MAKALAH
UTILITAS BANGUNAN
Dosen pengampu : Riswandy Loly Paseru, ST., MT
Disusun Oleh : KELOMPOK II
DHIRA NATALIA KAWAHE (2021061014006) HADI KRISTIANTO PAKPAHAN (2021061014002) JERICHO MARVELLOUIS TANDIUPA (2021061014008)
JEKSON MARTHEN PAKAGE (2021061014010) MARKUS KARUFI (2021061014004)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami selaku mahasiswa-mahasiswi S1 Teknik Sipil Universitas Cenderawasih dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Plumbing Air Kotor dan Air Bekas” tepat pada waktunya. Segala hambatan dan rintangan yang telah kami alami dalam proses penyusunan makalah, telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan kesolidaritasan kelompok kerja sehingga makalah ini dapat menjadi makalah yang baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pengarahan dari beberapa pihak atas keberhasilan penyusunan makalah ini merupakan kerja keras kelompok kami. Tidak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Riswandy Loly Paseru, ST., MT selaku dosen mata kuliah utilitas bangunan yang telah memberikan arahan serta motivasi dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat membantu dan bermanfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Tetapi kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami selalu menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Jayapura, 20 Maret 2022
Kelompok II
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 2
2.1 SISTEM PLUMBING AIR KOTOR DAN AIR BEKAS ... 2
2.1.1 Air Kotor Dari Kamar Mandi (Air Bekas Mandi) ... 3
2.2.2 Air Kotor Dari Dapur, Wastafel, dan lain-lain ... 5
2.2.3 Air Kotor Dari Kloset, Bidet, Urinoar (Air Fekal) ... 5
2.2.4 Air Kotor Dari Tempat Cuci (Air Sabun/Detergent) ... 9
2.2.5 Air Kotor Dari Pengurasan ... 9
2.2.6 Air Kotor Dari Laboratorium ... 11
BAB III PENUTUP ... 13
3.1 KESIMPULAN ... 13
3.2 SARAN ... 13
DAFTAR PUSTAKA ... 14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah sistem plumbing. Sistem plumbing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung.. Oleh karena itu supaya bangunan gedung yang dibangun dapat digunakan atau dimanfaatkan, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna.
Maka perlu dilengkapi dengan fasilitas lain yang disebut prasarana bangunan atau utilitas bangunan berupa jaringan pemipaan.
Prasarana yang diperlukan adalah pipa dari besi cor atau pipa hitam, pipa putih atau pipa galvanis, pipa PVC atau plastic bertulang, atau pipa baja tahan karat untuk penyaluran oksigen diperlukan untuk proyek rumah sakit. Pekerjaan pipa disimpan (disembunyikan) dalam tabung pipa (pipa shaft) dalam inti bangunan (building core).
Perencanaan sistem plumbing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efisien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi ketika saluran mengalami gangguan. Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu air kotor dari kamar mandi (air bekas mandi)?
2. Apa itu air kotor dari Dapur, Wastafel, dan lain-lain?
3. Apa itu air kotor dari kloset, bidet, urinoar (air fekal)?
4. Apa itu air kotor dari tempat cuci (air sabun/detergent)?
5. Apa itu air kotor dari pengurasan?
6. Apa itu air kotor dari laboratorium?
2 1.3 Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini guna meningkatkan pengetahuan bagi para pembaca dan khususnya penulis dapat mengetahui mengenai pentingnya keberadaan suatu sistem plumbing dari air kotor dan air bekas sebagai bagian dari utilitas bangunan yang mendukung aktivitas dalam suatu gedung atau rumah.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SISTEM PLUMBING AIR KOTOR DAN AIR BEKAS
Secara umum, plumbing atau pipa saluran air merupakan sistem yang menyalurkan cairan untuk berbagai aplikasi. Plumbing menggunakan pipa, katup, perlengkapan pipa, tangka, dan peralatan lain untuk mengalirkan cairan.
Air kotor memiliki sifat yang mengeluarkan bau sehinga mengganggu kenyamanan dan dapat menjadi sumber penyakit. Maka dari itu, air kotor merupakan air yang tidak memenuhi syarat secara fisik untuk digunakan secara langsung untuk menunjang kebutuhan makhluk hidup sehari-hari. Perencanaan instalasi pipa perlu lebih diperhatikan agar pembuangan kotoran cair maupun padat dapat mengalir dengan baik. Air kotor berasal dari buangan kamar mandi, WC, tempat cuci piring dan dari pembuangan air bak di rumah ataupun fungsi bangunan lain seperti hotel, kantor, apartemen, rumah sakit dan industri.
