• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep dasar dan urgensi pendidikan kewarganegaraan

N/A
N/A
maya

Academic year: 2025

Membagikan "konsep dasar dan urgensi pendidikan kewarganegaraan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DASAR DAN URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Civic Education”

Dosen Pengampu:

Hanes Puji Pangestu, M.Pd.I

Oleh:

I’is Ngaini (06) Nur Martya Isnaini (07)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH (MD) SEMESTER I

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI) INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

(IAI PD) NGANJUK TAHUN 2021

(2)

i

KONSEP DASAR DAN URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Civic Education”

Dosen Pengampu:

Hanes Puji Pangestu, M.Pd.I

Oleh:

I’is Ngaini (06) Nur Martya Isnaini (07)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH (MD) SEMESTER I

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI) INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

(IAI PD) NGANJUK TAHUN 2021

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrahiim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang.

Pada dasarnya makalah yang penulis sajikan ini akan mengupas tentang

”Konsep Dasar dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan kririk, saran, dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada Bapak Hanes Puji Pangestu, M.Pd.I sebagai Dosen Pembimbing Mata Kuliah Civic Education dan teman-teman, serta semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dan para pembaca. Aamiin ya robbal’alamin.

Nganjuk, 29 Oktober 2021

Penulis

(4)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ... 1 B. Rumusan masalah ... 1 C. Tujuan ... 1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan kewarganegaraan ... 2 B. Sumber historis, sosiologis dan politik tentang pendidikan

kewarganegaraan di Indonesia ... 3 C. Urgensi dan pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk maha siswa

dan generasi muda ... 5

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 7 B. Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan adalah konsep multidimensional yang dimaksudkan untuk meletakkan dasar pengetahuan tentang masyarakat, berpartisipasi dalam proses kehidupan bermasyarakat secara menyeluruh, dan secara umum tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik.

Pada masa ini, generasi muda sudahlah tidak memahami dasar Negara, nilai, norma serta ideology suatu Negara. moral mereka sudah bertolak belakang dengan apa yang menjadi dasar pemikiran masyarakat Indonesia.

sudah tidak mencintai produk dalam negeri, menghabiskan waktu untuk hal yang mewah dan hal yang lain yang tidak sesuai dengan identitas bangsa.

Maka dari itulah, pendidikan pancasila atau pendidikan kewarganegaraan sebagai sarana pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa dan generasi muda, disitulah mengapa konsep dasar dan urgensi pendidikan kewarganegaraan sangat lah menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pendidikan kewarganegaraan?

2. Apa sumber historis, Sosiologis, Dan Politik Tentang pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia?

3. Bagaimana urgensi dan pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk mahasiswa dan generasi muda?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan kewarganegaraan.

2. Untuk mengetahui sumber historis, sosiologis, dan politik tentang pendidikan kewarganegaraan di indonesia.

3. Untuk mengetahui urgensi dan pentingnya pendidikan kewarganegaraan untuk mahasiswa dan generasi muda.

(6)

2 BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan berawal dari istilah “Civic Education” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan pada akhirnya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Berikut beberapa pengertian menurut para ahli:

1. Menurut Soedijarto

Soedijarto berpendapat bahwa pengertian pendidikan kewarganegaraan ialah pendidikan politik yang bertujuan demi membantu peserta didik agar mejadi seorang warga negara yang memiliki pengetahuan politik secara dewasa serta mampu berpartisipasi dalam membangun sistem politik yang demokrasi (Henney, 2016).

2. Menurut Merphin Panjaitan

Pengertian Pendidikan kewarganegaraan ialah sebuah pendidikan demokrasi, yang memiliki sebuah tujuan dalam mendidik generasi penerus supaya jadi warga negara yang memiliki jiwa yang demokratis serta partisipatif melalui pendidikan yang berbasis dialogial.

