BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu komponen yang menunjang berlangsungnya proses pendidikan disekolah adalah pengawas sekolah.
Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan (Robbins,1997).
Dalam proses pendidikan, pengawasan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.
Sahertian (1981:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat pengawasan pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat.
Proses bantuan yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar.
Dengan demikian pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membina kemampuan professional tenaga pendidik dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Oleh karena itu tenaga pengawas harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik dan unggul.
Peranannya hendaklah dapat menjadi konsultan pendidikan yang
senantiasa dapat menjadi pendamping bagi guru dan kepala sekolah dalam memajukan sekolah atau meningkatkan mutu pendidikan.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikkan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/madrasah, diamanatkan bahwa seorang pengawas sekolah harus memiliki standar kompetensi yang sudah ditetapkan. Kompetensi meliputi: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi SupervisiManajerial, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi Penelitian Pengembangan, dan Kompetensi Sosial.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditandaskan pada Pasal 55 ayat 1, Pengawasan satuan Pendidikan memiliki peran dan tugas untuk Pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan yang harus dilakukan secara teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut pada Pasal 57 ditegaskan, bahwa tugas supervisi meliputi: Supervisi akademik dan manajerial terhadap keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah.
Dengan demikian peranan pengawas sangat mendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan, Perananya tidak boleh diabaikan atau disepelekan karena disamping perlunya kepala sekolah yang professional dan guru serta, staf sekolah yang professional diperlukan juga pengawas pendidikan yang professional. Ketiga komponen ini akan bersinergi dan masing-masing memberikan kontribusi sesuai dengan tupoksi dan peranannya sehingga sebuah sekolah akan dapat berjalan dengan baik alias bermutu.
Selama ini profesi Pengawas Sekolah kurang mendapatkan perhatian secara serius dan hanya dianggap sebagai tenaga kependidikan yang sama kedudukannya dengan tenaga kependidikan lainnya, sehingga relatif kurang mendapatkan perhatian dalam pengembangannya. Bahkan nyaris tidak tersentuh pembaharuan-pembaharuan pendidikan, meskipun ia memiliki peran yang amat vital dalam mensukseskan pembaharuan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Bahkan pengawas sekolah dianggap sebagai jabatan non job, diisi orang-orang tua, memperpanjang usia pensiun. Sehingga timbul sebuah pertanyaan “apakah berkompetensi sebagai pengawas pendidikan di sekolah?”.
Maka bila kita analisa secara bersama bahwa kenyataan ini masih perlu pembenahan dan perubahan yang harus dilakukan. Menjadi pengawas tidak cukup hanya mencari jabatan baru saja sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal dalam memberikan pelayanan dan bimbingan kepada guru disekolah. Keahlian dan keterampilan pengawas yang hanya pas-pasan secara tidak langsung akan berdampak pada kurangnya pembinaan terhadap guru dan kepala sekolah. Untuk itu diharapkan adanya rekrutmen para calon pengawas yang memiliki pengalaman, berwawasan luas dan berkomitmen untuk menjadi pengawas yang handal, berkarakter dan professional serta dalam mejalankan tugasnya sebagai seorang pengawas.
BAB II PEMBAHASAN
I. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah A. Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Mengacu pada Dalam Permen PAN RB 21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya, Bab II pasal 59 ayat 8 butir D menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengewas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan professional guru dan tugas kepengawasan. Tugas pengawas yang dimaksud adalah melakukan tugas kepengawasan akademik dan manajerial.
Selanjutnya Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus PNS yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial melalui kegiatan pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak lanjut .(Nana Sujana,2006)
Dengan demikian tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri RB No. 14 tahun 2016 tentang perubahan Permen PAN RB No.21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas menyatakan bahwa tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan,pemantauan pelaksanaan delapan standar nasional Pendidikan, Penilaian, Pembimbingan dan Pelatihan professional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Dengan demikian Pengawas Sekolah dituntut memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk mampu melaksanakan tugas kepengawasan.
Dengan demikian dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab pengawas sekolah yang meliputi:
1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.
