan nilai-nilai agama.
Kegiatan ekstra kurikuler digiatkan kembali sejak tahun 2011 yang mana sebelumnya kegiatan ekstra kurikuler sekolah/madrasah terabaikan atau tidak terlaksana padahal kegiatan ekstra kurikuler merupakan sebagai pengalihan, preventif dan upaya membentengi diri peserta didik dari berbagai pengaruh negatif yang akan melanda secara tiba-tiba.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nata (2003:22)
Salah satu masalah yang sering ditemukan adalah adanya kekurangan jam pelajaran untuk pengajaran Agama Islam yang disediakan di sekolah-sekolah umum seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Umum dan seterusnya. Masalah inilah yang dianggap sebagai penyebab utama timbulnya kekurangan para pelajar dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Agama Islam.Sebagai akibat dari kekurangan ini, para pelajar tidak memiliki bekal yang
memadai untuk membentengi dirinya dari berbagai pengaruh negatif akibat globalisasi yang menerpa kehidupan. Banyak pelajar yang terlibat dalam perbuatan kurang terpuji seperti tawuran, pencurian, penodongan, penyalahgunaan obat terlarang dan sebagainya. Semua perbuatan yang dapat menghancurkan masa depan para pelajar ini penyebab utamanya adalah kekurangan bekal Pendidikan Agama. Hal ini disebabkan karena kurangnya jam pelajaran agama yang diberikan di sekolah-sekolah sebagaimana yang tersebut diatas.
Beranjak dari paparan di atas, sudah jelas sekali bahwa sangat pentingnya untuk meningkatkan pendidikan agama kepada peserta didik terkhusus untuk sekolah umum agar menjadi pribadi yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi pengaruh negatif di era globalisasi saat ini tidak hanya melanda sekolah umum tetapi sekolah keagamaan juga. Hal ini butuh kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu untuk mengatasi problematika di atas, maka diperlukan usaha yang berupa penambahan jam kegiatan keagamaan (ekstra kurikuler) guna meningkatkan mutu pendidikan agama bagi peserta didik dan mencapai tujuan pendidikan.Dengan demikian dapat dikatakan ekstra kurikuler keagamaan merupakan bagian yang integral dari pembelajaran pendidikan agama di sekolah/madrasah.
Pada dasarnya guru agama dan guru bidang studi umum memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama.
Menurut Sagala (2009: 13) Tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik, melainkan lebih dari itu, guru juga berkewajiban membentuk watak dan jiwa anak didik yang sebenarnya sangat memerlukan masukan positif dalam bentuk ajaran agama, ideologi dan lain-lain, memberikan bimbingan sehingga anak didik memiliki jiwa dan watak yang baik, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram, adalah termasuk tugas guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara tugas dan tanggung jawab guru agama dan guru bidang studi umum yakni sama-sama berkewajiban untuk mengajarkan agama kepada peserta didiknya.
Kemudian dalam agama Islam mengajarkan bahwa setiap umat Islam wajib mendakwahkan dan memberikan pendidikan
Islam kepada yang lain sebagaimana dipahami dari firman Allah dalam surat An- Nahl ayat 125 yang terjemahannya:
Sesungguhnya manusia kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa-siapa yang tesesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk
Jika diambil kesimpulan dari penjelasan di atas jelaslah bahwa guru pembimbing (guru BK) dan guru (guru mata pelajaran; guru mata pelajaran umum dan guru mata pelajaran agama) merupakan salah satu tenaga pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sepenuhnya terhadap anak asuh yang dibinanya agar menjadi anak yang berbudi pekerti yang luhur.
Jika melihat pengertian ekstra kurikuler pada Permenag No.16 tahun 2010 maka kegiatan ekstra kurikuler keagamaan adalah upaya pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat dan minat peserta didik pendidikan agama yang dilaksanakan di luar jam intra kurikuler dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka.
Juga berdasarkan Permenag No.16 tahun 2010 menyatakan bahwa proses pembelajaran ekstra kurikuler pendidikan agama merupakan pendalaman, penguatan, pembiasaan, serta perluasan dan pengembangan dari kegiatan intra kurikuler yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka atau non tatap muka.
