MAKALAH PENDIDIKAN DAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
“KONSEP DASAR PENDIDIKAN & KESEHATAN GIGI DAN KONSEP PERILAKU &
PERILAKU KESEHATAN”
DOSEN PENGAMPU:
drg. Vonny N. S. Wowor, M.Kes DISUSUN OLEH:
Ruth Rispauli Abigail Sitompul 220111030016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik sampai dengan selesai.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut. Selain itu, penulis menyadari bahwa pendidikan dan perilaku kesehatan gigi sangat penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan, terutama di kalangan masyarakat yang belum mendapat pendidikan tentang kesehatan gigi.
Bagi penulis, merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Manado, 30 Mei 2024
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan... 1
BAB II ... 2
ISI ... 2
2.1 Konsep Dasar Pendidikan dan Kesehatan Gigi ... 2
2.1.1 Konsep Dasar Pendidikan ... 2
2.1.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan ... 2
2.1.3 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan Gigi ... 3
2.2 Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan... 4
2.2.1 Konsep Perilaku ... 4
2.2.2 Konsep Perilaku Sehat ... 6
BAB III ... 8
PENUTUP... 8
3.1. Kesimpulan... 8
3.2 Saran ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk kesehatan secara menyeluruh dan peningkatan kualitas hidup. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut dapat mencegah penyakit rongga mulut dan peningkatan kualitas hidup seseorang. Memelihara kesehatan gigi dan mulut meliputi menyikat gigi, flossing, dan mengatur pola makan. Kesadaran seseorang akan pentingnya kesehatan gigi terlihat dari pengetahuan yang ia miliki. Berdasarkan data RISKESDAS 2018, kondisi kesehatan gigi masyarakat Indonesia cenderung tidak baik. Dari hasil survei kesehatan yang melibatkan 2.132 dokter gigi itu didapat, 57,6% penduduk Indonesia mengakui mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya 10,2% yang mendapat penanganan medis gigi.
Kesadaran pentingnya kesehatan gigi terlihat dari pengetahuan yang tepat, namun kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan timbulnya sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Gigi adalah bagian tubuh yang penting dan perlu dijaga kebersihannya agar tidak menjadi kotor dan sehat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pendidikan dan kesehatan gigi?
2. Bagaimana konsep perilaku dan perilaku kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami konsep dasar pendidikan dan kesehatan gigi.
2. Untuk memahami konsep perilaku dan perilaku kesehatan.
2
BAB II ISI
2.1 Konsep Dasar Pendidikan dan Kesehatan Gigi 2.1.1 Konsep Dasar Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membentuk manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab, sehingga melahirkan generasi yang tangguh. Menurut Undang-Undang Pendidikan Indonesia No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung proses pembelajaran aktif. Dalam proses ini, peserta didik mengembangkan potensi pribadi, pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia yang dilaksanakan secara dinamis, sistematis, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang jelas.
2.1.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar mengajar pada individu atau kelompok masyarakat tentang nilai-nilai kesehatan sehingga mampu mengatasi masalah kesehatan. Terdapat prinsip-prinsip pendidikan kesehatan untuk menunjang program-program kesehatan :
a. Immidiate impact : perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat b. Intermediate impact : berpengaruh pada perilaku kesehatan
Berikut merupakan klasifikasi ruang lingkup pendidikan kesehatan berdasarkan dimensi sasarannya, yaitu :
a. Pendidikan Kesehatan Individual b. Pendidikan Kesehatan Kelompok c. Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Berikut merupakan klasifikasi ruang lingkup pendidikan kesehatan berdasarkan dimensi tempat pelaksanaannya, yaitu :
a. Pendidikan Kesehatan di Sekolah = murid sekolah
3
b. Pendidikan Kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas = pasien atau keluarga pasien c. Pendidikan Kesehatan di Tempat Kerja = buruh atau karyawan.
Berikut merupakan klasifikasi ruang lingkup pendidikan kesehatan berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Five Level of Prevention), yaitu :
a. Health Promotion b. Spesific Protection
c. Early Diagnosis & Prompt Treatment d. Disability Limitation
e. Rehabilitation
2.1.3 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan Gigi
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi- tingginya, ini merupakan penerapan konsep pendidikan dan konsep sehat. Perubahan perilaku individu bias terjadi secara alamiah dan terencana yang dilaksanakan secara sistematis, tujuan dari pendidikan kesehatan gigi yaitu :
a. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi
b. Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
c. Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut d. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah
e. Menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam memberikan penyuluhan langsung, bila diperlukan dapat saja dilakukan melalui Puskesmas.
