RESUME
KONSEP DASAR FARMAKOLOGI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi Dosen Pengampu:
Dr. dr. Anggi Gayatri, SpFK.
OLEH:
SITI REGINA WATI (P3.73.20.2.24.092)
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
JANUARI 2025
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KONSEP DASAR FARMAKOLOGI ... 3
A. Farmakologi ... 3
B. Farmakognosi ... 3
C. Farmasi ... 3
D. Farmakokinetik ... 4
E. Farmakodinamik ... 4
F. Farmakoterapi ... 5
G. Toksikologi ... 5
H. Fase Farmakokinetik ... 6
1. Absorbsi Obat ... 6
2. Distribusi Obat ... 6
3. Metabolisme Obat (Biotransformasi) ... 6
4. Ekskresi Obat ... 6
I. Fase Farmakodinamik ... 6
1. Mekanisme Kerja Obat ... 6
2. Efek Obat ... 7
3. Efek Samping ... 7
4. Efek Teratogen ... 7
5. Efek Toksis ... 7
DAFTAR PUSTAKA ... ii
KONSEP DASAR FARMAKOLOGI A. Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan. Ilmu ini melibatkan pemeriksaan interaksi zat kimia dengan sisten kehidupan. Hal itu bertujuan untuk memahami sifat obat dan tindakannya, termasuk interaksi antara molekul obat dan reseptor obat serta bagaimana interaksi ini menimbulkan efek.
Farmakologi sering digambarkan sebagai ilmu jembatan karena menggabungkan pengetahuan dan keterampilan dari sejumlah disiplin ilmu dasar, termasuk fisiologi, biokimia, dan biologi sel dan molekuler.
B. Farmakognosi
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmasi yang mempelajari tentang obat-obatan alami, terutama dari tumbuhan. Kata ‘Farmakognosi’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu “pharmakon” yang berarti obat, dan “gnosis” yang berarti pengetahuan. Jadi, farmakognosi secara harfiah dapat diartikan sebagao pengetahuan tentang obat-obatan (Zunic dkk, 2017)
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmasi yang berfokus pada penelitian, identifikasi, karaktersisasi, dan pemahaman senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam bahan-bahan alam, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta bagian-bagian dari bahan-bahan tersebut yang digunakan dalam pengobatan dan terapi (Cahlikova dkk, 2020; Orhan, 2014; Sarker, 2012) C. Farmasi
Diperkirakan, kata farmasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu
“Pharmacon” yang berarti racun atau obat. Farmasi merupakan praktisi kesehatan yang terdiri dari temuan, dikembangkan, diproduksi, diolah, komposisi obat, dan pendistribusian obat. Ruang lingkup pelayanan kefarmasian tidak hanya mencakup pelahyanan kefarmasian tradisional seperti peracikan dan penyerahan obat, tetapi juga pelayanan klinis, evaluasi khasiat dan keamanan obat, serta penyediaan obat termasuk pelayanann kefarmasian yang relevan dan mutakhir.
Silverman dan Lee dalam bukunya, “Pills, Profits, and Politics”, menyatakan bahwa farmasis adalah orang yang membantu seorang dokter dalam
menyiapkan resep obat. Farmasis menentukan obat yang tepat, cara meminumnya dalam waktu yang teoat dan menginformasikan kepada pasien untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan kenapa obat itu harus digunakan, baik dengan resep dokter maupun tidak.
D. Farmakokinetik
Farnakokinetik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari proses yang terjadi pada obat di dalam tubuh setelah pemberian obat, termasuk penyerapan, distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Secara lebih rinci, farmakokinetik membahas perubahan kuantitatif obat dalam tubuh sejak saat obat dimasukkan ke dalam sistem biologis hingga akhirnya dieksresikan.
Penyerapan adalah proses di mana obat masuk ke dalam sistem peredaran darah dari tempat pemberian (seperti mulut, injeksi, atau kulit). Penyerapan dioengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sifat fisikokimia obat, bentuk sediaan, dan kondisi fisiologis individu. Distribusi adalah proses di mana obat didistribusikan ke berbagai jaringan, orgam, dan cairan tubuh setelah diserap.
