• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIT Wigar Abhypraya Rusmana [1]

N/A
N/A
William Nadiv

Academic year: 2025

Membagikan "KIT Wigar Abhypraya Rusmana [1]"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH TERAPAN KIW KIW

IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN

DI ATAS KAPAL X

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Transpotasi (A.Md.Tra)

Disusun Oleh :

WIGAR ABHYPRAYA RUSMANA NRT. 22.10.21.045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STUDI NAUTIKA POLITEKNIK PELAYARAN BANTEN

TANGERANG 2024

(2)

KARYA ILMIAH TERAPAN KIW KIW

IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN

DI ATAS KAPAL X

Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Transportasi (A.Md.Tra)

Oleh :

WIGAR ABHYPRAYA RUSMANA NRT. 22.10.21.045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STUDI NAUTIKA POLITEKNIK PELAYARAN BANTEN

TAHUN 2024

i

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wigar Abhypraya Rusmana

Nomor Registrasi Taruna : 22.10.21.045

Program Studi : Diploma III Studi Nautika

Judul :“IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR

(ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X”

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam karya ilmiah terapan ini benar-benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan/

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam karya ilmiah terapan ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/ sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

ii

Tangerang,…………..2024

Materai 10000

Wigar Abhypraya Rusmana 22.10.21.045

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SEMINAR PROPOSAL KIT Karya Ilmiah Terapan dengan judul :

“IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X”

Nama Taruna : Wigar Abhypraya Rusmana

NRT : 22.10.21.045

Program Studi D III : Nautika

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke seminar proposal KIT.

Tangerang,………2024

iii

Pembimbing I Pembimbing II

Astri Kustina Dewi, S.ST., M.Si NIP. 19861226 201902 2 002

Pramudyasari Nur Bintari, M.Pd NIP. 19900629 202012 2 003

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN Proposal Karya Ilmiah Terapan dengan Judul:

“IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X”

Disusun dan diajukan Oleh.

Nama : Wigar Abhypraya Rusmana

NRT : 22.10.21.045

Program Studi D III : Studi Nautika

Telah diseminarkan pada tanggal,….bulan….tahun….dan telah direvisi sesuai dengan masukan tim penguji.

Ketua/Penguji I Nama

NIP (………)

Penguji II Nama

NIP (………)

Penguji III Nama

NIP (………)

Ketua Program Studi Studi Nautika Vidiana Anggeranika, S.ST., M.SI

NIP.1983 01272010 122002 (………)

iv

(6)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SEMINAR HASIL KIT Karya Ilmiah Terapan dengan judul:

“IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X

Nama : Wigar Abhypraya Rusmana

NRT : 22.10.21.045

Program Studi : Diploma III Studi Nautika

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan seminar hasil KIT

Tangerang,……….2024

Pembimbing I

Astri Kustina Dewi, S.ST., M.Si NIP. 19861226 201902 2 002

Pembimbing II

Pramudyasari Nur Bintari, M.Pd NIP. 19900629 202012 2 003

v

(7)

HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN Karya Ilmiah Terapan dengan Judul:

“IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X”

Nama : Wigar Abhypraya Rusmana

NRT : 22.10.21.045

Program Studi : Diploma III Studi Nautika

Telah dipertahankan dalam seminar hasil Karya Ilmiah Terapan Program Studi Diploma III Politeknik Pelayaran Banten pada hari…, tanggal…., tahun…, dan telah direvisi sesuai dengan masukan tim penguji

Tangerang,……….2024 Ketua/Penguji I

Nama

NIP (………)

Penguji II Nama

NIP (………)

Penguji III Nama

NIP (………)

Ketua Program Studi Studi Nautika Vidiana Anggeranika, S.ST., M.SI

NIP. 1983 01272010 122002 (………)

vi

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dengan segala kuasa dan anugerah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul: “IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA ANTISIPASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL X

Pada kesempatan ini, tak lupa penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu kegiatan penelitian ini sehingga dapat terlaksana degan lancar, antara lain kepada:

1. Bapak Capt. Semuel Palembangan M.T.,M.Mar. selaku Direktur Politeknik Pelayaran Banten

2. Ibu Vidiana Anggeranika, S.Si.T., M.M.Tr selaku Ketua Program Studi Studi Nautika

3. Ibu Astri Kustina Dewi, S.ST., M.Si, dan Ibu Pramudyasari Nur Bintari, M.Pd. selaku Pembimbing Karya Ilmiah Terapan yang telah memberikan bimbingan dan masukannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

4. Seluruh keluarga besarku dan kedua orang tuaku atas dukungan, semangat dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Ilmiah Terapan ini selesai pada waktunya.