Pendidikan kesehatan gigi dapat dilakukan berdasarkan Five Level of Prevention dari Leavel & Clark, yaitu :
a. Health Promotion : Untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi
b. Spesific Protection : Memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk memeliharan kesehatan gigi terutama untuk daerah yang berlum menyadari pentingnya pemeliharaan gigi.
4
c. Early Diagnosis & Prompt Treatment : Diperlukan karena rendahnya pengetahuan &
kesadaran masyarakat mengenai kesehatan gigi, sehingga mereka membiarkan giginya yang bermasalah dan mengakibatkan kondisi yang lebih parah.
d. Disability Limitation : Diperlukan karena masyarakat yang penyakitnya sudah parah dan jika tidak dirawat bias berdampak pada kecacatan.
e. Rehabilitation : Untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengembalikan fungsi gigi yang telah hilang agar menghindari dampaknya bagi kondisi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.
2.2 Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan 2.2.1 Konsep Perilaku
Secara umum, perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku manusia adalah bentuk perbuatan atau tingkah laku yang berdasarkan pengalaman dan menghasilkan kebiasaan. Skinner, seorang ahli psikologi, mengemukakan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar. Dalam perspektif biologis, perilaku manusia meliputi berbagai tindakan atau aktivitas, seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan lain-lain. Walgito dan Notoatmodjo juga mengungkapkan bahwa perilaku atau aktivitas meliputi perilaku yang nampak dan tidak nampak. Perilaku manusia adalah hasil dari pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perilaku manusia dapat dilihat dari sudut pandang apakah perilaku itu tepat dan sesuai dengan situasi kehidupannya atau tidak tepat dan salah.
Tingkah laku tepat maupun tingkah laku salah sama-sama merupakan hasil belajar. Karena tingkah laku salah adalah hasil belajar, tingkah laku yang salah dapat dihapus dan diganti dengan tingkah laku yang tepat melalui proses belajar.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Persepsi merupakan perubahan perilaku seseorang, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objek yang diamati sama.
5
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses pembentukkan dan atau perubahan perilaku manusia, yaitu :
a. Faktor Intern : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi.
b. Faktor Ekstern : lingkungan sekitar baik fisik maupun non-fisik (iklim, manusia, sosial- ekonomi, kebudayaan,dsb).
Terdapat 2 jenis perilaku, yaitu perilaku refleksif dan non-refleksif : a. Perilaku Refleksif
Perilaku yang terjadi secara spontan terhadap stimulus. Perilaku ini terjadi secara otomatis tanpa melalui pusat kesadaran; langsung timbul respon melalui afektor.
Perilaku ini tidak dapat dikendalikan.
b. Perilaku Non Refleksif
Perilaku ini dapat dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran (otak).
Terdapat 2 macam bentuk perilaku/respon individu, diantaranya : a. Bentuk Pasif/Respon Internal (Covert Behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih terselubung.
Respon yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat orang lain. (cth : pengetahuan, sikap)
b. Bentuk Aktif (Overt Behaviour)
Tindakan nyata seseorang sebagai respon terhadap stimulus. Perilaku yang jelas dapat dilihat/observasi secara langsung.
Metode pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 metode, diantaranya : a. Conditioning (Kebiasaan)
Metode ini dilakukan dengan cara membiasakan diri berperilaku seperti yang diharapkan dan akan terbentuk perilaku baru.
b. Insight (Pengertian)
Metode ini berdasarkan teori belajar kognitif oleh Kohler (belajar berdasarkan pengertian).
c. Model (Contoh)
Metode ini dilakukan dengan didasari atas social learning theory atau observasional learning theory oleh Bandura(1977).
6
Berikut merupakan proses pembentukan perilaku yang dibagi menjadi 5 tahap, yaitu : a. Awareness (Kesadaran) : individu menyadari ari mengetahui stimulus/objek.
b. Interest (Ketertarikan) : individu mulai tertarik pada stimulus.
c. Evaluation (Evaluasi) : individu menimbang-nimbang baik/tidaknya stimulus bagi dirinya.
d. Trial (Mencoba) : individu mencoba perilaku baru.
e. Adoption (Adopsi) : individu telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2.2.2 Konsep Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah suatu perilaku yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Perilaku sehat meliputi berbagai aspek, seperti pola makan yang seimbang, aktivitas fisik yang cukup, tidur yang cukup, serta penghindaran dari perilaku yang berbahaya bagi kesehatan. Perilaku sehat dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat, serta dukungan dari lingkungan dan masyarakat. Pendidikan yang efektif dapat membantu individu memahami pentingnya perilaku sehat dan bagaimana cara mengembangkan perilaku tersebut. Dukungan dari lingkungan dan masyarakat juga sangat penting dalam membantu individu mempertahankan perilaku sehat.