2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam
pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas, maka pengawas satuan pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti, (3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Dikaitkan dengan tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek manajemen sekolah dapat dimatrikkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas
Rincian Tugas
Pengawasan Akademik (Teknis Pendidikan/
Pembelajaran)
Pengawasan Manajerial (Administrasi dan Manajemen
Sekolah) Inspecting/
Pengawasan
Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran
Proses pembelajaran/
praktikum/ studi lapangan
Kegiatan ekstra kurikuler
Penggunaan media, alat bantu dan
Pelaksanaan kurikulum sekolah Penyelenggaraan dministrasi sekolah
Kinerja kepala sekolah dan staf sekolah
Kemajuan pelaksanaan pendidikan di sekolah
Kerjasama sekolah dengan masyarakat
sumber belajar Kemajuan belajar siswa
Lingkungan belajar
Advising/
Menasehati
Menasehati guru dalam
pembelajaran/bimbin gan yang efektif Guru dalam meningkatkan kompetensi professional Guru dalam melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar
Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
Guru dalam meningkatkan kompetensi pribadi, sosial dan pedagogik
Kepala sekolah di dalam mengelola pendidikan
Kepala sekolah dalam
melaksanakan inovasi pendidikan Kepala sekolah dalam peningkatan kemamapuan professional kepala sekolah
Menasehati staf sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah
Kepala sekolah dan staf dalam kesejahteraan sekolah
Monitoring/
Memantau
Ketahanan pembelajaran Pelaksanaan ujian
Penyelenggaraan kurikulum Administrasi sekolah
mata pelajaran Standar mutu hasil belajar siswa
Pengembangan profesi guru Pengadaan dan
pemanfaatan sumber- sumber belajar
Manajemen sekolah Kemajuan sekolah
Pengembangan SDM sekolah Penyelenggaraan ujian sekolah Penyelenggaraan penerimaan siswa baru
Coordinating /
mengkoordin ir
Pelaksanaan inovasi pembelajaran
Pengadaan sumber- sumber belajar
Kegiatan peningkatan kemampuan profesi guru
Mengkoordinir peningkatan mutu SDMsekolah
Penyelenggaraan inovasi di sekolah Mengkoordinir akreditasi sekolah Mengkoordinir kegiatan sumber daya pendidikan
Reporting
Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran Kemajuan belajar siswa
Pelaksanaan tugas kepengawasan akademik
Kinerja kepala sekolah Kinerja staf sekolah
Standar mutu pendidikan Inovasi pendidikan
B. Fungsi Pengawas Sekolah
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.
Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: (1) merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan, (3) menilai proses dan hasil pembelajaran/ bimbingan, (4) memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan, (5) memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan bimbingan belajar pada peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, (9) mengembangkan dan memanfaatkan alat Bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11) mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan, dan (13) mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.
Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik seperti di atas, pengawas hendaknya berperan sebagai:
1. Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya
3. Konsultan pendidikan di sekolah binaannya
4. Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah 5. Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah
Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup: (1) pe- rencanaan, (2) koordinasi, (3) pelaksanaan, (3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan seperti: (1) administrasi kurikulum, (2) administrasi keuangan, (3) administrasi sarana prasarana/perlengkapan, (4) administrasi personal atau ketenagaan, (5) administrasi kesiswaan, (6) administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, (7) administrasi budaya dan lingkungan sekolah, serta (8) aspek-aspek administrasi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas hendaknya berperan sebagai:
1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah,
2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah binaannya
3. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya
4. Evaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan.
II. Pengalaman Penulis yang berkenaan dengan Kepengawasan Berkaitan dengan hal diatas ada beberapa pengalaman yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan pengalaman dalam menjalankan tugas sebagai guru dan tugas tambahan yang diberikan oleh sekolah maupun tugas tugas lain yang berkenaan dengan tugas- tugas kepengawasan.
Beberapa pengalaman menarik yang pernah dilakukan yang relevan dengan tugas pengawas sekolah, diantaranya melakukan pembinaan teman sejawat, menilai kinerja guru dan membantu kepala sekolah dalam melaksanakan program pemenuhan Standar Nasional Pendidikan dan mengisi Evaluasi Diri Sekolah (pemantauan 8 standart) serta menjadi TIM
Pengembang Kurikulum Sekolah. Berbagai pengalaman tersebut sarat dengan tantangan dan masalah. Meskipun demikian saya berusaha semaksimal mungkin menemukan solusi yang paling tepat dan inovatif.
Akhirnya, permasalahan dan tantangan tersebut bisa diselesaikan dengan tuntas.
