Komunikasi Bisnis
NEGOSIASI
Proses penetapan keputusan secara bersama dimana pihak pihak yang terlibat memeiliki preferensi yang berbeda.
Suatu cara untuk menetapkan keputusan yang disepakati dan diterima oleh kedua belah pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang.
8 KARAKTERISTIK NEGOSIASI
1. Senantiasa melibatkan orang sebagai individual,sebagai perwakulan organisasi atau perwakilan perusahaan sendiri atau dalam kelompok.
2. Memiliki acaman sendiri atau didalamnya ada konflik yang terjadi mulai awal sampai dengan terjadi kesepakatan akhir dalam negosiasi.
3. Menggunakan cara –cara pertukaran sesuatu baik secara tawar-menawar maupun tukar menukar.
4. Bentuknya tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah
5. Negosiasi menyangkut hal-hal dimasa depan menyangkut atau sesuatu yang belum terjadi dan diinginkan terjadi.
6. Ujung dari negosiasi adalah kesepakatan yang diambil oleh keduabelah pihak,walaupun kedua belah pihak sepakat atau tidak sepakat.
7. Apapun bentuk hasilnya,meskipun lebih banyak diterima satu pihak yang lain.
8. Tujuan negosiasi tentang bidang yabgf menjadi kepentingan bersama dan bisa menjadi pertikaian atau konflik 6 TUJUAN NEGOSIASI
a) Tujuan agresif yaitu tujuan untuk memperoleh keuntungan dari kerugian pihak lawan.
b) Tujuan kompetitif yaitu tujuan untuk memperoleh sesuatu yg lebih dari pihak lawan.
c) Tujuan kooperatif yaitu tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
d) Tujuan pemusatan diri yaitu tujuan berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain.
e) Tujuan defentif yaitu tujuan untuk memperoleh hasil tetapi menghindari hal yang negatif.
f) Tujuan kombinasi 2 JENIS NEGOTIATOR
a. Value claimer
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian masing-masing pihak ingin memperoleh kemenangan dan memberikan sedikit jatah kemenangan pada lawannya.
Cara atau taktik yang digunakan:
taktik yang manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi terbatas dan tawar menawar yang alot.
b. Value creator
Negosiasi yang memiliki
tujuanmengutamakan proses yang menguntungkan kedua belah pihak dan mencoba menciptakan mnilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
Cara atau taktik yang digunakan mengembangkan hubungan yang kolaboratif, persuasif,komunikatif menyesuaikan kepentingan kedua belah pihak bersikap ramah dan kooperatif.
KONTEKS ORGANISASI, NEGOSIASI DAPAT TERJADI
1. Negosiasi antara 2 dua orang
Contoh : manajer dengan bawahannya berkaitan dengan penyelesaian suatu proyek yang harus diselesaikan bawahannya.
2. Negosiasi didalam kelompok
Contoh ; mengambil keputusan atas suatu kasus
3. Negosiasi di luar kelompok
Contoh :bagian pembelian produk dengan pemasok yang berkaitan dengan harga, kualitas produk dan tanggal pengiriman produk.
4 UNSUR – UNSUR NEGOSIASI
Ketergantuangan dalam suatu tingkatan, antara pihak-pihak yang terlibat
Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik yang nyata atau konflik yang tersembunyi
Interaksi yang upportunistik (setiap pihak mempunyai keinginan untuk mempengaruhi pihak lain)
Kesepakatan PARADIGMA NEGOSIASI
1. Negosiasi menang – kalah ( win- lose) Sudut pandang klasik adl negosiasi yang memandang bargain (win-lose), jika salah satu pihak menang dan pihak yang lain kalah.
Negosiasi zero-zum adalah negosiasi distributive dengan asumsi : sumberdaya terbatas dan proses negosiasi menentukan siapa yang akan memeperoleh sumberdaya tersebut.
2. Paradigma megosiasi menang – menang
Paradigma masa kini negosiasi (menang-menang)\situasi (win-win) dimana kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil negosiasi tersebut.