Perilaku kesehatan dapat dilakukan berdasarkan :
a. Health Prevention : Respon untuk melakukan pencegahan penyakit (cth: perilaku untuk tidak menularkan penyakit).
b. Health Promotion : Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (cth : makanan bergizi, olahraga).
c. Perilaku terhadap Sakit Penyakit : Bagaimana manusia berespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit penyakit dan sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit (Five Level of Prevention).
d. Health Seeking Behaviour : Perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan (cth : usaha untuk mengobati sendiri, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern maupun tradisional).
7
e. Nutrition Behaviour : Respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
f. Perilaku terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan : Respon seseorang terhadap system pelayanan kesehatan baik modern maupun tradisional (cth : respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, dan obat-obatan).
g. Health Rehabilitation Behaviour : Perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit (cth : melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter).
8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk membentuk manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab, sehingga melahirkan generasi yang tangguh. Menurut Undang-Undang Pendidikan Indonesia No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung proses pembelajaran aktif.
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar mengajar pada individu atau kelompok masyarakat tentang nilai-nilai kesehatan sehingga mampu mengatasi masalah kesehatan.
Pendidikan kesehatan dapat diklasifikasikan berdasarkan dimensi sasarannya, tempat pelaksanaannya, dan tingkat pelayanan kesehatan.
Pendidikan kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya. Tujuan dari pendidikan kesehatan gigi adalah memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi, mengingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, menjelaskan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut, menanamkan perilaku sehat sejak dini, dan menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam memberikan penyuluhan langsung.
Pendidikan kesehatan gigi dapat dilakukan berdasarkan Five Level of Prevention dari Leavel &
Clark, yaitu health promotion, spesific protection, early diagnosis & prompt treatment, disability limitation, dan rehabilitation.
Perilaku manusia adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup dan berdasarkan pengalaman serta menghasilkan kebiasaan. Skinner mengemukakan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar. Perilaku manusia meliputi berbagai tindakan atau aktivitas, seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja, dan lain-lain.
Walgito dan Notoatmodjo juga mengungkapkan bahwa perilaku atau aktivitas meliputi perilaku yang nampak dan tidak nampak. Perilaku manusia adalah hasil dari pengalaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi proses pembentukkan dan atau perubahan perilaku manusia, yaitu faktor intern (pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi) dan
9
faktor ekstern (lingkungan sekitar baik fisik maupun non-fisik). Terdapat dua macam bentuk perilaku/respon individu, yaitu bentuk pasif/respon internal (covert behaviour) dan bentuk aktif (overt behaviour). Metode pembentukan perilaku dibagi menjadi tiga metode, yaitu conditioning (kebiasaan), insight (pengertian), dan model (contoh).
Perilaku sehat adalah suatu perilaku yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Perilaku kesehatan dapat dilakukan berdasarkan beberapa aspek, seperti health prevention, health promotion, perilaku terhadap sakit penyakit, health seeking behaviour, nutrition behaviour, perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, dan health rehabilitation behaviour.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada kesehatan gigi dan mulut diperlukan penyuluhan untuk menambah ilmu tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Bagi petugas kesehatan, untuk lebih meningkatkan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut agar masyarakat bisa memahami bahwa menjaga kesehatan gigi itu penting bagi kehidupan masyarakat. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pada kategori pendidikan rendah, mengenai kebisaan menyikat gigi yang baik dan benar dengan melakukan penyuluhan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurafifah, Selina, Insanuddin. 2020. Tingkat Pengetahuan Mengenai Cara Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Komunitas PKH (Program Keluarga Harapan) di Desa Cidadap Kabupaten Subang. Diploma Thesis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Rachma, Noura. 2023. Pola Perilaku Santriawti Pengguna Aplikasi Tik Tok di Pondok Pesantren Syarif Hidayatullah Kota Kediri. Institut Agama Islam Negeri Kediri.
.