3. Menurut Kerr

Pengertian Pendidikan kewarganegaraan memiliki sebuah definisi yang luas dalam perumusannya, melingkupi tahapan penyiapan generasi penerus bangsa yang memiliki peran serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus, pendidikan kewargganegaraan merupakan segala materi yang ada dalam persekolahan, pengajaran dan belajar, sebagai bagian dari proses mempersiapkan warga Negara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan kewarganeraaan memiliki sebuah pengertian sebagai suatu upaya yang dilakukan secara sadar oleh seseorang secara terencana guna mencerdaskan kehidupan seseorang tersebut dan juga orang lain. Sesungguhnya hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan

(7)

3

sebuah tata aturan dan pelaksanaan pendidikan yang bertumpu pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa Indonesia yang secara nyata tertuang didalam UUD 1945. Dan dalam pengembangannya merupakan cara melestarikan budaya bangsa yang bernilai luhur.

B. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIK TENTANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

1. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Dimensi Historis

Secara historis, pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka.

Dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa walaupun belum menamakan Indonesia. Setelah berdiri Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan lain seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dan organisasi lainnya yang tujuan akhirnya ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda.

Pada tahun 1928, para pemuda yang berasal dari wilayah Nusantara berikrar menyatakan diri sebagai bangsa Indonesia, bertanah air, dan berbahasa persatuan bahasa Indonesia. Pada tahun 1930-an, organisasi kebangsaan baik yang berjuang secara terang-terangan maupun diam-diam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Secara umum, organisasi organisasi tersebut bergerak dan bertujuan membangun rasa kebangsaan dan mencita-citakan Indonesia merdeka.

Indonesia sebagai Negara merdeka yang dicita-citakan adalah negara yang mandiri yang lepas dari penjajahan dan ketergantungan terhadap kekuatan asing. Inilah cita-cita yang dapat dikaji dari karya para Pendiri Negara-Bangsa (Soekarno dan Hatta).

Akhirnya Indonesia merdeka setelah melalui perjuangan panjang, pengorbanan jiwa dan raga, pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan

(8)

4

Indonesia. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, melepaskan diri dari penjajahan, bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan karena ternyata penjajah belum mengakui kemerdekaan dan belum ikhlas melepaskan Indonesia sebagai wilayah jajahannya.

Oleh karena itu, periode pasca kemerdekaan Indonesia, tahun 1945 sampai saat ini, bangsa Indonesia telah berusaha mengisi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui berbagai cara, baik perjuangan fisik maupun diplomatis. Perjuangan mencapai kemerdekaan dari penjajah telah selesai, namun tantangan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang hakiki belumlah selesai. Dari penyataan ini tampak bahwa proses perjuangan untuk menjaga eksistensi negara-bangsa, mencapai tujuan nasional sesuai cita-cita para pendiri negara-bangsa (the founding fathers), belumlah selesai bahkan masih panjang.

2. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Dimensi Sosiologis

Dalam dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untukmenjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa. Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh Mr. Soepardo, Mr. M.

Hoetaoeroek, Soeroyo Warsid, Soemardjo, Chalid Rasjidi, Soekarno, dan Mr.

J.C.T. Simorangkir. Pada cetakan kedua, Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan, Prijono (1960), dalam sambutannya menyatakan bahwa setelah keluarnya dekrit Presiden kembali kepada UUD 1945 sudah sewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan nasional. Tim Penulis diberi tugas membuat buku pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hakhak warga negara Indonesia dan sebab-sebab sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Prijono, buku Manusia dan Masjarakat Baru Indonesia identik dengan istilah “Staatsburgerkunde” (Jerman), “Civics

(Inggris), atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).

(9)

5

Oleh karena itu, diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air. PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para pemimpin Negara bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.

Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang telah dinyatakan merdeka. pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh para pejuang, serta kyai-kyai di pondok pesantren yang mengajak umat berjuang mempertahankan tanah air merupakan PKn dalam dimensi sosial kultural. Inilah sumber PKn dari aspek sosiologis.

3. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Dimensi Politik

Secara politik, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957);

(2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato- pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character building” bangsa Indonesia.