Jenis air kotor ada tiga yaitu, black water yang mengandung zat padat, grey water yang mengandung lemak dan sisa sabun. Jenis-jenis air kotor memiliki cara pembuangan dengan sistem yang berbeda yaitu cara penyaluran airnya. Terdapat dua jenis sistem pembuangan yaitu campuran dan terpisah. Campuran adalah
mengumpulkan air bekas dan air kotor lalu dialirkan melalui pipa yang sama dan terpisah adalah mengalirkan air kotor sesuai dengan jenisnya seperti black water menuju ke septic tank, sedangkan air bekas menuju ke roil kota.
3
Beberapa aplikasi cara pembuangan limbah antara lain : 1. Pembuangan limbah air kotor atau black water
Pembuangan limbah air kotor memiliki berbagai cara, yaitu:
- Sistem roil kota - Sistem cubluk
- Sistem septic tank dengan resapan - Sistem septic tank dan roil kota - Sistem tank biotech
2. Pembuangan limbah air bekas atau grey water
Air bekas adalah air kotor yang mengandung sisa sabun dan lemak yang dating dari tempat cuci piring. Lemak yang berasal dari tempat cuci piring ini apabila dibiarkan akan menjadi kerak dan menjadi sumber penyakit sehingga terdapat solusi dengan cara memisahkan limbah padat dengan air, limbah padat yang berasal dari tempat cuci piring adalah sampah-sampah makanan dan sisa-sisa sayuran atau daging.
Selain itu, cara lain adalah membuat bak penangkap lemak di luar bangunan untuk memudahkan pembersihan dan tidak mengganggu kenyamanan karena akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.2.1 Air Kotor Dari Kamar Mandi (Air Bekas Mandi)
Air kotor dari kamar mandi (air bekas mandi) merupakan air bekas yang pembuangannya dari kamar mandi, bak bath-up, kolam renang, biasanya mengandung sabun, deterjen (busa).
Gambar 1. Instalasi Pembuangan Air Kotor Dari Kamar Mandi
Pembuangan air kotor dari kamar mandi termasuk dalam sistem pembuangan secara terpisah:
Yaitu, sistem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara terpisah.
4
Gambar 2. Instalasi Sistem Pembuangan Terpisah
Tempat pembuangan buatan ini disebut sumur peresapan, yaitu menampung air buangan untuk diresapkan ke dalam tanah. Riol kota adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air kotor kota. Sistem pengaliran air kotor ini termasuk sistem pengaliran air kotor secara terpisah. Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan saluran dengan diameter masing-masing. ). pipa pembuangan dapat diletakkan pada suatu “shaft”, yaitu lobang menerus yang disediakan untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat untuk memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang pada kolom-kolom beton dari atas sampai bawah. Setelah sampai bawah, semua pipa air kotor harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap.
Dibawah lantai, semua pipa sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu- waktu dapat dibuka bila terjadi kemacetan.
Gambar 3. Saluran Pembuangan Air Kotor Bekas Mandi
5
Bak kontrol adalah semacam bak berlubang yang menerima air kotor dari saluran buangan kamar mandi dan meneruskannya ke saluran umum (riol kota).
Fungsi bak kontrol ini adalah agar ketika terjadi endapan kotoran, kita dapat mengontrol dan membersihkan dengan mudah. Bak kontrol terbuat dari cor beton.
Bagian atasnya dilengkapi besi pegangan agar mudah dibuka-tutup. Jangan lupa setiap dua minggu sekali, bak kontrol dicek. Untuk menghindari masuknya tikus, sebaiknya pada ujung pertemuan pipa dan bak kontrol diberi jeruji besi. Untuk bak kontrol dengan cabang lebih dari satu, usahakan pipa yang keluar dari bak kontrol ukurannya lebih besar dari pipa yang menuju bak kontrol.
2.2.2 Air Kotor Dari Dapur, Wastafel, dll
Air kotor dari dapur, wastafel, merupakan air kotor yang pembuangannya dari dapur, wastafel, dll, biasanya mengandung lemak, sisa makanan.
