• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PPKN DALAM KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI-IPA 1 SMA NEGERI 5 MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PPKN DALAM KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI-IPA 1 SMA NEGERI 5 MEDAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1835

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial

available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PPKN DALAM KEBERAGAMAN PESERTA DIDIK DI KELAS XI-IPA 1 SMA NEGERI 5 MEDAN

1

Ira Safitri, Ester Senov Fitriani Simanjuntak, Fandy Franata Tarigan, Lina Adinda Krismasuci Hutabarat, Dian Wahyu Harmoni Sembiring,

Sri Susanti Simanjuntak, Jamaludin

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan,

Abstrak

Artikel atau tulisan ini bertujuan untuk mengetahui realitas dan kategori keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan. Masalah difokuskan pada keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI- IPA 1 SMA Negeri 5 Medan. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari Pasal 10 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data berupa reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: Realitas Implementasi Keterampilan Mengajar Guru PPKn dalam Keberagaman Peserta Didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan dan Kategori Keterampilan Mengajar Guru PPKn dalam Keberagaman Peserta Didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan.

Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa realitas keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan terkategori cukup baik.

Kata Kunci: keterampilan mengajar, guru PPKn, keberagaman, peserta didik.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dalam mewujudkan suatu pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi

*Correspondence Address : irasafitri922@gmail.com DOI : 10.31604/jips.v10i4.2023.1835-1843

© 2023UM-Tapsel Press

yang lain. Pendidikan menjadikan suatu generasi terdahulu sebagai sosok panutan dari pengajaran generasi yang akan datang. Hingga saat ini, pendidikan

(2)

1836 tidak memiliki batasan untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap karena sifatnya yang kompleks dengan sasarannya yaitu manusia. Dan tidak hanya itu, pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Rahman et al., 2022).

Sebagai seorang pendidik yang mengetahui dan memahami tugas dan fungsinya, guru khususnya dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar diserttai pula dengan seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar mensosialisasikan sikap keguruan yang dimilikinya. Hal ini dilakukan karena guru adalah sosok yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Proses mengajar belajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan pembelajaran (Sanjani, 2020).

Pekerjaan sebagai pendidik atau guru dan kependidikan telah diakui sebagai suatu profesi yang hanya dapat diemban oleh orang-orang tertentu yang dipersiapkan secara khusus melalui proses pendidikan dan latihan hingga pada tingkat perguruan tinggi yang ditandai dengan penyandangan gelar

“sarjana pendidikan” lengkap dengan predikat lainnya yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan di suatu negara. Pekerjaan di bidang pendidikan yang telah mendapat pengakuan sebagai jabatan professional salah satunya adalah guru. Pengakuan itu tercermin dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat (1) yang menyatakan

guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (Hatta, 2018). Pekerjaan di bidang pendidikan dapat menjawab masalah dan tantangan pada setiap era, termasuk pada era revolusi 4.0 pada saat pendidik bersama kependidikan benar-benar professional dalam menjalankan pekerjaannya secara professional pula (Wau, 2022).

Dengan demikian, dapatlah diketahui bahwa pada hakikatnya guru adalah seseorang yang berprofesi sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih bagi peserta didik di sekolah agar menjadi pribadi yang baik dan cerdas.

Dan profesi guru adalah profesi yang tidak semua orang bisa melakukannya karena guru merupakan sosok yang diguguh dan ditiru, maka untuk memberikan teladan pada peserta didiknya guru harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang benar-benar mencerminkan dirinya sebagai guru dan yang disampaikan atau diajarkannya adalah hal yang benar.

Sebab jika guru salah dalam memberikan pemahaman kepada siswa, maka seumur hidup bisa saja siswa tersebut akan salah dalam memahami sesuatu yang telah disampaikan.

Menjadi seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik dan keterampilan sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani, dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dikarenakan guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan memberi andil yang besar dalam peningkatan kualitas pendidikan.

(3)

1837 Sehingga apabila guru telah memiliki kualifikasi akademik yang baik, makadiharapkan kinerjanya juga akan baik. Indra Jati Sidi mengemukakan bahwa berdasarkan hasil studi di Negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa sebesar 36%, manajemen 23%, waktu belajar 22%, dan sarana fisik 19%. Perbaikan kualitas pendidikan tidak akan memberi sumbangan yang signifikan apabila tidak didukung oleh guru yang memiliki keterampilan, kualifikasi, dan kapasitas (Lafendry, 2020). Salah satu keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan mengajar. Salah satu bentuk keterampilan mengajar adalah guru dapat memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat didesain suatu strategi pelayanan belajar sesuai dengan keberagaman pada peserta didik.