5. Rekan seperjuangan khususnya Program Studi Studi Nautika B yang selalu mendukung proses ini.

6. Rekan-rekanku taruna/I di Politeknik Pelayaran Banten, atas perhatiannya dan yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas Karya Ilmiah ini.

vii

(9)

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Terapan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca sekalian demi tercapainya suatu tulisan dan karya yang lebih baik.

Tak lupa saya selaku penulis meminta maaf yang sebesar besarnya jika ada pihak yang tersinggung atau merasa dirugikan oleh karya saya ini.

Demikian, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat mengimplementasikan perawatan APAR guna mencegah terjadinya kebakaran di atas kapal Terimakasih.

Tangerang,.………. 2024

Wigar Abhypraya Rusmana 22.10.21.045

viii

(10)

ABSTRAK

ix

(11)

ABSTRACT

x

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

PERNYATAAN KEASLIAN...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SEMINAR PROPOSAL KIT...iii

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERAPAN...iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING SEMINAR HASIL KIT...v

HALAMAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH TERAPAN...vi

KATA PENGANTAR...vii

ABSTRAK... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR GAMBAR...xiii

BAB I...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...4

C. BATASAN MASALAH...4

D. TUJUAN PENELITIAN...5

E. MANFAAT PENELITIAN...5

BAB II...6

A. LANDASAN TEORI...6

B. PENELITIAN YANG RELEVAN...11

C. KERANGKA PENELITIAN...14

BAB III...15

A. JENIS PENELITIAN...15

B. SUBJEK PENELITIAN...15

C. TEKNIK DAN METODE PENGUMPULAN DATA...16

D. TEKNIK ANALISIS DATA...17

DAFTAR PUSTAKA...19

DAFTAR TABEL

xi

(13)

Nomor Halaman Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Yang Relevan...12

xii

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2. 1 Segitiga Api... 9 Gambar 2. 2 Jenis Alat Pemadaman Api...10 Gambar 2. 3 Hasil Kerangka Penelitian………..14

xiii

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perekonomian sebuah negara sangat bergantung pada tranportasi laut, dan negara republik Indonesia, yang terdiri dari banyak pulau-pulau, dikenal sebagai negara maritim. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang di hubungkan oleh laut maka keberadaan moda transpotasi laut yaitu kapal merupakan hal yang sangat penting dan merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa, peran transportasi laut juga tentunya sebagai sarana utama dalam mewujudkan konektifitas antar pulau Indonesia. Pelayaran adalah salah satu komponen transportasi jalur laut yang sangat penting bagi dunia perhubungan maritim, dan dapat menjadi alat yang sangat beguna untuk mencapai tujuan persatuan dan kesatuan nasional, mewujudkan visi Indonesia menjadi poros maritim dunia, dan memperkuat ekonomi negara. Bagian penting dari pelayaran adalah membawa kapal dengan selamat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain, yang dimaksud selamat, yaitu cepat dan tepat dalam memilih rute yang paling efektif. Peraturan tentang alat pemadam kebakaran api ringan dan sistem proteksi kebakaran di atas kapal di atur dalam konvensi SOLAS, khususnya Bab II-2/14.2.2. Peraturan ini dimaksud kan untuk mencegah kecelakaan kebakaran di atas kapal yang sedang berlayar. Mengingatkan bahwa kebakaran sering terjadi di atas kapal baik kesalahan mesin maupun kelalaian manusia adalah penyebab kebakaran di atas kapal, untuk memastikan bahwa pelayaran di atas kapal tetap aman diperlukan ketersediaan alat keselamatan terutama alat pemadam kebakaran ini akan mencegah kebakaran di atas kapal dan menjaga kapal dalam kondisi berlayar yang baik, perawatan harus dilakukan secara teratur agar tetap siap dan dapat digunakan kapan saja

1

(16)

Dikutip dari detik Sulsel, kapal penumpang KM Bukit Siguntang terbakar saat tiba di Pelabuhan Nusantara Parepare, Sulawesi Selatan pada Jumat (16/6/2023) sekitar pukul 21.55 WITA.

