• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) pada Rendaman Air Sungai Mahakam Campur Tawas Berdasarkan Uji Marshall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kinerja Perkerasan Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) pada Rendaman Air Sungai Mahakam Campur Tawas Berdasarkan Uji Marshall"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Manfaat Penelitian

Luaran

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Menurut Aziz dkk, 2013 “Pengaruh penambahan tawas a12(so4)3 dan klorin CA(OCI)2 terhadap sifat fisik dan kimia air Sungai Lambidaro”. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa BOD5 dan COD air Sungai Lambidaro melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Sumsel Nomor 16 Tahun 2005. Namun air Sungai Lambidaro tergolong normal. , karena tidak mengandung senyawa berbahaya yaitu merkuri, arsen, selenium, nitrat dan kobalt.

Pengaruh lama perendaman: Pada sampel yang direndam dalam air PDAM, nilai stabilitasnya menurun sebesar 19,75%, nilai alirannya menurun sebesar 12,02%, VIM dan VMA meningkat sebesar 75,03% dan 19,82%, sedangkan VFWA menurun sebesar 13,41%, densitas dan MQ menurun. penurunan sebesar 3,68% dan 6,43%. Menurut Izzed et al., 2022 “Pengaruh terendam air Sungai Mahakam terhadap Lapisan Keausan Aspal Beton (AC-WC) berdasarkan Uji Marshall”. Nilai KAO untuk rendaman air PDAM 1 hari sebesar 5,75%, 3 hari sebesar 5,93%, sedangkan untuk rendaman air Sungai Mahakam 1 hari 3 hari tidak diperoleh karena nilai VIM dan VFWA tidak ada yang memenuhi. spesifikasi yang diterapkan.

Terkait lama perendaman, PDAM mengalami penurunan nilai stabilitas sebesar 19,75%, penurunan nilai aliran sebesar 12,02%, peningkatan nilai VIM sebesar 75,03%, penurunan nilai VFWA sebesar 13,41%, peningkatan mengalami nilai VMA sebesar 19,82%, penurunan nilai densitas sebesar 3,68%, dan penurunan nilai MQ sebesar 6,43%. Air Sungai Mahakam mengalami penurunan nilai kestabilan sebesar 9,42%, peningkatan nilai aliran sebesar 25,82%, peningkatan nilai VIM sebesar 16,70%, penurunan nilai VFWA sebesar 3,23%, peningkatan nilai VMA sebesar 6,96%, penurunan nilai densitas sebesar 1,65%, dan penurunan nilai MQ sebesar 30,75%.

Dasar Teori

Beban yang bekerja pada perkerasan lentur berupa gaya vertikal yaitu berat beban kendaraan, gaya horizontal yaitu gaya geser rem, dan gaya getaran akibat tumbukan roda. Lapisan permukaan harus mengambil semua gaya kerja, lapisan pondasi atas mengambil gaya vertikal dan getaran, dan lapisan dasar mengambil gaya vertikal.

AC-WC (ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE)

Aspal

Pasir Palu

Batu Palu

Batu martil yang terbelah dapat dikerjakan untuk mendapatkan ukuran batu yang berbeda dengan memecah batu besar menjadi batu yang lebih kecil. Batu belah sendiri memiliki ukuran mulai dari 10mm hingga 50mm, berbeda ukuran berarti berbeda pula fungsi dan kegunaannya.