Jadi kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dapat disimpulkan adalah kegiatan tambahan di luar jam pelajaran tatap muka dilaksanakan di sekolah/madrasah atau di luar sekokolah/madrasah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, kemampuan dan upaya pemantapan dan pengayaan nilai-nilai dan norma serta pengembangan kepribadian, bakat dan minat peserta didik yang telah dipelajari dalam rangka menambahkan dalam diri bagi peserta didik unruk dapat mengamalkan ajaran yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai agama.
Terkait dengan pelaksanaan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan yang sedang berjalan ialah praktek ibadah, khutbah, pidato, kultum (kuliah tujuh menit) baca tulis Al Qur’an, muhadarah, kesenian qasidah, melaksanakan kegiatan keagamaan dibulan Ramadhan, perayaan hari besar Islam setiap tahunnya dan masih banyak lagi.
Kemudian itu berdasarkan wawancara penulis dengan pembina ekstra kurikuler keagamaan pada tanggal 24 Agustus 2013, informasi yang didapat yaitu bahwa pelaksanaan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat tersebut belum berjalan dengan baik sebagaimana harapan. Hal ini penulis mengidentifikasi bahwa pada kehadiran peserta didik tiap pertemuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan (muhadarah) yang semakin hari semakin sedikit, padahal jadwal kegiatan sudah ditetapkan oleh guru pembina ekstra kurikuler. Ironisnya lagi, kelompok yang diberi tugaspun dalam kegiatan juga hanya beberapa saja yang hadir, juga dari pada itu sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti belum adanya gedung tempat latihan, mushalla, gedung perpustakaan, lemari mading, toilet serta peralatan ekstra kurikuler khususnya untuk kegiatan keagamaan misalnya peralatan untuk kesenian (kesenian Islami), kemudian inisiatif guru yang belum tampak yakni sebagai pembimbing, pelatih dan pembina ekstra kurikuler khususnya di bidang keagamaan dan belum terprogramnya kegiatan ekstra kurikuler secara baik.
Kemudian dari pada itu MTsN Air Bangis merupakan salah satu sekolah yang berbasiskan agama yang mana hal-hal yang menyangkut keagamaan lebih ditonjolkan, dan MTsN Air Bangis adalah salah satu madrasah yang melakukan kerjasama.
Sebagai bentuk realitas kerjasama di MTsN Air Bangis setiap tahunnya terus mengadakan kegiatan keagamaan (ekstra kurikuler) seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, namun sesuai wawancara penulis dengan salah satu guru mata pelajaran agama, bahwa kegiatan keagamaan berdasarkan pelaksanaan sudah ada dan bagus tetapi proses belum menunjukkan adanya kerjasama, seperti sharing antara guru BK dan guru agama dalam kegiatan- kegiatan peserta didik jarang dilakukan atau belum terlihat.
Menurut krienberg yang dikutip Prayitno (Dwi Yani, 2009: 2) bahwa
”Kerjasama antara guru BK dan guru mata
pelajaran merupakan hal yang sangat penting, dan terciptanya hubungan kerja yang baik antara keduanya, akan sangat baik bagi keberhasilan bimbingan dan konseling di sekolah”.
Menurut Abdulsyani (2012: 156)
“kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktifitas masing- masing.
Menurut Nawawi (1983: 3) bahwa pengendalian kerjasama itu berkenaan dengan berbagai kegiatan seperti:
perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan, koordinasi, konrol/evaluasi dan perwujudan komunikasi yang terarah secara maksimal pada pencapaian tujuan bersama. Jika dikaitkan dengan kegiatan ekstra kurikuler, khususnya ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis, bahwa kerjasama antar guru belum mendapat perhatian. Suatu kegiatan di institusi (lembaga) sekolah/madrasah memerlukan kerjasama yang kompak. Maka dari itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap proses kerjasama antara guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
2. Kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagaamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
3. Kerjasama guru BK dengan guru agama terhadap pengawasan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang bersifat pernyataan, menerangkan, menjelaskan serta menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.
Informan penelitian ini penulis menetapkan 2 orang guru BK dan 5 guru agama selaku pembina dalam pelaksanaan
kegiatan ekstra kurikuler keagamaan sebagai informan kunci di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat yang telah di SK- kan oleh kepala madrasah, selain informan kunci, ada juga informan tambahan, yaitu akan ditujukan kepada kepala madrasah.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara.