A. Tugas yang berkaitan dengan Supervisi Akademik.
Kegiatan pembinaan teman sejawat yang pernah saya lakukan diantaranya adalah menjadi ketua MGMP PKn, instruktur MGMP dan membimbing teman-teman di forum MGMP Mata pelajaran PKn dalam Penyusunan RPP, Model-model Pembelajaran, Penilaian Hasil Belajar dan materi lain sehubungan dengan pemantapan strategi pembelajaran PKn, menjadi nara sumber dalam berbagai kegiatan pelatihan, diantaranya Pelatihan Kurikulum 2013 , Penyusunan fortofolio sertifikasi guru, penulisan karya tulis ilmiah dan lain-lain.
Pembinaan terhadap teman sejawat yang paling berkesan yang pernah dilakukan adalah ketika melakukan pendampingan Kurikulum 2013 tahun 2016 di 7 SMP yang ada dikota Pekanbaru. Kegiatan tersebut sarat dengan tantangan dan masalah untuk saya sebagai pendamping, karena harus mendampingi teman-teman guru PKn baik dalam perencanaan pembelajaran, pendampingan proses pembelajaran. Selain itu adanya berbagai beberapa peristilahan baru dan perubahan terhadap kurikulum 2013 yang direvisi karena hal ini cukup membingungkan bagi para guru di sekolah. Kegiatan diawali dengan persiapan yang terdiri dari menyusun RPP berdasarkan berbagai sumber dan bahan yang relevan, menyiapkan media pembelajaran yang menarik dan inovatif. Saya melakukan diskusi dan sharing dalam pendampingan sehingga banyak sekali masukan konstruktif untuk memperbaiki proses dan strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Setelah dilaksanakan tiga kali pendampingan ternyata hasilnya sangat memuaskan, karena ternyata teman-teman dapat melaksanakan tugas untuk melaksanakan kurikulum 2013 dengan baik sesai dengan tuntutan dan harapan. Salah satu hal yang dikembangakan dalam tahapan proses pembelajaran adalah adanya
berbagai model pembelajaran yang bervariasi dalam menerapkan pembelajaran saintifik yang dilakukan, guru sudah terampil dalam membuat media pembelajaran yang menarik dan dapat melakukan penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Pengalaman melaksanakan fungsi supervisi, sehubungan dengan supervisi akademik yaitu melakukan supervisi terhadap teman serumpun mata pelajaran. Pengalaman ini diperoleh karena saya salah satu guru senior yang ditugaskan untuk melaksanakan supervisi guru di sekolah.
Kegiatan supervisi yang saya lakukan menggunakan Buku 2 Pedoman Pelaksanaan PKG juga mengacu pada Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Sering ada kendala psikolgis ketika melaksanakan tugas melakukan supervisi teman sejawat ini, yaitu upaya menjaga objektivitas dalam penilaian dan menghindari kesalahpahaman. Namun semua itu menjadi cair, ketika kami membangun komitmen dan pemahaman bersama terhadap semua mekanisme dan perangkat instrumen supervise yang digunakan.
B. Tugas yang berkenaan dengan Supervisi Manajerial
Sehubungan dengan tugas yang berkenaan dengan supervise manajerial yang pernah penulis lakukan diantaranya dalam Kegiatan pemantauan SNP yang pernah dilakukan adalah ketika ditunjuk untuk menjadi panitia persiapan akreditasi sekolah dan menjadi TIM Pengembang kurikulum di sekolah. Banyak sekali tahapan kegiatan dan perangkat yang harus dipersiapkan dan tantangan serta masalah yang harus diselesaikan dengan solusi yang tepat. Walaupun cukup melelahkan namun pada akhirnya semua itu berakhir dengan hasil akreditasi yang meningkat signifikan dari hasil akreditasi sebelumnya. Hal ini terjadi karena saya bersama teman-teman yang tergabung dalam anggota tim dalam melakukan tugas mengembangkan prinsip kerja 6K (Komunikasi, Konsultasi, Klarifikasi, Koordinasi, Konsolidasi dan Kolaborasi) ketika menghadapi tantangan dan berbagai masalah yang dihadapi.
Pengalaman melaksanakan fungsi supervisi, sehubungan dengan supervisi akademik yaitu melakukan supervisi terhadap teman serumpun mata pelajaran. Pengalaman ini diperoleh karena saya salah satu guru senior yang ditugaskan untuk melaksanakan supervisi guru di sekolah.
Kegiatan supervisi yang saya lakukan menggunakan Buku 2 Pedoman Pelaksanaan PKG juga mengacu pada Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Sering ada kendala psikolgis ketika melaksanakan tugas melakukan supervise teman sejawat ini, yaitu upaya menjaga objektivitas dalam penilaian dan menghindari kesalahpahaman. Namun semua itu menjadi cair, ketika kami membangun komitmen dan pemahaman bersama terhadap semua mekanisme dan perangkat instrumen supervisi yang digunakan.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Kita menyadari bahwa seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai. Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya memenuhi salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi yang dipersyaratkan.
Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Sebaliknya, betapapun tingginya motivasi kerja seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Sebagai seorang pengawas sekolah perlu memiliki wawasan pikir (paradigma), pemahaman yang komprehensif mengenai lingkup tugasnya, menguasai teknik da memahami tugas pokok dan fungsi sebagai pengawas sekolah dan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan sehinggar produktif dan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan
Demikianlah sekelumit tulisan saya tentang tugas, kewenangan, kompetensi, paparan pengalaman dan keberadaan saya sebagai seorang guru yang dapat dijadikan sebuah pengalaman untuk dapat diangkat menjadi Pengawas Sekolah.
Harapan
Atas dasar pemahaman dan pengalaman saya di atas maka saya memiliki keyakinan akan mampu melaksanakan tugas baru saya sebagai seorang pengawas sekolah dengan baik dan benar serta efektif dan
efisien untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab saya nanti.
Harapan saya jika saya diangkat menjadi pengawas sekolah semoga saya dapat menjadi pengawas yang baik dan handal, yang dicintai oleh warga sekolah baik guru, tenaga kependidikan maupun oleh kepala sekolah dan senantiasa dirindukan kehadirannya disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah /Madrasah
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Februari 1998
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 14 Tahun 2016 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika
Robins, S.P. (1984). Management: Concepts and Practices. Englewood Cliffs: Prentice-Hall
Sahertian, P.A. (1981).Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan.Surabaya:
Usaha Nasioanal.
Sudjana N.(2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas
MENULIS
RENCANA TINDAK PENGAWASAN (RTP) Pertanyaan kunci fasilitator:
Jika Saudara diangkat menjadi pengawas sekolah, apa rencana tindak (aksi nyata) yang akan Saudara lakukan?
Berdasarkan Essay yang Saudara buat, susunlah rencana tindak pengawasan yang implementatif, minimal mencakup komponen (1) jenis kegiatan pengawasan; (2) kreativitas program yang dikembangkan, dan (3) aspek keterlaksanaan (implementatif): (a) Nama Kegiatan; (b) Tujuan;
(c) Indikator keberhasilan; (c) Langkah Kegiatan; (d) Jenis Tagihan; (e) Waktu Pelaksanaan; dan (f) Sumber daya
CONTOH RTP (Nama Cawas)
Jika saya diangkat menjadi pengawas sekolah rencana tindakan nyata yang akan dilakukan adalah melaksanakan tugas pokok pengawas sekolah yaitu pengawasanakademikdanmanajerialpadasekolah binaan yang meliputipenyusunan program pengawasan, pelaksanaanpembinaan, pemantauanpelaksanaanStandarNasionalPendidikan, penilaian,
pembimbingandanpelatihanprofesional guru, dan
evaluasihasilpelaksanaan program pengawasan.
Langkah awal pelaksanaan tugas pengawas sekolah adalah menyusun program. Dalam menyusun programpengawasantersebut sekurang-
kurangnyasaya akan memperhatikan komponen(1)
aspek/masalah,berupaidentifikasihasilpengawasansebelumnyasebagaiprio ritasdalamrencanapengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian); (2) tujuanpengawasan yang hendakdicapai; (3) indikatorkeberhasilan, berupa
target yang ingindicapai; (4) strategi/metodekerja/tekniksupervisi, seperti monitoring danevaluasi, refleksidanDiskusi Kelompok Terpumpun, metodedelphi, workshop, kunjungankelas, observasikelas, pertemuan individual, kunjunganantarkelas, supervisikelompok, dll); (5) skenariokegiatan, berupalangkahatautahapansupervisi yang sistematisdanlogis yang disesuaikandenganjadwaldanwaktu; (6) sumber daya yang diperlukan, dapatberupabahan, fasilitas, manusia; (7) penilaiandaninstrumen, jenisdanbentukdisesuaikandenganaspek/masalah yang akandiselesaikan; dan (8) rencanatindaklanjut, dapatberupapemantapan,
perbaikanberkelanjutandisesuaikandenganmetodepengawasan.
Sebagai contoh implementasi sederhana dari program di atas diuraikan dalam tabel berikut:
NO Nama Kegiata n
Tujuan Indikator keberhasil an
Langka h kegiata n