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat (1) menyatakan bahwa keterampilan guru ada 4 (empat).

Salah satunya adalah keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:

1. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.

2. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan peserta didik.

3. Guru mampu

mengembangkan kurikulum atau silabus dalam bentuk

dokumen maupun

implementasidalam bentuk pengamalan belajar.

4. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5. Mampu melaksanakan pembelajaranyang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif.

6. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.

7. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik

melalui kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Illahi, 2020).

Keberadaan dari keterampilan mengajar juga telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru yang mencakup:

1. Menguasai karakteristik belajar dari aspek fisik, moral, spiritual, social, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

4. Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pegembangan potensi belajar untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki.

(4)

1838 7. Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan belajar.

8. Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Istiqomah et al., 2022).

Keterampilan mengajar sangat diperlukan oleh seorang guru termasuk guru PPKn karena keberagaman suatu kelas perlu menjadi perhatian utama bagi guru. Keberagaman peserta didik dapat berupa keberagaman ras, etnis, budaya, pengetahuan, psikologi jiwa, dan bahasa dari masing-masing anak. Di kelas anak membawa latar belakang, keterampilan, dan kebutuhan pendidikan yang berbeda-beda (Rahmawati et al., 2021). Hal ini dikarenakan pada dasarnya setiap manusia itu tidak ada yang sama persis antara satu dengan yang lainnya sekalipun termasuk anak kembar.

Seorang guru harus mampu memiliki keterampilan mengajar dalam keberagaman yang ada pada peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya tidak bersifat individual saja, namun perlu juga melakukan pembelajaran secara berkelompok guna melihat perbedaan psikologi peserta didik. Dalam proses pembelajaran di kelas guru pasti sering menghadapi peserta didik yang kesulitan memfokuskan pemikirannya pada pelajaran. Dan tidak hanya itu, siswa di dalam kelas ada juga yang memperlihatkan sikap acuh dan tak acuhnya pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehingga dengan hal yang demikian, guru harus dapat menerapkan model, metode, strategi, dan bahkan

pendekatan yang dapat

menumbuhkembangkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Hal ini mesti dilakukan karena guru merupakan orang pertama yang terlibat langsung dalam interaksi antara pendidik dengan siswa di lingkungan sekolah, baik dalam aktivitas untuk mendidik, mengajar, melatih, maupun membimbing.

Untuk itu, dalam pembelajaran di kelas dengan keberagaman yang ada guru harus memiliki keterampilan mengajar yang baik agar keberagamab yang ada tidak menjadi penghalang dalam aktivitas pembelajaran yang akan dilangsungkan. Sehingga dalam konteks yang demikian, jelaslah terlihat bahwasannya keterampilan guru sangat penting eksistensinya dan bahkan menjadi keterampilan utama yang mesti dimiliki bagi seorang guru. Walaupun jika dilihat dalam kehidupan nyata, masih ada guru yang belum memiliki keterampilan mengajar yang baik dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas terhadap keberagaman peserta didik.

Dengan demikian, penulis merasa tertarik dan penting untuk melakukan penelitian mengenai “ Keterampilan Mengajar Guru PPKn dalam Keberagaman Peserta Didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan”.

Ketertarikan dan rasa penting itu didasari untuk melihat realitas keterampilan mengajar guru dalam keberagaman peserta didik di lokasi tersebut apakah terkategori baik, cukup baik, dan/atau belum baik.

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Nana Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik itu bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik,

(5)

1839 kualitas, keterikatan antar kegiatan (Utami, 2021). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data kepada responden melalui wawancara dilakukan secara mendalam terstruktur.

Wawancara merupakan salah satu instrument pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu antara pewawancara dan terwawancara (Murdiyanto, 2020).

Sumber data dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara kepada responden yaitu guru PPKn. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi data.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan yang berlokasi di Jl. Pelajar No.17 Medan.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah guru PPKn kelas XI- IPA 1, dengan jumlah guru sebanyak 1 orang yang terdaftar mengajar di SMA Negeri 5 Medan kurang lebih sejak tahun 1993.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Realitas Implementasi Keterampilan Mengajar Guru PPKn dalam Keberagaman Peserta Didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan

Pendidikan pada hakikatnya ialah interaksi anatara pendidik dengan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. Pendidikan memiliki fungsi untuk membantu peserta didik dalam mengembangan dirinya, yakni mengembangkan semua potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadinya kea rah yang positif, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya. Pendidikan bukan hanya aktivitas memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih keterampilan.