Kebakaran terjadi saat kapal hendak bersandar di Pelabuhan Parepare. "Masih di perjalanan (kebakaran) sebelum sandar,"

ungkap Kepala Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare Eko Prayetno, Sabtu (17/6/2023).

Menurutnya peristiwa ini pertama kali dilaporkan anak buah kapal (ABK) ke nakhoda. Insiden inipun diteruskan ke KSOP dan Damkar Parepare. Eko menyebut api berasal dari bagian dapur kapal.

"(Sumber api) Di bagian dapur dek 5 itu," tambahnya. Kebakaran dapat dipicu oleh tiga elemen yang mendukung: oksigen atau udara, panas, dan material mudah terbakar. Ketiga elemen ini saling berhubungan dan disebut sebagai segitiga api. Karena api tidak dapat menyala tanpa salah satu dari elemen tersebut, kebakaran tidak akan terjadi. Untuk memadamkannya, hanya perlu menghilangkan salah satu dari ketiga elemen tersebut untuk memecah segitiga api yang sudah terbentuk.

Pontianak (ANTARA) – PT PELNI (Persero) memastikan tidak terdapat korban jiwa maupun terluka atas kejadian kebakaran di Kapal Muatan Penumpang Bukit Raya yang sedang labuh jangkar di perairan Pelabuhan Pontianak pada Kamis (25/4). "Sehubungan dengan insiden kebakaran di KM Bukit Raya saat sedang labuh jangkar di perairan Pelabuhan Pontianak siang tadi. Sampai sore tadi, situasi sudah berhasil dikendalikan sepenuhnya oleh anak buah kapal," kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Evan Eryanto melalui siaran rilisnya, Kamis.

Evan menjelaskan, sampai saat ini pihaknya melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kejadian, setelah kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Dwikora Pontianak.

Di ketahui, insiden kebakaran yang terjadi di KM Bukit Raya terdeteksi sekitar pukul 14.05 LT ketika muncul kepulan asap dari 2

(17)

area dek 6 depan kiri. Mendapati hal tersebut, ABK segera bertindak sesuai standar operasional prosedur dengan menggunakan alat pemadam api ringan dan selang air yang tersedia di atas kapal.

Sumber api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 15.05 LT.

"Saat kejadian, KM Bukit Raya berada dalam posisi labuh jangkar menunggu arus pasang. Rencananya, kapal akan bersandar pada pukul 17.00 LT dan diberangkatkan kembali menuju Surabaya pada pukul 20.00 LT malam ini," tuturnya. KM Bukit Raya merupakan kapal penumpang milik PELNI dengan kapasitas angkut 1000 penumpang, melayani rute reguler Tg Priok-Blinyu-Kijang-Letung- Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Pontianak-Surabaya

APAR (alat pemadam api ringan) juga memiliki sertifikat yang berisi tanggal service, dan kadaluwarsa dalam kurun waktu satu tahun, sertifikat ini sangat penting sebagai dokumen yang dilampirkan dalam proses clearance in, dan clearance out.

Maka dari itu semua awak kapal harus memiliki pengetahuan tentang cara memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan dengan baik dan benar untuk meminimalisir kecelakaan kerja di atas kapal. Alat untuk memadamkan api juga harus tersedia di atas kapal dan ditemukan di tempat yang dapat di jangkau oleh awak kapal. Alat pemadam api ringan yang berada di atas kapal juga harus mendapatkan pemeliharaan secara rutin, hal ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan alat pemadam api ringan yang terjadi Ketika tidak digunakan oleh karena itu saya menulis karya ilmiah terapan yang berjudul : IMPLEMENTASI PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA MENGATASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL MV.X. Hal ini sangat penting karena kerusakan pada alat pemadam kebakaran dapat membahayakan penggunanya.