Negosiasi positive- sum atau negosiasi integrative
STRATEGI NEGOSIASI INTEGRATIVE a. Menatapkan tujuan lebih tinggi b. Memisahkan antara orang dan
masalah
c. Lebih difokuskan pada kepentingan bukan posisi
d. Memunculkan pilihan pilihan yang menguntungkan kedua belah pihak
KONFLIK
Proses dimana satu pihak memersepsikan pihak lain mengambil (atau akan mengambil) beberapa tindakan yang akan berakibat negatif pada kepentingan utamanya.
Ketidaksesuaian, pertentangan dan permusuhan antara dua atau lebih pihak sebagai hasil dari perbedaan pendapat, keinginan, atau tujuan dari masing-masing pihak.
ELEMEN KUNCI DALAM KONFLIK
Adanya kepentingan berlawanan antara individu atau kelompok
Pengakuan tentang adanya kepentingan yang berlawanan tersebut
Keyakinan dari tiap pihak bahwa pihak lain akan mengancam (sudah
mengancam) kepentingan-
kepentingan mereka
Adanya tindakan-tindakan nyata yang menghasilkan ancaman tersebut TAHAP DALAM KONFLIK
1. Perceived conflict (konflik yang dirasakan) ada ketika ada kesadaran kognitif dari setidaknya satu kelompok bahwa peristiwa telah terjadi atau bahwa kondisi yang ada menguntungkan untuk menciptakan konflik terbuka.
2. Felt conflict (merasakan konflik) merupakan eskalasi yang mencakup keterlibatan emosional. Itu
"dirasakan" dalam bentuk kecemasan, ketegangan, dan/atau permusuhan 3. Manifest conflict (konflik nyata) tidak
hanya dirasakan dan dirasakan, tetapi juga ditindaklanjuti - kelompok yang berkonflik secara aktif terlibat dalam perilaku konflik - mungkin ada
serangan verbal, tertulis bahkan fisik
→ Jauh lebih baik menangani konflik pada tahap awal
CONFLICT RESOLUTION GRID
MANAJEMEN KONFLIK
1. Kuadran Kalah – Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik dan menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut. Kita tidak dapat memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain.
Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi konflik harus dapat segera diselesaikan.
2. Kuadran Menang – Kalah (Persaingan) Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya,
sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak.
Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.
3. Kuadran Kalah – Menang (Mengakomodasi)
Kuadran ketiga yaitu kita kalah - mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan.
Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk
juga mau mengakomodasi
kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama.
4. Kuadran Menang – Menang (Kolaborasi)
Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena
harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya.
Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh. Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut.
KOMUNIKASI EFEKTIF DAN ETIS DI TEMPAT KERJA
KETERAMPILAN KOMUNIKASI
1. Pentingnya Keterampilan Komunikasi untuk Kesuksesan Karir Anda
Survei perusahaan secara konsisten menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi sangat penting untuk penempatan kerja yang efektif, kinerja, kemajuan karir, dan kesuksesan organisasi.
2. Keterampilan Menulis Lebih Penting Dari Sebelumnya
Keterampilan menulis menjadi penting karena banyak orang tidak bekerja sama di satu tempat. Mereka tetap terhubung melalui pesan lisan dan tulisan.
3. Keterampilan Komunikasi Harus Dipelajari
Kita tidak dilahirkan dengan
kemampuan membaca,
mendengarkan, berbicara, dan menulis secara efektif, jadi semua keterampilan ini harus dipelajari.
Salah satu faktor yang bisa Anda kendalikan adalah seberapa baik Anda berkomunikasi.
