Kerusakan
Terumbu Karang dan Konservasi
Apryani Susana Lakapu
2106050049
Pengetian Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem di laut yang terbentuk oleh biota luat penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan alaga berkapur, bersama dengan biota lain yang hidup di dasar lautan. Terumbu karang merupakan ekosistem dinamis dengan kekayaan biodiversitanya serta produktivitas tinggi, karena itu terumbu karang mempunyai peran yang signifikan. Secara ekologis, terumbu karang merupakan tempat organisme hewan maupun tumbuhan mencari makan dan berlindung. Secara fisik menjadi pelindung pantai dan kehidupan ekosistem perairan dangkal dari abrasi laut (Suryanti dkk., 2011).
Terdapat dua jenis karang, yaitu karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral).
Karang lunak (soft coral) tidak bersimbiosis dengan alga, bentuknya seperti tanaman (Risnandar, 2015). Karang keras (hard coral) merupakan endapan masif kalsium
karbonat (CaCO3) yang dihasilkan dari organisme karang pembentuk terumbu karang dari filum Coridaria, Ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan Zooxanthellae dan sedikit tambahan alga berkapur serta organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat (Romimohtarto dan Juwana, 2005).
Whoa!
This can be the part of the presentation where you introduce
yourself, write your email, your
phone number…
Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Menurut Dahuri et.al. (1996) secara umum kerusakan terumbu karang dapat disebabkan oleh dua hal yaitu (1) aktifitas manusia, dan (2) Faktor Alami.
1). Kerusakan ekosistem terumbu karang yang diakibatkan aktifitas manusia adalah:
• Siltasi dan sedimentasi yang diakibatkan pengerukan, reklamasi, erosi dari sungai dan kegiatan pembangunan konstruksi.
• Penurunan kualitas air akibat perubahan salinitas dan suhu, pencemaran seperti tumpahan minyak, limbah industri dan limbah domestik.
• Pemasukan air tawar yang sangat besar sebagai akibat pemindahan aliran sungai, dan pembuangan limbah cair dan banjir.
• Penangkapan ikan yang bersifat merusak seperti penggunaan bahan peledak, racun dan alat tangkap yang non selektif seperti trawl dan muroami.
• Eksploitasi yang berlebihan terhadap suatu jenis karang yang digunakan untuk hiasan dan cindera mata, atau bahkan sebagai material bangunan.
Pengambilan karang yang khas untuk hiasan pada akuarium.
Kerusakan karang akibat penurunan jangkar kapal wisata yang sembarangan atau terijak-injak oleh wisatawan yang berkunjung kedaerah terumbu karang, termasuk kegiatan selam yang tidak
bertanggung jawab.
2). Kerusakan yang disebabkan oleh faktor alami misalnya adalah kenaikan suhu dan badai. Kenaikan suhu 4-60 C karena pengaruh elnino pada tahun 1982-1983 disinyalir telah merusak terumbu karang dihabitatnya. Di Indonesia suhu air laut mencapai lebih dari 300 C. Karang-karang dikepulauan seribu banyak yang mengalami bleaching dan diikuti kematiannya. Badai (storm dan hurricane) cukup
berbahaya terhadap kehidupan terumbu karang. Badai ini dapat merusak dan memporakporandakan baik didaerah reef flat, reef edge maupun reef slope. Selain kenaikan suhu dan badai predator karang juga dikenal sebagai perusak terumbu karang. Acanthaster planci merupakan predator karang yang terkenal sebagai perusak karang terutama di daerah Indo-Pasifik. Kondisi terumbu Karang Indonesia mengalami penurunan drastis hingga 90% dalam lima puluh tahun terakhir akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Menurut Dr Jan Henning Steffen, luas total terumbu karang Indonesia mencapai 85 200 Km persegi, terluas ke dua di dunia setelah Great Barrier Reef. Kondisi terumbu karang Indonesia tercatat 40 persen diantaranya berada dalam kondisi rusak, rusak sedang 24 persen dan sangat baik hanya enam persen. (Mawardi, 2003).
Koservasi Terumbu Karang
Pengertian Konservasi menurut Norton (2004) mengartikan konservasi (biologi) sebagai suatu penyesuaian mekanisme alam untuk kepentingan dan tujuan sosial.
IUCN (2007) mengartikan konservasi sebagai manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.
Kegiatan konservasi untuk menyelamatkan terumbu karang yang ada di Indonesia perlu dilakukan agar terumbu karang yang ada di Indonesia tidak punah. Terumbu karang yang punah akan berdampak pada
kelangkaan ikan yang menjadi sumber ekonomi untuk para nelayan. Selain itu terumbu karang tidak bisa lagi menyerap karbon dioksida yang ada di bumi, akibatnya bumi akan mengandung banyak sekali karbon dioksida.
Berikut merupakan cara-cara yang dapat kita lakukan :
1. Pemerintah harus tegas akan penanganan terumbu karang dengan
menguatkan UU tentang perlindungan terumbu karang dan kekayaan laut lainnya.
2. Membuang sampah pada tempatnya agar sampah tidak mengalir ke lautan sehingga dapat mengganggu ekosistem terumbu karang.
3. Menangkap ikan dengan peralatan yang ramah lingkungan sehingga tidak menghancurkan terumbu karang.
4. Melakukan kegiatan 3R (reduce, reuse,recycle) agar iklim di bumi tetap seimbang.
Thank you
Apryani S.Lakapu