MODUL 1
Kontribusi Musik pada Perkembangan Anak Usia Dini
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengaruh Musik pada Perkembangan Anak Usia Dini
Teori Triune Brain-nya Dr. Paul MacLean menyebutkan bahwa sebenarnya otak manusia terdiri dari 3 bagian, yakni otak kecil (5% dari otak manusia) berupa otak dengan formasi yang rumit, merupakan bagian yang mengatur proses tubuh yang bergerak secara otomatis seperti pernafasan dan detak jantung, serta kebiasan yang bersifat otomatis. Otak kedua (10%) merupakan bagian yang mengendalikan emosi, ingatan, produksi kelenjar/hormon. Otak terbesar (85%) memfasilitasi proses berfikir.
Teori Multiole Intelligences menyebutkan bahwa setiap manusia memiliki multi intelegensi yang meliputi :
1. Linguistic Intellegence, yakni suatu kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa baik bahasa lisan dan tulisan.
2. Logical/Mathematical Intellegence, yakni suatu kemampuan menggunakan berfikir induktif dan deduktif, angka-angka, dan pola-pola abstrak.
3. Musical Intellegence, yakni kemampuan untuk memahami komunikasi dengan menggunakan pola-pola nada, bunyi, ritmik dan berat.
4. Bodily-Kinesthetic Intellegence, kemampuan menggunakan dan memahami gerakan yang bersifat fisik.
5. Visual/Spatial Intellegence, kemampuan menerima dan mengkreasikan kembali visual secara akurat di kepalanya (senirupawan, navigator, perancang, pemain catur).
6. Interpersonal Intellegence, kemampuan membuat perbedaan-perbedaan diantara individu- individu berkenaan dengan suasana hati, motovasi-motivasi dan temperamennya, dan mengkomunikasikannya.
7. Intrapersonal Intellegence, kemampuan melakukan refleksi diri dan memiliki kesadaran akan keadaan dirinya.
Plato mengatakan bahwa musiok adalah alat pendidikan yang memiliki kekuatan yang besar (the most powerfull educational aid), juga bermain.
Tujuan utama bernyanyi dan bermain adalah bergembira. Melalui aktivitas tersebut mereka mengekspresikan diri mereka. Bermain dan bermusik adalah aktivitas yang saling berhubungan erat, berperan penting bagi perkembangan mental dan intelektual mereka.
Menurut Lay-Dopyera & Dopyera (1997; 396), beberapa anak menghubungkan musik melalui gerakan-gerakan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Yazejian dan Peisner-Feinberg (2002) peneliti dari FPG Child Development Institude, USA, bahwa pengalaman musik dan gerak kerapkali dipandang sebagai aktivitas dan materi yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan berbahasa dan kognitif anak yakni kemampuan-kemampuan yang diasosiasikan dengan definisi konvensional dari kesiapan bersekolah.
Melalui kegiatan bermusik, menurut mereka, ada beberapa domain yang digarap, yakni diantaranya :
1. Perkembangan Psikomotorik
Peneliti Karen Wolff (1979) melakukan eksperimen yang mengumpulkan dua kelompok anak usia dini untuk melihat bahwa kebiasaan menyuguhkan irama musik dan lagu-lagu ternyata berpengaruh positif pada keterampilan motorik anak.
2. Perkembangan Sosial-Emosional 3. Perkembangan Kemampuan Berbahasa
Dengan sering anak usia dini bernyanyi, bersyair, dan berpantun (ketiganya berirama) dan memainkan permainan-permainan berirama. Aktivitas-aktivitas ini dappat meningkatkan dan perbendaharaan kata pada anak-anak.
4. Perkembangan Kognitif dan Pengetahuan Umum
KEGIATAN BELAJAR 2
Proses Belajar Musik pada Anak Usia Dini
Berikut disajikan dua hasil penelitian yang dilakukan oleh Moog dn Gordon yang meneliti bagaimana proses anak mengenali musik. Menurutnya (Moog, H, 1976) :
1. Ketika seorang ibu mendengarkan musik kepada bayinya selama bulan-bulan terakhir kehamilan, jabang bayi akan menjadi aktif bergerak.
2. Pada saat senyumnya yang pertama, musik-musik lembut dengan pitch nada tinggi akan membuatnya tenang.
3. Hal ini akan berubah ketika bayi berumur empat hingga enam bulan, bayi akan bereaksi mencari sumber musik dan mendengarkannya dengan cermat.
4. Anada-nada tinggi dari suara penyanyi atau insrtumen musik seperti rekorder dan glokensipiel membawa efek menenangkan bayi.
5. Antara usia empat dan enam bulan, anak mulai memberikan respons pda musik yang didengarkan padanya dengan jelas, berupa gerakan-gerakan yang diulang-ulang.