Namun lebih jauh daripada itu di mana

pendidikan berfungsi mengembangkan potensial dan actual pada setiap peserta didik di dalam keberagaman yang ada, karena setiap peserta didik bukanlah wadah kosong yang harus diisi dari luar akan tetapi, merupakan insan yang telah memiliki potensi dan keunikan masing- masing dalam dirinya dan perlu pengembangan. Potensi tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan dengan bantuan seorang guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PPKn kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan penulis dapatkan beberapa informasi bahwa dalam mengajar di kelas terhadap dalam keberagaman yang ada guru PPKn memegang teguh semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memberi makna walaupun berbeda- beda tetapi tetap satu. Dalam mengajar di kelas, guru PPKn tetap menjalankan keterampilan mengajarnya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam mengajarkan mata pelajaran PPKn guru tetap berlandaskan pada ilmu kewarganegaraan dan filsafat pendidikan. Saat pe,belajaran di kelas terhadap keberagaman yang ada guru tidak menjadikan keberagaman tersebut sebagai pembatas dalam berinteraksi saat pembelajaran akan tetapi, keberagaman yang ada dijadikan sebagai potensi bagi guru untuk dapat memberikan pengajaran sebaik mungkin dengan mendesain strategi pelayanan belajar yang sesuai dengan keberagaman peserta didik.

Sebagai seorang guru, keberagaman itu adalah hal wajar yang harus diterima oleh setiap guru di sekolah. Hal ini juga dirasakan oleh guru PPKn di kelas XI-IPA 1 yang mengatakan bahwa keberagaman itu tidaklah menjadi suatu masalah besar dalam pembelajaran asalkan selaku guru kita dapat memahami setiap peserta didik dan mengingat tujuan pembelajaran

(6)

1840 PPKn yaitu membentuk peserta didik yang dapat mewujudkan dirinya sebagai warga negara yang baik dan cerdas.

Pembelajaran yang akan dilangsungkan di kelas XI-IPA 1 sudah dari awal semester didesain dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan pedoman guru dalam mengajar di kelas (Anggriani & Indihadi, 2018). Namun karena guru PPKn di kelas XI-IPA 1 sudah tidak muda lagi dan domisili yang jauh dari lokasi sekolah tempat mengajar, maka keterampilan mengajar dalam hal pengembangan kurikulum atau silabus dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengamalan belajar saat ini belum terealisasi karena kurangnya mengikuti proses pengembangan kurikulum atau silabus dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengamalan belajar tersebut dengan teman sejawat dan pihak terkait. Apalagi dalam hal administrasi, guru PPKn di kelas XI-IPA 1 belum sepenuhnya dapat melaksanakan kegiatan secara baik. Akan tetapi, sebagai seorang guru yang ingin terus mengasah keterampilan yang ada agar ketentuan keterampilan mengajar yang ada pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dapat dijalankan.

Bentuk keterampilan mengajar seorang guru PPKn terhadap keberagaman peserta didik dapat direalisasikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan dapat mengajak siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Metode yang dapat digunakan bisa berupa metode ceramah, diskusi, debat, berperan sebagai karakter tertentu yang disesuaikan dengan materi pelajaran PPKn dan bahkan penugasan projek. Hal ini dilakukan agar dapat mensiasati keberagaman pada peserta didik di kelas. Guru PPKn di kelas XI-IPA 1 menggunakan metode-metode tersebut dalam pembelajarannya. Dan

salah satu metode unik yang digunakan dalam pembelajaran di kelas oleh guru PPKn XI-IPA 1 adalah di beberapa materi pembelajaran yang disampaikan di dalam kelas, guru meminta setiap peserta didik untuk membuat lirik materi pelajaran PPKn yang dinyanyikan dengan nada lagu tertentu, salah satunya bisa dengan nada lagu pop atau jazz.

Metode ini tentunya sangatlah membantu peserta didik untuk mempermudah mereka mengingat materi yang dipelajari ndan dapat menjadi salah satu sarana bagi peserta didik yang berbakat dalam menyanyi.

Keterampilan mengajar guru PPKn di kelas XI-IPA 1 juga terlihat realitasnya dimana saat observasi di kelas terlihat guru sudah menyiapkan sarana dan prasarana yang baik sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

Sarana dan prasarana yang akan digunakan sudah disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan di dalam kelas. Terlihat dari adanya infocus, laptop, speaker untuk alat pengeras suara dalam membantu penyampaian materi kepada peserta didik di dalam kelas, dan buku ajar telah tersedia untuk digunakan. Sekolah SMA Negeri 5 Medan menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana dalam memudahkan guru ataupun siswa melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Dalam pembelajaran PPKn di kelas, guru tidak mempersulit peserta didik karena mengingat mereka memiliki potensi atau keberagaman. Dan berdasarkan hasil wawancara, didapatkan bahwa dengan kemudahan yang yang diberikan guru kepada peserta didik membuat 90% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas XI-IPA 1 sudah mendapatkan hasil belajar yang baik.

