Ekologi Desa ; Membangun Desa Berbasis Ekologi
- NOVITA WULANDARI -
KONSEP EKOLOGI DESA
• Keadaan sosial dan lingkungan, merupakan unsur penting dalam membangun Indonesia, baik tatanan pemerintah pusat dan daerah.
Hal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan merumuskan dan memasukkan prinsip-prinsip dasar Wilayah Kelola Rakyat atau disebut juga Desa Ekologi.
• Dalam perspektif ekologi, hubungan keterkaitan dan
ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan supaya stabil dan seimbang (homeostatis).
Lanjutan konsep ekologi desa
• Desa Ekologi sebagai sebuah pendekatan penting bagi upaya perbaikan pengelolaan desa sebagai pendukung utama pembangunan nasional.
• Desa Ekologi juga diartikan sebagai sebuah sistem kelola wilayah pedesaan yang terpadu dan melibatkan seluruh pihak baik dalam proses tata kuasa, kelola, produksi, dan konsumsi.
• Membangun Desa berbasis Ekologi perlu untuk mengenali dan
mengembangkan keberadaan sistem agroforestri yang telah
dipraktekkan petani sejak dulu kala berupa menanam pepohonan di
lahan pertanian.
INDEKS DESA MEMBANGUN
•
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi/ Lingkungan. Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju Desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan Desa untuk mensejahterakan kehidupan Desa.
•
Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa harus
menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan
budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan
berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai
dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
Lanjutan...
• Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian
Desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan
dukungan Dana Desa serta Pendamping Desa. Indeks Desa
Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan
dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari
Pemerintah sesuai dengan partisipasi Masyarakat yang berkorelasi
dengan karakteristik wilayah Desa yaitu tipologi dan modal sosial.
LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
2. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun, 3. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2021,
4. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa No.398.4.1 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Keputusan
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa No. 201
Tahun 2020 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa.
DESA :
KECAMATAN :
KABUPATEN :
NAMA KELOMPOK : 1.
2.
N
O DIMENSI INDIKATOR KETERANGAN EKONOMI PRODUKSI DESA PERTANIAN,
PERKEBUNAN AKSES DISTRIBUSI AKSES JALAN AKSES PUSAT
PERDAGANGAN PASAR TRADISIONAL AKSES LEMBAGA
KEUANGAN PERBANKAN (BRI, BNI) LEMBAGA EKONOMI BUMDES
KETERBUKAAN
SOSIAL KESEHATAN RS, KLINIK, PENDIDIKAN SD, SMP,SMA
MODAL SOSIAL LSM, KELOMPOK TANI, DSB
PEMUKIMAN
NO DIMENSI INDIKATOR KETERANGAN
LINGKUNGA
N KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP AGAMA, RAS/SUKU, DEMOGRAFI
WILAYAH POTENSI RAWAN BENCANA ?
PENENTUAN STATUS IDM
N
O URAIAN KETERANGAN 1 Desa Sangat
Tertinggal : IDM ≤ 0,4907 2 Desa Tertinggal : 0,4907 < IDM ≤
0,5989 3 Desa
Berkembang : 0,5989 < IDM ≤ 0,7072
4 Desa Maju : 0,7072 < IDM ≤ 0,8155
5 Desa Mandiri : IDM > 0,8155
• Klasifikasi terhadap status desa
tersebut bertujuan untuk
penetapan status perkembangan
dan rekomendasi terhadap
intervensi kebijakan yang perlu
dilakukan. Pendekatan dan
intervensi yang dapat diterapkan
pada Status Desa Sangat
Tertinggal akan berbeda tingkat
afirmasi kebijakannya
dibandingkan dengan Status Desa
Tertinggal.
Skema Pemutakhiran Data IDM 2022
Pemutakhiran Data Status Perkembangan Desa melibatkan beberapa pihak dari Satker Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Daerah (DPMD), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA), Kepala Desa serta Tenaga Pendamping
Profesional baik dari Tenaga Ahli Pendamping Provinsi (TA Provinsi), Tenaga Ahli Pendamping Kabupaten (TA
Kabupaten), Pendamping Desa Kecamatan (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD).
RINCIAN TUGAS
•
Pendamping Lokal Desa (PLD) melakukan pendampingan pengisian kuisioner IDM di masing – masing Desa dampingan secara benar dan sesuai fakta data di lapangan;
•
Kepala Desa mengisi kuisioner IDM secara benar dan sesuai fakta data di lapangan didampingi oleh Pendamping Lokal Desa (PLD), kemudian Kepala Desa
menandatangani Berita Acara Pengukuran IDM bersama Pendamping Lokal Desa (PLD), Berita Acara dimaksud disampaikan oleh Pendamping Lokal Desa (PLD) kepada Pendamping Desa (PD) Kecamatan dalam bentuk softcopy dan hardcopy.
• Pendamping Desa (PD) Kecamatan
mengkoordinir dan membantu Pendamping Lokal Desa (PLD) dalam melakukan
pendampingan pengisian kuisioner oleh Kepala Desa, kemudian merekap hasil status desa dan dalam bentuk Berita
Acara, selanjutnya membawa Berita Acara untuk diverifikasi oleh Camat.
• Camat menandatangani Berita Acara
Pengukuran IDM bersama Pendamping Desa (PD), selanjutya Berita Acara dimaksud disampaikan oleh Pendamping Desa (PD) kepada TA Kabupaten dalam bentuk
softcopy dan hardcopy.
LANJUTAN..