6. Usia antara lima belas bulan hingga satu setengah tahun, beberapa anak mulai menyesuaikan gerakan-gerakan mereka dengan irama musik, namun dalam durasi yang pendek.
7. Segera setelah mereka mulai dapat melakuakan gerakan-gerakan dengan tetap.
8. Pada usia satu setengah tahun, anak mulai suka dengan anak-anak yang lain.
9. Sekitar usia dua tahun, anak mulai memperlihatkan kemampuannya mendengarkan musik dengan durasi yang lebih lama dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.
10. Usia antara satu hingga dua tahun, anak mulai mengimitasi (menirukan) lagu-lagu anak- anak yang pernah mereka dengar.
11. Sebagian besar anak usia tiga tahun dan lima tahun akan membuat gerakan-gerakan spontan dan variasi-variasinya dalam merespons musik.
12. Anak usia empat dan enam tahun yang dapat mensinkronkan gerakan ciptaan mereka dengan irama musik meningkat dua kali lipat pada periode ini.
13. Ketika sebuah lagu didengarkan atau dimainkan pada instrumen musik (tanpa syair), hanya 40% dari anak empat tahun yang dapat mengenali lagu tersebut.
Ada dua jenis bimbingan informal, yakni bimbingan informal tak terstruktur yang berlangsung dari sejak anak lahir hingga berusia 3 tahun dimana orang tua atau gurunya tidak merencanakan secara khusus apa yang harus dikatakan atau diperbuat oleh anak. Jenis yang kedua adalah
bimbingan informal terstruktur yakni dimana orang tua atau gurunya membuat perencanaan yang khusus apa yang dikatakan dan diperbuat oleh anak, tetapi tidak mengharapkan respons-respons yang spesifik dari anak.
Ada tiga tipe persiapan audiasi, yakni akulturasi, imitasi dan asimilasi. Di ketiga tipe ini ada tujuh (7) tahapan seperti tampak pada tabel berikut ini :
Tipe dan Tahapan Persiapan Audiasi
Tipe Tahap
1. Akulturasi :
0 tahun – 2 atau 4 tahun :
Berhubungan dengan sedikitnya kesadaran terhadap lingkungan.
Penyerapan : Mendengarkan dan menyuarakan bunyi musik dari lingkungan sekitar anak.
Respons secara acak : Bergerak dan bercoleteh dalam merespons, tetapi tanpa menghubungkannya dengan bunyi-bunyi musik dari lingkungan sekitar anak.
Respons dengan tujuan : Mencoba menghubungkan gerakan dan coletehnya dengan bunyi-bunyi musik dari lingkungan sekitar anak.
2. Imitasi :
Usia 2-4 tahun hingga 3-5 tahun : berkaitan dengan kesadaran berfikir yang difokuskan pada lingkungan.
Penampilan Ego : Mengenali bahwa gerakan- gerakan dan coletehnya tidak sesuai dengan bunyi musik dari lingkungan sekitar anak.
Pemecahan Kode : Menirukan dengan beberapa ketepatan bunyi musik yang didengarnya, khususnya pola-pola nada dan ritmiknya.
3. Asimilasi :
Usia 3-5 tahun hingga 4-6 tahun : berkaitan dengan kesadaran berfikir
Introfeksi : Mengenali kurangnya koordinasi antara bernyanyi dan pemafasan, dan antara teriakan dan gerakan, termasuk pemafasan.
Koordinasi : Mengoordinasi bernyanyi dan berteriak dengan pernafasan dan gerakan.
MODUL 2
Kemampuan Musikal dan
Karakteristik Musik Anak Usia Dini
KEGIATAN BELAJAR 1 Kemampuan Musikal Anak Usia Dini A. KEMAMPUAN RASA RITMIK
1. Kemampuan Rasa Ritmik Anak Usia Dini ( 3- 4 tahun ) a. Blessedell, D.S. (1991)
b. Frega, A.L. (1979) c. Rainbow, E.L. (1979) d. Jordan, F.L.
2. Kemampuan Rasa Ritmis pada Anak Usia 5 – 6 tahun a. Frega, A.L. (1979)
b. Rainbow, E. (1977)
c. Schleuter S.L and Schleuter L.J, (1985)
B. PERKEMBANGAN BERNYANYI ANAK USIA 3 – 4 TAHUN
Daftar berikut ini merupakan kumpulan dari penelitian yang pernah dilakukan dari tahun 1987 – 1995 di mancanegara.