Keberhasilan ini juga didorong ketika guru menemukan peserta didik yang belum dapat mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan, guru akan mengajak peserta didik tersebut untuk berinteraksi dengan menanyakan

(7)

1841 kesulitan apa yang dialami nya dan menggunakan trik tersendiri untuk menghadapi hal tersebut yaitu tetap merangkul peserta didik dan memberikan evaluasi lisan yang dilakukan terhadap materi yang belum dipahami peserta didik agar guru lebih objektif mengetahui bagian mana ketidaktahuan peserta didik tersebut.

Dalam berkomunikasi dengan peserta didik, guru PPKn mengajak peserta didik untuk saling memahami dimana peserta didik mesti menjalankan tugas dan kewajiban nya sebagai seorang siswa dan begitu juga dengan guru menjalankan tugas dan kewajiban nya sebagai seorang guru. Guru PPKn di kelas XI-IPA 1 mengajak peserta didik nya untuk saling mengenal satu dengan yang lain dari hati ke hati sehingga memunculkan sikap saling menghargai antara sesama. Untuk menunjang proses pembelajaran di kelas.

Dan berdasarkan observasi langsung ke dalam kelas XI-IPA 1 saat belajar PPKn, bahwa dalam pembelajaran yang berlangsung guru mengajak semua peserta didiknya untuk ikut berpartisipasi aktif di dalam kelas tanpa ada pembedaan satu dengan yang lain. Guru berusaha agar semua peserta didik dapat aktif dalam kegiatan tanya jawab selama kegiatan belajar PPKndi kelas berlangsung. Dan terlihat bahwasannya peserta didik di kelas tersebut aktif saat belajar dengan ditandai saat guru PPKn bertanya pada beberapa murid, mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

Namun saat observasi dilakukan di dalam kelas pada les terakhir terlihat ada hal yang menjadi nilai kekurang pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung yakni dengan beragamanya peserta didik di kelas membuat ketertiban kelas belum kondusif. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi pelajaran PPKn, masih ada peserta didik yang kurang memperhatikan atau bersikap acuh tak acuh saat guru menyampaikan materi

dan bercerita dengan teman lainnya. Dan pada saat itu pula, guru PPKn di kelas XI- IPA 1 masih belum maksimal untuk meredam suasana kelas yang kurang kondusif tersebut. Hal ini memberikan informasi bahwa dalam pengelolaan peserta didik, guru PPKn kelas XI-IPA 1 masih inkonsistensi terhadap penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

Kategori Keterampilan Mengajar Guru PPKn dalam Keberagaman Peserta Didik di Kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan

Berdasarkan

penjelasan pada implementasi keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI- IPA 1 SMA Negeri 5 Medan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya yang didapatkan dari hasil wawancara kepada guru PPKn dan hasil observasi langsung di kelas XI-IPA 1 dapatlah diketahui bahwa keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI-IPA 1 SMA Negeri 5 Medan terkategori cukup baik. Hal ini dikarenakan keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI-IPA 1 sudah dilaksanakan berdasarkan pada Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Akan tetapi, dalam realitas implementasinya belum secara baik atau maksimal terlaksana dengan ditandai keterampilan mengajar dalam hal pengembangan kurikulum atau silabus dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengamalan belajar saat ini belum terealisasi dikarenakan kurangnya guru PPKn di kelas XI-IPA 1 mengikuti proses pengembangan kurikulum atau silabus dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengamalan belajar tersebut dengan teman sejawat dan pihak terkait karena usia yang tidak muda lagi dan domisili yang jauh dari lokasi sekolah tempat mengajar. Apalagi dalam hal administrasi, guru PPKn di

(8)

1842 kelas XI-IPA 1 juga belum sepenuhnya dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara baik.