3

(18)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa pokok pemersalahan dan kemudian penulis buat data suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang menyebabkan APAR (alat pemadam api ringan) di atas kapal tidak terawat dengan baik?

2. Bagaimana cara merawat APAR (Alat pemadam api ringan) yang ada di atas kapal X agar dapat bekerja secara optimal?

3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan kapal MV. X dalam mengatasi kebakaran di atas kapal?

C. BATASAN MASALAH

Agar penelitian ini terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan terlalu luas maka penulis membuat batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Mengoptimalkan kru untuk melakukan perawatan pada APAR supaya dilakukan pengecekan secara rutin.

2. Upaya perawatan APAR guna mengatasi kebakaran.

D. TUJUAN PENELITIAN

Pembuatan Karya Ilmiah Terapan ini pada dasarnya untuk mengembangkan pikiran dan pengalaman yang menyangkut berbagai masalah yang terjadi di atas kapal, khususnya mengimplementasi perawatan APAR (Alat pemadam Api Ringan) guna menanggulangi kebakaran di atas kapal MV X adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah terapan ini diantaranya adalah:

4

(19)

1. Untuk mengetahui cara perawatan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) bedasarkan prosedurnya yang dilakukan di atas kapal MV. X

2. Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran ABK akan perawatan alat kesalamatan diatas kapal MV.X

3. Mengetahui faktor-faktor penyebab kurang terawatnya alat pemadam api ringan di atas kapal MV. X

E. MANFAAT PENELITIAN

Apapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapar membantu pembaca memahami bagaimana merawat APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan benar sesuai prosedur. Sebagai sarana untul membandingkan gagasan teoretis dengan situasi nyata di dunia nyata pada waktu praktek laut

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Taruna dan Taruni Politeknik Pelayaran Banten tentang perawatan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang subjek tersebut.

5

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Untuk mempertegas penelitian, penulis akan memperjelas teori mengenai variable yang menjadi sorotan untuk penelitian ini. Penulis akan menguraikan kemudian menarik kesimpulan dari referensi yang penulis dapatkan menurut para ahli sebagai berikut :

1. Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan yang dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu seperti upaya mewujudkan dalam suatu sistem. Tujuan implementasi antara lain membuat desain sistem selama melakukan penelitian analisa, menguji serta mendokumentasikan prosedur dan program yang dibutuhkan, menyelesaikan desain sistem yang telah disetujui, memperhitungkan sistem yang sudah dibuat sesuai kebutuhan penngguna

2. Perawatan

Menurut Assauri (1999:1), perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau memperbaiki atau pergantian yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Adapun tujuan diadakannya perawatan diatas kapal yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.

b. Agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama atau lebih awet.

c. Agar menjamin keselamatan pada saat digunakan.

6

(21)

3. ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Solas 1974, Bab II-2 Konstruksi: Perlindungan penemuan dan pemadam kebakaran. Bagian E, mengenai Upaya-upaya keselamatan terhadap kebakaran untuk kapal. Oleh karena itu kesiapan penggunaan alat-alat pemadam kebakaran sangat penting dan alat-alat tersebut harus siap serta berfungsi dengan baik pada saat terjadi kebakaran di atas kapal.

Menurut SOLAS, jumlah minimum alat pemadam kebakaran harus sebagai berikut:

a. Di ruang akomodasi dan layanan alat pemadam kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa agar tidak terlalu jauh untuk mengambil alat pemadam pada saat keadaan darurat.

b. Alat pemadam yang cocok untuk digunakan di area bertegangan tinggi harus ditempatkan didekat panel Listrik atau subpanel dengan daya 20KW atau lebih.

c. Di dapur alat pemadam harus ditempatkan didekat sedemikian rupa sehingga tidak harus kejauhan untuk mengambilnya disaat situasi darurat.

d. APAR harus ditempatkan didekat loker dan ruang penyimpanan yang mudah terbakar.

e. Setidaknya satu alat pemadam harus ditempatkan di anjungan dan setiap stasiun control.