BERKEMBANG SEBAGAI PEKERJA PENGETAHUAN DI ERA INFORMASI
a. Belajar Berpikir Kritis b. Mengambil alih Karir Anda
c. Mencari Pekerjaan di Pasar Kerja yang Ketat Saat Ini
TREN YANG MEMPENGARUHI ANDA DI TEMPAT KERJA DINAMIS
Persaingan Global yang Meningkat
Meratakan Hirarki Manajemen
Manajemen Berbasis Tim yang Diperluas
Teknologi Komunikasi Inovatif
Lingkungan kerja yang fleksibel atau Work From Anywhere (WFA)
Tenaga Kerja yang Semakin Beragam
Penekanan Baru pada Etik MEMAHAMI PROSES KOMUNIKASI
a. Pengirim Memiliki Ide Proses komunikasi dimulai ketika orang yang menjadi sumber pesan—pengirim—
memiliki ide.
b. Pengirim Mengkodekan Ide dalam Pesan. Ini berarti mengubah ide menjadi kata-kata atau isyarat yang akan menyampaikan makna.
c. Perjalanan Pesan Melalui Saluran Pesan dapat disampaikan melalui komputer, telepon,ponsel, surat,
memorandum, laporan,
pengumuman,gambar, kata yang diucapkan, faks, halaman Web, ataumelalui saluran lain.
d. Penerima Mendekodekan Pesan Hanya ketika penerima memahami arti yang dimaksudoleh pengirim yaitu
berhasil menerjemahkan
pesanbarulah komunikasi terjadi.
e. Umpan Balik Perjalanan ke Pengirim Umpan balik membantu pengirim mengetahui bahwa pesan telah diterima dan dipahami.
MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Hambatan yang Menimbulkan Kesalahpahaman
a. Bypassing (Melewati)
b. Differing Frames of Reference (Kerangka Acuan yang Berbeda) c. Lack of Language Skill (Kurangnya
Ketrampilan Berbahasa) d. Distractions (Gangguan)
2. Mengatasi Hambatan Komunikasi Komunikator yang efektif fokus pada lingkungan penerima dan kerangka acuan. Kesalahpahaman menjadi lebih kecil jika kita menyusun ide secara logis dan menggunakan kata-kata dengan tepat.
BERKOMUNIKASI DALAM ORGANISASI BISNIS
1. Memahami Fungsi Internal dan Eksternal
Komunikasi internal meliputi pertukaran ide dan pesan dengan atasan, rekan kerja, dan bawahan.
Fungsi eksternal melibatkan menjawab pertanyaan tentang produk atau layanan, membujuk pelanggan untuk membeli produk atau layanan, mengklarifikasi spesifikasi pemasok, dll.
2. Tiga fungsi komunikasi bisnis yang utama
untuk menginformasikan
untuk membujuk
untuk mempromosikan itikad baik 3. Beralih ke Interaktif, Seluler, dan
Komunikasi instan
Komunikasi yang lebih interaktif dan cepat seperti e-mail, text messaging, smartphone, voice mail, telepon seluler, dan jaringan Wi-Fi.
Keuntungan dan Kerugian Komunikasi Lisan Keuntungan: Meminimalisir kesalahpahaman karena dapat langsung mengajukan pertanyaan.
Kerugian: tidak menghasilkan catatan tertulis, terkadang membuang waktu, dan mungkin merepotkan.
Kelebihan dan Kekurangan Komunikasi Tertulis
Kelebihan : Memungkinkan komunikator untuk mengembangkan pesan yang terorganisir dan dipertimbangkan dengan baik sehingga memfasilitasi ingatan dan pemahaman penerima.
Kekurangan: Kata-kata yang disimpan dalam hard copy atau soft copy menjadi catatan publik—dan terkadang menjadi hal yang memalukan atau berisiko.
MENINGKATKAN ARUS INFORMASI DALAM ORGANISASI
Saluran Komunikasi Formal
Saluran komunikasi formal umumnya mengikuti rantai komando organisasi. Artinya, pesan berasal dari eksekutif dan mengalir turun melalui manajer ke penyelia dan akhirnya ke karyawan tingkat bawah.
a. Aliran Informasi Ke Bawah, pembuat keputusan melalui rantai komando ke bawahan.