1. Kemampuan Bernyanyi Anak Usia 3-4 Tahun (Usia Dini)
a. Kemampuan menangkap pitch dapat dilakukan anak umur 2 – 6 tahun.
b. Anak bernyanyi dengan wilayah suara Bes – Ges oktaf satu.
c. Anak mengalami kesulitan dalam membedakan pitch.
d. Kualitas suaranya lebih tebak ketika menyanyikan lagu favoritnya.
e. Kehadiran rangsangan vokal (adanya rekaman nyanyian yang diperdengarkan kepada anak).
f. Tidak hubungan yang signifikan antara penyajian ritmik dari lagu yang berteks ataupun yang lagu tidak berteks.
g. Tidak ada hubungan antara pengembangan bahasa dengan penampilan anak.
h. Pada umumnya anak dapat menyanyikan dengan pitch yang tepat.
i. Pengarahan dari guru yang menggunakan suara kepala lebih tinggi secara signifikan daripada anak-anak yang bernyanyi menggunakan suara.
2. Kemampuan Bernyanyi Anak Usia 5-6 Tahun (Usia Dini)
a. Bila kepada anak usia 5-6 tahun diperkenalkan melodi dengan pitch yang bervariasi.
b. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan bernyanyi bagi anak yang diajarkan bernyanyi tanpa iringan piano.
c. Anak dapat bernyanyi dengan tepat/akurat secara individu dengan mengganti teksnya dengan “la la la”.
d. Anak perempuan pada usia ini bernyanyi lebih akurat dibandingkan anak laki-laki seusianya.
e. Anak perempuan bernyanyi dalam kelompok lebih akurat dibandingkan anak laki- laki.
f. Bila kepada mereka diajarkan lagu dengan nada dasar rendah akan sedikit mengalami kesulitan.
g. Anak lebih mampu bernyanyi sebuah lagu secara akurat pada ritmik daripada pitch nadanya.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Musik Anak Usia Dini A. VOKAL
Bila kita perhatikan perkembangan anak kita, pada awalnya, anak akan mencoba bernyanyi dengan cara menirukan suku kata terakhir pada sanjak di tiap akhir kalimat lagu. Misalnya pada lagu ‘Mata Saya’, dia akan menirukan suku kata terakhir tiap kalimat , seperti : … dua mata saYA, hidung saya saTU, pakai sepatu baRU … (huruf- huruf besar tersebut adalah bagian yang dinyanyikan oleh anak) dia menirukan sambil memperhatikan wajah kita sesekali mengamati gerak bibir kita.
B. KEMAMPUAN MENDENGARKAN 1. Gerakan
Ketika anak merespons musik dengan gerakan-gerakannya, hal itu menunjukan bahwa anak telah mengintegrasikan musik sebagai bagian dari hidupnya.
Dalam memilih lagu bagi anak usia prasekolah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru.
Menurut Palmer, lagu yang dipilih untuk anak-anak prasekolah adalah nyanyian yang :
a. Dapat mendorong anak untuk aktif terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan guru.
b. Berhubungan dengan minat anak-anak.
c. Berhubungan dengan dunia anak-anak.
d. Memiliki melodi yang berisi frasa-frasa yang diulang-ulang sehingga mudah dipelajari dan diingat oleh anak-anak.
e. Menekankan pada unsur-unsur : ritmik, irama dan aliterasi.
f. Anak-anak dapat diminta untuk menggantikan nama sendiri, atau teman-temannya, atau saudara-saudaranya bila nyanyian tersebut menyebutkan nama orang.
Sedangkan menurut Swanson, karekteristik lagu yang baik untuk anak prasekolah adalah lagu- lagu yang :
a. Melodinya mudah diingat oleh anak dab nebarik untuk dinyanyikan tanpa teks.
b. Irama yang menarik perhatikan anak.
c. Teks lagunya memiliki kerangka irama yang sama dengan irama lagu, dan teksnya sesuai dengan garis melodi musiknya.
d. Dengan rasa teks sesuia dengan pesan dan rasa musiknya.
e. Teksnya sebaiknya menggunakan kata-kata yang diulang-ulang.
f. Wilayah melodinya harus sesuai dengan wilayah suara anak-anak.
Ada enam hal yang perlu diperhatikan ketika guru mencari lagu untuk diajarkan kepada anak- anak, yakni :
a. Nyanyian haruslah relevan, penuh makna dan menarik anak-anak.
b. Lagu mengandung cerita singkat yang sesuai dengan dunia anak-anak.
c. Melodi lagu haruslah sederhana, singkat dan mudah diingat anak-anak.
d. Nyanyian sebaliknya berisi informasi apa yang perlu dipelajari anak masa mendatang.
e. Nyanyian sebaiknya mengulang informasi dan keterampilan praktis yang dapat dilakukan anak-anak.
f. Nyanyian sebaiknya dapat diapresiasi anak-anak sesuai umurnya.