Alat pemadam api ringan adalah alat yang dapat digunakan untuk mengeluarkan media pemadam api seperti gas, air, dan zat pemadam api lainnya. Alat pemadam api ringan adalah alat keselamatan portable yang dapat digunakan untuk memadamkan api.

Alat pemadam api ringan memiliki berbagai macam ukuran tabung, sehingga memudahkan untuk digunakan Ketika terjadi kebakaran. Tabung pemdam dapat disebut portable jika berat tabung pemadam tersebut tidak melebihi 16 kg, sementara tabung pemadam yang beratnya melebihi 16 kg tetapi tidak

7

(22)

melebihi 30 kg disebut semi portable, dan jika berat tabung pemadam melebihi 30 kg maka tabung tersebut akan dipasangi roda untuk memudahkan dalam memindahkan pemadam tersebut. Jenis jenis alat pemadam api ringan yaitu :

a. Alat pemadam api ringan serbuk kimia atau Dry Chemical Powder.

b. Alat pemadam api ringan air atau water.

c. Alat pemadam api ringan busa atau Aqeous Film Forming Foam.

d. Alat pemadam api ringan karbon dioksida (CO2).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 1980 mengatur spesifikasi pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan (APAR) di Indonesia.

Setiap alat pemadam api ringan wajib menjalani pemeriksaan dua kali dalam setahun, sesuai pasal 11 ayat 1adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksaan dalam jangka waktu 6 bulan Untuk pemeriksaan jagka 6 bulan meliputi :

1) Pemeriksaan terhadapa isi tabung APAR meliputi pemeriksaan tekanan, dan rusaknya pengaman pada catridge.

2) Pemeriksaan pada bagian luar tabung.

3) Pengecekan terhadap nozzle.

4) Pemeriksaan pemadam api jenis soda.

5) Peemeriksaan alat pemadam jenis busa.

6) Pemeriksaan alat pemadam jenis CO2.

b) Pemeriksaan dalam jangka waktu 12 bulan

Pemeriksaan dalam jangka waktu 12 bulan meliputi :

1) Pemeriksaan pada alat pemadam api ringan jenis ringan.

2) Pemeriksaan pada alat pemadam api ringan jenis hydrocarbon berhalogen.

8

(23)

3) Pemeriksaan pada alat pemadam api jenis ringan dry chemical

4. KEBAKARAN

Definisi dari kebakaran adalah dimana terpenuhinya tiga faktor terjadinya kebakaran antara lain bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen di udara, dan sumber energi atau panas yang merupakan faktor-faktor yang diperlukan untuk terjadinya kebakaran.

Menurut Ramli (2010:1), dalam bukunya yang berjudul manajemen kebakaran, mendefinisikan api sebagai keadaan ketika api terlihat tidak dapat dikendalikan dikarenakan berada di luar kendali dan kehendak manusia.

Berdasarkan uraian tersebut, kebakaran adalah sebuah keadaaan yang menimbulkan atau menyebabkan api yang menyala, baik api yang sangat besar maupun sangat kecil pada suatu tempat yang tidak kita inginkan yang bersifat merusak dan merugikan bagi lingkungan sekitar.

Kebakaran merupakan sebuah bencana yang sangat merugikan, karena api memiliki sifat yang merusak benda yang bersentuhan dengannya. Api dapat tercipta dari tiga elemen pembentik api yang disebut sebagai segitiga api. Antara lain bahan bakar (fuel), oksigen (oxygen), dan panas (heat).

Gambar 2. 1 Segitiga Api Sumber : Kompas.com

9

(24)

Menurut National Fire Protection Association (2013), kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi lima kelas berdasarkan sumber bahan bakarnya. Tujuan dari penggolongan kebakaran adalah mempermudah memadamkan api dan memilih bahan pemadam yang terbaik untuk jenis api tertentu. Klasifikasi kebakaran juga membantu memastikan keselamatan kita saat menggunakan peralatan pemadaman api ringan guna memadamkan api.