Hambatan ->Distorsi akibat jalur
komunikasi yang panjang
Meningkatkan -> Merestrukturisasi dan Merekayasa ulang diri menjadi unit operasi dan tim kerja yang lebih kecil.
b. Aliran Informasi Keatas
Memberikan umpan balik dari karyawan non-manajemen kepada manajemen.
Hambatan ->Karyawan yang tidak mempercayai atasan cenderung tidak berkomunikasi secara terbuka.
Meningkatkan-> menyewa pelatih komunikasi, melaporkan keluhan pelanggan, pertemuan rutin dengan staf, lingkungan yang dapat dipercaya dan tidak mengancam, dan
menawarkan program insentif untuk umpan balik.
c. Aliran Informasi Horizontal Memungkinkan individu untuk mengkoordinasikan tugas, berbagi informasi, memecahkan masalah, dan menyelesaikan konflik.
Hambatan -> Keterampilan komunikasi yang buruk, prasangka, keterlibatan ego, dan perang wilayah.
Meningkatkan -> melatih karyawan dalam kerja sama tim dan teknik komunikasi, membangun sistem penghargaan berdasarkan pencapaian tim daripada pencapaian individu, dan mendorong partisipasi penuh dalam fungsi tim.
Saluran Komunikasi Informal
Selentingan adalah saluran komunikasi informal yang membawa gosip yang relevan secara organisasi.
a. Menggunakan Grapevine (Komunikasi Selentingan) Secara Produktif
The grapevine dikenal sebagai rumor/gosip.
b. Menanggapi Gosip Kantor Secara Etis Cara mengatasinya adalah dengan
Lari
Akhiri rumor tentang orang lain
Attack rumors about yourself
Jaga Rahasia
Batasi oversharing informasi pribadi
Hindari segala bentuk peremehan rekan kerja Membangun rekan kerja MELIHAT BISNIS DAN ETIKA
Apa itu Etika?
Etika mengacu pada standar konvensional tentang benar dan salah yang menentukan apa yang harus dilakukan orang. Standar ini biasanya terdiri dari hak, kewajiban, dan manfaat bagi masyarakat.
Apa yang Dilakukan Organisasi Bisnis untuk Mendorong Budaya Etis?
Perusahaan menetapkan kode etik, menunjuk petugas kepatuhan etika, dan melembagakan program pelatihan etika. Kode etik biasanya mencakup lima elemen: tanggung jawab, rasa hormat, keadilan, kejujuran, dan kasih sayang.
MENELITI ETIKA DI TEMPAT KERJA
Pebisnis harus memahami prinsip-prinsip etika dasar sehingga dapat mengambil keputusan yang logis saat menghadapi dilema di tempat kerja. Pertimbangkan dilema etika berikut:
1. Pesan email 2. Surat pelanggan 3. Laporan kemajuan 4. Laporan penjualan 5. Presentasi
6. Proposal 7. Resume
SASARAN KOMUNIKATOR BISNIS ETIS
Mematuhi Hukum
Mengatakan yang sebenarnya
Pelabelan Opini
Berkomunikasi dengan jelas
Menggunakan bahasa yang
inklusif
Memberikan credit
HAMBATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Lima perangkap yang dapat membuat pengambilan keputusan yang tepat menjadi lebih sulit:
1. Perangkap Kebutuhan Palsu
2. Perangkap Doktrin-Kerabat-Kotoran 3. Perangkap Rasionalisasi
4. Perangkap Penipuan Diri
5. Perangkap Tujuan Membenarkan Cara TOOLS FOR DOING THE RIGHT THING
1. Apakah tindakan yang Anda pertimbangkan legal?
2. Bagaimana Anda melihat masalah jika Anda berada di pihak yang berlawanan?
3. Apa itu solusi alternatif?
4. Dapatkah Anda mendiskusikan masalah tersebut dengan seseorang yang nasihatnya Anda percayai?
5. Bagaimana perasaan Anda jika keluarga, teman, majikan, atau rekan kerja mengetahui tindakan Anda?
PROFESIONALISME: TIM, BERTEMU, MENDENGARKAN, NONVERBAL, DAN
KETERAMPILAN ETIKA APA YANG DIINGINKAN PENGUSAHA?