Tabel 2.5 Ketentuan Agregat Kasar
Tabel 2.5 Ketentuan Agregat Kasar

Gradasi Agragat Gabungan

Air PDAM Kota Samarinda

Air Sungai Mahakam

Marshall Test

Perhitungan Marshall

  • Berat Jenis Aspal
  • Stabilitas
  • Kelelehan (flow)
  • Marshall Quotient
  • Rongga Dalam Campuran (voids in the mix)
  • Rongga Terisi Aspal (Voids Filled With Asphalt)
  • Rongga dalam Agregat (Voids mineral Agregat)
  • Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat

Pengambilan air Sungai Mahakam sebanyak satu liter sebagai wadah air berisi 20 liter kemudian disimpan di laboratorium untuk dilakukan pengujian. Hasil pengujian air Sungai Mahakam menunjukkan pH 7,0 dan pengamatan fisik menunjukkan air Sungai Mahakam berwarna coklat kemerahan dan berbau. Pada tahap pengujian ini dilakukan 3 variasi perendaman yaitu 12 jam, 24 jam dan 48 jam, perendaman dengan air PDAM dan air Sungai Mahakam + Tawas 1% sebagai pembanding.

Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 hasil nilai uji Marshall untuk air Sungai Mahakam + 1% Tawas dengan air PDAM, ada beberapa yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018. Pada tahap ini dilakukan pengujian pada tahun 3 variasi perendaman yaitu 12 jam, 24 jam dan 48 jam, serta direndam dengan air PDAM dan air Sungai Mahakam + Tawas 1%. Berdasarkan Gambar 4.3, nilai perbandingan kestabilan air grafik Sungai Mahakam + Tawas mengalami penurunan sebesar 1% semakin lama direndam.

Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan nilai debit rendaman air Sungai Mahakam + air Tawas 1% dengan air PDAM. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan nilai VITM air sungai Mahakam yang terendam+1% dengan air PDAM. Berdasarkan Gambar 4.4 diatas terdapat grafik perbandingan nilai VITM air Sungai Mahakam + Tawas1% yang mengalami nilai fluktuatif.

Dari hasil analisa dan pembahasan terdapat perbedaan nilai VMA rendaman air Sungai Mahakam + 1% Tawas dan air PDAM. Berdasarkan Gambar 4.6 diatas terdapat grafik perbandingan nilai VMA air Sungai Mahakam + 1% Tawas mengalami nilai yang fluktuatif. Artinya, baik sampel air Sungai Mahakam maupun air PDAM, bisa saja mengalami fluktuasi nilai kepadatan.

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada aspal pen tipe 60/70 pada campuran AC-WC dengan melakukan percobaan perendaman dengan air Sungai Mahakam + 1% Tawas dan air PDAM sebagai pembanding untuk menentukan nilai marshall yang akan ditentukan. , dapat disimpulkan sebagai berikut. Dari hasil pengujian campuran aspal kerikil 60/70 pada lapisan AC-WC terlihat bahwa air Sungai Mahakam + air Tawas 1% dan air PDAM dapat merusak sekaligus mengurangi keawetan lapisan aspal. Hasil perbandingan pengujian dengan menggunakan alat uji Marshall di laboratorium yang direndam dalam air Sungai Mahakam + 1% menunjukkan bahwa pada saat dilakukan pengujian kestabilan air Sungai Mahakam + Tawas 1% : semakin lama direndam maka semakin rendah. dulu.

METODE PENELITIAN

Teknis Pengamatan

Data primer adalah data hasil penelitian langsung terhadap kegiatan yang berlangsung di laboratorium dan dipelajari secara langsung mengikuti tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat praktek atau data hasil penelitian laboratorium yang mencakup seluruh hasil pengujian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa rumus dan teori yang berkaitan dengan parameter pengujian materi dan pengujian Marshall.

Alat dan Bahan

  • Pengambilan Air Sungai Mahakam

Air Sungai Mahakam diambil sampelnya untuk direndam tepatnya di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian airnya dianalisis di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Prosedur Pembuatan Sampel

  • Persiapan Benda Uji
  • Persiapan Campuran
  • Pemadatan Benda Uji
  • Prosedur Pengujian Marshall

Setelah pemasangan, tunggu 10 menit sebelum mengeluarkan benda uji dari cetakan dengan hati-hati menggunakan dongkrak. Ambil benda uji yang tersisa, lalu ambil untuk diukur beratnya, tinggi 3 sisinya dan diameternya. Benda uji dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian setiap benda uji diberi tanda pengenal untuk ketelitian pengujian.