Gambar 2. 2 Jenis Alat Pemadaman Api Sumber : Alat Pemadam Api

Kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi lima kelas berdasarkan sumber bahan bakarnya, yaitu :

a. Kelas A

Kebakaran yang tergolong kelas A dimulai dari bahan bakar padat mudah terbakar seperti kertas, kayu, plastik, karet, tekstil, dan bahan bukan logam. Contoh alat pemadam api yang efektif antara lain air, busa, dan bubuk kimia kering ( dry chemical powder).

b. Kelas B

Kebakaran kelas B disebabkan oleh bahan bakar cair yang mudah menyala, contohnya alcohol, bensin, solar, cat, pelarut, methanol. Contoh alat pemadam nya berupa karbon

10

(25)

dioksida (CO2), busa, bubuk kimia kering (dry chemical powder).

c. Kelas C

Kebakaran kelas C salah satu penyebabnya adalah bahan api jenis gas, uap seperti hydrogen, methane, propane, oxy-acetylene. Contoh alat pemadamnya debu kering dan karbon dioksida (CO2).

d. Kelas D

Kebakaran Kelas D disebabkan oleh logam yang mudah tersulut api seperti sodium, aluminium, magnesium, potassium, calcium, zinc, titanium, lithium. Dapat diatasi dengan metal fire extinguisher yang dibuat khusu untuk memadamkan logam dan metal.

e. Kebakaran kelas C salah satu penyebabnya adalah instalasi Listrik. Contoh alat pemadamnya berupa karbon dioksida (CO2), dan bubuk kimia kering.

f. Kelas F

Kebakaran kelas K disebabkan oleh peralatan masak yang berada di dapur. Dapat diatasi dengan busa dan karbon dioksida (CO2).

5. KAPAL

Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu yang mengangkut penumpang dan barang melalui perairan menuju Kawasan tertentu. Kapal dibedakan menjadi :

a. Kapal laut biasa, adalah setiap alat pengangkutan yang dipergunakan atau dimaksudkan untuk pengangkut di laut.

Pengertian ini sesuai dengan pasal 310 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang.

b. Kapal niaga, yaitu setiap kapal yang digerakan dengan mekanis dan digunakan untuk pengangkutan barang, penumpang dengan pungutan biaya.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

11

(26)

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang Alat Pemadam Kebakaran di atas kapal yang disebabkan oleh kelalaian kapal dalam meninhkatkan penggunaan APAR. Berikut ini peneliti berikan salah satu penelitian aslinya.

Tabel 2. 1 Penelitian Yang Relevan N

o Judul Nama

Peneliti

Metode

Penelitian Kesimpulan 1 OPTIMALISASI

PERAWATAN ALAT PEMADAM API

RINGAN DI ATAS KAPAL TUNDA MILIK PT. KARTIKA SAMUDRA

ADIJAYA

Irfani Muhammad

Dubai (2022)

Menggunakan Metode Kualitatif

Ditemukan bila faktor-faktor

yang mempengaruhi

kurang terawatnya tabung APAR

seperti manusia yang

belum menjalankan

SOP yang telah berlaku

dan faktor lingkungannya

seperti panas matahari.

2 OPTIMALISASI FIRE DRILL

GUNA MENUNJANG KEMAMPUAN ABK DALAM

KEADAAN

Ilham Usnaini

(2024)

Menggunakan Metode Kualitatif

Pemenuhan prosedur

sangat diperlukan

untuk menunjang pelaksanaan

12

(27)

SITUASI DARURAT DI

KAPAL KM.

GEOTIN 3

Fire Drill agar berjalan

dengan optimal dan

menunjang kemampuan

ABK dalam menghadapi situasi darurat.