Gambar 4. Instalasi Pembuangan Air Kotor Dari Wastafel Dan Dapur Cara kerja air bekas cucian atau bekas mandi biasa dialirkan ke ruang penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya.
Sampah akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika air mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang penangkap lemak. Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada di tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati penyaring.
2.2.3 Air Kotor Dari Kloset, Bidet, Urinoar (Air fekal)
Air kotor dari WC (air fekal) merupakan air buangan dari WC (kloset, bidet, urinoar) yang mengandung kotoran manusia (fekal).
6
Gambar 5. Instalasi Pembuangan Air Kotor Dari WC
Air kotor dari WC (air fekal) berdasarkan cara pembuangannya menggunakan sistem pembuangan campuran:
Yaitu, sistem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya.
Gambar 6. Instalasi Sistem Pembuangan Campuran
Gambar 7. Skema Pemipaan Air Kotor Pada Toilet
Air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu. Sistem pembuangan air hujan sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. Sistem ini termasuk dalam sistem air buangan khusus, yaitu sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
7
Air kotor berdasarkan cara pengalirannya dengan menggunakan sistem, yaitu:
a). Sistem gravitasi
Cara pengaliran air kotor yang mengandalkan gravitasi atau memiliki prinsip pengaliran dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah (pengaliran air secara alami).
Gambar 6. Sistem Gravitasi b). Sistem tekanan (dipompa)
Cara pengaliran dengan pompa (sistem tekanan) dilakukan bila dengan cara gravitasi tidak bisa dilakukan. Pengaliran dengan cara ini dilakukan untuk mengalirkan air kotor yang telah ditampung pada sum-pit dan selanjutnya di pompa untuk dialirkan ke riool kota.
Gambar 8. Sistem Tekanan
8
Gambar 9. Tangki Septic Tank dan Rembesan
Septic Tank adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (watercloset), konstruksi septic tank ada disekat dengan dinding bata dan
diatasnya diberi penutup dengan pelat beton dilengkapi penutup kontrol dan diberipipa hawa T dengan diameter Ø1 1/2", sebagai hubungan agar ada udara / oksigenke dalam septictank sehingga bakteri - bakteri menjadi subur.
Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan.
Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang meru bah kotoran baku menjadi lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat.
Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.
9
2.2.4 Air Kotor Dari Tempat Cuci (Air Sabun/Deterjen)
Air kotor dari tempat cuci (air sabun/deterjen) merupakan air tempat mencuci pakaian, dll yang biasanya mengandung deterjen/air sabun sehingga berbusa dan air menjadi keruh atau termasuk air bekas.
Cara pengolahan greywater atau air bekas sabun sederhana yaitu membuat bak filter organik dirumah kita, sehingga limbah rumah tangga tidak langsung di buang ke tanah atau saluran air yang merusak lingkungan. Caranya menyalurkan air bekas cucian dan mandi menuju bak-bak filter yang disusun bertahap. Khusus untuk bekas cucian piring gelas terlebih dahulu masuk ke bak penangkap lemak. Bak filter tersebut dapat kita isi Pasir, Tanah, dan Tanaman penyaring seperti Enceng Gondok, Kiambang dan Kangkung.
Air sabun dapat dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif guna mengatasi defisit air di wilayah perkotaan. Hasil olahan air sabun dapat dimanfaatkan untuk keperluan non-potable seperti menyiram tanaman, membilas toilet, mencuci kendaraan, dan kebutuhan out door lain. Pemilihan teknologi pengolahan tergantung pada tujuan pemanfaatan hasil olahan, biaya, dan lahan yang tersedia. Manfaat lain dari pengolahan air sabun adalah mengurangi volume limbah cair yang masuk ke sistem drainase kota dan menciptakan ekologi sanitasi kota yang berkelanjutan.