• Tenaga Ahli (TA) Kabupaten mengontrol Pendamping Desa (PD) Kecamatan dalam mengkoordinir dan membantu Pendamping Lokal Desa (PLD), serta merekap hasil status desa pada tingkat kabupaten dalam bentuk Berita Acara softcopy dan hardcopy, selanjutnya membawa Berita Acara untuk diverifikasi oleh DPMD Kabupaten dan BAPPEDA Kabupaten;
• DPMD Kabupaten dan BAPPEDA Kabupaten menandatangani Berita Acara Pengukuran IDM bersama Tenaga Ahli (TA) Kabupaten, selanjutya Berita Acara dimaksud disampaikan oleh Tenaga Ahli (TA) Kabupaten kepada Tenaga Ahli (TA) Provinsi dalam bentuk softcopy dan hardcopy.
• Tenaga Ahli (TA) Provinsi bertanggungjawab melakukan monitoring Tenaga Ahli (TA) Kabupaten dalam mengontrol Pendamping Desa (PD) Kecamatan, merekap data status desa di tingkat Provinsi dan menyerahkan hasil dalam bentuk Berita Acara softcopy dan hardcopy, selanjutnya membawa Berita Acara untuk diverifikasi oleh DPMD Provinsi dan Bappeda Provinsi;
• DPMD Provinsi dan BAPPEDA Provinsi menandatangani Berita Acara Pengukuran IDM bersama Tenaga Ahli (TA) Provinsi, selanjutya Berita Acara dimaksud disampaikan oleh Tenaga Ahli (TA) Provinsi kepada Direktorat
Jenderal Pembangunan dan Pembangunan Masyarakat Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi disertai rekap status desa tingkat Provinsi dalam bentuk softcopy dan hardcopy.
• Tenaga Ahli (TA) Provinsi menyampaikan softcopy Berita Acara melalui email: [email protected] dengan subject (kode provinsi) (nama provinsi) contoh:
11 ACEH, sedangkan hardcopy yang sudah diverifikasi oleh DPMD Provinsi dan BAPPEDA Provinsi disampaikan ke Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan
Perdesaan, Jl. TMP Kalibata No.17, Jakarta Selatan,12750, DKI Jakarta, Indonesia.
Apa Saja Bagian – Bagian dalam Pengisian Kuesioner IDM
• Identitas Petugas : dilengkapi dengan identitas petugas pengisi kuesioner terdiri dari nama, tanggal pengisian dan nomor telp/ hp petugas,
• Identitas Desa : dilengkapi dengan identitas informan sebagai perangkat desa, informasi umum mengenai Desa, mulai dari lokasi, informasi Kepala Desa beserta jajarannya serta informasi umum lainnya,
• Data Geografi, Topografi dan Demografi : dilengkapi dengan pengisian luas wilayah Desa dan Hutan Desa pada bagian Data Geografi; Jenis Wilayah Desa pada Data Topografi; jumlah total penduduk,
• Dimensi Sosial : dilengkapi dengan data pada bagian kesehatan yang terdiri dari data ketersediaan sarana kesehatan
• Dimensi Ekonomi : dilengkapi dengan data terkait keragaman produksi masyarakat desa, akses ke pusat perdagangan, akses distribusi / logistik, akses Lembaga keuangan, ketersediaan Lembaga ekonomi, dan keterbukaan wilayah,
• Dimensi Ekologi : dilengkapi dengan data terkait kondisi lingkungan dan potensi bencana,
LANJUTAN
• Aktivitas Desa : dilengkapi dengan data terkait ketersediaan Pendamping Lokal Desa, jumlah Pendamping Lokal Desa di kecamatan, jumlah anggota Kader pembangunan Masyarakat Desa yang aktif, jumlah anggota Tim Perumusan RPJMDes yang aktif, ketersediaan kebun gizi di Desa yang dimanfaatkan masyarakat, sumber pangan yang paling sering dikonsumsi masyarakat desa dan terdapat peraturan desa mengenai kesehatan dan pendidikan,
• Sumber Pendapatan Desa : dilengkapi dengan data terkait PAD (Pendapatan Asli Desa) Tahun Sekarang, PAD Tahun Sebelumnya, Dana Desa Tahun Sekarang, Dana Desa Tahun Sebelumnya, Bantuan Provinsi Tahun Sekarang, Bantuan
Provinsi Tahun Sebelumnya, Bantuan Kabupaten/Kota Tahun Sekarang, dan Bantuan Kabupaten/ Kota Tahun Sebelumnya,
• Aset dan Kekayaan Desa : dilengkapi dengan data terkait asset dan infrastruktur yang ada di Desa diantaranya tanah, bangunan Kantor Desa, Balai Desa, bangunan Desa lainnya, Pasar Hewan, Pasar Pelelangan Ikan, Pasar Pelelangan Hasil Pertanian, Pasar Desa lainnya dan asset Desa lainnya. Disamping itu, dilengkapi juga dengan data penyebaran informasi APBDes disebarkan ke masyarakat,
• Total Belanja APBDes : dilengkapi dengan data terkait bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa tahun Sebelumnya dan Sekarang, bidang pelaksanaan pembangunan Desa tahun Sebelumnya dan Sekarang, bidang pembinaan kemasyarakatan Desa tahun Sebelumnya dan Sekarang, bidang pemberdayaan masyarakat Desa tahun Sebelumnya dan Sekarang, bidang penanggulangan bencana, keadaan mendesak dan darurat Desa tahun Sebelumnya dan Sekarang,
• Jarak, Waktu dan Biaya Desa ke Kecamatan dan Kabupaten : dilengkapi dengan data terkait jarak kantor Desa ke kantor Camat dan waktu tempuhnya, total biaya transportasi dari kantor Desa ke kantor Camat, jarak kantor Desa ke kantor Bupati/Walikota dan waktu tempuhnya, serta total biaya transportasi dari kantor Desa ke kantor Bupati/ Walikota.