13

(28)

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka penelitian adalah suatu konsepsi dari penelitian yang menyajikan faktor yang terjadi dan diperolehnya suatu hasil dan penjabaran tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang menjadi pembahasan pokok-pokok yang terjadi di atas kapal. Penulis membuat suatu kerangka penelitian sebagai berikut :

14 Gambar 2. 3 Hasil Kerangka Penelitian

Penyebab APAR diatas Kapal Tidak Terawat

Dengan Baik

Mengetahui Penyebab APAR

Tidak Terawat Dengan Baik

Meningkatkan Kesadaran Abk Dalam

Merawat Apar Guna Mencegah Kebakaran

Diatas Kapal

Meningkatkan Perawatan dan Pelatihan APAR Secara Rutin Dan

Berkelanjutan Cara ABK Merawat

APAR diatas kapal Agar Optimal

Upaya MV X Mengatasi Kebakaran Di Atas

Kapal

PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) TERIMPLEMENTASI

PERAWATAN APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN) GUNA MENGATASI KEBAKARAN DI ATAS KAPAL

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Ditinjau dari jenis datanya, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah metode yang melakukan pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen.

Penelitian kualitatif akan menghasilkan pengolahan data yang sifatnya deskriptif, seperti wawancara, catatan lapangan, foto, gambar, rekaman video dan lain sebagainya.

Metode penelitian kualitatif ini menitik beratkan pada kualitas dan mencari pemahaman dalam menjabarkan hasil dari penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah aktual yang terjadi di lapangan dengan menggunakan metode pengumpulan data sebanyak-banyaknya dari subjek yang diteliti untuk kemudian disusun dan dianalisis. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis akan dengan lebih mudah mengenali subjek dan apa yang dialami pada kehidupan sehari-hari.

B. PENGGUNAAN VARIABEL/SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang akan diteliti yaitu seluruh awak kapal d yang bertugas sebagai penanggung jawab atas alat keselamatan di atas kapal yang dijadikan sampel teoritis serta tahapan yang dilakukan untuk pengoptimalisasian penggunaan alat keselamatan guna mencegah kecelakaan kerja di kapal. Dalam subjek tersebut dapat membantu peneliti untuk mengetahui cara memaksimalkan penanganan penggunaan alat keselamatan kerja.

15

(30)

C. TEKNIK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat, faktual, dan relevan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Dalam sesi wawancara, penulis melakukan sesi tanya jawab dengan narasumber yang merupakan awak kapal. Subjek yang akan dilakukan wawancara langsung dengan Third Officer sebagai penanggung jawab alat keselamatan dan juga kru kapal sebagai narasumber yang ada di atas kapal.

2. Observasi (Pengamatan)

Dalam pelaksanaan praktek laut (Prala), penulis melakukan observasi atau pengamatan terhadap implementasi perawatan APAR guna mengatasi kebakaran di kapal yang mengakibatkan kerugian kepada suatu perusahaan dan juga perkapalan dan berbagai masalah yang terjadi di lapangan.

Penulis melakukan pengamatan tentang implementasi perawatan APAR alat keselamatan guna mencegah kebakaran di kapal serta mencatat data tersebut untuk dijadikan laporan yang faktual. Peneliti juga akan melakukan pengamatan mengenai ketersediaan perusahaan kapal dalam menyediakan akomodasi yang layak bagi awak kapal.

3. Studi Kasus.

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan guna memperoleh data yang faktual dan akurat, dan relevan sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

4. Studi Pustaka

Dalam menyusun karya ilmiah ini, dibutuhkan reverensi dari penelitian sebelumnya yang relevan. Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, meneliti, mengutip dari buku-buku atau referensi yang dapat disajikan sebagai bahan pertimbangan dan

16

(31)

perbandingan mengenai apa yang dilihat dari teori yang ada yang berhubungan dengan perawatan APAR di kapal guna menghindari kebakarann sebagai penunjang kesejahteraan pelaut.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Menganalisis data penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif meliputi pengolahan data, pengorganisasian data, pemilahan data agar mudah pengelolaannya, sintesis data, pencarian pola data, pendefinisian dan penggunaan pertanyaan menarik terkait nilai pembelajaran dari data. Berdasarkan metode tersebut, penulis menerapkan teknik analisis data sebagai berikut:,

1. Pengumpulan data (Data collecting)

Alat pengumpulan data adalah alat yang peneliti pilih dan gunakan dalam kegiatannya untuk mengumpulkan informasi tentang memaksimalkan perawatan APAR di kapal yang layak pakai sehingga kegiatan menjadi lebih sistematis dan lebih mudah.