Pengusaha ingin setiap tim dapat bekerja secara efisien dan efektif. Merasa nyaman dengan rekan kerja yang beragam, dapat melayani pelanggan dengan baik, perilaku yang baik, dan bekerja dalam tim dengan baik.
BERSIAP UNTUK BEKERJA DENGAN KELOMPOK DAN TIM
Mengapa Membentuk Grup/Tim
Keputusan yang lebih baik
Respon lebih cepat
Peningkatan produktivitas
Buy-in lebih besar
Lebih sedikit resistensi terhadap perubahan
Peningkatan moral karyawan
Mengurangi resiko Contoh Tim yang Efektif
Pembuatan Irisan Pizza Isi Red Baron.
Menampilkan desain segitiga berventilasi yang unik, produk ini memberikan rasa, kenyamanan, dan gaya. Namun untuk menghasilkan produk baru yang inovatif membutuhkan tim lintas fungsi dengan perwakilan dari pengembangan produk, pengemasan, pembelian, dan operasi. Seluruh tim bekerja untuk membentuk ide menjadi produk yang sukses menggunakan mesin yang ada.
Tim Virtual
Berkolaborasi dengan sesama pekerja di kota lain atau negara lain disebut sebagai tim virtual. Ini adalah sekelompok orang yang bekerja secara interdependen dengan tujuan bersama melintasi batas ruang, waktu, dan organisasi menggunakan teknologi.
EMPAT FASE PENGEMBANGAN TIM
Forming
Storming
Norming
Performing
MENGANALISIS PERILAKU TIM YANG POSITIF DAN NEGATIF
Anggota tim yang efektif dapat menganalisis tugas dan mendefinisikan masalah sehingga mereka dapat bekerja menuju solusi. Mereka menawarkan informasi dan mencoba ide-ide mereka pada kelompok untuk merangsang diskusi. Mereka menunjukkan minat pada ide orang lain dengan mendengarkan secara aktif.
Namun, tidak semua kelompok memiliki anggota yang berkontribusi secara positif.
Perilaku negatif ditunjukkan oleh mereka yang terus menerus mengesampingkan ide dan saran orang lain. Mereka menghina, mengkritik, dan menyerang orang lain.
Mereka menyia-nyiakan waktu kelompok dengan menceritakan pencapaian pribadi yang tidak perlu atau topik yang tidak relevan.
Yang juga mengganggu adalah anggota tim yang mundur dan menolak untuk ditarik keluar.
ENAM LANGKAH PROSEDUR UNTUK MENGHADAPI KONFLIK
1. Jadilah orang pertama yang mendengarkan
2. Pahami sudut pandang orang lain.
3. Tunjukkan kepedulian terhadap hubungan.
4. Cari kesamaan. Identifikasi minatmu 5. Temukan opsi pemecahan masalah
baru.
6. Mencapai kesepakatan berdasarkan apa yang adil.
Menghindari Groupthink
Tim yang menderita groupthink gagal memeriksa alternatif, bias dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi, dan mengabaikan risiko dari pilihan yang lebih disukai. Mereka mungkin juga lalai menyusun rencana darurat jika pilihan yang disukai gagal.
