• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kimia zat warna sintetis dan alami

Yudha Eka Praditya

Academic year: 2023

Membagikan "Kimia zat warna sintetis dan alami"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Pertemuan 3 Kimia Zat Warna Nama : M Yudha Eka Praditya NIM : 3212211013

Rangkuman dari Zat warna alami dan sintetis

Pewarna Alami:

1. Sumber :Pewarna alami berasal dari sumber tumbuhan, hewan, dan mineral. Sumber- sumber ini termasuk nila, akar gila, serangga cochineal, dan pacar.

2. Efek terhadap lingkungan: Pewarna alami dianggap lebih ramah lingkungan karena terbarukan dan dapat terurai secara hayati. Mereka telah digunakan selama berabad-abad di berbagai kebudayaan.

3. Varian warna: Pewarna alami dapat menghasilkan beragam warna, namun warna akhir dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sumber, persiapan, dan metode pengaplikasian.

4. Aplikasi: Pewarna ini memerlukan berbagai mordan (zat yang membantu mengikat pewarna pada kain) dan proses khusus untuk mencapai ketahanan warna dan daya tahan.

5. Kekurangan: Pewarna alami mungkin kurang tahan luntur dibandingkan pewarna sintetis, dan prosesnya bisa memakan banyak tenaga. Selain itu, sumber dan ketersediaan bahan pewarna alami dapat menjadi sebuah tantangan.

Pewarna Sintetis:

1. Sumber: Pewarna sintetis adalah senyawa hasil sintesis kimia yang dibuat dari berbagai prekursor kimia. Mereka dikembangkan pada pertengahan abad ke-19.

2. Hasil : Pewarna sintetis menawarkan warna yang lebih konsisten dan cerah dibandingkan pewarna alami, dan dapat diformulasikan secara tepat untuk corak tertentu.

3. Ketahanan Warna : Pewarna ini cenderung lebih tahan luntur dan tahan luntur jika dibandingkan dengan pewarna alami, terutama bila digunakan dengan bahan pengikat yang sesuai.

4. Aplikasi : Pewarna sintetis lebih mudah diaplikasikan karena sering kali memerlukan lebih sedikit bahan kimia tambahan, seperti mordan, untuk melekat pada kain.

5. Efek terhadap lingkungan: Banyak pewarna sintetis yang menimbulkan kekhawatiran terhadap lingkungan karena bahan kimia yang terlibat dalam produksinya dan potensi masalah polusi.

(2)

6. Ketersediaan : Pewarna sintetis sudah tersedia dan memiliki beragam kegunaan, termasuk tekstil, plastik, dan banyak lagi.

Pewarna alami berasal dari sumber organik dan dianggap lebih ramah lingkungan namun mungkin kurang cerah dan luntur warnanya. Pewarna sintetis diproduksi secara kimia, menghasilkan warna yang konsisten dan cerah, namun menimbulkan masalah lingkungan dan mungkin tidak dapat terurai secara hayati. Pilihan antara pewarna alami dan sintetis bergantung pada faktor-faktor seperti tujuan keberlanjutan, persyaratan warna, dan tujuan penggunaan.

Contoh Pewarna Alami dan Sumbernya :

1. Nila/indigo (Alami):

Sumber: Pewarna indigo diekstraksi dari daun tanaman indigofera, terutama Indigofera tinctoria.

2. Cochineal (Alami):

Sumber: Pewarna cochineal berasal dari potongan tubuh serangga cochineal betina (Dactylopius coccus), yang ditemukan pada bantalan kaktus pir berduri.

3. Henna (Alami):

Sumber: Pewarna henna terbuat dari daun tanaman henna (Lawsonia inermis) yang dihaluskan.

4. Kunyit (Alami):

Sumber: Pewarna kunyit diperoleh dari rimpang (batang bawah tanah) tanaman kunyit (Curcuma longa).

5. Kayu Log (Alami)

Sumber Pewarna kayu gelondongan berasal dari inti kayu pohon kayu gelondongan (Haematoxylum campechianum).

Contoh Pewarna Sintetis :

1. Pewarna Azo (Sintetis):

Sumber: Pewarna ini disintesis dari senyawa kimia yang dikenal sebagai senyawa azo.

Mereka banyak digunakan dan mencakup berbagai warna.

2. Pewarna Reaktif (Sintetis):

Sumber: Pewarna reaktif dibuat dengan mengikat molekul pewarna ke kain secara kimia menggunakan gugus reaktif, sehingga meningkatkan ketahanan warnanya.

(3)

3. Pewarna Langsung (Sintetis):

Sumber: Pewarna langsung adalah pewarna sintetis yang diaplikasikan langsung pada kain tanpa memerlukan mordan.

4. Pewarna Asam (Sintetis):

Sumber: Pewarna asam adalah pewarna sintetis yang cocok digunakan pada serat protein seperti wol dan sutra. Mereka sering kali berasal dari senyawa tar batubara.

5. Pewarna Dasar (Sintetis):

Sumber: Pewarna dasar adalah pewarna sintetis dengan muatan positif dan digunakan terutama untuk mewarnai serat akrilik dan nilon.

6. Pewarna Ppn (Sintetis):

Sumber: Pewarna tong adalah pewarna sintetis yang digunakan untuk serat selulosa dan berasal dari berbagai prekursor kimia, termasuk turunan antrakuinon.

7. Pewarna Dispersi (Sintetis)

Sumber: Pewarna dispersi adalah pewarna sintetis yang digunakan untuk mewarnai serat sintetis seperti poliester dan berasal dari senyawa kimia.

Contoh-contoh ini menggambarkan keragaman pewarna alami dan sintetis, yang masing-masing mempunyai sumber atau asal sintetiknya sendiri. Pemilihan pewarna tergantung pada warna yang diinginkan, jenis kain, metode pengaplikasian, dan pertimbangan lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

pembuatan zat warna alami untuk tekstil dari buah mangsi serta dapat. mempelajari

Hasil zat warna alami tekstil dari biji Mahkotadewa dapat diperoleh dengan menggunakan dua cara, yaitu ekstraksi secara batch dan ekstraksi menggunakan soxhlet

PERANCANGAN ALAT BANTU PROSES PENCELUPAN ZAT WARNA DAN PENGUNCIAN WARNA PADA KAIN BATIK SEBAGAI USAHA MENGURANGI INTERAKSI DENGAN ZAT KIMIA DAN MEMPERBAIKI

Ekstraksi zat warna dari kulit manggis ( Garcinia mangostana ) pada suhu 60 0 C menghasilkan ekstrak zat warna yang memiliki intensitas warna tertinggi pada

Zat warna pekat dari kulit buah naga super merah kemudian diaplikasikan pada makanan (es puter) selanjutnya dilakukan uji organoleptik. Aplikasi zat warna dari

Hasil perbandingan alat dapat diketahui bahwa alat ekstraktor-evaporator zat warna alami skala UMKM mampu bekerja sesuai yang diharapkan dan terbukti dapat

Pada uji coba zat warna cair pekat ke makanan dari daun pandan menghasilkan warna hijau tua sedangkan zat warna cair pekat dari biji kesumba menghasilkan warna merah tua. and

Zat warna disisolasi Cara kerja Isolasi Zat Warna Sampel yang digunakan pada penelitian ini berasal dari pasar tradisonal dimana jenis makanan yang dipilih tersebut merupakan