Rendam sampel dalam bak berisi air selama 12 jam, 24 jam, dan 48 jam. Setelah direndam, benda uji dikeluarkan, dilap hingga permukaannya kering, kemudian ditimbang hingga diperoleh (berat kering permukaan jenuh). Kemudian benda uji direndam dalam oven air panas (Water Bath) hingga mencapai suhu 60º C, selama 30 menit.

Print head dan benda uji diangkat hingga menyentuh/menempel pada dasar cincin uji dengan cara memutar tombol atas pada mesin uji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membaca atau mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini. Pembuatan benda uji dilakukan dengan mencampurkan seluruh agregat dan aspal dengan sampel uji sebanyak 18 buah.Kadar aspal diambil sesuai perhitungan campuran rancangan yaitu 5,3%. Benda uji sebanyak 9 buah direndam dalam air sungai Mahakam yang dicampur tawas 1% selama 12 jam, 24 jam, dan 48 jam.

Pengujian laboratorium merupakan suatu metode yang dilakukan dalam penelitian ini, dimana pengujian laboratorium berfungsi untuk menguji bahan, mengetahui hasil pengujian yang dilakukan selama praktikum dan untuk memperoleh data pengujian.

Tabel 3.1 Perhitungan Mix Desain
Tabel 3.1 Perhitungan Mix Desain

Diagram Alir

Pada uji kestabilan air PDAM semakin lama perendaman maka semakin rendah, terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 5,77% dibandingkan perendaman 12 jam, dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 14,01% dibandingkan dengan 24- perendaman satu jam, artinya kedua grafik tersebut bisa saja mengalami penurunan. Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 19,22% dibandingkan perendaman 12 jam, dan perendaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 33,98% dibandingkan perendaman 24 jam. Sedangkan pada uji kestabilan air PDAM terlihat perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 21,90% dibandingkan perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 33,66% dibandingkan perendaman 24 jam.

Terlihat pada perendaman 24 jam terjadi peningkatan sebesar 9,82% dibandingkan perendaman 12 jam dan pada perendaman 48 jam terjadi penurunan sebesar 7,62% dibandingkan 24 jam, sedangkan air PDAM pada dan mengalami penurunan. Ternyata perendaman 24 jam mengalami peningkatan sebesar 16,75% dibandingkan perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 31,59% dibandingkan perendaman 24 jam. Ternyata perendaman 24 jam mengalami peningkatan sebesar 4,83% dibandingkan perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 4,28% dibandingkan perendaman 24 jam, sedangkan air PDAM hasilnya naik turun.

Air merupakan salah satu musuh aspal. Oleh karena itu, perlu adanya penyuluhan kepada pemerintah dan penyedia jasa konstruksi agar perkerasan lentur apa pun, khususnya di Kutai Kartanegara dan Samarinda yang dekat dengan Sungai Mahakam, dapat mengamankan perkerasan tersebut agar tidak terekspos. terhadap air sungai, apalagi genangan air akibat air sungai, dapat merusak atau menurunkan kekuatan dan ketahanan struktur perkerasan aspal.

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dan Hasil Pengujian Material

  • Pengujian aspal
  • Pengujian Agregat Kasar
  • Pengujian Agregat Halus
  • Pengujian Air Sungai Mahakam
  • Pengujian Air PDAM

Data pengujian aspal meliputi uji penetrasi, titik lembek, titik nyala, titik bakar, dan berat jenis. Data yang diperoleh yaitu berat air 33 gram, berat aspal 61 gram, volume air 94 gram, volume aspal 61 gram, dan berat jenis aspal 1 gram/cc. Hasil pengujian berat jenis agregat kasar yaitu berat jenis agregat kasar 2,35 gram, berat jenis permukaan jenuh 2,29 gram, berat jenis semu 2,21 gram, berat jenis rata-rata 2,28 gram, dan serapan 2,65%.