MENCAPAI KEPUTUSAN KELOMPOK 1. Mayoritas
2. Konsensus 3. Minoritas 4. Rata – rata
5. Aturan otoritas dengan diskusi KARAKTERISTIK TIM YANG SUKSES
Ukuran Kecil, Riasan Beragam
Kesepakatan tentang Tujuan
Persetujuan tentang Prosedur
Kemampuan Menghadapi Konflik
Penggunaan Teknik Komunikasi yang Baik
Kemampuan untuk Berkolaborasi Daripada Bersaing
MENGHADAPI FACE-TO-FACE MEETING
Memilih peserta
Mendistribusikan informasi rapat
Menggunakan google calender untuk menjadwalkan meeting
Memulai rapat
Memberikan kesempatan kepada setiap anggota
Berpartisipasi Secara Aktif dan Produktif
Menghandel konflik dalam rapat
Mengakhiri dan Menindaklanjuti MENGGUNAKAN PRAKTIK DAN TEKNOLOGI YANG EFEKTIF DALAM RAPAT VIRTUAL
Alat untuk Virtual Meeting:
1. Audioconferencing 2. Videoconferencing
3. Webconferencing
MERENCANAKAN RAPAT VIRTUAL DAN BERINTERAKSI SECARA PROFESIONAL
1. Pertimbangan Premeeting Yang perlu diperhatikan:
Menentukan teknologi apa yang akan digunakan dan memastikan bahwa semua peserta rapat dapat menggunakan teknologi yang sama.
Pengaturan waktu rapat harus sesuai Bagikan materi rapat yang akan digunakan Memastikan peserta rapat bisa datang tepat waktu
2. Aturan Dasar Rapat VIrtual
Misalnya, bagaimana pertanyaan akan diajukan dan dijawab, apakah peserta harus selalu mengaktifkan kamera atau tidak, dan sebagainya.
MENDENGARKAN DI TEMPAT KERJA Kebiasaan Mendengar yang Buruk Penyebab:
Kurangnya pelatihan
Banyaknya distraksi sehingga mengganggu konsentrasi
Pendengar tidak efisien karena dapat memproses ucapan lebih cepat daripada yang dapat diucapkan orang lain
Jenis Mendengar di Tempat Kerja a. Mendengarkan Atasan b. Mendengarkan Rekan Kerja
2 jenis mendengar:
Critical listening Discriminative listening c. Mendengarkan Pelanggan
10 Kunci Membangun Keterampilan Mendengar yang Hebat
Kontrol gangguan eksternal dan internal
Terlibat secara aktif
Pisahkan fakta dan opini
Identifikasi fakta-fakta penting
Hindari menyela
Ajukan pertanyaan klarifikasi
Mengutip untuk meningkatkan pemahaman
Memanfaatkan jeda waktu
Buat catatan untuk memastikan retensi
Waspadai perbedaan gender
BERKOMUNIKASI MELALUI PESAN NON VERBAL
Fungsi Komunikasi Nonverbal
1. Untuk melengkapi dan
mengilustrasikan suatu detail dari komunikasi verbal
2. Untuk memperkuat dan menonjolkan pembicaraan
3. Untuk menggantikan gesture ketika berbicara
4. Untuk mengontrol dan mengatur dalam percakapan
5. Untuk bertentangan dengan lawan BENTUK KOMUNIKASI NON VERBAL
1. Kontak mata 2. Dokumen bisnis 3. Waktu
4. Wilayah 5. Tempat
6. Postur dan gestur 7. Penampilan orang
MENGEMBANGKAN KEUNGGULAN
KOMPETITIF DENGAN KETERAMPILAN PROFESIONALISME DAN ETIKET BISNIS Ciri Profesionalisme dalam Berkomunikasi :
1. Kebiasaan berbicara yang berpendidikan dan halus
2. Saat menulis email, tidak menggunakan singkatan dan menulis subjek
3. Alamat email menyertakan nama atau ekspresi yang lugas, relevan, dan positif
4. Pesan suara yang dikirim menyebutkankan nama lalu meninggalkan pesan yang jelas 5. Saat bertelepon, tidak ada distraksi 6. Mematikan notifikasi telepon dan
pesan selama rapat
7. Mengirim pesan teks bisnis yang sesuai bila hanya diperlukan
Cara Beretiket:
Gunakan kata yang sopan
Ungkapkan penghargaan dan pujian yang tulus
Selektif dalam berbagi pribadi informasi
Jangan merendahkan orang
Hormati ruang rekan kerja 6. Hindari kata kasar
Berhati-hatilah saat berbagi ruang dan peralatan dengan orang lain
Menghindari konflik
Menghormati pendapat orang lain