C. URGENSI DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MAHASISWA DAN GENERASI MUDA

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ada di perguruan tinggi. Mata kuliah Kewarganegaraan (Civic Education) pada masa sekarang haruslah betul-betul dimaknai sebagai jalan yang diharapkan akan mampu mengantarkan mahasiswa dan khususnya bangsa Indonesia

(10)

6

menciptakan demokrasi, good governance, negara hukum dan masyarakat madani di Indonesia sebagaimana yang di idealkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Mata kuliah ini, diharapakan mampu

 membentuk sikap dan perilaku mahasiswa yang mengerti dan menghargai Hak Asasi Manusia, dalam koridor penunaikan hak dan kewajiban tiap individu sebagai warga negara Indonesia juga sebagai masyarakat madani (civil society) yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis.

 Dapat meningkatkan kualitas keilmuan dan wawasan mengenai kepentingan publik dan kewarganegaraan serta mengerti problematika kontemporer bangsa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di era global, sehingga para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan bangsa, mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap pemecahan masalah, bukan menjadi bagian dari problem itu sendiri.

 Terbentuknya mahasiswa selaku warga negara yang memiliki wawasan dan keilmuan, sikap dan perilaku yang berparadigma Pancasila, Nasionalisme Indonesia yang tepat, berindentitas nasional, memberikan konstribusi bagi pembangunan bangsa dan negara dalam konsep negara bangsa Indonesia.

Pemahaman akan sistem politik dan sistem pemerintahan Indonesia yang konstitusional akan mampu memberikan arti penting bagi mahasiswa dan setiap warga negara dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara yang konstitusional (Wicaksono, 2021).

(11)

7 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan kewarganegaraan merupakan sebuah tata aturan dan pelaksanaan pendidikan yang bertumpu pada nilai-nilai pendidikan karakter bangsa Indonesia yang secara nyata tertuang didalam UUD 1945. Dan dalam pengembangannya merupakan cara melestarikan budaya bangsa yang bernilai luhur.

2. Secara historis, Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh sebelum Indonesia di proklamasikan sebagai negara merdeka.

Dalam sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun1908 disepakati sebagai hari kebangkitan nasional karena pada saat itulah dalam diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa walaupun belum menamakan Indonesia.

Secara sosiologis, PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para

pemimpin negara bangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.

Secara politis, Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam Pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasikan dari pernyataan soemantri (1972) bahwa pada masa orde lama mulai dikenal istilah:

Kewarganegaraan (1957)

Civics (1962)

Pendidikan kewarganegaraan (1968) B. Saran

Dengan diselesaikannya makalah ini kelompok 1 berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Selanjutnya kelompok 1 juga mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas dalam penulisan makalah ini.

(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

Henney, H. (2016, November 22). 10 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Para Ahli. Dipetik November Rabu, 2021, dari guruppkn.com:

https://guruppkn.com/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan-menurut- para-ahli

Wicaksono, R. (2021, Februari Selasa). Pentingnya Mata Kuliah

Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Dipetik November Rabu, 2021, dari www.timesindonesia.co.id:

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/326520/pentingnya-mata- kuliah-kewarganegaraan-di-perguruan-

tinggi#:~:text=Mata%20kuliah%20Kewarganegaraan%20(Civic%20Educ ation,yang%20di%20idealkan%20oleh%20seluruh

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis : Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoyo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.. Dengan

sudah sesuai dengan kurikulum yang dipakai dan sesuai kebijakan sekolah. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Lingkungan Sekolah

PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM DINAMIKA SOSIAL POLITIK PADA JENJANG PERGURUAN TINGGI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Jurnal Pendidikan Tambusai 7125 Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Awal Pembentuk Moral Bangsa Siswa Sekolah Dasar Dwi Wulandari1, Dinie Anggraeni Dewi2, Yayang Furi

WARGA NEGARA, KEWARGANEGARAAN, PKN Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber- sumber pengetahuan lainnya,

Dokumen ini membahas tentang konsep dasar kurikulum dan dimensi

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan berperan penting dalam pembentukan pribadi anak terutama pada sekolah dasar yang meliputi: 1 Membentuk watak

Dokumen ini berisi tentang konten mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas VIII semester 2 dengan kurikulum