Data diolah dengan dengan menggunakan tiga tahap analisis, yaitu : a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
b. Penyajian data (display data)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan kesimpulan (verifikasi) Merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data, sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, temuan data yang penulis kemukakan adalah data kualitatif yaitu data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK, guru Agama sebagai Pembina dibidang Keagamaan dan Kepala madarasah .
Pada penelitian ini, temuan data yang penulis kemukakan adalah data yang bersifat kualitatif yang mana data yang disajikan sesuai dengan apa yang dikemukakan informan yaitu wawancara dengan guru BK dan guru agama tentang kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Wawancara dilakukan kepada 2 orang guru BK yang salah satu guru BK tersebut memiliki latar belakang pendidikan BK serta yang satunya lagi memiliki latar belakang pendidikan agama yang ber SK guru BK dan 5 orang guru agama yang sudah di SK-kan oleh Kepala madrasah sebagai pembina dibidang keagamaan (pembina keagamaan) serta sebagai informan tambahan yaitu Kepala MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Selanjutnya data tersebut dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian yang tergambar dalam pertanyaan wawancara. Berdasarkan hasil analisis yang penulis dapatkan dari wawancara mengenai kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat yang dilihat dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang pertanyaan penelitiannya:
1. Bagaimana kerjasama guru BK dengan Guru agama pada perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten pasaman Barat.
2. Bagaimana kerjasama guru BK dengan Guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis Kabupaten pasaman Barat.
3. Bagaimana kerjasama guru BK dengan guru agama pada pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis Kabupaten pasaman Barat.
Untuk menjawab empat pertanyaan di atas, maka hasil penelitian akan di kelompokkan berdasarkan tiga pertanyaan tersebut. Berikut hasil pembahasan dari hasil penelitian tentang kerjasama guru BK dengan guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Perencanaan dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan
a. HasilAnalisis Kebutuhan
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam analisis kebutuhan tergambar yaitu guru BK, pembina keagamaan serta wali kelas saling berkoordinasi memperhatikan kondisi madrasah (situational analysis), analisis program ekstra kurikuler yang telah terlaksana, analisis kondisi keadaan sarana dan prasarana untuk berbagai kegiatan, analisis kondisi waktu untuk pelaksanaan kegiatan, analisis keadaan lingkungan peserta didik, analis kondisi guru pembimbing dan pembina/pelatih ekstra kurikuler keagamaan dan analisis pencapaian tujuan dari jenis ekstra kurikuler keagamaan sesuai dengan jenis kegiatan, melakukan collect data berbentuk data pribadi
peserta didik (termasuk hobi dan minat bakat peserata didik yakni melalui pengisian data pribadi dan pengisian angket balangko kegiatan ekstra kurikuler), hasil belajar dan prestasi peserta didik. Data-data tersebut dihimpun oleh guru BK.
melalui kerjasama dengan guru pembina keagamaan dan wali kelas kemudian data-data tersebut dilaporkan kepada waka siswa.
b. Menentukan Jenis dan Tujuan Kegiatan,
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam menentukan jenis dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan berdasarkan visi dan misi MTsN Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat, menganalisis keadaan madrasah seperti kondisi sarana dan prasarana yang bisa dimanfaatkan untuk pendukung kegiatan ekstra kurikuler (ekstra kurikuler keagamaan) atau analisis kebutuhan peserta didik serta kesepakatan dalam rapat tahunan majelis guru serta rapat yang bersifat insidental tentang kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang akan direncanakan.
c. Menentukan Sasaran
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam menentukan sasaran/peserta didik/sasaran kegiatan sesuai perencanaan pada setiap jenis kegiatan telah direncanakan berdasarkan rapat guru dan data yang telah dihimpun, baik itu dari guru BK, pembina keagamaan dan wali kelas, serta pembina OSIS untuk semua jenis kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
Jadi dalam menentukan sasaran disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang direncanakan.
d. Penetapan Personil
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan personil sudah ditentukan dalam rapat majelis guru (terencana dan insidental) yang terkait dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler, seperti perencanaan seluruh kegiatan ektra kurikuler keagamaan dikelola oleh pembina keagamaan, waka siswa dan dibantu oleh guru BK, jadi dapat diambil kesimpulan setiap perencanaan
kegiatan keagamaan dikendalikan oleh pembina keagamaan dikontrol oleh waka siswa.
e. Sarana
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan sarana sudah ditentukan dalam rapat yang berkenaan dengan jenis kegiatan dan berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kondisi madrasah yang telah dianalisa oleh pembina keagamaan, guru BK dan personil lainnya.
f. Waktu/Tempat
Kerjasama guru BK dan guru agama dalam penetapan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan peserta didik dan keadaan madrasah. Sesuai dengan kegiatan ekstra kurikuler yang telah ditetapkan.
2. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
a. Pelaksanaan Penyiapan Peserta Didik Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam penyiapan peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang telah direncanakan seperti kerjasama dalam pelatihan peserta didik, pengkomunikasian peserta didik sebagai peserta kegiatan atau pengisi kegiatan.
b. Pelaksanaan Penyiapan Personil Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam penyiapan personil pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler kegamaan yang telah direncanakan, penyiapan personil pada kegiatan ekstra kurikuler keagamaan sudah diatur berdasarkan rapat majelis guru seperti pembentukan pembina di bidang keagamaan yang telah di SK-kan kepala madrasah sebagai penanggung jawab dalam merencanakan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan, pembentukan panitia sesuai jenis kegiatan, penentuan peserta didik sebagai peserta kegiatan setiap jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sebagai catatan, wali kelas merupakan personil yang berperan dalam membimbing kelas binaannya dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan. Guru BK secara otomatis sebagai personil madrasah yang membantu baik itu guru agama/pembina keagamaan dan wali kelas dalam pembinaan peserta didik pada kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
c. Pelaksanaan Penyiapan Perlengkapan Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam penyiapan perlengkapan pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler kegamaan yang telah direncanakan dan penyiapan perlengkapan diatur oleh guru piket sebelum kegiatan di mulai (sesuai jenis kegiatan) jika pada hari kegiatan guru BK/guru agama terjadwal sebagai piket maka guru BK/guru agama yang menyiapkan perlengkapan kegiatan, kemudian guru BK akan mencatat atau mencek jika ada kerusakan pada
perlengkapan dan akan
mengkonfirmasikan kepada waka bagian humas dan sarana prasarana.
d. Pelaksanaan Jenis Kegiatan
Pelaksanaan setiap jenis kegiatan sudah ditetapkan berdasarkan hasil rapat guru baik itu secara terencana ataupun insidental kemudian kerjasama guru BK dan guru agama pada setiap jenis kegiatan terlihat pada saat adanya saling konfirmasi dan koordinasi pada setiap pelaksanaan kegiatan.
e. Pelaksanaan Penyiapan Administrasi Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam penyiapan adminisrtrasi pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler kegamaan yang telah direncanakan seperti kerjasama dalam pembuatan skedul berbagai kegiatan keagamaan, pendokumentasian berbagai data kegiatan.
f. Pelaksanaan Evaluasi
Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan evaluasi pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler kegamaan yang telah direncanakan secara umum bentuk kerjasamanya yaitu melakukan evaluasi dengan memantau seluruh kegiatan baik secara internal maupun eksternal.
3. Bentuk Kerjasama Guru BK dengan Guru Agama pada Pengawasan dalam Pelaksnaan Kegiatan Ekstra Kurikuler Keagamaan.
Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler keagaman dilaksanakan oleh seluruh personil sekolah termasuk kepala madrasah, namun dalam pengawasan ekstra kurikuler di MTsN Air Bangis Kabupaten pasaman Barat hanya melihat atau memantau dari proses kegiatan yang dilaksanakan peserta didik. Adapun bentuk kerjasama guru BK dan guru agama dalam pelaksanaan pengawasan yaitu pada proses pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disesuaikan dengan jenis kegiatan ekstra kurikuler kegamaan yang telah direncanakan.