Instrumen pengumpulan data adalah metode yang dapat peneliti gunakan untuk mengumpulkan data. Alat sebagai alat bantu penggunaan metode pengumpulan data adalah ruang-ruang yang dapat diwujudkan sebagai objek, seperti angket, perangkat tes, petunjuk wawancara, petunjuk observasi, timbangan, dan lain-lain.

2. Meringkas Data (Data reduction)

Reduksi data dapat diartikan sebagai upaya meringkas dan memilih topik yang paling penting dan memfokuskan pada data yang relevan dengan masalah yang sedang diselidiki. Kenyataannya, informasi yang ditemukan di lapangan bisa sangat beragam, oleh karena itu diperlukan penataan dan pengorganisasian yang sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

3. Penyajian data (Display)

Setelah berhasil mempelajari data dan menyusunnya, maka data perlu ditampilkan atau disajikan secara utuh dan menyeluruh disertai dengan hasil analisis kita. Data yang ditampilkan sebisa mungkin

17

(32)

harus jelas dan mudah dipahami oleh pemakai data. Dalam penyajian data, dapat dibuat dalam berbagai bentuk guna mempermudah pembaca dalam memahami maksud kita, seperti dibuat flowchart, bagan, uraian singkat, dan sejenisnya dengan adanya pengambilan suatu tindakan.

4. Membuat kesimpulan

Setelah data yang dibuat diterima oleh pengguna, maka kita perlu membuat kesimpulan yang menandai akhir dari analisis data kita.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif biasanya masih bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu waktu sesuai dengan perkembangan temuan penelitian serta pengecekan keaslian data melalui berbagai teknik yang berbeda. Verifikasi ni bertujuan untuk memperjelas data dan kesimpulan yang telah dibuat sehingga benar- benar menggambarkan realita di lapangan. Alasannya supaya dalam penelitian ini diperoleh pemahaman yang akurat tentang masalah yang sedang diteliti agar dapat menjelaskan suatu kebenaran dan mendapatkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan.

18

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV. Syakir Media Press.

Arikunto. (2019). Pengertian Jenis Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri. (1999). Pengertian Perawatan. Surabaya: J Purnama.

Association, N. F. (2013). Klasifikasi Kebakaran Berdasarkan Kelas.

Quincy, Massachusetts: NFPA.

Dubai, I. M. (2022). Optimalisasi Alat Pemadam Api Ringan Di Atas Kapal Tunda Milik Pt. Kartika Samudra Adijaya. Semarang: Pip

Semarang.

Fadli, M. R. (2021). Metode Penelitian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Indonesia, K. B. (2016). Pengertian Implementasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Budaya.

Iryana, R. K. (2020). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Sorong:

Poltekpel Sorong.

Prayetno, E. (2023). Kapal Penumpang KM Bukit Siguntang Terbakar.

Sulawesi Selatan: Detik Sulsel.

Ramli. (2010). Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Saleh, S. (2017). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Ramadhan.

Usnaini, I. (2024). Optimalisasi Fire Drill Guna Menunjang Kemampuan Abk Dalam Keadaan Situasi Darurat Di Kapal Km. Geotin 3.

Tangerang: Poltekpel Banten.

19

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan-kegiatan untuk memperoleh pengalaman belajar dalam mengembangkan IPTEK, adalah antara lain : pendalaman materi matematika, fisika, kimia, biologi, dan lomba karya

Dengan melakukan penelitian untuk menyusun karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman khususnya untuk kami sebagai peneliti sekaligus penyusun karya tulis ini serta

Dalam makalah atau karya ilmiah singkat ini, akan coba dipaparkan berbagai peluang dan keuntungan dari adanya UU ITE dalam rangka mengembangkan

Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian

Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah untuk

Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF selaku pembimbing dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing,

Benda-benda di bawah ini yang tidak merupakan karya seni rupa terapan daerah adalah ..... Proses paling lama dalam pembuatan batik tulis

Berikut adalah tujuan umum di dalam suatu penelitian: - Mengembangkan studi, yang mana biasanya peneliti akan mengembangkan berbagai teori mengenai pandangan ilmiah tertentu sehingga