Faktor yang mempengaruhi distribusi meliputi aliran darah, permeabilitas membran, dan afinitas obat terhadap jaringan tertentu. Metabolisme adalah proses kimia di mana obat diubah menjadi metavokit (produk turunan) oleh enzim di dalam tubuh. metabolisme dapat terjadi di berbagai organ, terutama hati dan daoat mengaktivasi, menginaktivasi, atau mengubah obat menjadi bentuk yang lebih mudah diekskresikan. Eliminasi adalah proses penghilangan ibat dan metabolit dari tubuh, terutama melalui ginjal dan urin. Kecepatan eliminasasi obat dapat diukur dengan meggunakan parameter seperti “half-life” (waktu paruh) dan clearance.
E. Farmakodinamik
Farmakodinnamik adalah cabbang ilmmu farmakologi yang mempelajari bagaimana obat berinteraksi dengan target molekuler dalam tubuh dan menghasilkan efek farmakologis. Konsep pertama farmakodinamik adalah reseptor, reseptor adalah komponen molekuler di dalam tubuh yang berinteraksi dengan obat dan memediasi respons biologis. Reseptor dapat berupa protein, seperti reseptor enzimatik, reseptor ion, atau reseptor terhubung ke protein G.
Ketika obat berikatan dengan reseptor, terjadi perubahan struktural atau aktivitas yang memicu respons biologis yang diinginkan. Konsep kedua, obat dapat memiliki berbagai mekanisme aksi. Mekanisme aksi ini melibatkan interaksi obat dengan target molekuler tertentu di dalam tubuh. Beberapa contoh mekanisme aksi obat meliputi agonisme, antagonisme, modulasi alosterik penghambatan enzim, atau penghambatan reseptor. Konsep ketiga, farmakonidamik juga melibatkan studi tentang respons biologis terhadap obat.. Faktor yang mempengaruhi respons biologis terhadao obat meliputi sensitivitas indivisu, faktor genetic, kondisi kesehatan, dan interaksi obat lainnya.
F. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah sub ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang penanganan penyakit melalui penggunaan obat. Dalam ilmu ini obat- obatan digunakan untuk membuat diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara menyembuhkan suatu penyakit. Selain itu, farmakoterapi juga mempelajari khasiat obat pada berbagai penyakit, bahaya yang dikandungnya, kontraindikasi obat, pemberian obat yang tepat. Bagian instrumen ilmu pengetahuan yang menyertai farmakoterapi adalah terapi operasi, terapi radiasi, terapi fisik.
Ilmu farmakoterapi melibatkan hampir seluruh cabang ilmu obat-obatan, dan mengintegrasikan multidisiplin ilmu pengetahuan seperti ilmu kimia. Dalam dunia industri, farmakoterapi banyak memberikan keuntungan bagi para wirausahawan tiap tahunnya, industri farmakoterapi dapat menginvestasikan miliyaran rupiah dalam bisnis pengembangan obat-obatan.
G. Toksikologi
Toksikologi adalah studi tentenang efek buruk bahan kimia (termasuk obat-obatan) pada sistem kehidupan dan cara untuk mencegah atau memperbaiki efek tersebut. Toksikologi merupakan studi tentang efek merugikan dari agen/bahan kimia atau fisik terhadap sistem biologi atau makhluk hidup dan lingkungan. Agen tersebut dapat secara alami bersifat racun atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh (xenobiotik). Xenobiotik merupakan bahan kimia yang disintesis dengan tujuan yang berbeda. Pemanfaatan xenobiotik berbeda- beda tergantung dari tujuannya. Salah satu pengembangan xenobiotik di bidang farmasi
adalah obat-obat. Namun xenobiotik yang merugikan juga dapat dikembangkan di bidang industri, contohnya adalah pestisida yang bersifat racun yang berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia (Klaassen, 2019).
H. Fase Farmakokinetik 1. Absorbsi Obat
Penyerapan adalah proses di mana obat masuk ke dalam sistem peredaran darah dari tempat pemberian (seperti mulut, injeksi, atau kulit).
Penyerapan dioengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sifat fisikokimia obat, bentuk sediaan, dan kondisi fisiologis individu.
2. Distribusi Obat
Distribusi adalah proses di mana obat didistribusikan ke berbagai jaringan, orgam, dan cairan tubuh setelah diserap. Faktor yang mempengaruhi distribusi meliputi aliran darah, permeabilitas membran, dan afinitas obat terhadap jaringan tertentu.
3. Metabolisme Obat (Biotransformasi)
Metabolisme adalah proses kimia di mana obat diubah menjadi metavokit (produk turunan) oleh enzim di dalam tubuh. metabolisme dapat terjadi di berbagai organ, terutama hati dan daoat mengaktivasi, menginaktivasi, atau mengubah obat menjadi bentuk yang lebih mudah diekskresikan.