2.2.5 Air Kotor Dari Pengurasan
Air kotor dari pengurasan menggunakan tangki septik (pengurasan) rumah tangga untuk mempermudah dalam menentukan dimensi tangki septik rumah tangga yang tepat dapat dibuat perhitungan. Selain dimensi juga harus diperhatikan
perembesannya. Berikut adalah prembesannya mengenai letak tangki septik dan saluran :
10
1. Selang penyedot air kotor harus mudah dijangkau bila sewaktu-waktu perlu disedot lumpurnya.
2. Jarak saluran perembesan ke sumur terdekat minimum 10 m untuk tanah pasir dan 15 m untuk tanah liat
3. Mudah ditemukan letaknya dengan melihat pipa hawa yang menonjol di atas permukaan tanah.
Gambar 10. Ukuran Septic Tank
Pada konstruksi terdiri dari dua buah ruang di dalam tangki septic tank. Ruang pertama merupakan ruang pengendapan lumpur. Volume ruang pertama ini memiliki volume 40-70% dari keseluruhan volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang pengendapan bagi padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Panjang ruangan pertama dari tangki septik sebaiknya dua kali panjang ruangan kedua, dan panjang ruangan kedua sebaiknya tidak kurang dari 1 m dan dalamnya 1,5 m atau lebih, dapat memperbaiki kinerja tangki. Kedalaman tangki sebaiknya berkisar antara 1,0 - 1,5 m. Sedangkan celah udara antara permukaan air dengan tutup tangki (free board) sebaiknya antara 0,3 sampai 0,5 m. Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang ventilasi (dipakai pipa tee) untuk pelepasan gas yang terbentuk dan lubang pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kedalaman lumpur serta pengurasan.
11 2.2.6 Air Kotor Dari Laboratorium
Air kotor dari laboratorium merupakan air buangan yang mengandung gas, racun, bahan berbahaya (seperti berasal dari proses pabrik, air buangan laboratorium, tempat pengobatan, rumah potong hewan) dan mengandung radio aktif (PLTN, reactor atom, laboratorium penelitian, dll).
Gambar 11. Instalasi Pembuangan Air Kotor Buangan Khusus
Gambar 12. Instalasi Pengolahan Air Limbah Laboratorium
Beberapa tahapan proses Instalasi Pengolahan air limbah Laboratorium yang biasa digunakan sebagai berikut:
1. Penampungan awal dari pembuangan limbah laboratorium 2. Penyamarataan karakteristik limbah laboratorium
3. Proses Koagulasi dengan bahan kimia Koagulan 4. Proses Flokulasi dengan bahan kimia Flokulan
5. Proses Sedimentasi dengan model Lamela Clarifier atau setling Tank
6. Proses Filtrasi melalui unit Sand Filter dengan media Pasir Silica
12
7. Proses Adsorbsi dengan unit Filter Karbon dan media Carbon aktif.
Instalasi pengolahan air limbah laboratorium tidak bisa hanya diolah dengan hanya menggunakan septic tank saja. Hal ini dikarenakan kandungan logam berat tersebut harus di reduksi terlebih dahulu. Semakin berkembangnya zaman akhirnya telah disusun sebuah proses IPAL Laboratorium khusus untuk mengatasi pencemaran air akibat pembuangan limbah kimia dari laboratorium. Alur IPAL Lab yang
dipergunakan yaitu menggunakan Proses Kimia dan fisika sebagai pengolahan utamanya dan dilanjutkan dengan proses filtrasi serta adsorbs.
13 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN
Demikian makalah dari kami yang menjelaskan mengenai Sistem Plumbing Air Kotor dan Air Bekas. Tujuan dari sistem plumbing air kotor dan air bekas adalah untuk mengetahui semua pekerjaan yang berkaitan atau berhubungan dengan instalasi pemipaan dalam sistem plumbing. Perancangan pipa yang dipakai untuk menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari sistem yang lain serta mencegah masuknya udara tidak sedap dan air kotor ke dalam ruangan.
3.2 SARAN
Adapun saran dari kami yaitu semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita dalam memahami sistem plumbing air kotor dan air bekas. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami menerima kritik serta saran yang sangat diharapkan demi majunya makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA https://en-m-wikipedia-
org.translate.goog/wiki/Plumbing?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto
=tc,sc
https://id.scribd.com/document/372982913/Makalah-Sistem-Plumbing http://lib.ui.ac.id/
https://repository.unej.ac.id/
https://www.academia.edu/44373332/INSTALASI_PLUMBING_AIR_BERS IH_DAN_AIR_KOTOR
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/sistem- utilitas/utilias-bangunan-air-kotor/20774679
https://gedungarsitek.blogspot.com/2019/11/pengertian-macam-macam- tujuan-utilitas.html?m=1