Secara umum bentuk kerjasamanya yaitu pengawasan secara lansung maupun secara tidak lansung. seperti pengawasan pada proses kegiatan muhadarah, proses kegiatan sholat dzuhur berjamaah dan proses kegiatan perayaan memperingati hari besar Islam dan proses kegiatan pesantren Ramadhan pengawasannya secara lansung oleh guru BK dan guru agama kemudian pengawasan secara tidak lansung seperti proses kegiatan pembiasaan hafiz Al Qur’an juz 30, proses kegiatan melafalkan asmaul husna, kegiatan penampilan kultum dan khotbah, proses kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar, proses kegiatan pembacaan Al Qur’an sebelum pembelajaran dimulai.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Bentuk kerjasama guru BK dengan guru agama pada perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan bisa dikatakan ada, karena berdasarkan pada analisis kebutuhan, menentukan jenis dan tujuan kegiatan, sasaran, waktu dan tempat, guru BK dengan guru agama saling berkoordinasi, saling membantu serta saling membutuhkan dengan personil madrasah lainnya.
2. Kerjasama guru BK dengan guru agama pada pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang dilihat dari pelaksanaan penyiapan peserta didik/penyiapan peserta kegiatan, penyiapan personil, penyiapan perlengkapan/peralatan, jenis kegiatan, penyiapan administrasi dan evaluasi pada setiap jenis kegiatan, guru BK dengan guru agama sudah menunjukkan adanya kerjasama dan menjalankan peran serta fungsinya masing-masing kemudian dengan personil madrasah lainnya pun juga saling kerjasama dan saling membantu.
3. Bentuk kerjasama guru BK dengan guru agama pada pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan disetiap proses dan benuk/jenis kegiatan, guru BK dengan guru agama sudah menunjukkan kerjasama yakni dengan melakukan pemantauan atau melihat baik secara lansung maupun secara tidak lansung.
Pada pengawasan juga terdapat kerjasama dengan personil madrasah lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut
1. Kepala Madrasah
Agar selalu mendukung dan berupaya dalam peningkatan program dan kualitas manajemenisasi kerjasama untuk seluruh personil madrasah dan penyediaan sarana prasarana pendukung kegiatan ekstra kurikuler keagamaan.
2. Guru BK dan Guru Agama/Pembina Keagamaan
Sebelumya disarankan agar seluruh personil madrasah agar lebih meningkatkan kerjasama dan saling koordinasi, terkhusus untuk peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan yang diawali manajemen ekstra kurikuler yang bagus, menyimpan secara detail dokumen-dokumen yang berhubungan dengan manajemen ekstra kurikuler (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) terkhusus kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang telah dilaksanakan agar seluruh kegiatan mudah dirivew sebagai pedoman program kegiatan berikutnya yang akan direncanakan kembali.
3. Wali Kelas
Agar memberikan motivasi kepada peserta didik binaan agar selalu bersemangat untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler khususnya kegiatan eksra kurikuler keagamaan.
4. Orangtua,
Diharapkan agar memberikan motivasi yang positif kepada anaknya terkait dengan kegiatan keagamaan karena kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan (ekstra kurikuler keagamaan) merupakan alternatif dalam pembentukan kepribadian Islami dan merupakan upaya preventif terhadap anak dari sikap negatif.
5. Bagi Peneliti Selanjunya
Diharapkan untuk dapat meneliti tentang pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dengan melihat variabel lainnya.
KEPUSTAKAAN
Al Qur’an Terjemahan (2000). Bandung:
CV Diponegoro
Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). (2006).
Panduan Pengembangan Diri Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Rahmat dan Herdi. (2013).
Bimbingan Konseling Kesehatan Mental. Bandung: Rosda Karya
Peraturan Menteri Agama
RepublikIndonesia Nomor 16 Tahun (2010).Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah, Diakses tanggal 14 Januari 2014 dari http://pendis.kemenag.go.id/file/doku men/KMA162010.pdf
Nata, Abuddin. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Pernada Media Nawawi Hadari (1983). Administrasi
Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagun
Mulyana, Deddy (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif Pradikma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Moleong.(2008). Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sagala, Syaiful (2011). Kemampuan
Professional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta Siska Dwi Yani (2009). Kerjasama Guru
Mata Pelajaran dengan Guru Pembimbing dalam Pelaksanaan Pelayanan BK di SMP Negeri 31 Padang.Skripsi, tidak dipublikasikan.
STKIP PGRI SUMBAR
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D.
Bandung: Alfabeta
Soekanto, Soejono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Zusmelia. et al. (2013).Pedoman Penulisan Skripsi. Padang: STKIP PGRI SUMBAR