Air PDAM ditampung dengan menggunakan ember sebagai wadah air berisi 20 liter kemudian disimpan di laboratorium untuk dijadikan bahan rendaman.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar  Berat Jenis Agregat Kasar
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar Berat Jenis Agregat Kasar

Perhitungan Mix Desain

  • Data Analisis Saringan
  • Kadar Aspal

Dari hasil data analisis ayakan, dapat dihitung berat total setiap ayakan dengan kadar aspal 5,3% yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Saringan
Tabel 4. 7 Hasil Analisis Saringan

Pengujian Dengan Alat Marshal

Hasil Pengujian Marshal Dengan Perendaman Air PDAM dan Air Sungai

Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 23,73% dibandingkan perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 37,44% dibandingkan perendaman 24 jam. Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 40,33% dibandingkan perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 5,98% dibandingkan perendaman 24 jam. Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 3,06% pada perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 5,99% pada perendaman 24 jam.

Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami peningkatan sebesar 4,84% dari perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 10,16% dari perendaman 24 jam. Terlihat penyelaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 0,79% dari penyelaman 12 jam dan penyelaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 0,75% dari penyelaman 24 jam. Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 0,91% dari perendaman 12 jam dan perendaman 48 jam mengalami peningkatan sebesar 2,01% dari perendaman 24 jam.

Terlihat bahwa perendaman 24 jam mengalami penurunan sebesar 5,77% dibandingkan perendaman 12 jam, dan perendaman 48 jam mengalami penurunan sebesar 14,01% dibandingkan perendaman 24 jam.

Gambar 4.4 Grafik Flow Perbandingan Air Sungai Mahakam   Dengan Air PDAM
Gambar 4.4 Grafik Flow Perbandingan Air Sungai Mahakam Dengan Air PDAM

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan mengembangkan penelitian ini, seperti pemilihan agregat yang berbeda, waktu perendaman, penetrasi aspal yang berbeda dan penggunaan jenis aspal yang berbeda. Pengaruh pasang surut air laut terhadap campuran aspal beton (AC-WC) dengan tembakan baja modifikasi ramah lingkungan. Pengaruh lama perendaman benda uji AC-WC terhadap nilai stabilitas dan nilai aliran berdasarkan spesifikasi Bina Marga 2018.

Gambar

Tabel 2.1 Ketentuan Aspal Keras
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Aspal
Tabel 2.4 Hasil Pengujian Volume Dan Kelembapan Agregat Halus
Tabel 2.3 Ketentuan Agregat Halus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan proyek akhir berjudul ” Penggunaan Perkerasan Aspal Recycling pada Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap Stabilitas Campuran Laston “ telah

Hubungan Stabilitas Dengan Kadar Aspal Dari hasil pengujian stabilitas memperlihatkan bahwa penggunaan aspal plastik dengan kadar aspal 4,9% dalam campuran AC-WC berpengaruh terhadap

HASIL DAN DISKUSI Dari pengujian yang menggunakan alat Marshall didapat karakterisitik aspal AC-WC berupa nilai stabilitas, flow, Density, VITM, VMA, VFWA, dan MQ dapat dilihat pada

Lampiran 4 Surat Keterangan

PENGARUH RENDAMAN AIR BENANGA PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE AC-WC BERDASARKAN KARAKTERISTIK MARSHALL The Effect of Flooring Water Soat on Asphalt Concrete Wearing Course

Pengaruh Rendaman Air Sungai Mahakam Pada Aspal Beton Asphalt Concrete Wearing Course AC-WC Berdasarkan Uji Marshall.. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Pengaruh penambahan limbah serbuk kaca sebagai bahan pengisi pada campuran aspal beton lapis aus

Pengaruh penggunaan filler pasir besi dan semen dalam campuran aspal concrete wearing course