4. Ekskresi Obat
Eliminasi adalah proses penghilangan ibat dan metabolit dari tubuh, terutama melalui ginjal dan urin. Kecepatan eliminasasi obat dapat diukur dengan meggunakan parameter seperti “half-life” (waktu paruh) dan clearance.
I. Fase Farmakodinamik 1. Mekanisme Kerja Obat
Istilah mekanisme kerja adalah istilah farmakologis yang umum digunakan saat membahas oengobatan atau obat-obatan. Istilah ini merujuk pada cara kerja obat pada tingkat molekuler dalam tubuh.
Obat yang bersifat agonis mengaktifkan reseptor yang diikatnya.
Ikatan ini akan meningkatkan atau menurunkan aktivitas di dalam sel. Obat antagonis melakukan hal yang sebaliknya; obat ini akan memblokir reseptor dan mencegah agonis alami di dalam tubuh untuk mengikat.
2. Efek Obat
Obat dapat diserap oleh tubuh. Faktor formulasi dan rute pemberian obat dapat menentukan jenis efek obat. Pada dua faktor ini, efek obat dibedakan menjadi efek sistemik dan efek lokal. Efek sistemik berarti bahwa obat beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sedangkan efek lokal berarti bahwa obat hanya memberikan efek pada bagian tubuh tertentu yang diberi pengobatan.
3. Efek Samping
Efek samping adalah efek obat yang tidak diinginkan terjadi selama pemberian obat. Penyebab utama dari efek samping adalah terjadinya interaksi antara molekul obat dengan tempat kerjanya. Efek samping muncul ketika suatu reseptor obat menyebar secara luas ke berbagai jaringan tubuh dan tidak mengarah ke jaringan tubuh yang spesifik. Suatu jenis obat dapat memiliki jumlah efek samping yang lebih banyak dibandingkan dengan efek terapinya.
4. Efek Teratogen
Efek teratogen adalah efek obat yang menyebabkan kecacatan pada janin. Jenis kecacatan antara lain berupa fokomelia. Bagian yang cacat adalah bagian tangan karena berbentuk sepeti tangan singa laut atau tidak berbentuk sama sekali. Efek teratogen juga menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh seperti mata, telinga, jantung, saluran pencernaan atau saluran kemih. Timbulnya efek teratogen akibat pemberian obat teratogen pada ibu yang sedang dalam masa kehamilan.
5. Efek Toksis
Efek toksik adalah efek obat yang muncul pada pemakaian obat dengan dosis yang tinggi. Semakin tinggi dosis makan semakin besar efek toksik yang dihasilkan. Hal yang sama berlaku ketika dosis obat diturunkan, maka efek toksik yang dihasilkan semakin berkurang.
ii
DAFTAR PUSTAKA
A, N., Ruslin, I. Q., & Muhsen. (2024). Mengenal Farmakokinetik dan Farmakodinamik pada Farmakologi. 2-3.
Arviani, D. L., Suyudi, R. I., & Indrayanti. (2023). FARMAKOGNOSI; Menelusuti Rahasia Obat dari Alam. Yayasan Kita Menulis.
Ervianingsih., dkk. (2022). Dasar Ilmu Farmasi. Gowa: Tohar Media.
ETFLIN. Pengenalan farmakokinetik. ETFLIN. Diakses pada 11 Januari 2025, dari https://etflin.com/education/pengenalan-farmakokinetik
P2K STIKOM. Efek obat. P2K STIKOM. Diakses 11 Januari 2025, dari https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Efek_obat
P2K STEKOM. Farmakoterapi. P2K STEKOM. Diakses pada 11 Januari 2025, dari https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Farmakoterapi
Riana, Elisa Nurma., dkk. (2023). Toksikologi Dasar. Yayasan Kita Menulis.
University of Texas Health Science Center at San Antonio. (n.d.). What is
pharmacology? University of Texas Health Science Center at San Antonio.
Diakses pada 11 Januari 2025, dari https://lsom.uthscsa.edu/pharmacology/what- is-pharmacology/
University of Toronto. (n.d.). Science of pharmacology and toxicology. University of Toronto. Diakses pada 11 Januari 2025, dari
https://pharmtox.utoronto.ca/science-pharmacology-toxicology
Verywell Mind. (2023, August 3). Meaning of mechanism of action in healthcare.
Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/meaning-of-mechanism-of- action-in-health-care-425245