Dan saat kelas tidak kondusif akibat keberagaman peserta didik dengan berbagai karakter atau sikapnya, guru PPKn di kelas XI-IPA 1 masih belum maksimal untuk meredam suasana kelas yang kurang kondusif tersebut. Hal ini memberikan informasi bahwa dalam pengelolaan peserta didik, guru PPKn kelas XI-IPA 1 masih inkonsistensi terhadap penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Sehingga dengan hal yang demikianlah yang menjadi ukuran dalam mengetahui bahwa guru PPKn kelas XI-IPA 1 terkategori cukup baik keterampilan mengajarnya di kelas terhadap keberagaman yang ada karena keterampilan yang dimiliki guru belum sepenuhnya dapat terealisasi dengan baik dalam mengelola peserta didik di kelas sebagaimana dari keterampilan mengajar yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

SIMPULAN

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI- IPA 1 SMA Negeri 5 Medan terkategori cukup baik. Hal ini dikarenakan pada realitas keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik di kelas XI-IPA 1 sudah dilaksanakan berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Akan tetapi, dalam implementasinya belum secara maksimal dengan ditandai keterampilan mengajar dalam hal pengembangan kurikulum atau silabus dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengamalan belajar saat ini belum terealisasi. Apalagi dalam hal administrasi, guru PPKn di kelas XI-IPA 1

juga belum sepenuhnya dapat melaksanakan kegiatan tersebut secara baik. Dan saat kelas tidak kondusif akibat keberagaman peserta didik dengan berbagai karakter atau sikapnya, guru PPKn di kelas XI-IPA 1 masih belum maksimal untuk meredam suasana kelas yang kurang kondusif tersebut. Hal ini memberikan informasi bahwa dalam pengelolaan peserta didik, guru PPKn kelas XI-IPA 1 masih inkonsistensi terhadap penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada guru PPKn, bagian tata usaha dan bagian kesiswaan SMA Negeri 5 Medan yang telah membantu penulis untuk melaksanakan penelitian mengenai keterampilan mengajar guru PPKn dalam keberagaman peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani & Indihadi (2018) ‘Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Menulis Narasi di SD’, All rights reserved, 5(1), pp. 11–22. Available at:

http://ejournal.upi.edu/index.php/pedadidaktik a/index.

Hatta, M. (2018) Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru.

Illahi, N. (2020) ‘Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa Dan Mutu Pendidikan Di Era Milenial’, Jurnal Asy- Syukriyyah, 21(1), pp. 1–20. Available at:

https://doi.org/10.36769/asy.v21i1.94.

Istiqomah, A. et al. (2022) ‘Analisis Kompetensi Guru Dalam Menunjang Keberhasilan Dalam Proses Belajar Mengajar di SMPN 39 Medan’, Jurnal Pendidikan Indonesia, 3(4), pp. 417–429.

Lafendry, F. (2020) ‘Kualifikasi dan kompetensi guru dalam dunia pendidikan’, Jurnal Pendidikan Islam (2020), 3, pp. 1–16.

Murdiyanto, E. (2020) Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif), Bandung: Rosda Karya. Available at:

(9)

1843

http://www.academia.edu/download/3536066 3/METODE_PENELITIAN_KUALITAIF.docx.

Rahman, A. et al. (2022) ‘Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan’, Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), pp. 1–8.

Rahmawati, H. et al. (2021)

‘Signifikansi Kebudayaan dalam Pendidikan : Refleksi Identitas Keberagaman Siswa di Ruang Kelas’, Belantika Pendidikan, 4(1), pp. 64–70.

Available at:

https://doi.org/10.47213/bp.v4i2.94.

Sanjani (2020) ‘TUGAS DAN PERANAN GURU DALAM PROSES PENINGKATAN BELAJAR MENGAJAR’, Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan, 6.

Utami, D.P. (2021) ‘IKLIM ORGANISASI KELURAHAN DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI’, Jurnal Inovasi Penelitian, 1, p. 2738.

Wau, Y. (2022) PROFESI KEPENDIDIKAN. Medan: UNIMED PRESS.

Available at: www.unimed.ac.id.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan guru dalam mengadakan variasi mengajar terhadap hasil belajar siswa pada materi biosfer kelas XI-

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh keterampilan mengajar guru bersertifikasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 21

Dibuktikan pada keterampilan guru dalam mengajar seperti guru terampil dalam membuka dan menutup pelajaran, mengelola kelas, mengadakan variasi, keterampilan bertanya dan

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Peserta Didik tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Pengaruhnya

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan keterampilan guru Fisika dalam menerapkan keterampilan proses sains pada aspek mengamati dan

atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991 dalam Hidayat). Dengan demikian keterampilan dasar

Keterampilan dasar mengajar merupakan kemampuan seorang guru dalam memberikan informasi atau pengetahuan secara professional kepada peserta didik, dengan secara bermakna dan efektif dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil tes keterampilan proses sains fisika yang dilaksanakan di kelas XI MIA 1 SMA Negeri 14 Bone dengan jumlah soal sebanyak 22 nomor dalam bentuk pilihan ganda